Anda di halaman 1dari 43

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL

“MODEL-MODEL KONTROL INTERNAL”

Disusun Oleh:

SUPRIADI.S
A31114004

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur Senantiasa Kami panjat kan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan HinayahNya sehingga Modul
pengauditan internal ini dengan judul "Model-model Kontrol Internal" dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana dapat kami selesaikan secara tepat waktu.

Kami selaku penyusun berharap modul ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan serta semoga dapat membantu pembaca untuk lebih memahami
materi pengauditan internal khususnya mengenai model-model kontrol internal.

Kami mernyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik
dari sisi materi maupun dari sisi mekanisme penulisanya.Oleh kerena itu kami sangat
mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan berupa
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan modul ini.

Makassar, 23 Oktober 2017

Penyusun

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 2


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………….1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….3

BAGIAN I-TINJAUAN MATA KULIAH…………………………………………….5

BAGIAN II-PENDAHULUAN…………………………………………………………7

BAGIAN III-MATERI PEMBELAJARAN…………………………………………35

BAGIAN IV-LATIHAN………………………………………………………………37

BAGIAN V-RANGKUMAN………………………………………………………….38

BAGIAN VI-TES FORMATIF………………………………………………………39

BAGIAN VII-UMPAN BALIK……………………………………………………..40

BAGIAN VIII – KUNCI TES FORMATIF …………………………………………42

BAGIAN IX -DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….43

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 3


BAGIAN I

TINJAUAN MATA KULIAH

A.DESKRIPSI MATA KULIAH

Sebagaimana yang tercantum dalam GBRP,mata kuliah ini mempelajari


mengenai model-model internal kontrol,strategi penentuan risiko,survei
pendahuluan,program audit,pekerjaan lapangan 1,pekerjaan lapangan 2,temuan
audit,kertas kerja audit,sampling audit,motedo analisis,audit sistem informasi, serta
laporan audit menajemen eksekutif dan dewan komisaris.

B.KEGUNAAN MATA KULIAH

Untuk menambah pemahaman mahasiswa mengenai:

1. Model-model Kontrol.Internal
2. Strategi Penentuan Risiko.
3. Survei Pendahuluan.
4. Program Audit.
5. Pekerjaan Lapangan 1.
6. Pekerjaan Lapangan 2.
7. Temuan Audit.
8. Kertas Kerja Audit.
9. Sampling Audit.
10. Metode Analisis.
11. Audit Sistem Informasi.
12. Laporan Audit Menajemen Eksekutif dan Dewan Komisaris.
C.SASARAN PEMBELAJARAN
1. Mampu Melaksanakan Proses Pengauditan Internal Dan Penyusunan Laporan
Audit Internal Secara Profesional.
2. Mampu Membuat Prosedur Pemeriksaan Internal.
3. Mampu Memahami Struktur Pengendalian Intern Perusahaan.
4. Mampu Mengunakan Pengetahuan Akuntnsi Dan Komputerisasi

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 4


5. Mampu Bekerja Sama,Baik Sebagai Pimpinan Maupun Sebagai Anggota
Kelompok ( Tim Audit).
D.URUTAN PENYAJIAN
1. Model-model Kontrol Internal.
2. Strategi Penentuan Risiko.
3. Survei Pendahuluan.
4. Program Audit.
5. Pekerjaan Lapangan 1.
6. Pekerjaan Lapangan 2.
7. Temuan Audit.
8. Kertas Kerja Audit.
9. Sampling Audit.
10. Metode Analisis.
11. Audit Sistem Informasi.
12. Laporan Audit Menajemen Eksekutif dan Dewan Komisaris.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 5


BAGIAN II-PENDAHULUAN

MODEL-MODEL KONTROL INTERNAL

A.SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan,mahasiswa mampu untuk:

1. Mampu Memahami Definisi Audit Internal.


2. Mampu Memahami Model-model Kontrol Internal.
3. Mampu Memahami Manfaat Kontrol Internal.
4. Mampu Memahami Sistem Kontrol Internal.
5. Mampu Memahami Karakteristik Kontrol Internal.

B.RUANG LINGKUP BAHAN MODUL

Secara umum modul ini membahas tentang cara memahami definisi audit
internal,model-model kontrol internal,manfaat kontrol internal,sistem kontrol internal
serta,karakteristik kontrol internal.

C.MANFAAT MEMPELAJARI MODUL

Setelah mempelajari modul ini mahasiwa diharapkan:

1. Mampu Menjelaskan Definisi Audit Internal.

2. Mampu Menjelaskan Model-model Kontrol Internal.

3. Mampu Menjelaskan Manfaat Kontrol Internal.

4. Mampu Menjelaskan Sistem Kontrol Internal.

5. Mampu Menjelaskan Karakteristik Kontrol Internal.

D.URUTAN PEMBAHASAN

1. Definisi Audit Internal.

2. Model-model Kontrol Internal.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 6


3. Manfaat Kontrol Internal.

4. Sistem Kontrol Internal.

5. Karakteristik Kontrol Internal

F.PETUNJUK BELAJAR

Agar mahasiswa dapat menguasai serta memahami materi dalam modul ini,
maka kami menyarangkan untuk mengikuti petunjuk berikut ini:

1. Sebelum memulai proses pembelajaran sebaiknya bacalah doa terlebih dahulu


sesuai kayakinan dan kepercayaan masing,semoga bisa dimudahkan dalam
mempelajari materi pembelajaran dalam modul ini.
2. Bacalah materi dengan saksama,cermat serta dalam keadaan yang tenang
sehingga materi bisa dengan mudah dipahami.
3. Ketika mengalami kesulitan dalam mempelajari materi dalam modul ini, maka
cobalah untuk berdiskusi dengan teman lain yang dianggap telah memahami
materi modul ini dengan baik.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 7


BAGIAN III

MATERI PEMBELAJARAN

Definisi Audit Internal

Definisi Umum Audit Internal

Audit Internal adalah merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian  suatu


pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak  independen guna
memberikan suatu pendapat. Pihak yang melaksanakan auditing disebut dengan auditor.
Pengertian auditing semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan yang meningkat
akan hasil pelaksanaan auditing.

Definisi Audit Internal Menurut Para Ahli

Dan Guy (2002:5) telah mendefinisikan audit sebagai berikut :


Audit merupakan suatu proses sistematis yang  secara  obyektif memperoleh dan
mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian
ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang
telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.

Dilihat dari definisi di atas, unsur penting dalam pelaksanaan auditing adalah proses
perolehan serta pengevaluasian bukti-bukti dan kriteria-kriteria  yang telah ditetapkan.
Bukti-bukti yang diperoleh baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan
digunakan sebagi bahan evaluasi  sehingga  hasil audit lebih objektif. Kriteria-kriteria
yang ditetapkan digunakan sebagai tolak ukur auditor untuk memberikan pendapatnya
yang kemudian dituangkan ke dalam laporan audit. Laporan audit harus dapat memberi
informasi kepada para  pengguna akan tingkat kesesuaian dari informasi tersebut
dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan.

Jika dilihat dari pihak yang melakukan pemeriksaan, terdapat dua kelompok auditor
yaitu auditor internal dan auditor eksternal. Kedudukan dan tanggung jawab di antara

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 8


kedua kelompok auditor tersebut sangat berbeda satu sama lain. Seorang auditor internal
bekerja pada perusahaan, lembaga pemerintahan, atau perusahaan nirlaba, sedangkan
auditor eksternal bekerja pada suatu Kantor Akuntan Publik (KAP). Meskipun pihak
yang melakukan internal audit merupakan bagian dari organisasi yang diaudit itu
sendiri, tetapi  pelaksanaan internal audit harus tetap obyektif dan independen dari
aktivitas yang diaudit. Auditor internal umumnya melapor kepada manajer senior atau
dewan direksi, sedangkan auditor eksternal hanya memiliki struktur pelaporan yang
terbatas kepada kantor akuntan tempat auditor tersebut bekerja dan pihak ketiga
(kreditor dan investor).

Sawyer (2005:10) mengemukakan definisi audit internal yang menggambarkan lingkup


audit internal modern yang luas dan tak terbatas sebagai berikut :
Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan
auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk
menentukan apakah :

a) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan,


b) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi,
c) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang biasa diterima
telah diikuti,
d) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi,
e) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan
f) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif --semua dilakukan  dengan tujuan
untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi
dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.

