Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ SIKLUS KERJA DAN PERENCANAAN INTERNAL AUDIT ”

DOSEN PENGAMPU :
Misdar, M.M

Disusun Oleh :
Kelompok 10

1. Juanda saputra 2120203861206045


2. Miftahul jannah 2120203861206027
3. Nur asriah 2120203861206065

PROGRAM STUDY PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan kami rahmat berupa
kesehatan sehingga dapat menyelesaikan riset yang berjudul “Siklus kerja dan perencanaan
internal audit” Tanpa pertolongan-Nya penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat menyertai salam semogah terlimpahkan kepada baginda
tercinta Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun berdasarkan apa yang telah diperoleh dari berbagai sumber.
Dalam makalah ini penyusun mencoba menyajikan seperti yang ada pada judul tersebut.
Penyusun menyadari kekurangan serta keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki sehigga dalam penyusunan riset ini masih banyak kekurangan dan kesalahan.
Untuk itu, penyusun mengharap kritik, saran dan masukan dari pembaca yang bersifat
membangun sebagai bahan koreksi dan evaluasi demi kesempurnaan riset ini kedepan, dan
tentunya akan memperkaya ilmu dan wawasan kami sebagai penyusun.

Parepare ,10 oktober 2023

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2

3.1 Perencanaan audit...................................................................................2


3.2 Penilaian resiko.......................................................................................4
3.3 Program audit..........................................................................................7
3.4 Siklus kerja audit internal.......................................................................9

BAB III PENUTUP...........................................................................................17

3.1 Kesimpulan.............................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Internal audit merupakan kegiatan objektif dan independen,yang menyediakan
jasa asuransi dan konsultasi,yang di rancang untuk memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kegiatan operasional suatu instansi. Internal audit membantu instansi
untuk mencapai tujuannya,melalui pendekatan yang teratur dan sistematis untuk
mengevaluasi serta meningkatkan efektifitas manajemen risiko,pengendalian dan
proses pengelolaan. Kegiatan internal audit ini biasanya dijalankan oleh beberapa
auditor internal. Auditor internal sebagai bagian integral (yang tidak dapat
dipisahkan) dari struktur organisasi instansi, dimana perannya adalah memberikan
pengawasan serta penilaian secara rutin atas kegiatan operasional instansi.
Dalam melaksanakan audit, auditor diharuskan melakukan perencanaan tugas
dengan tepat, untuk dapat memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat
dan mencukupi pada situasi yang dihadapi. Dalam hal ini perencanaan audit
meliputi pengembangan strategi pelaksanaan secara menyeluruh dan sesuai dengan
ruang lingkup audit yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan audit ?
2. Apa yang dimaksud dengan siklus kerja audit ?
3. Bagaimana perencanaan audit yang akan dilakukan oleh auditor internal ?
4. Bagaimana siklus kerja dalam audit internal?

1.4 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi perencanaan audit.
2. Mengetahui definisi dari siklus kerja audit.
3. Mampu memahami perencanaan audit yang di dilakukan oleh auditor internal.
4. Mengetahui siklus kerja audit.
BAB I

PEMBAHASAN

A. Perencanaan audit
1. Fungsi perencanaan audit
Sebelum melaksanakan pekerjaan audit, terlebih dahulu auditor internal
harus menyusun rencana audit secara sistematis. Rencana audit tersebut
berfungsi sebagai:
a. Pedoman pelaksanaan audit
b. Dasar untuk menyusun anggaran
c. Alat untuk memperoleh partisipasi manajemen
d. Alat untuk menetapkan standar
e. Alat pengendalian
2. Hal yang perlu di perhatikan dalam perencanaan audit
Hal yang harus dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan audit
adalah:
a) Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan
industri dimana satuan usaha tersebut beroperasi didalamnya.
b) Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut
c) Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengolah
informasi akuntansi
d) Penetapan tingkat risiko pengendalian yang di rencanakan
e) Pertimbangan awal tentang materialitas untuk tujuan audit
f) Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian

3. Isi perencanaan audit


Isi audit plan meliputi tiga hal pokok yang terdiri dari:
a) Hal-hal mengenai client
b) Hal-hal yang mempengaruhi client
c) Rencana kerja audit
4. Metode dalam perencanaan audit

Secara umum, rencana audit disusun setelah auditee ditetapkan. Yang


dimaksud dengan auditee adalah entitas organisasi , atau bagian ‘unit
orgaanisasi’ atau operasi yang program termasuk proses,aktivitas dan kondisi
terntentu yang di audit. Penyelesaian auditee dapat dilakukan dengan 3
metode yaitu:

a) Sytematic selection
Bagian audit internal menyusun suatu jadwal audit tahunan yang
berkenan dengan audit yang diperkirakan akan dilaksanakan.
Secara tipikal jadwal tersebut dikembangkan dengan
mempertimbangkan risiko. Auditee potensional yang menunjukkan
tingkat risiko yang tinggi mendapat prioritas untuk dipilih.
b) Ad hoc
Audit metode ini digunakan dengan mempertimbangkan bahwa
operasi tidak selalu berjalan tepat seperti yang di rencanakan.
Manajemen dan dewan komisasris sering menugaskan auditor
internal untuk mengaudit bidang atau area fungsional terntentu yang
dipandang bermasalah. Dengan demikian manajemen dan dewan
komisaris memilih auditee bagi auditor internal.
c) Auditee request
Beberapa manajemen merasa bahwa mereka memerlukan input dari
auditor untuk mengevaluasi kelayakan dan keefektifan penegendalian
internal serta pengaruhnya terhadap operasi yang berada di bawah
supervisinya. Oleh karena itu, mereka mengajukan permintaan untuk
diaudit. Tetpai dalam hal ini auditor internal tetap harus
mempertimbangkan risiko dan prioritasnya.

5. Kegiatan dalam perencanaan audit


Rencana audit harus di susundan di dokumentasikan dengan baik dan
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Penetapan tujuan dan ruang lingkup
Secara umum tujuan fungsi audit internal adalah untuk membantu
manajemen dalam mencapai akuntabilitas-nya dan memberikan solusi
alternatif untuk memperbaiki pengendalian manajemen.
b) Review atas file audit
Review ini dilakukan dengan cara mempelajari kembali laporan.
Laporan dan informasi dari file audit yang telah dilakukan
sebelumnya. Review ini bermanfaat untuk mengenal sifat operasi
sebagai bahan untuk melaksanakan survey pendahuluan.
c) Menyeleksi tim audit
Kegiatan ini dilakukan dengan mempertimbangkan beban tanggung
jawab yang akan dipikul oleh masing-masing staf auditor, dan
keahlian yang di perlukan untuk mengaudit bidang-bidang terntentu.
d) Komunikasi pendahuluan dengam auditee dan pihak yang
berkepentingan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengkomunikasikan hal-hal yang
berkenan denagn pekerjaan yang akan dilakukan.

B. Penilaian risiko
Perencanaan audit harus disusun dengan mempertimbangkan risiko yang dihadapi
organisasi yang akan diauditnya. Dalam hal ini, auditor internal harus memanfaatkan
output dari hasil penilaian risiko dalam perancangan program audit. Oleh karena itu,
audit perlu memahami peoses yang digunakan dalam penilaian risiko tersebut.
Yang dimaksud dengan penilaian risiko adalah kegiatan identifikasi dan analisis
terhadap risiko yang relevan dalam upaya pencapaian tujuan organisasi sebagai dasar
untuk menentukan cara pengelolaan risiko tersebut. Penilaian risiko tersebut penting
untuk dilakukan sebab kondisi perekonomian, industri, regulasi dan operasional
organisasi terus berubah, perubahan tersebut meliputi:
1. Adanya regulasi yang baru pada bidang perpajakan, ketenagakerjaan, ekspor
dan import.
2. Masuknya kompetitor baru ke industri dimana perusahaan berada.
3. Kompetitor mengenalkan produk baru.
4. Penggunaan teknologi baru

