Disusun Oleh:
SUPRIADI.S
A31114004
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
Puji syukur Senantiasa Kami panjat kan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan HinayahNya sehingga Modul
pengauditan internal ini dengan judul "Model-model Kontrol Internal" dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana dapat kami selesaikan secara tepat waktu.
Kami selaku penyusun berharap modul ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan serta semoga dapat membantu pembaca untuk lebih memahami
materi pengauditan internal khususnya mengenai model-model kontrol internal.
Kami mernyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik
dari sisi materi maupun dari sisi mekanisme penulisanya.Oleh kerena itu kami sangat
mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan berupa
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan modul ini.
Penyusun
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….3
BAGIAN II-PENDAHULUAN…………………………………………………………7
BAGIAN IV-LATIHAN………………………………………………………………37
BAGIAN V-RANGKUMAN………………………………………………………….38
1. Model-model Kontrol.Internal
2. Strategi Penentuan Risiko.
3. Survei Pendahuluan.
4. Program Audit.
5. Pekerjaan Lapangan 1.
6. Pekerjaan Lapangan 2.
7. Temuan Audit.
8. Kertas Kerja Audit.
9. Sampling Audit.
10. Metode Analisis.
11. Audit Sistem Informasi.
12. Laporan Audit Menajemen Eksekutif dan Dewan Komisaris.
C.SASARAN PEMBELAJARAN
1. Mampu Melaksanakan Proses Pengauditan Internal Dan Penyusunan Laporan
Audit Internal Secara Profesional.
2. Mampu Membuat Prosedur Pemeriksaan Internal.
3. Mampu Memahami Struktur Pengendalian Intern Perusahaan.
4. Mampu Mengunakan Pengetahuan Akuntnsi Dan Komputerisasi
A.SASARAN PEMBELAJARAN
Secara umum modul ini membahas tentang cara memahami definisi audit
internal,model-model kontrol internal,manfaat kontrol internal,sistem kontrol internal
serta,karakteristik kontrol internal.
D.URUTAN PEMBAHASAN
F.PETUNJUK BELAJAR
Agar mahasiswa dapat menguasai serta memahami materi dalam modul ini,
maka kami menyarangkan untuk mengikuti petunjuk berikut ini:
MATERI PEMBELAJARAN
Dilihat dari definisi di atas, unsur penting dalam pelaksanaan auditing adalah proses
perolehan serta pengevaluasian bukti-bukti dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Bukti-bukti yang diperoleh baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan
digunakan sebagi bahan evaluasi sehingga hasil audit lebih objektif. Kriteria-kriteria
yang ditetapkan digunakan sebagai tolak ukur auditor untuk memberikan pendapatnya
yang kemudian dituangkan ke dalam laporan audit. Laporan audit harus dapat memberi
informasi kepada para pengguna akan tingkat kesesuaian dari informasi tersebut
dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan.
Jika dilihat dari pihak yang melakukan pemeriksaan, terdapat dua kelompok auditor
yaitu auditor internal dan auditor eksternal. Kedudukan dan tanggung jawab di antara
Definisi ini tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga
mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Definisi tersebut juga
memadukan persyaratan-persyaratan signifikan yang ada di Standar dan menangkap
lingkup yang luas dari auditor internal modern yang lebih menekankan pada
penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan risiko, tata kelola, dan kontrol.
Definisi lain menurut Sukrisno (2004:221) mengenai internal audit sebagai berikut :
Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan,
baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan
terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap
peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.
Definisi awal
Pentingnya kontrol audit bagi auditor ( atau pengecekan internal seperti disebut
pertama kali) diakui oleh L.R. Dicksee pada awal tahun 1905. Ia mengatakan bahwa
sistem pengecekan internal yang layak bisa menghilangkan kebutuhan akan audit yang
terperinci. Menurutnya kontrol dapat dibagi menjadi 3 elemen yang terdiri atas :
pembagian kerja, penggunaan catatan akuntansi, dan rotasi pegawai. Menurut George E.