Definisi ini tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga
mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Definisi tersebut juga
memadukan persyaratan-persyaratan signifikan yang ada di Standar dan menangkap
lingkup yang luas dari auditor internal modern yang lebih menekankan pada
penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan risiko, tata kelola, dan kontrol.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 9


Perusahaan yang berkembang di Indonesia memiliki kedudukan yang penting dalam
perekonomian dan pembangunan bagi masyarakat Indonesia, maka peran internal audit
menjadi semakin penting untuk mengawasi perusahaan secara independen.

Definisi lain menurut Sukrisno (2004:221) mengenai internal audit sebagai berikut :
Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan,
baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan
terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap
peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.

Bertolak dari definisi-definisi di atas, dalam perkembangannya konsep internal audit


telah mengalami perubahan. Peranan internal audit sebelumnya hanya sebatas sebagai
pengawas di dalam perusahaan yang kerjanya hanya mencari kesalahan, sedangkan saat
ini internal audit dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan atas
sistem yang telah ada. Oleh karena itu, saat ini internal audit dapat juga dikatakan
sebagai konsultan perusahaan dalam mencapai tujuannya di masa yang akan datang.
Internal auditor harus selalu meningkatkan pengetahuan baik di bidang auditing sendiri
maupun pengetahuan  di bidang bisnis perusahaan agar dapat memberikan saran dan
masukan berupa tindakan perbaikan tersebut.

Definisi Kontrol Audit

Definisi awal
Pentingnya kontrol audit bagi auditor ( atau pengecekan internal seperti disebut
pertama kali) diakui oleh L.R. Dicksee pada awal tahun 1905. Ia mengatakan bahwa
sistem pengecekan internal yang layak bisa menghilangkan kebutuhan akan audit yang
terperinci. Menurutnya kontrol dapat dibagi menjadi 3 elemen yang terdiri atas :
pembagian kerja, penggunaan catatan akuntansi, dan rotasi pegawai. Menurut George E.
Bennett tahun 1930 pengecekan internal adalah koordinasi dari sistem akun-akun dan
prosedur perkantoran yang berkaitan sehingga seseorang karyawan selain mengerjakan
tugasnya sendiri juga secara berkelanjutan mengecek pekerjaan karyawan yang lain
untuk hal-hal tertentu yang rawan kecurangan.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 10


Definisi Kontrol
Menurut AICPA (Committee On Auditing Procedure) kontrol internal adalah rencana
organisasi dan semua metode yang terkoordinasi dan pengukuran – pengukuran yang
diterapkan di perusahaan untuk mengamankan aktiva, memeriksa akurasi dan
keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong ketaatan
terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.

Perluasan SAS 78 atas Definisi AICPA tentang Kontrol Internal.


Kontrol internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh aktivitas dewan komisaris,
manajemen atau pegawai lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang
wajar mengenai pencapaian tujuan.
 Keandalan pelaporan keuangan
 Efektivitas dan efisiensi operasi
 Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Definisi Kontrol Bagi Akuntan Publik
Auditor independen di Amerika memandang definisi tersebut terlalu luas untuk tujuan
mereka, oleh karena itu kontrol internal dipecah menjadi kontrol administratif dan
kontrol akuntansi. Menurut Statement of Auditing Standards atau SAS No 1:
 Kontrol administratif mencakup tetapi tidak terbatas pada, rencana organisasi ,
prosedur dan catatan yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan
yang tercermin dalam otorisasi manajemen atas transaksi.
 Kontrol akuntansi terdiri atas rencana organisasi, prosedur, dan catatan yang
berkaitan dengan pengamanan aktiva dan keandalan pencatatan keuangan, yang
dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar bahwa,
1. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi umum aatu khusus dari
manajemen.
2. Transaksi dicatat untuk mdenyiapkan penyusunan laporan keuangan sesuai
dengan Prinsip Akuntansi yang diterima umum atau kriteria lainnya yangb
berlakuuntuk laopran tersebut dan untuk menjaga akuntabilitas atas aktiva.
3. Akses terhadap aktiva hanya sesuai otorisasi manajemen.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 11


4. Akuntabilitas yang dicatat untuk aktiva dibandingkan dengan aktiva yang
ada pada periode yang wajar dan bila ada terdapat perbedaan maka akan
diambil tindakan yang tepat.Dari definisi diatas terlihat bahwa definisi
kontrol administrasif menghubungkan kontrol tersebut dengan manajemen,
sementara definisi kontrol akuntansi tidak.
Definisi Kontrol bagi Auditor Internal
Auditor internal memandang kontrol sebagai penggunaan semua sarana perusahaan
untuk meningkatkan, mengarahkan, mengendalikan, dan mengawasi berbagai
aktivitas dengan tujuan untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan tercapai. Sarana
kontrol ini meliputi bentuk organisasi, kebijakan, sistem, prosedur, induksi, standar,
komite, bagan akun, perkiraan, anggaran, jadwal, laporan, catatan, daftar pemeriksaan,
metode, rencana dan audit internal. Namun, bagi auditor internal kontrol akan
memadai dan berguna jika dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Dan definisi
kontrol menurut IIA (Institute of Internal Auditors) yaitu setiap tindakan yang diambil
manajemen untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan dan sasaran yang
ditetapkan.

Model model Kontrol Internal

Dulunya auditor menggunakan serangkaian fungsi control internal untuk menentukan


kecukupan fungsi control organisasi beberapa tahun terakhir ini muncul pertanyaan
apakah pola elemen-elemen kontrol telah memadai.

Kontrol internal memiliki banyak konsep untuk menstandarkan definisi,Committee of


Sponsoring Organization mendefinisikan dan menjelaskan kontrol internal untuk:

 Menetapkan definisi yang sama untuk kelompok yang berbeda


 Memberikan definisi standar yang bisa digunakan perusahaan sebagai
perbandingan dengan sistem kontrolnya.\
Komite tersebut disingkat COSO, yang kemudian memberikan definisi berikut yang
menyatakan kontrol internal dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai
tentang pencapaian tujuan dalam hal :

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 12


 Efektivitas dan efisiensi operasi
 Keandalan informasi keuangan
 Kelataan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Komite tersebut menyatakan bahwa proses kontrol dapat membantu dalam mencapai:
 Tujuan dasar usaha dan operasional
 Pengaman aktivitas
1. Keandalan laporan keuangan
2. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Model COSO

Model komponen internal control yang diterapkan oleh COSO (Committee of


Sponsoring Organizations) terdiri dari 5 yaitu :

1. Control enviroment (lingkungan Pengendalian)


2. Risk assessment (Penilaian resiko )
3. Control activities (aktivitas Pengendalian)
4. Information and communications (Informasi & komunikasi)
5. Monitoring (Pengawasan)

Lingkungan Pengendalian (The Control Environment)

Komponen ini meliputi sikap manajemen disemua tingkatan terhadap operasi secara
umum dan konsep control secara khusus.Hal ini mencakup,etika,kompetensi,serta
integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Juga tercakup struktur
organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen.

Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Komponen ini telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal yang terus
berkembang.Penentuan risiko mencakup penentuan risiko disemua aspek organisasi dan
penentuan kekuatan organisasi melalui risiko.COSO juga menambahkan pertimbangan
tujuan disemua bidang operasi untuk memastikan bahwa semua bagian organiasi
bekerja secara harmonis.

Kegiatan Pengendalian (Control Activities)

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 13


Komponen ini mencakup aktivitas-aktivitas yang dulunya dikaitkan dengan konsep
kontrol internal.Aktivitas-aktivitas ini meliputi persetujuan,tanggumg jawab dan
kewenangan,pemisahan tugas,pendokumentasian,rekonsiliasi,karyawan yang kompeten
dan jujur,pemeriksaan interbal dan audit internal.Aktivitas.aktivitas ini harus dievaluasi
risikonya untuk organisasi secara keseluruhan.

Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Komponen ini merupakan bagian penting dari proses manajemen.Manajemen tidak


dapat berfungsi tanpa informasi.Komunikasi informasi tentang operasi kontrol internal
memberikan substansi yang dapat digunakan manajemen untuk mengevaluasi
efektivitas control dan mengelola operasinya.

