1. guna menentukan perbuatan yang pantas untuk menjamin adanya perlindungan terhadap hak- hak individu.
2. Etika mencakup cara-cara pembuatan keputusan
guna membantu membedakan yang baik dari yang buruk atau mengarahkan bagaimana yang seharusnya.
3. Etika berlaku bagi individu-individe, kelompok-
kelompok kecil atau masyarakat. Franz Magnis Suseno, SJ. :
Etika merupakan filsafat yang merefleksikan
1. ajaran-ajaran moral.
Etika mengandung pemikiran rasional, kritis,
2. mendasar, sistematis dan normatif.
Etika merupakan sarana guna memperoleh
3. orientasi kritis sehubungan pelbagai masalah moralitas yang membingungkan. Gene Bloker :
Etika : cabang ilmu filsafat moral yang
mencoba mencari jawaban untuk menentukan dan mempertahankan secara rasional teori yang berlaku secara umum tentang apa yang benar dan salah, baik dan buruk sebagai suatu perangkat prinsip moral yang dapat dipakai sebagai pedoman bagi tindakan manusia. KODE ETIK Merupakan ketentuan tertulis (written list) yang memuat nilai-nilai dalam profesi, sekaligus sebagai standar berprilaku. Merupakan kerangka acuan dalam mengambil keputusan. Selalu dilakukan revisi secara periodik, disesuaikan dengan perkembangan masyarakat atau perkembangan profesi. Biasanya lebih luas, tetapi tidak pernah berbenturan dengan ketentuan hukum. Setiap anggota profesi bertanggungjawab terhadap tegaknya nilai-nilai serta standar yang ada dalam kode etik. Kode etik tidak bersifat paksaan.
(Catalano, JT, 1991)
BEDA ETIKA DAN HUKUM ETIKA HUKUM
Norma otonom. Norma heteronom. Tujuan menjaga kewibawaan dan Menjamin kedamaian hidup integritas. bersama.
Materi berupa kewajiban saja. Berupa hak & kewajiban secara seimbang.
Merupakan aturan pribadi dan Aturan umum dan lebih luas.
kesejawatan (kode etik).
Cakupan berlakunya terbatas. Umum.
Sanksi tidak mengikat dan tidak dapat Mengikat dan dapat dipaksakan. dipaksakan (sanksi moral); berupa kata atau isyarat dari ketidaksukaan sosial, ketidaksetujuan atau pengucilan.
Akibat sanksi berupa pencemaran Pidana: ultimum remedium nama baik. Perdata: pemulihan hak. Pada hakekatnya hukum dan etika beranjak dari landasan yang sama, yaitu moral.
Apa yang pada umumnya dinilai baik
atau buruk oleh etika juga dirasakan demikian oleh hukum.
Hanya saja bidang hukum tidak mencakup
hal-hal kecil dan sepele, yang bagi hukum kurang relevan untuk dicampuri. Pelanggaran terhadap norma etik yang kecil dan ringan dianggap belum mengganggu atau membahayakan ketertiban umum sehingga belum perlu diatur dan diberi sangsi hukum sebab masyarakat sendiri dinilai masih sanggup mengendalikanya tanpa menimbulkan gejolak yang berarti. Tetapi aliran legalisme menghendaki agar sikap-tindak etik diikuti oleh peraturan hukum dimana kewajiban-kewajiban dan hak-hak ditentukan.
Tujuan dari aliran ini adalah legalisasi
moral dan moralisasi hukum, namun banyak ditentang karena dinilai membaurkan pengertian menge- nai fungsi hukum dan fungsi moral. Hukum muncul karena adanya pertentangan (misalnya karena kepentingan yang saling bertenturan) dan hukum diperlukan karena ia merupakan mekanisme sosial untuk memecahkan masalahnya. Sedangkan etika muncul akibat adanya pemikiran masalah-masalah yang sifatnya lebih luas dan lebih mendalam, misalnya tentang manusia dan hubungannya dengan sesamanya. Secara umum hukum dan etik punya tujuan yang sama, yaitu ketertiban di dalam masyarakat. Secara khusus hukum dan etik berbeda dilihat dari sifat dan tujuan khususnya, tolok ukur, akibat, sanksi dan ruang lingkupnya.
Moral dan etik menghendaki agar orang
menggunakan hati nuraninya untuk selalu melakukan yang baik dan yang benar serta menghindari tindakan yang tidak baik dan yang salah Sedangkan etika profesi yang merupakan etika terapan menghendaki agar kelompok profesional mengaplikan ajaran moral dan etik guna menjaga mutu, harkat dan martabat profesinya serta harkat dan martabat manusia. Sementara itu hukum mengatur etik secara garis besar yang berlaku umum dalam kehidupan masyarakat dan bertujuan menciptakan kedamaian dan ketertiban. PROBLEM HUKUM
1. Sering bertentangan dengan nilai fundamental.
2. Penyelesaian menggunakan jalur hukum memiliki banyak kelemahan, yakni: - Membutuhkan waktu lama. - Memerlukan biaya yang tidak sedikit. - Bentuk penyelesaiannya sangat kaku dan menyakitkan salah satu atau bahkan kedua belah pihak.
PROBLEM ETIKA 1. Sifatnya yg umum & abstrak menimbulkan problem aplikasi, konsistensi & questionable morality. 2. Penyelesaian lewat jalur ini tidak memiliki daya paksa. TERIMA KASIH