Bennett tahun 1930 pengecekan internal adalah koordinasi dari sistem akun-akun dan
prosedur perkantoran yang berkaitan sehingga seseorang karyawan selain mengerjakan
tugasnya sendiri juga secara berkelanjutan mengecek pekerjaan karyawan yang lain
untuk hal-hal tertentu yang rawan kecurangan.
Model COSO
Komponen ini meliputi sikap manajemen disemua tingkatan terhadap operasi secara
umum dan konsep control secara khusus.Hal ini mencakup,etika,kompetensi,serta
integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Juga tercakup struktur
organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen.
Komponen ini telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal yang terus
berkembang.Penentuan risiko mencakup penentuan risiko disemua aspek organisasi dan
penentuan kekuatan organisasi melalui risiko.COSO juga menambahkan pertimbangan
tujuan disemua bidang operasi untuk memastikan bahwa semua bagian organiasi
bekerja secara harmonis.
Pengawasan
Model COCO
Tujuan
Komitmen
Kemampuan
Seperti yang telah dikemukakan bahwa Internal Auditing merupakan salah satu unsur
daripada pengawasan yang dibina oleh manejemen, dengan fungsi utama adalah untuk
menilai apakah pengawasan intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Kontrol tidak perlu dibatasi secara eksklusif. Juga tidak perlu terikat atau
memiliki daftar “apa saja yang tidak bisa dilakukan oleh kontrol”. Kontrol dapat
Kontrol yang baik tidak hanya melindungi organisasi, tetapi juga karyawan.
Manajemen bertanggung jawab secara moral bahwa tidak ada celah untuk melakukan
kecurangan . Kebanyakan karyawan akan menghargai operasi yang dikendalikan
dengan baik. Kelemahan kontrol menimbulkan celah dan memudahkan karyawan
untuk mengajukan alasan: karena manajemen juga tidak memerhatikan, kenapa kita
tidak melakukan kecurangan? Misalnya, penumpukan tugas semua bagian operasi di
tangan satu orang adalah berbahaya tidak baik untuk organisasi dan juga untuk masing-
masing individu.
Dengan melaksanakan kontrol melalui laporan dan verifikasi yang objektif oleh
auditor pemilik bisa yakin bahwa tanggung jawab yang dibebankan kepada manajer
telah dilaksanakan dengan baik. Lebih lanjut, dengan menerapkan system kontrol yang
tepat, manajer sebagai agen dapat memberikan keyakinan yang memadai kepada
pemilik mengenai pengelolaan perusahaan yang telah dijalankan.
Sawyer (2005:32) menyebutkan fungsi internal audit bagi manajemen sebagai berikut :
Sarana kontrol meliputi orang, peraturan, anggaran, jadwal, dan analisis komponen –
kompeonen lainnya. Bila digabungkan, elemen – elemen ini akna membentuk sistem
kontrol. Sistem tersebut dapat memiliki subsistem – subsistem dan bisa juga menjadi
bagian dari sistem yang lebih besar, semua sistem itu beroperasi secara harmonis untuk
memenuhi satu atau lebih tujuan bersama. Sistem tersebut bbisa berbentuk tertutup atau
Sistem usaha biasanya lebih kompleks, namun cara kerjanya tetap sama. Sistem
lingkaran tertutup yang lebih umum, seperti sistem pemesanan ulang persediaan, diseut
sistem umpan balik (feedback system). Seperti halnya yang berlaku pada termostat,
keluaran (dalam hal ini lingkungan) dibandingkan dengan suatu standar sehingga
diperoleh respon yang tepat. Semua sistem operasi memiliki bagian – bagian dasar yang
terdiri atas masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output).
Untuk mengendalikan proses sehingga output tetap memenuhi standar yang digunakan,
ada dua elemdn yang harus ditambahkan – control dan umpan balik.