Pengawasan

Pengawasan merupakan evaluasi rasioanal yang dinamis atas informasinya yang


diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemen control.

Model COCO

Model CoCo mencakup emapat komponen. Komponen-komponen tersebut digunakan


untuk mengklasifikasikan 20 kriteria yang bisa menjadi bagian dari program audit.
Komponen dan ke-20 kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

Tujuan

a. Tujuan harus diterapkan dan dikomunikasikan


b. Risiko eksternal dan internal signifikan yang dihadapi organisasi dalam
pencapaian tujuannya harus ditentukan dan dinilai.
c. Kebijakan-kebijakan yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan
organisasi dan pengelolaan risikonya harus diterapkan, dikomunikasikan,
dipraktikkan sehingga karyawan memahami apa yang diharapkan dari mereka
dan lingkup kebesan mereka untuk bertindak.
d. Rencana-rencan yang menjadi pedoman upaya-upaya pencapaian tujuan
organisasi harus ditetapkan dan dikomunikasikan.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 14


e. Tujuan dan rencana terkait harus mencakup target kinerja dan indikator yang
bisa diukur.

Komitmen

a. Nilai-nilai etis bersama, termasuk integritas, harus ditetapkan, dikomunikasikan,


dan dilaksanakan di organisasi
b. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia harus konsisten dengan nilai etika
organisasi dan dengan pencapaian tujuannya.
c. Kewenangan, tanggung jawab, dan akuntabilitas harus didefenisikan secara jelas
dan konsisten dengan tujuan organisasi sehingga keputusan dan tindakan diambil
oleh orang yang tepat.
d. Suasana saling percaya harus ditingkatkan untuk mendukung aliran informasi
antar karyawan dan kinerja efektif mereka menuju pencapaian tujuan organisasi.

Kemampuan

a. Karyawan harus memiliki pengetahuan, keahlian, dan sarana yang diperlukan


untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.
b. Proses komunikasi harus mendukung nilai-nilai organisasi dan
pencapaiantujuannya.
c. Informasi yang memadai dan relavan harus didefenisikan dan dikomunikasikan
secara tepat waktu sehingga memungkinkan karyawan melaksanakan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya
d. Keputusan dan tindakan pihak-pihak yang berbeda dalam organisasi harus
dikoordinasi
e. Aktivitas kontrol harus dirancang sebagai bagian yang integral dalam organisasi,
dengan mempertimbangkan tujuan, risiko untuk mencapainya, dan keterkaitan
antara elemen-elemen kontrol.

Pengawasan dan pembelajaran

a. Lingkungan eksternal dan internal harus dimonitor untuk memperoleh informasi


yang bisa menandakan perlunya evaluasi ulang atas tujuan atau kontrol
organisasi.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 15


b. Kinerja harus dimonitor untuk menentukan kesesuainnya dengan target dan
indicator yang terdapat pada tujuan dan rencana organisasi.
c. Asumsi-asumsi yang mendasari tujuan dan sistem organisasi harus diubah secara
periodik
d. Kebutuhan informasi dan sistem informasi terkait harus dinilai ulang seiring
perubahan tujuan atau ditemukannya kelemahan.
e. Prosedur tindak lanjut harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa perubahan atau
tindakan telah dilaksanakan.
f. Manajemen harus menilai secara periodic efektivitas kontrol di organisasinya
dan mengomunikasikan hasilnya ke pihak yang berwenang.

Manfaat Internal Kontrol

Seperti yang telah dikemukakan bahwa Internal Auditing merupakan salah satu unsur
daripada pengawasan yang dibina oleh manejemen, dengan fungsi utama adalah untuk
menilai apakah pengawasan intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Adapun manfaat Internal Auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja


Internal Auditing dalam mencapai tujuannya adalah:

1. Untuk membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan


pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi.
2. Untuk meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana
dan prosedur yang ditetapkan.
3. Untuk meyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi
dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala
kemungkinan resiko kerugian.
4. Untuk menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang
dikembangkan dalam organisasi.
5. Menilai kwalitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan.

Kontrol tidak perlu dibatasi secara eksklusif. Juga tidak perlu terikat atau
memiliki daftar “apa saja yang tidak bisa dilakukan oleh kontrol”. Kontrol dapat

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 16


membantu manajer. Pendapat yang berkembang saat ini menyatakan bahwa kontrol
haruslah menjadi sarana positif untuk membantu manajer mencapai tujuan dan sasaran.

Filosofi manajemen modern memandang kontrol sebagai bantuan, bukan


penyempitan ruang gerak. Filosofi tersebut memandang kontrol sebagai sebuah sarana
mengintegrasikan pribadi-pribadi dan tujuan perusahaan untuk membantu karyawan
mencapai sasarannya. Filosofi tersebut menyarankan agar orang-orang juga membantu
merencanakan kontrol. Jadi kontrol dipandang sebagai alat ukur seseorang menentukan
apakah standar telah dicapai, apakah seseorang telah menyelesaikan pekerjaannya.

Dengan demikian kontrol menjadi sarana mengendalikan diri sendiri. Sarana


kontrol tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan diri. Juga dapat digunakan
untuk mendorong individu meningkatkan kinerja mereka tidak hanya puas dengan
pekerjaan yang telah dilakukan. Dipandang yang dari sudut pandang yang sempit pun,
kontrol tetap bisa bermanfaat. Kontrol dapat memusnahkan godaan untuk melakukan
untuk melakukan kecurangan. Contohnya, kita ketahui bahwa terdapat tiga kondisi
yang menyebabkan karyawan melakukan penyelewengan dana: kebutuhan yang
berlebihan (dalam kenyataan atau dalam keinginan), adanya kesempatan, dan anggapan
bahwa penyelewengan adalah hal yang biasa. Manajemen tidak dapat berbuat banyak
atas apa yang dianggap kebutuhan yang memadai oleh karyawannya. Tetapi dengan
kontrol yang memadai, kesempatan atau godaan untuk melakukan penyelewengan bisa
dikurangi atau dihilangkan. Hal ini merupakan keniscayaan, sebelum karyawan
berpikir untuk merusak system kontrol. Namun jika aktiva dibiarkan tanpa
pengawasan, karyawan dapat saja beralasan bahwa kondisinya memang
memungkinkan untuk melakukan penyelewengan terhadap aktiva.

Kontrol yang baik tidak hanya melindungi organisasi, tetapi juga karyawan.
Manajemen bertanggung jawab secara moral bahwa tidak ada celah untuk melakukan
kecurangan . Kebanyakan karyawan akan menghargai operasi yang dikendalikan
dengan baik. Kelemahan kontrol menimbulkan celah dan memudahkan karyawan
untuk mengajukan alasan: karena manajemen juga tidak memerhatikan, kenapa kita
tidak melakukan kecurangan? Misalnya, penumpukan tugas semua bagian operasi di
tangan satu orang adalah berbahaya tidak baik untuk organisasi dan juga untuk masing-
masing individu.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 17


Manfaat kontrol lainnya muncul dari teori agensi untuk manajemen. Manajer,
sebagai agen dari pemilik, bertanggung jawab kepada pemilik. Mereka harus dapat
membuktikan bahwa mereka telah menggunakan sumber daya yang telah dipercayakan
kepada mereka dengan sebaik-baiknya.

Dengan melaksanakan kontrol melalui laporan dan verifikasi yang objektif oleh
auditor pemilik bisa yakin bahwa tanggung jawab yang dibebankan kepada manajer
telah dilaksanakan dengan baik. Lebih lanjut, dengan menerapkan system kontrol yang
tepat, manajer sebagai agen dapat memberikan keyakinan yang memadai kepada
pemilik mengenai pengelolaan perusahaan yang telah dijalankan.

Fungsi internal audit menjadi semakin penting sejalan dengan semakin


kompleksnya operasional perusahaan. Manajemen tidak mungkin dapat mengawasi
seluruh kegiatan operasional perusahaan, karena itu manajemen sangat terbantu oleh
fungsi internal audit untuk menjaga efisiensi dan efektivitas kegiatan.

