BY DRH. H. SYAFRUDDIN, MP
SINAR X
Pada tahun 1895 Wilhelm Rontgent mengamati adanya
suatu radiasi yang belum diketahui sifatnya, yang dihasilkan
bila elektron-elektron cepat membentur benda yang
selanjutnya dikenal dengan sinar X.
Drh. H. Syafruddin, MP
Film Roentgent (x-ray Film)
Film Ro dalam penggunaannya dibungkus di dalam satu kesatuan yang disebut
kaset atau cassete film roentgent.
Film ini disisipkan di antara dua screens, dan permukaannya harus betul-betul
menempel erat dengan ke dua permukaan screen ini.
Screen ini sering disebut dengan intensifyang screen, dimana dilapisi calsium
tungstate;
namun juga ada jenis intensifying screen bumi yang terbuat dari pospor alami
seperti gadolinium atau lanthanum atau yttrium; dan tipe ini akan lebih baik
dibanding yang dari tipe tungstat karena dapat bekerja 2-10 kali lebih cepat.
Drh. H. Syafruddin, MP
PENCUCIAN FILM RO (PROCESSING FILM)
Drh. H. Syafruddin, MP
Ag+ dan AgBr sisa yang menempel pada plastik film yang ada
gelatinnya, harus segera difiksasi yaitu dengan dimasukkan ke
dalam larutan fixer agar bayangan gambar yang ada pada film
tetap menempel (sebab kalau tidak difiksasi, film tersebut apabila
kena sinar matahari atau penerangan lampu akan terurai lagi
menjadi Ag+ dan Br-).
Larutan developer terdiri dari:
Drh. H. Syafruddin, MP
FIKSASI
Ketika film dimasukkan ke larutan fikser masih
ada sisa larutan pengembang yang melekat pada
film sehingga akan bereaksi dengan cairan fixer,
akibatnya terlalu banyak fixer yang digunakan,
sedang untuk mengatasinya dapat ditambah asam
acetat 10% sebelum film dimasukkan ke dalam
larutan fixer.
Lamanya dalam larutan fixer dapat ditentukan
dengan waktu atau demi praktisnya dengan cara
melihat gambaran yang diperoleh pada film,
apabila sudah cukup baik dapat dihentikan.
Drh. H. Syafruddin, MP
WASHING/PENCUCIAN
DRYING (PENGERINGAN
Drh. H. Syafruddin, MP
PEMBACAAN FILM RO
Pemeriksaan foto tulang sangat penting untuk mengevaluasi
penyakit atau cidera sistem rangka.
Bentuk diagnostik yang akurat akan membawa terapi yang
tepat pula, misal pada penyakit traumatik, peradangan,
metabolik neuplastik.
Ketekunan dan ketelitian pemeriksaan foto Ro serta analisis
yang terorganisir akan menentukan apakah tanda/pembacaan
gambar diterima atau diabaikan.
Prinsip dasar
A untuk mendeteksiBadanya fraktur atau dislokasi
C
tidak cukup hanya dengan satu foto, tetapi dua foto dengan
proyeksi yang tegak lurus satu sama lain.
Apabila foto tulang yang fraktur dibuat, foto akan terlihat
meliputi sendi di proksimal dan distal bagian yang fraktur atau
paling tidak sendi yang terdekat sebaiknya terfoto.
Perlu diingat dan diperhatikan bahwa kerusakan tendo dan
pembuluh darah tidak bisa dilihat dengan foto Ro pola ini.
Drh. H. Syafruddin, MP
ISTILAH-ISTILAH UNTUK PEMBACAAN TULANG:
Drh. H. Syafruddin, MP
UROGRAM
Media
Iodine 370 mg/lb BB, IV
Hypaque 50% 0,5-1 ml/lb BB, IV
(fungsi ginjal normal 30-50 ml)
Tehnik
puasa makan 24 jam, puasa minum 12-15 jam
laksansia (awal puasa), Enema jika masih ada feses
eliminasi gas vasopresin (5-10 unit) 1-1,5 jam
sebelum Ro
ekpose film 5, 10-15, 25-30 menit (gangguan fungsi
ginjal 1, 2, 3 jam)
Drh. H. Syafruddin, MP
UROGRAFI DOSIS TINGGI
Media
Hypaque 50% (BB < 20 kg, 4-6 ml/kg BB, IV cepat)
Indikasi
Ukuran, bentuk, letak ginjal
Evaluasi fungsi ginjal
Ukuran, bentuk divert renalis dan pelvis renis
Ukuran, letak ureter dan VU
NEFROGRAFI
Media
Hypaque M 90%, IV 30 detik
Ro setelah 10-20 detik pasca injeksi total
SISTOGRAM
Media
Iodin organik 2,5-5% (dosis > lesi kecil kabur)
(1 bagian dalam 2,5 bagian air steril/larutan garam steril)
Barium sulfat
Tehnik
Kosongkan Visika urinaria
Injeksi kontras media lewat kateter
Ro lateral, ventrodorsal (oblique)
PNEUMOSISTOGRAFI
Media
udara, Co2, nitrous oksid
Tehnik
kosongkan visika urinaria
injeksi udara melalui kateter ke visika urinaria
(volume udara tergantung besar kecilnya
hewan
Ro ventrodorsal dan lateral
DOUBLE CONTRAS CYSTOGRAM
Media
barium sulfat 15-30%
renografin 76%
udara
Tehnik
Media
Hypaque 50% (1 bagian dalam 3-4 bagian larutan lubrican steril)
Renografin 76% 5-10 ml
Tehnik
larutan diinjeksikan ke dalam uretra dengan menggunakan kateter
posisi hewan lateral kanan dan kiri, dorsoventral dan ventrodorsal
setelah Ro larutan biarkan keluar sendiri/diirigir dengan larutan
garam steril
Indikasi
lokasi, kontur, integritas uretra dan VU
stenosis uretra perolehan dan kongenital
neoplasma
divertikulum
fistula uretrorektal
abses periuretral
TERIMA KASIH
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH
23