Kontrol
Pemrosesan
Masukan keluaran
Umpan Balik
Pentingnya Kontrol
Kontrol menjadi lebih penting bagi organisasi – organisasi besar. Manajer tidak
dapat mengawasi secara pribadi segala sesuatu yang menjadi tanggungjawabnya.
Jadi mereka harus mendelegasikan kewenangannya kebawahan yang berfungsi
sebagai wakilnya. Bawahan tersebut akna diberi tanggung jawab untuk
melaksanakan tugasnya. Seiring dengan pemberian tanggung jawaban muncul pula
akuntabilitas, yang memerlukan bahan bukti bahwa tugas yang dibebankan telah
diselesaikan. Bukti tersebut biasanya dalam laporan yang membandingkan hasil
aktual dengan yang direncanakan. Inilah yang disebut kontrol dasar (basic control).
Merancang sistem kontrol untuk memastikan bahwa tugas yang diselesaikan dan
tujuan dicapai merupakan tanggung jawab manajemen. Manajer bertanggung jawab
untuk menetapkan kontrol, mempertahankannya, memodifikasi apa yang harus
diubah, dan memerhatikan informasi yang diberikan oleh sistem kontrol.
Standar-Standar Operasi
Standar produksi
Standar akuntansi biaya
Standar tugas
Standar industri
Standar historis
Standar “estimasi terbaik”.
Selain standar operasi yang merupakan bagian dari system kontrol, terdapat
kerangka standar yang harus diikuti system kontrol itu sendiri. Standar-standar ini
adalah
a. Standar-standar Umum
Keyakinan yang Wajar :Kontrol harus memberikan keyakinan yang
wajar bahwa tujuan kontrol internal akan dicapai.
Perilaku yang Mendukung : Manajer dan karyawan harus memiliki
perilaku yang mendukung kontrol internal.
Integritas dan Kompetensi : Orang-orang yang terlibat dalam
pengoperasian kontrol internal harus memiliki tingkat profesionalitas,
integritas pribadi dan kompetensi yang memadai untuk melaksanakan
kontrol guna mencapai tujuan kontrol internal.
Tujuan Kontrol : Tujuan kontrol yang spesifik, komprehensif, dan
wajar harus ditetapkan untuk setiap aktivitas organisasi.
Pengawasan Kontrol : Manajer harus terus menerus mengawasi
keluaran yang dihasilkan oleh system kontrol mengambil langkah-
langkah tepat terhadap penyimpangan yang memerlukan tindakan
tersebut.
b. Standar-standar Rinci
Dokumentasi : Struktur, semua transaksi, dan kejadian signifikan harus
didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi tersebut harus siap
tersedia.
Pencatatan Transaksi dan Kejadian dengan Layak Dan Tepat
Waktu
b. Ekonomis
Kontrol harus memberikan keyakinan yang wajar dalam mencapai hasil yang
diinginkan dengan biaya minimum dan dengan efek samping yang paling rendah.
Keseimbangan antara hal-hal yang dihasilkan dari kontrol internal dengan proteksi
tidak selalu bisa diukur dengan objektif. Beberapa kontrol bisa jadi diwajibkan
karena pertimbangan keamanan, lingkungan, situasi yang sensitif, atau reputasi
yang meningkat. Jadi, dalam beberpa hal, manajemen mungkin perlu menggunakan
pertimbangan yang subjektif saat menentukan ketat tidaknya sistem kontrol yang
akan diterapkan.
c. Akuntabilitas
d. Penerapan
Kontrol harus diterapkan pada saat yang paling efektif, yaitu sebagai berikut:
e. Fleksibilitas
f. Menentukan penyebab
Tindakan korektif yang diambil segera bias dilakukan bila kontrol tidak hanya
mengidentifikasi masalah tetapi juga penyebabnya. Penanganan standar bias
disiapkan dan dilaksanakan bila kontrol bias menentukan penyebab kesulitan.