Sawyer (2005:32) menyebutkan fungsi internal audit bagi manajemen sebagai berikut :

1. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen


puncak.
2. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko.
3. Memvalidasi laporan ke manajemen senior.
4. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis.
5. Membantu proses pengambilan keputusan.
6. Menganalisis masa depan – bukan hanya untuk masa lalu.
7. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan.

Elemen-elemen Sistem Kontrol

Sarana kontrol meliputi orang, peraturan, anggaran, jadwal, dan analisis komponen –
kompeonen lainnya. Bila digabungkan, elemen – elemen ini akna membentuk sistem
kontrol. Sistem tersebut dapat memiliki subsistem – subsistem dan bisa juga menjadi
bagian dari sistem yang lebih besar, semua sistem itu beroperasi secara harmonis untuk
memenuhi satu atau lebih tujuan bersama. Sistem tersebut bbisa berbentuk tertutup atau

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 18


terbuka. Sebuah sistem tertutup (closed system) tidak berinteraksi dengan lingkungan;
sedangkan sistem terbuka (open system) memiliki interaksi. Sistem tertutup jarang di
gunakan – namun sejak komputer digunakan secara luas, sistem ini jadi sering
digunakan. Auditor internal akan berhubungan dengan kedua sistem meskipun mereka
tidak dapat mengabaikan dampak lingkungan pada sistem kontrol terbuka.

Sistem usaha biasanya lebih kompleks, namun cara kerjanya tetap sama. Sistem
lingkaran tertutup yang lebih umum, seperti sistem pemesanan ulang persediaan, diseut
sistem umpan balik (feedback system). Seperti halnya yang berlaku pada termostat,
keluaran (dalam hal ini lingkungan) dibandingkan dengan suatu standar sehingga
diperoleh respon yang tepat. Semua sistem operasi memiliki bagian – bagian dasar yang
terdiri atas masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output).

Masukan Pemrosesan keluaran

Untuk mengendalikan proses sehingga output tetap memenuhi standar yang digunakan,
ada dua elemdn yang harus ditambahkan – control dan umpan balik.

Kontrol

Pemrosesan
Masukan keluaran

Umpan Balik

Jadi, dalam sistem produksi:

 Masukan terdiri dari karyawan, mesin, dan bahan mentah.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 19


 Pemrosesan mengubah bahan mentah menjadi produk
 Keluaran adalah produk jadi.
 Sistem kontrol mencakup kontrol porduksi, yang mengatur arus bahan baku
dan jasa, serta inspeksi keluaran.
 Kontrol membandingkan keluaran dengan standar, melalui inspeksi atau
pengamatan terkomputerisasi.
 Umpan balik mengomunikasikan varians (penyimpangan) ke elemen
pemrosesan.
 Tindakan korektif membuat pemrosesan menjadi lebih baik untuk mencapai
standar yang diinginkan.

Sistem lingkaran tertutup (close-loop system) – jangan disamakan dengan


sistem terbuka – sesuai dengan pandangan manajemen klasik tentang kontrol untuk
meyakinkan bahwa tujuan telah tercapai. Oleh karena itu, kontrol terdiri atas
keseluruhan usaha untuk mencapai hasil yang sesuai dengan rencana, untuk
meyakinkan bahwa tujuan telah tercapai.

Pentingnya Kontrol
Kontrol menjadi lebih penting bagi organisasi – organisasi besar. Manajer tidak
dapat mengawasi secara pribadi segala sesuatu yang menjadi tanggungjawabnya.
Jadi mereka harus mendelegasikan kewenangannya kebawahan yang berfungsi
sebagai wakilnya. Bawahan tersebut akna diberi tanggung jawab untuk
melaksanakan tugasnya. Seiring dengan pemberian tanggung jawaban muncul pula
akuntabilitas, yang memerlukan bahan bukti bahwa tugas yang dibebankan telah
diselesaikan. Bukti tersebut biasanya dalam laporan yang membandingkan hasil
aktual dengan yang direncanakan. Inilah yang disebut kontrol dasar (basic control).

Merancang sistem kontrol untuk memastikan bahwa tugas yang diselesaikan dan
tujuan dicapai merupakan tanggung jawab manajemen. Manajer bertanggung jawab
untuk menetapkan kontrol, mempertahankannya, memodifikasi apa yang harus
diubah, dan memerhatikan informasi yang diberikan oleh sistem kontrol.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 20


Manajer menerapkan kontrol karena memang harus. Renacana – renacana bisa
jadi tidak jelas atau tidak dikomuniaksikan dengan baik. Tujuan karyawan bisa
berbeda dari tujuan manajemen. Kecelakaan dan penundaan bisa terjasi, sehingga
menimbulakn situasi yang tidak direncanakan sebelumnya. Kontrol detektif tetap
membandingkan yang sebenarnya dengan yang seharusnya, mengomunikasikan
kelemahan dengan manajemen, dan mendorong manajemen melakukan tindakan
perbaikan.

Standar-Standar Operasi

Standar-standar operasi bisa jadi merupakan elemen – elemen kunci dalam


proses kontrol. Standar menentukan jenis kinerja yang diharapkan. Standar berperan
dalam dua hal: menentukan tujuan yang akan dicapai dan menjadi dasar pengukuran.

Untuk memfasilitasi pengukuran, standar haruslah bersifat kuantitatif. Setiap


orang memahami angka – angka. Kriteria yang bersifat kualitatif lebih sulit diukur.
Akan tetapi stadar kualitatif tanpa memperhatikan persyaratan kualitatif bisa
menyesatkan dan menghasilkan keputusan manajemen yang tidak tepat. Standar –
standar opersai sebaiknya berisfat spesifik, meskiun dapat memasukkan faktor –
faktor toleransi. Jadi seorang manajer dapat mengukur “penyelesaian tugas tanggal
10 juli” tetapi akan sulit mengukur “penyelesaia tugas dalam waktu yang wajar”.
Sepuluh juli memiliki pengertian yang sama bagi semua orang. “Waktu yang wajar”
memunculkan pertanyaan apa yang disebut wajar? Dan wajar bagi siapa

Kontrol umumnya membutuhkan standar – standar operasi. Standar – standar ini


dapat berasal dari berbagai sumber, seperti:

 Standar produksi
 Standar akuntansi biaya
 Standar tugas
 Standar industri
 Standar historis
 Standar “estimasi terbaik”.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 21


Hal – hal yang baru yang menjadi perhatian adalah bahwa standar tersebut
bersifat wajar, mengadung faktor – faktor toleransi yang layak, mencerminkan kondisi
saat ini,dan akan menghasilkan tujuan yang diinginkan.

Standar-Satndar Kontrol Internal

Selain standar operasi yang merupakan bagian dari system kontrol, terdapat
kerangka standar yang harus diikuti system kontrol itu sendiri. Standar-standar ini
adalah

a. Standar-standar Umum
 Keyakinan yang Wajar :Kontrol harus memberikan keyakinan yang
wajar bahwa tujuan kontrol internal akan dicapai.
 Perilaku yang Mendukung : Manajer dan karyawan harus memiliki
perilaku yang mendukung kontrol internal.
 Integritas dan Kompetensi : Orang-orang yang terlibat dalam
pengoperasian kontrol internal harus memiliki tingkat profesionalitas,
integritas pribadi dan kompetensi yang memadai untuk melaksanakan
kontrol guna mencapai tujuan kontrol internal.
 Tujuan Kontrol : Tujuan kontrol yang spesifik, komprehensif, dan
wajar harus ditetapkan untuk setiap aktivitas organisasi.
 Pengawasan Kontrol : Manajer harus terus menerus mengawasi
keluaran yang dihasilkan oleh system kontrol mengambil langkah-
langkah tepat terhadap penyimpangan yang memerlukan tindakan
tersebut.

b. Standar-standar Rinci
 Dokumentasi : Struktur, semua transaksi, dan kejadian signifikan harus
didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi tersebut harus siap
tersedia.
 Pencatatan Transaksi dan Kejadian dengan Layak Dan Tepat
Waktu

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 22


 Otorisasi dan Pelaksanaan Transaksi dan Kejadian : Transaksi dan
kejadian harus diotorisasi dan dilaksanakan oleh orang yang bertugas
untuk itu.
 Pembagian Tugas : Otorisasi, pemrosesan, pencatatan dan pemeriksaan
transaksi harus dipisahkan ke masing-masing individu (dan unit).
 Pegawasan : Pengawasan harus dilakukan dengan baik dan
berkelanjutan untuk memastikan pencapaian tujuan kontrol internal.
 Akses dan Akuntabilitas ke Sumber Daya/dan Catatan : Akses harus
dibatasi ke individu yang memang berwenang, seseorang yang
bertanggung jawab untuk pengamanan dan penggunaan sumber daya dan
orang lain yang mencatat. Aspek ini harus diperiksa secara periodic
dengan membandingkan jumlah yang tercatat dengan jumlah fisik.