Auditor internal berkepentingan untuk menilai pengendalian yang ada pada aktivitas atau
operasional organisasi, sehingga bila risiko teridentifikasi,maka auditor dapat
menentukan prosedur pengendalian yang seharusnya ada untuk memastikan bahwa
tujuan organisasi dapat tercapai, dan bila risiko tersebut tidak di tangani dangan baik,
maka auditor dapat menentukan rekomendasi yang tepat bagi manajemen untuk
memperbaiki pengendalian atau operasionalnya.

Umumnya risiko tersebut sulit di ukur, sehingga perlu keterlibatan dan kehati-hatian,
risiko audit terdiri dari:

1) Risiko inheren atau bawaan


Risiko inheren berkenaan dengan kemungkinan adanya kekeliruan dalam
segmen audit yang melampaui batas toleransi sebelum memperhitungkan
faktor efektivitas pengendalian internal. Risiko inheren adalah faktor
kerentanan laporan keuangan terhadap kekeliruan yang material dengan
asumsi tidak adanya pengendalian internal.
2) Risiko pengendalian
Risiko pengendalian berkenaan dengan kemungkinan adanya kekeliruan
dalam segmen audit yang melampaui batas toleransi yang tidak terdeteksi atau
tidak dapat dicegah oleh pengendalian internal.
3) Pengendalian pendeteksian
Risiko pendeteksian berkenaan dengan kemungkinan terjadinya kekeliruan
dalam segmen audit yang melampaui batas toleransi yang tidak terdeteksi
karena pengujian menggunakan uji petik, prosedur audit yang tidak tepat atau
salah aplikasi, kekeliruan interpretasi atas hasil implementasi prosedur audit.

Konsep audit berbasis risiko menempatkan kegiatan observasi dan analisis terhadap
pengendalian sebagai starting point, kemudian mengembangkan auditnya pada bidang atau
area yang memerlukan pengujian dan evaluasi lebih lanjut.

C. Program audit
1. Pengertian program audit
Program audit adalah rangkaian yang sistematis dari prosedur-prosedur audit
untuk mencapai tujuan audit. Dengan demikian audit merupakan rencana
langkah kerja yang harus dilaksanakan berdasarkan sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan. Pada dasarnya program audit merupakan rencana tertulis
untuk mengarahkan audit,dan oleh karena itu merupakan salah satu alat
pengendalian audit.
2. Pendekatan dalam program audit
Penyusunan program audit harus disesuaikan dengan kondisi
organisasi/bidang/area fungsional yang akan di audit. Pendekatan yang dapat
digunakan dalam mengembangkan program audit adalah:
a. Penyusunan program audit selama tahap persiapan audit
b. Penyusunan program audit setelah melaksanakan survei pendahuluan
c. Menggunakan program audit standar untuk operasi yang spesifik
3. Jenis program audit
Berdasarkan kepada sifat operasi yang akan di audit, program audit dapat di
bedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Program audit individual
Program audit individual, yaitu program yang disusun tersendiri untuk
masing-masing audit, dan tidak menggunakan bentuk standar, serta
disusun setelah melaksanakan survey pendahuluan.
b. Program audit performa
Program audit performa, yaitu program audit yang dikembangkan
untuk berbagai tujuan dan disiapkan guna mengumpulkan informasi
yang sama dari beberapa periode untuk melihat kecenderungan dan
perubahan-perubahannya.