Tidak ada tindakan korektif yang benar-benar efektif kecuali bila penyebabnya
diketahui. Misalnya adalah sistem akuntansi biaya yang memungkinkan berbagai
elemen biaya dan kuantitas diidendifikasi dan dibandingkan dengan standar. Jadi,
varians dalam biaya produk atau kuantitas dapat ditelusuri ke masing-masing
elemen jika terjadi penyimpangan dari standar.
g. Kelayakan
Kontrol bisa menjadi usang. Sistem atau tujuan yang semula direncankan bisa
berubah, tetapi tidak demikian dengan kontrol. Oleh karena itu, kontrol harus
diawasi agar tetap relevan. Kontrol bisa jadi tidak merespons kebutuhan.
Akibatnya, kontrol bisa menjadi tidak produktif. Apalagi, informasi yang diberikan
kontrol bisa jadi tidak dipahami, atau bisa juga diberikan ke orang yang tidak tepat,
atau bisa juga terlalu rumit sehingga tidak bermanfaat.
Orang biasanya menolak kontrol, terutama bila mereka tidak ikut dalam
perancangannya atau tidak memahami tujuan yang akan dicapai. Juga, kontrol yang
dianggap tidak wajar dapat melumpuhkan kreativitas dan inidiatif. Di samping itu,
bila kontrol menjadi dasar penghargaan atau hukuman, maka orang-orang yang
terkena imbasnya bisa menganggapnya sebagai penghalang.
Begitu traktor penjaga di gerbang pabrik, penjaga akan mencatat waktu mobil
meninggalkan pabrik di label. Seorang penjaga di tempat penjualan akan
memasukkan waktu tiba. Kedua catatan tersebut kemudian akan dibandingkan.
Perbedaan yang signifikan antara standar dan waktu akan diperiksa. Di atas
kertas, sistem kontrol kelihatan mengandung semua komponen dari sistem kontrol
yang memadai.
a) Organisasi
b) Kebijakan
c) Prosedur
d) Personalia
e) Akuntansi
Akuntansi merupakan sarana yang sangat penting untuk kontrol keuangan pada
aktivitas dan sumber daya. Akuntansi merupakan “penjaga gawang” keuangan
dalam organisasi.
f.) Penganggaran
g.) Pelaporan
Yaitu jika kontrol dianggap terlalu berat, menghabiskan biaya, atau tidak
diinginkan, manajemen tidak akan menerapkannya atau justru menghilangkannya.
Jika situasi menyebabkan resiko, manajemen akan berinisiatif untuk memutuskan
apakah akan menerapkan kontrol atau mengambil resiko.
Hukum Kanada
Audit kontrol
Auditing COSO
Risiko kontrol (control risk) merupakan elemen yang substansial dari daerah
resiko yang luas. Risiko control adalah kemungkinan bahwa control yang telah
Dalam setiap empat fungsi manajemen, kreteria kinerja yang dapat diterima
memang dibutuhkan, yang jika dipenuhi, akan memberikan keyakinan yang
memadai bahwa tujuan akan tercapai. Untuk perencanaan aktivitas penelitian dan
pengembangan membutuhkan prosedur-prosedur formal untuk mengedalikan
pembuatan rencana pengembangan produk, begitu pula aktivitas pembelian akan
membutuhkan prosedur-prosedur formal untuk mengawasi pemilihan pemasok
potensial.
Kontrol, meskipun dibuat dengan cermat , tidak selalu mencapai tujuan yang
diinginkan. Meskipun control dirancang untuk membantu manajer melakuka
pekerjaannya dengan lebih baik, banyaknya manajer memandang control sebagai
ancaman, sebuah tantangan yang harus diatasi.Aldag dan Stearns mendefinisikan
empat reaksi terhadap system control.