Karakteristik Internal Kontrol

Auditor internal dapat mengevaluasi system kontrol dengan menentukan


kesesuaiannya dengan kriteria yang ditetapkan seperti berikut ini:
a. Tepat waktu

Kontrol seharusnya mendeteksi penyimpangan aktual atau potensial sjak awal


untuk menghindari tindakan perbaikan yang memakan biaya. Kontrol harus tepat
waktu, meskipun efektivitas biaya juga dipertimbangkan. Manajemen harus
mengantisipasi masalah yang dideteksi kontrol. Tetapi selalu ada “hal-hal yang
tidak diketahui” bila terjadi masalah-masalah yang tidak diharapkan maka harus
diidentifikasi dan ditindaklanjuti tepat waktu.

b. Ekonomis

Kontrol harus memberikan keyakinan yang wajar dalam mencapai hasil yang
diinginkan dengan biaya minimum dan dengan efek samping yang paling rendah.

Kontrol yang memberikan keyakinan yang mutlak memang dimungkinkan


(walaupun jarang), tetapi mencapai keyakinan seperti ini bisa melebihi tambahan
biaya yang harus membandingkan biaya yang timbul akibat hal-hal yang bisa

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 23


dicegah, dideteksi, dan dikoreksi oleh sistem kontrol dengan biaya kontrol terebut.
Manajemen tidak hanya harus memerhatikan efektivitas kontrol, tetapi juga efisien
dan keekonomisannya. Kontrol harus ditingkatkan hanya jika manfaat yang
diberikan lebih besar daripada biaya tambahannya.

Keseimbangan antara hal-hal yang dihasilkan dari kontrol internal dengan proteksi
tidak selalu bisa diukur dengan objektif. Beberapa kontrol bisa jadi diwajibkan
karena pertimbangan keamanan, lingkungan, situasi yang sensitif, atau reputasi
yang meningkat. Jadi, dalam beberpa hal, manajemen mungkin perlu menggunakan
pertimbangan yang subjektif saat menentukan ketat tidaknya sistem kontrol yang
akan diterapkan.

c. Akuntabilitas

Kontrol harus membantu karyawan mempertanggungjawabkan tugas yang


diberikan. Manajer memerlukan kontrol untuk membantu mereka memenuhi
tanggung jawabnya. Oleh karena itu, manajer harus memerhatikan tujuan dan
pengoperasian kontrol sampai akhir dan bisa memanfaatkannya.

d. Penerapan

Kontrol harus diterapkan pada saat yang paling efektif, yaitu sebagai berikut:

- Sebelum bagian proyek yang mahal dari suatu proyek dikerjakan.


- Sebelum waktu yang perusahaan tidak bisa untuk kembali.
- Saat satu tahap operasi berakhir dan tahap yang lain dimulai.
- Saat pengukuran paling nyaman untuk dilakukan.
- Saat tindakan korektif yang paling mudah untuk dilakukan.
- Bila tersedia waktu untuk tindakan perbaikan.
- Setelah penyelesaian tugas atau penyelesaian sebuah aktivitas yang mengandung
kesalahan.
- Jika akuntabilitas untuk seumber daya berubah.

e. Fleksibilitas

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 24


Keadaan bias berubah sewaktu-waktu. Kontrol yang akan mengakomodasi
perubahan seperti ini tanpa harus berubah lebih disukai untuk menghindari
kebutuhan akan adanya perubahan. Perubahan dalam kontrol untuk menyesuaikan
dengan perubahan operasi cenderung menyebabkan lebih banyak kebingungan.
Contoh dari kontrol yang fleksibel adalah sistem anggaran variabel yang
memungkinkan biaya dan kuantitas operasi yang berbeda untuk tingkat operasi
yang berbeda.

f. Menentukan penyebab

Tindakan korektif yang diambil segera bias dilakukan bila kontrol tidak hanya
mengidentifikasi masalah tetapi juga penyebabnya. Penanganan standar bias
disiapkan dan dilaksanakan bila kontrol bias menentukan penyebab kesulitan.
Tidak ada tindakan korektif yang benar-benar efektif kecuali bila penyebabnya
diketahui. Misalnya adalah sistem akuntansi biaya yang memungkinkan berbagai
elemen biaya dan kuantitas diidendifikasi dan dibandingkan dengan standar. Jadi,
varians dalam biaya produk atau kuantitas dapat ditelusuri ke masing-masing
elemen jika terjadi penyimpangan dari standar.

g. Kelayakan

Kontrol harus memenuhi kebutuhan manajemen. Kontrol tersebut harus


membantu dalam pencapaian tujuan dan rencana manajemen dan juga harus sesuai
dengan karyawan dan struktur organisasi dari operasi. Kontrol yang paling efisien
dan bermanfaat adalah kontrol berbasis pengecualian, yaitu hanya merespons
penyimpangan-penyimpangan yang signifikan.

h. Masalah-masalah dengan kontrol

Kontrol yang berlebihan dapat membuat kebingungan dan frustasi. Begitu


kontrol mencapai titik tertentu, maka efektivitas sebenarnya bias menurun sehingga
biaya yang harus ditanggung menjadi lebih besar dibandingkan manfaat yang
semula diinginkan.

Penekanan yang berlebihan atas kontrol akan membuatnya menjadi sebuah


tujuan akhir, bukan sarana untuk mencapai tujuan itu sendiri. Jadi, karyawan bisa

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 25


bekerja untuk memenuhi kontrol prosedural tetapi melupakan tujuan operasional
yang akan dicapai. Kontrol dapat menghasilkan kekakuan mental dan mengurangi
fleksibilitas, seperti kesetiaan budak pada prosedur sehingga mengalahkan
penerapan alasan dan akal sehat.

Kontrol bisa menjadi usang. Sistem atau tujuan yang semula direncankan bisa
berubah, tetapi tidak demikian dengan kontrol. Oleh karena itu, kontrol harus
diawasi agar tetap relevan. Kontrol bisa jadi tidak merespons kebutuhan.
Akibatnya, kontrol bisa menjadi tidak produktif. Apalagi, informasi yang diberikan
kontrol bisa jadi tidak dipahami, atau bisa juga diberikan ke orang yang tidak tepat,
atau bisa juga terlalu rumit sehingga tidak bermanfaat.

Orang biasanya menolak kontrol, terutama bila mereka tidak ikut dalam
perancangannya atau tidak memahami tujuan yang akan dicapai. Juga, kontrol yang
dianggap tidak wajar dapat melumpuhkan kreativitas dan inidiatif. Di samping itu,
bila kontrol menjadi dasar penghargaan atau hukuman, maka orang-orang yang
terkena imbasnya bisa menganggapnya sebagai penghalang.

Dalam merancang dan melaksanakan kontrol, tingkah laku juga harus


dipertimbangkan. Salah satu caranya adalah melalui komunikasi dengan karyawan.
Cara lain adalah dengan mendorong partisipasi karyawan dalam merancang operasi
kontrol. Jika karyawan diharapkan bersedia menerima kontrol, mereka harus
memahami apa yang ingin dicapai kontrol, mereka harus memahami tujuannya.
Karyawan bisa merasa kontrol telah mengikat, sebuah rintangan, atau tidak
bermakna kecuali mereka memahami tujuannya. Berikut ini contoh sistem kontrol
yang baik tetapi gagal dijalankan karena tidak memerhatikan aspek perilaku:

Unit produksi sebuah perusahaan manufaktur memproduksi kepingan logam,


tetapi tempah penjualannya berjarak dua mil. Kereta angkut diisi dengan keping
logam yang dihasilkan pada pabrik, termasuk logam-logam mahal seperti baja
tahan karat, molybdenum, tembaga, titanium, dan beryllium. Secara periodik,
kereta angkut dikaitkan ke traktor kemudian diangkat dari pabrik ke tempat
penjualan.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 26


Sistem kontrol ditetapkan untuk mengamankan kepingan logam yang bernilai
tinggi selama perjalanan. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan yang
memadai bahwa kepingn tersebut bisa mencapaai tempat tujuan tanpa berkurang.
Standar yang ditetapkan adalah waktu yang wajar untuk mengangkut kepingan
logam, secara langsung, tanpa berhenti, dari pabrik ke tempat penjualan. Informasi
mengenai pencapaian standar akan dimasukkan ke label yang ada di kepingan.