4. Informasi dalam program audit


Program audit disiapkan oleh ketua tim audit internal dan disetujui oleh kepala
bagian audit internal. Program audit yang baik harus memuat informasi
mengenai:
a. Tujuan audit
b. Daftar pengendalian yang ada atau yang diperlukan
c. Prosedur audit
d. Staf pelaksana
e. Komentar atas hasil pengujian
D. Kriteria Program Audit
Program audit perlu memperhatikan kriteria terntentu agar tujuan audit yang
ditetapkan dapat tercapai. Kriteria yang dimaksud antara lain:
1. Tujuan dari suatu operasi yang di audit harus dinyatakan secara hati-hati dan
disetujui oleh audiee sehingga tujuan audit atas operasi yang di maksud dapat
ditetapkan dengan tepat.
2. Program audit harus disesuaikan dengan penugasan auditnya, dan tidak
bersifat memaksakan atau mendikte.
3. Setiap langkah kerja yang diprogram harus memperhatikan alasan yang kuat,
yaitu berdasarkan tujuan operasi yang di audit dan pengendalian yang di uji.
4. Program audit harus mengidentifikasikan skala prioritas dari langkah kerja.
5. Program audit harus fleksibel

E. Siklus kerja audit internal


Siklus kerja audit internal merupakan kombinasi dari program regular yang
bekesinambungan dan aktifitas yang bersifat project based. Dalam hal ini regular
audit merupakan pengawasan teratur yaitu aktivitas yang tidak harus dijalankan
berdasarkan permintaan pihak tertentu dalam perusahaan.
Mengacu pada prinsip manajemen PDCA (plan, do, check, act) secara kemprehensif
siklus aktivitas utama internal audit di bagi menjadi 4 tahapan besar yaitu:
1. PLAN (rencana)
Merupakan upaya menerjemahkan strategi korporasi / bisnis serta umpan balik
yang diterima dari berbagai pihak ke dalam perspektif internal audit, yaitu
berupa pemetaan risiko dan pengendalian, penetapan strategi audit, hingga
penyusunan program audit.
2. DO (pelaksanaan audit)
Merupakan implementasi dari rencana audit, baik secara teratur ( regular
audit) maupun berdasarkan investigasi khusus atau permintaan pihak tertentu.
Keduanya dijalankan secara sinergis antara pengawasan tidak langsung
maupun pengawasan tidak langsung.
3. CHECK (penyajian hasil audit)
Merupakan penyampaian konfirmasi temuan kepada pihak klien/ teraudit
hingga penyajian laporan hasil audit ke audiee dan pihak-pihak yang
berkepentingan. Baik konfirmasi temuan maupun laporan hasil audit perlu di
tangani oleh pihak teraudit sebagai fungsi re-checking.
4. ACT ( Peninjauan kembali hasil audit)
Merupakan aktivitas evaluasi dari audit plan, dan merupakan evaluasi terhadap
tindak lanjut audit yang harus dijalankan oleh auditee.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Sebelum menerima suatu penugasan, auditor harus memastikan bahwa

penugasan tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan semua standar

profesional,termasuk standar auditing, kode etik akuntan, dan standar pengendalian

mutu. Tahap-tahap penting dalam perencanaan suatu penugasan meliputi; evaluasi

integritas manajemen, mengidentifikasi keadaan-keadaan khususs dan risiko tak biasa,

menentukan kompetensi, menilai independensi , menentukan bahwa pekerjaan dapat

dilaksanakan dengan cermat dan teliti, serta menerbitkan surat penugasan. Penetapan

perencanaan yang tepat merupakan pekerjaan yang cukup sulit dalam melaksanakan

audit yang efesien dan efektif. Tahapan-tahapan perencanaan meliputi pekerjaan

mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri klien dan melaksanakan

prosedur analisis.

Saran

Perencanaan audit merupakan tahapan yang harus menjadi perhatian khusus para auditor.
Perencanaann juga harus dilaksanakan secara sistematis, karena pekerjaan apapun tentu akan
lebih baik bila terencana dengan baik pula. Kesuksesan audit ini sangat di tentukan oleh
perencanaan audit yang matang. Oleh karena itu sebagai auditor diharapkan melakukan
perencanaan yang tersusun secara sistematis dan sesuai dengan siklus kerja yang berlaku
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/embeds/492279343/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta
www.coursehero.com
https://www.academia.edu/perencanaan_audit.

Anda mungkin juga menyukai