Efek yang disfungsional ini merupakan gabungan dari proses teknis, prilaku dan
administratif seperti:
Perbedaan pribadi
Kontrol yang berlebihan
Tujuan yang saling bertentangan
Dampak terhadap kekuatan dan status
Apati
Keletihan
Penolakan dari eksekutif
Komplesitas
Aspek efisensi
Daftar aspek –asfek disfungsional dari operasi control ini harus djadikan alat
pengecekan bagi auditor yang ingin menelaah system control.
Auditor internal harus ingat bahwa audit yang baik tidak bisa dihafal dan
dilakukan diluar kepala. Tidak ada dua organisasi yang benar-benar sama. Juga
tidak ada organisasi yang sama baik pada masa ini maupun pada masa yang lalu.
Auditor internal harus menelaah control internal menggunakan cara pandang
manajemen serta tetap mempertimbangkan orang, waktu, lingkungan , risiko dan
kondisi.
LATIHAN
a) Uji kelengkapan.
b) Uji keabsahan.
c) Uji batas.
d) Keseluruhan Kontrol.
3.Kontrol yang telah digambarkan sebagai sistem tertutup yang terdiri atas enam
elemen.Tentukan satu dari elemen tersebut.
4.Kontrol yang mencegah agen pembelian hanya menyukai pemasok tertentu saja dalam
melalkukan pembelian adalah:
5.Ketentuan bahwa pembelian dilakukan dari pemasok yang termasuk dalam daftara
pemasok merupakan contoh dari;
a) Kontrol prevemtif.
b) Kontrol detektif.
c) Kontrol korektif.
d) Kontrol pengawasan.
RANGKUMAN
Audit merupakan suatu proses sistematis yang secara obyektif memperoleh dan
mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian
ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang
telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Kontrol tidak perlu dibatasi secara eksklusif. Juga tidak perlu terikat atau
memiliki daftar “apa saja yang tidak bisa dilakukan oleh kontrol”. Kontrol dapat
membantu manajer. Pendapat yang berkembang saat ini menyatakan bahwa kontrol
haruslah menjadi sarana positif untuk membantu manajer mencapai tujuan dan sasaran.
Auditor internal harus memiliki keahlian dalam hal kontrol operasi sebagaimana
keahlian yang dimiki dalam control akuntansi dan keuangan. Kontrol yang tidak
memadai atau tidak efektif pada departmen produksi atau pemasaran dapat
menyebabkan kerugian dalam dolar yang lebih besar dibandingkan departemen
akuntansi . Jutaan dolarterbuang percuma akibat program yang tidak efektif.
BAGIAN VI
TES FORMATIF
Soal Essai.
UMPAN BALIK
Kegiatan umpan balik diberikan dalam bentuk latihan soal pilihan ganda,dengan
jumlah soal sebanyak 5 dengan kriteria penilaian soal dengan jawaban benar akan
mendapatkan nilai 20 sedangkan soal dengan jawaban yang salah akan mendapatkan
nilai 0.Tingkat keberhasilan dari pemahaman mahasiwa dalam mempelajari meteri
modul ini,kemudian akan ditentukan dengan pembobotan sebagai berikut:
Bagi mahasiswa yang mendapatkan nilai (D) kurang maupun nilai (C)
cukup,sebaiknya dapat mengulangi materi pembelajaran dalam modul ini,baik
memmpelajari kembali materi secara keseluruhan maupun hanya mempelajari materi-
materi yang masih sulit untuk dipahami,dan kami menyarankan agar melakukan
kegiatan diskusi dengan teman lainya,dan bagi mahasiwa yang telah mendapatkan nilai
A ( Sangat Baik) maupun nilai B (Baik) agar kiranya bersedia membantu mahasiswa
lain yang masih belum terlalu mengerti dengan meteri pembelajaran dalam modul ini.
BAGIAN VIII
DAFTAR PUSTAKA
Sawyer, Lawrence, at all. 2005. Sawyer’s Internal Auditing 5 editition, Florida : The
Institute of Internal Auditors.Jakarta:Salemba Empat.
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-audit-internal-definisi.html
(Diakses selasa,19 September 2017 Pukul 21.55 WITA)