Begitu traktor penjaga di gerbang pabrik, penjaga akan mencatat waktu mobil
meninggalkan pabrik di label. Seorang penjaga di tempat penjualan akan
memasukkan waktu tiba. Kedua catatan tersebut kemudian akan dibandingkan.
Perbedaan yang signifikan antara standar dan waktu akan diperiksa. Di atas
kertas, sistem kontrol kelihatan mengandung semua komponen dari sistem kontrol
yang memadai.

Namun audit menemukan bahwa penjaga tidak mencatat waktu keberangkatan


dan waktu tiba di label. Tanpa informasi ini, sistem kontrol tersebut menjadi tidak
berguna. Para penjaga ditanya apakah mereka telah diinstruksikan untuk mencatat
waktu di label dan, jika ya, mengapa mereka tidak melakukannya. Penjaga di kedua
lokasi mengatakan bahwa instruksi tersebut tidak masuk akal bagi mereka dan
mereka tidak mau membuang waktu untuk sesuatu yang tidak masuk akal.

Jelaslah, bahwa para penjagaa telah diinstruksikan untuk mengumpulkan


informasi tanpa diberi tahu tujuannya. Auditor mengatakan bahwa jika supit traktor
berhenti di suatu tempat untuk menurunkan keping logam secara legal, maka
perbedaan antara waktu standar dengan waktu aktual akan menunjukkan
penyimpangan ini. Mendengar ini, mata si penjaga membelalak lebar dan mereka
setuju untuk mengumpulkan data tersebut dengan antusias. Informasi yang
dibutuhkan untuk sistem kontrol sekarang menjadi lebih jelas bagi mereka.

. Karena tujuan tidak pernah dijelaskan ke penjaga, informasi tersebut tidak


dikumpulkan, perbandingan tidak bisa dilakukan, varisans tidak bisa diinvestigasi,
dan tindakan korektif yang dibutuhkan tidak bisa diambil. Sebuah sistm kontrol,
yang secara konsep memadai, justru menjadi tidak efektif sama sekali.

Sarana untuk Mencapai Kontrol

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 27


Sarana operasional yang dapat digunakan manajer untuk mengendalikan fungsi
di dalam perusahaan adalah :

a) Organisasi

Organisasi sebagai sarana kontrol merupakan struktur peran yang disetujui


untuk orang – orang di dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai
tujuannya secara efisien dan ekonomis.

b) Kebijakan

Suatu kebijakan adalah pernyataan prinsip yang membutuhkan, menjadi


pedoman, atau membatasi tindakan.

c) Prosedur

Prosedur adalah sarana yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas sesuai


dengan kebijakan yang telah diterapkan.

d) Personalia

Orang – orang yang dipekerjakan atau ditugaskan harus memiliki kualifikasi


untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Bentuk kontrol terbaik disamping
kinerja masing – masing individu adalah supervisi.

e) Akuntansi

Akuntansi merupakan sarana yang sangat penting untuk kontrol keuangan pada
aktivitas dan sumber daya. Akuntansi merupakan “penjaga gawang” keuangan
dalam organisasi.

f.) Penganggaran

Penganggaran adalah sebuah pernyataan hasil – hasil yang diharapkan yang


dinyatakan dalam bentuk numerik.

g.) Pelaporan

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 28


Manajemen berfungsi dan membuat keputusan berdasarkan laporan yang
diterima. Oleh karena itu, laporan haruslah tepat waktu, akurat, bermakna, dan
ekonomis.

Dampak Regulasi terhadap Kontrol

Terjadinya Perubahan Besar

Yaitu jika kontrol dianggap terlalu berat, menghabiskan biaya, atau tidak
diinginkan, manajemen tidak akan menerapkannya atau justru menghilangkannya.
Jika situasi menyebabkan resiko, manajemen akan berinisiatif untuk memutuskan
apakah akan menerapkan kontrol atau mengambil resiko.

Serangkaian Peraturan Akuntansi yang Dikeluarkan ( Accounting Series


Release 242 ( U.S. SEC)) yaitu “ ...karena UU telah diberlakukan, maka menjadi
penting bagi emiten yang mematuhi peraturan baru tersebut untuk memeriksa
prosedur akuntansi mereka, sistem kontrol akuntansi internal, dan praktik – praktik
bisnis untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar sesuai dengan persyaratan
yang tercakup dalam UU tersebut.

Hukum Kanada

UU Korporasi Bisnis Kanada ( Canadian Business Corporations Act ) yaitu :


sebuah perusahaan harus menyiapkan dan menjaga catatan akuntansi yang
memadai, dan seksi 22 (2) menyatakan bahwa “ Sebuah perusahaan agen –
agennya harus mengambil tindakan – tindakan pencegahan yang wajar untuk (a)
mencegah kerugian atau kerusakan, (b) mencegah pemalsuan jurnal, (c)
memfasilitasi pendeteksian dan perbaikan ketidakakuratan dalam catatan dan
pendaftaran yang diisyaratkan oleh UU ini.

Peran Auditor Internal

Auditor internal bisa sangat membantu manajemen dengan mengevaluasi


sistem kontrol dan menunjukan kelemahan – kelemahan dalam kontrol internal.

Laporan Auditor Internal tentang Kontrol Internal

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 29


Auditor internal secara periodik akan mengakumulasikan evaluasi kontrol dari
banyak laporan audit internal dan mencapai kesimpulan tentang lingkungan kontrol
internal, struktur, dan filosofi organisasi secara keseluruhan. Pengamatan harus
dilakukan dengan memperhatikan posisi manajemen di berbagai tingkatan.
Kebanyakan evaluasi ini dapat berasal dari wawancara dengan manajemen.

Pendekatan Siklus untuk Kontrol Akuntansi Internal

Pendekatan siklus menyarankan tiga langkah yaitu :

1. Klasifikasikan transaksi – transaksi sesuai siklusnya,


2. Tentukan kriteria / standar kontrol internal yang cocok untuk transaksi
sesuai tujuan yang akan dicapai,
3. Bandingkan prosedur dan teknik kontrol yang ada serta hasil dengan
kriterianya.

Dampak Pengaturan Organisasi terhadap Kontrol Internal

Perampingan operasi yang dilakukan manajemen agar lebih ekonomis dan


efesien dapat berdampak besar terhadap fungsi kontrol internal tradisional. Auditor
selalu memperhatikan kejadian – kejadian yang menyebabkan kontrol dikurangi
atau diubah demi mencapai efisiensi yang lebih tinggi sehingga meningkatkan
kinerja pegawai atau organisasi. Terdapat dampak yang substansial terhadap
elemen – elemen yang telah lama dikenal sebagai substansi kontrol internal dan
bahkan terhadap elemen – elemen yang merupakan komponen kontrol internal
menurut COSO.

Pengurangan Kontrol – Organisasi Virtual

Dengan perampingan dan pengaturan organisasi, manajemen sebenarnya telah


mempertanyakan konsep kontrol tradisional pada aspek – aspek operasi yang
memiliki banyak kontrol tradisional. Aspek – aspek ini mencakup utang usaha,
persediaan, piutang usaha, pengangkutan, dan penjualan. Bahkan pada operasi yang
pemindahan dana merupakan hal yang substansial, pandangan baru yang
berkembang adalah merancang operasi untuk mengganti kontrol melalui
pengalihan tanggung jawab dan akuntabilitas ke organisasi lain yang melaksanakan

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 30


kontrol sebagai bagian dari proses operasi perusahaan yang normal. Organisasi
virtual didasarkan pada asas saling percaya dan memberikan tanggung jawab dan
akuntabilitas ke organisasi yang paling baik menjalakan fungsinya.

Audit kontrol

Tujuan audit control adalah untuk menentukan bahwa:

a) Control memang diterapkan


b) Kontrol secara structural memang wajar
c) Kontrol dirancang untuk mencapai tujuan menajemen khusus atau untuk
mencapai ketaatan denganpersyaratan yang ditentukan, atau memastikan
akurasi dan kelayakan transaksi
d) Kontrol memang digunakan
e) Kontrol secara efisien melayani tujuan tersebut
f) Kontrol bersifat efektif, dan
g) Manajemen menggunakan keluaran yang dihasilkan sistem kontrol

Secara rinci auditor harus :

 Menelaah elemen risiko control.


 Menentukan tujuan system control.
 Menelaah tujuan untuk menentukan kesesuaiannya dengan kebijakan
organisasi atau dirancang untuk memastikan ketaatandengan persyaratan
internal atau eksternal.
 Memeriksa dan menganalisasistem control untuk menentukan kewajaran
susunannya: yaitu, apakah terdapat kreteria, metode pengukuran kondisi,
evaluasi penyimpangan, evaluasi efektivitas, dan metode laporan.
 Menentukan apakah hasil control dirancang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
 Menelaah operasi sisitem control
 Menentukan apakah hasil control mencapai tujuan manajemen ketika
membuat control tersebut.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 31


 Menentukan apakah system control memiliki karakteristik-karakteristik
berikut:
o Fleksibilitas
o Pengindentifikasian penyebab
o Ketepatan waktu
o Kelayakan
o Akuntabilitas
o Penempatan

Auditing COSO

Audit internal yang dirancang untuk mempertimbangkan konsep control


COSO yang baru menjadi lebih rumit dibandingkan audit control internal yang
tradisional. Kebanyakan meningkatnya kesulitan muncul dari kebutuhan untuk
mempetimbangkan control lunak yang melekat pada filosofi COSO dan juga kebih
banyak pendekatan tradisional yang dilakukan dalam audit control. Dalam sebuah
artikel pada internal auditor, Mark Simmons mengemukakan serangkaian langkah
yang kelihatan cocok untuk melaksanakan audit seperti ini. Prosedur yang ia susun
mengakui kebutuhan untuk mengembangkan dan menggunakan pendekatan yang
unik untuk mengevaluasi control lunak. Metode ini menggunakan masukan dari
manajer dan pekerja yang berhubungan dengan aspek-aspek yang diaudit. Teknik-
teknik ini dijelaskan secara lengkap di bab 10 “Control Self Assesment”. Untuk
saat ini cukuplah kita mengenal hal tersebut sebagai evaluasi dari, status dari, dan
penanganan dari elemen-elemen control lunak. Langkah terkhir adalah merancang
tindakan korelatif dan meningkatkan kekuatan system. Tindakan tersebut dapat
dirancang dan diterapkan paling efektif melalui kelompok yang lebih “fokos” pada
pekerjaan auditor.

Aspek Audit Risiko Kontrol

Risiko kontrol (control risk) merupakan elemen yang substansial dari daerah
resiko yang luas. Risiko control adalah kemungkinan bahwa control yang telah

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 32


ditetapkan tidak bisa dideteksi adanya penyimpangan. Risiko control merupakan
hasil kompromi antara penelahaan aktual atas semua kejadian dan transaksi serta
penelahaan dari sampel-sampel yang refresentatif. Resiko control tersebut juga
mencakup pertimbangan atas metode control dan kualitas orang-orang yang
memfungsikan proses control. Audit internal , dalam menelaah operasi control,
harus mempertimbangkan aspek risiko control. Elemen resiko ini akan
mempengaruhi rancangan proses yang tinggi akan membutuhkan audit operasi
control yang lebih ketat. Jadi, penelaahan atas control menjadi salah satu dari
elemen pertama dalam program audit.

Kontrol - kontrol Operasi Internal

Kontrol, Kreteria, dan Tujuan

Auditor internal harus memiliki keahlian dalam hal control operasi


sebagaimana keahlian yang dimiki dalam control akuntansi dan keuangan. Kontrol
yang tidak memadai atau tidak efektif pada departmen produksi atau pemasaran
dapat menyebabkan kerugian dalam dolar yang lebih besar dibandingkan
departemen akuntansi . Jutaan dolarterbuang percuma akibat program yang tidak
efektif. Sebagaimana halnya control keuangan, control atas aktivitas-aktivitas
nonkeuangan juga harus berpegangan pada tujuan dan kreteria. Kontrol keuangan
ditetapkan sesuai prosedur akuntansi yang diterima umum, sementara control
nonkeuangan harus ditetapkan sesuai dengan prinsip dan teknik manajemen yang
dapat diterima.

Fungsi dan Kontrol Manajemen

Dalam setiap empat fungsi manajemen, kreteria kinerja yang dapat diterima
memang dibutuhkan, yang jika dipenuhi, akan memberikan keyakinan yang
memadai bahwa tujuan akan tercapai. Untuk perencanaan aktivitas penelitian dan
pengembangan membutuhkan prosedur-prosedur formal untuk mengedalikan
pembuatan rencana pengembangan produk, begitu pula aktivitas pembelian akan
membutuhkan prosedur-prosedur formal untuk mengawasi pemilihan pemasok
potensial.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 33


Kontrol yang Berlebihan

 Kontrol , dalam banyak contoh , memang telah dilakukan secara berlebihan.


Laporan control, yang seharusnya membantu manajer mengendalikan
aktivitas mereka sediri, sering kali dipersalahkan karena:
 Terlalu tebal: seharusnya dibuat ringkas dengan menekankan hal-hal
penting saja
 Terlalu rumuit: instruksi seharusnya mudah dibaca, aktivitas seharusnya
mudah dlakukan, laporan seharusnya mudah diinterprestasikan dan mudah
dipahami.
 Terlalu umun: seharusnya focus pada satu arah
 Terlalu klise: seharusnya lebih elastic dan jika terdapat masalah-masalah
tidak biasa yang dilaporkan, harus didefinisikan dengan jelas.
 Menyesatkan: laporan harus mencapai kesimpulan yang jelas

Mengapa Kontrol Tidak Berjalan

Kontrol, meskipun dibuat dengan cermat , tidak selalu mencapai tujuan yang
diinginkan. Meskipun control dirancang untuk membantu manajer melakuka
pekerjaannya dengan lebih baik, banyaknya manajer memandang control sebagai
ancaman, sebuah tantangan yang harus diatasi.Aldag dan Stearns mendefinisikan
empat reaksi terhadap system control.

 Dianggap sebagai permainan


 Dianggap sebagai sabotase
 Informsi yang tidak akurat
 Ilusi control

Efek yang disfungsional ini merupakan gabungan dari proses teknis, prilaku dan
administratif seperti:

 Perbedaan pribadi
 Kontrol yang berlebihan
 Tujuan yang saling bertentangan
 Dampak terhadap kekuatan dan status

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 34


 Penekanan yang salah pada system konrol. Akibatnya control
menjadi tujuan bukan sarana untuk mencapainya.

Sebagai tambahan, para ahlioperasi control telah mengidentifikasi serangkaian


penyebab yang lebih sederhana atas kegagalan system control untuk beroperasi
sebagaimana diinginkan. Penyebab-penyebanya adalah:

 Apati
 Keletihan
 Penolakan dari eksekutif
 Komplesitas
 Aspek efisensi

Daftar aspek –asfek disfungsional dari operasi control ini harus djadikan alat
pengecekan bagi auditor yang ingin menelaah system control.

Hal-hal yang Perlu Diingat

Auditor internal harus ingat bahwa audit yang baik tidak bisa dihafal dan
dilakukan diluar kepala. Tidak ada dua organisasi yang benar-benar sama. Juga
tidak ada organisasi yang sama baik pada masa ini maupun pada masa yang lalu.
Auditor internal harus menelaah control internal menggunakan cara pandang
manajemen serta tetap mempertimbangkan orang, waktu, lingkungan , risiko dan
kondisi.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 35


BAGIAN IV

LATIHAN

Pertanyaan Pilihan Ganda

( Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban yang dianggap Benar)

1.Laporan penugasan pegawai suatu organisasi membutuhkan banyak koreksi setiap


bulan karena adanya pengenaan jam kerja ke pekerjaan yang tidak dilakukan.Kontrol
pemrosesan data mana yang kelihatan tidak ad?

a) Uji kelengkapan.
b) Uji keabsahan.
c) Uji batas.
d) Keseluruhan Kontrol.

2.Kontrol mana yang akan membantu mencegah kelebihan pembayaran ke pemasok?

a) Pemeriksaan dan pembatalan dokumen pendukung ketika cek dikeluarkan.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 36


b) Meminta penandatanganan cek untuk mengirimkan cek langsung ke pemasok.
c) Memeriksa distribusi akuntansi untuk pengeluaran.
d) Menyetujui pembelian sebelum memesan dari pemasok.

3.Kontrol yang telah digambarkan sebagai sistem tertutup yang terdiri atas enam
elemen.Tentukan satu dari elemen tersebut.

a) Penetapan standar kerja


b) Pengamatan data-data dengan memadai
c) Adanya akta audit(audit charter)
d) Pembuatan fungsi audit yang independen

4.Kontrol yang mencegah agen pembelian hanya menyukai pemasok tertentu saja dalam
melalkukan pembelian adalah:

a) Laporan bulanan mengenai total pembelian yang dilakukan setiap pmbeli.


b) Meminta pembeli mencantumkan rincian spesifikasi produk.
c) Rotasi penugasan pembelian secara periodik.
d) Mengawasi jumlah pesanan yang dilakukan setiap pembeli.

5.Ketentuan bahwa pembelian dilakukan dari pemasok yang termasuk dalam daftara
pemasok merupakan contoh dari;

a) Kontrol prevemtif.
b) Kontrol detektif.
c) Kontrol korektif.
d) Kontrol pengawasan.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 37


BAGIAN V

RANGKUMAN

Audit merupakan suatu proses sistematis yang  secara  obyektif memperoleh dan
mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian
ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang
telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Kontrol tidak perlu dibatasi secara eksklusif. Juga tidak perlu terikat atau
memiliki daftar “apa saja yang tidak bisa dilakukan oleh kontrol”. Kontrol dapat
membantu manajer. Pendapat yang berkembang saat ini menyatakan bahwa kontrol
haruslah menjadi sarana positif untuk membantu manajer mencapai tujuan dan sasaran.

Auditor internal harus memiliki keahlian dalam hal kontrol operasi sebagaimana
keahlian yang dimiki dalam control akuntansi dan keuangan. Kontrol yang tidak
memadai atau tidak efektif pada departmen produksi atau pemasaran dapat
menyebabkan kerugian dalam dolar yang lebih besar dibandingkan departemen
akuntansi . Jutaan dolarterbuang percuma akibat program yang tidak efektif.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 38


Sebagaimana halnya control keuangan, control atas aktivitas-aktivitas nonkeuangan
juga harus berpegangan pada tujuan dan kreteria. Kontrol keuangan ditetapkan sesuai
prosedur akuntansi yang diterima umum, sementara kontrol non keuangan harus
ditetapkan sesuai dengan prinsip dan teknik manajemen yang dapat diterima.

BAGIAN VI

TES FORMATIF

Soal Essai.

1) Sebutkan elemen-elemen yang terkandung dalm model Coso.


2) Jelaskan elelemen – elemen kontrol Internal
3) Jelaskan manfaat kontrol internal.
4) Jelaskan standar – standar umum kontrol internal.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 39


BAGIAN VII

UMPAN BALIK

Setelah mahasiswa mempelajari meteri pembelajaran dalam modul model-model


kontrol internalt,maka untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam mempelajari
modul ini,kami menyediakan instrument latihan yang kiranya dapat dikerjakan oleh
mahasiwa.Adapun tujuan dari latihan ini selain untuk mengukur kemampuan mahasiswa
juga digunakan untuk mengukur tingkat kesulitan materi yang kami masukkan didalam
modul ini,yang hasilnya dapat kami jadikan sebagai acuan ataupun perbaikan dalam
pembuatan modul selanjutnya.

Kegiatan umpan balik diberikan dalam bentuk latihan soal pilihan ganda,dengan
jumlah soal sebanyak 5 dengan kriteria penilaian soal dengan jawaban benar akan
mendapatkan nilai 20 sedangkan soal dengan jawaban yang salah akan mendapatkan
nilai 0.Tingkat keberhasilan dari pemahaman mahasiwa dalam mempelajari meteri
modul ini,kemudian akan ditentukan dengan pembobotan sebagai berikut:

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 40


NILAI PEMBOBOTAN PREDIKAT
100 A Sangat Baik
80 B Baik
60 C Cukup
40 D Kurang

Bagi mahasiswa yang mendapatkan nilai (D) kurang maupun nilai (C)
cukup,sebaiknya dapat mengulangi materi pembelajaran dalam modul ini,baik
memmpelajari kembali materi secara keseluruhan maupun hanya mempelajari materi-
materi yang masih sulit untuk dipahami,dan kami menyarankan agar melakukan
kegiatan diskusi dengan teman lainya,dan bagi mahasiwa yang telah mendapatkan nilai
A ( Sangat Baik) maupun nilai B (Baik) agar kiranya bersedia membantu mahasiswa
lain yang masih belum terlalu mengerti dengan meteri pembelajaran dalam modul ini.

BAGIAN VIII

KUNCI TES FORMATIF

1) Model komponen internal control yang diterapkan oleh COSO (Committee of


Sponsoring Organizations) terdiri dari 5 yaitu :
 Control enviroment (lingkungan Pengendalian)
 Risk assessment (Penilaian resiko )
 Control activities (aktivitas Pengendalian)
 Information and communications (Informasi & komunikasi)
 Monitoring (Pengawasan)
2) Sebuah sistem tertutup (closed system) tidak berinteraksi dengan lingkungan;
sedangkan sistem terbuka (open system) memiliki interaksi. Sistem tertutup
jarang di gunakan – namun sejak komputer digunakan secara luas, sistem ini jadi
sering digunakan. Auditor internal akan berhubungan dengan kedua sistem
meskipun mereka tidak dapat mengabaikan dampak lingkungan pada sistem
kontrol terbuka.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 41


3) Adapun manfaat Internal Auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan
kerja Internal Auditing dalam mencapai tujuannya adalah:
 Untuk membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan
pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi.
 Untuk meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan,
rencana dan prosedur yang ditetapkan.
 Untuk meyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi
dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap
segala kemungkinan resiko kerugian.
 Untuk menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya
yang dikembangkan dalam organisasi.
 Menilai kwalitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah
dibebankan.
4. Standar-standar umum kontrol internal
o Keyakinan yang Wajar :Kontrol harus memberikan keyakinan yang
wajar bahwa tujuan kontrol internal akan dicapai.
o Perilaku yang Mendukung : Manajer dan karyawan harus memiliki
perilaku yang mendukung kontrol internal.
o Integritas dan Kompetensi : Orang-orang yang terlibat dalam
pengoperasian kontrol internal harus memiliki tingkat profesionalitas,
integritas pribadi dan kompetensi yang memadai untuk melaksanakan
kontrol guna mencapai tujuan kontrol internal.
o Tujuan Kontrol : Tujuan kontrol yang spesifik, komprehensif, dan
wajar harus ditetapkan untuk setiap aktivitas organisasi.
o Pengawasan Kontrol : Manajer harus terus menerus mengawasi
keluaran yang dihasilkan oleh system kontrol mengambil langkah-
langkah tepat terhadap penyimpangan yang memerlukan tindakan
tersebut.

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 42


BAGIAN IX

DAFTAR PUSTAKA
Sawyer, Lawrence, at all. 2005. Sawyer’s Internal Auditing 5 editition, Florida : The
Institute of Internal Auditors.Jakarta:Salemba Empat.

http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-audit-internal-definisi.html
(Diakses selasa,19 September 2017 Pukul 21.55 WITA)

MODUL PENGAUDITAN INTERNAL MODEL- MODEL KONTROL INTERNAL 43

Anda mungkin juga menyukai