Anda di halaman 1dari 40

ANTROPOLOGI KEDOKTERAN

OLEH DR. DOARIS


PENDAHULUAN
 Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultan dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan
manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, g enetika, dan sebagainya.
 Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psychosociosomatic health well
being , merupakan resultante dari 4 faktor, yaitu:
 Environment atau lingkungan
 Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological
balance
 Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya
 Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif,
dan rehabilitatif
 Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang
paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat.
 Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti kelas sosial, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman
kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-
variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.
PENDAHULUAN
 Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara
individual, terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.Jika
diumpamakan sebagai kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi kesehatan
diantaranya: bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan
bereaksi terhadap ill dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih,
untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial di lingkungan tempat
tinggalnya.
 Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural dari semua
masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya,
diantaranya :
 Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)
 Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural
maupun supernatural atau penyihir
 Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok
masyarakat
 Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh
DEFENISI
 Antropologi berasal dari bahasa latin yaitu anthropos yang artinya manusia
dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Antropologi adalah ilmu yang
mempelajari segala sesuatu mengenai manusia baik dari aspek fisik maupun
sosialnya.
 Antropologi dikategorikan menjadi 2 sub ilmu:
 Antropologi biologi
Mempelajari struktur tubuh manusia seperti ilmu kedokteran tanpa mempelajari cara
pengobatan.
Penerapannya dalam pekerjaan: forensik antropologi, mis mengidentifikasi kerangka,
rekonstruksi wajah dari tengkorak manusia.
  Antropologi sosial budaya

Mempelajari tentang kelakuan dan karya individu manusia (aspek sosial dari manusia
itu sendiri) mis kebiasaan/budaya seseorang, perilakunya sehari-hari, pengaruh
perilaku terhadap lingkungan sekitarnya.
Penerapan dalam pekerjaan: meneliti sosial-budaya, konsultan masyarakat, penasehat
SDM.
PENGERTIAN ANTROPOLOGI KESEHATAN
MENURUT PARA TOKOH ANTROPOLOGI
 Hassan dan Prasad (1959), mengusulkan antropologi
kesehatan adalah cabang dari ilmu “ilmu mengenai manusia”
yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan
manusia (termasuk sejarahnya) dari titik-tolak pandangan
untuk memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran
(medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal),
aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalah-
masalah kesehatan manusia.
 Hochstrasser dan Tapp (1970): Antropologi kesehatan
berkenaan dengan pemahaman biobudaya manusia dan
karya-karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan
pengobatan.
PENGERTIAN ANTROPOLOGI KESEHATAN
MENURUT PARA TOKOH ANTROPOLOGI
 Lieban (1973): Antropologi kesehatan mencakup studi
tentang fenomena medis.
 Fabrega (1972), merumuskan bahwa pertanyaan
antropologi kesehatan sebagai suatu yang:
1. Menjelaskan berbagai faktor, mekanisme dan proses
yang memainkan peranan di dalam atau
mempengaruhi cara-cara di mana individu-individu
dan kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons
terhadap sakit dan penyakit.
2. Mempelajari masalah-masalah ini dengan penekanan
terhadap pola-pola tingkah laku.
DEFENISI SECARA UMUM
• Antropologi kesehatan adalah aktivitas
formal antropologi yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit.
• Para ahli antropologi tersebut umumnya
disebut sebagai ahli antropologi kesehatan
dan lapangan yang diwakilinya adalah
subdisiplin baru antropologi, yakni
“antropologi kesehatan”
LAHIRNYA ANTROPOLOGI
KESEHATAN
 Sejak berakhirnya Perang Dunia II, ahli antropologi sosial-
budaya dan biologi meningkatkan perhatian mereka pada studi
lintas-budaya, faktor bioekologi dan sosial-budaya yang
berpengaruh terhadap kesehatan serta timbulnya penyakit di
sepanjang sejarah kehidupan manusia.
 Sebagian berminat pada masalah teoretis karena rasa ingin tahu
tentang perilaku kesehatan manusia dan dampaknya.
 Sebagian berminat pada masalah terapan karana yakin bahwa
teknik penelitian antropologi, teori-teori maupun datanya dapat
dan harus digunakan dalam program-program yang disusun
untuk memperbaiki perawatan kesehatan di negara-negara
berkembang.
RANAH ANTROPOLOGI
KESEHATAN
 Tempat tugas pada masa kini (khususnya di Amerika): Departemen
Kesehatan, FK, FBAHASA BUDAYA jurusan antropologi, sekolah
keperawatan, RS, dan di berbagai bidang kesehatan masyarakat.
 Mereka melakukan penelitian dalam topik-topik antara lain:
 Anatomi, pediatri, epidemiologi, dan kesehatan jiwa,
 Penyalahgunaan obat,
 Definisi mengenai sehat dan penyakit,
 Pelatihan terhadap petugas kesehatan dan birokasi medis,
 Pengaturan dan pelaksanaan RS,
 Hubungan dokter-pasien, dan
 Proses memperkenalkan sistem kesehatan ilmiah kepada masyarakat
yang semula hanya mengenal sistem kesehatan tradisional.
RANAH ANTROPOLOGI
KESEHATAN
 Secara konseptual perspektif dan pusat perhatian dari aktivitas yang
dilakukan antropologi kesehatan dapat digambarkan sebagai suatu garis
dimana ujung yang satu disebut kutub biologi sedangkan ujung lain disebut
kutub sosio-budaya.
 Pada kutub biologi terdapat ahli-ahli antropologi yang pokok perhatiannya
adalah tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia, peranan penyakit
dalam evolusi manusia dan paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit
purba).
 Pada kutub sosio-budaya terdapat ahli-ahli antropologi dengan pokok
perhatian pada sistem medis tradisional (etnomedisin), masalah petugas-
petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka, tingkah laku sakit,
hubungan antara dokter-pasien, serta dinamika dari usaha memperkenalkan
pelayanan kesehatan modern pada masyarakat tradisional.
RANAH ANTROPOLOGI KESEHATAN
 Namun antropologi kesehatan bukanlah suatu penggabungan dua
disiplin yang longgar karena sering kali masalah-masalah yang
dihadapi membutuhkan data maupun teori dari kedua disiplin yang
saling berhubungan.
 Contoh: Makanan, di mana kebiasaan makan dan makanan yang
dipilih berkaitan dengan tingkatan nutrisi. Demikian pula teori
epidemiologi yang didasarkan atas pengetahuan bahwa tingkah laku
manusia sangat mempengaruhi vektor yang menularkan banyak
penyakit.
 Antropologi kesehatan dipandang oleh para dokter sebagai disiplin
biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan
sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara
berinteraksi antara keduanya di sepanjang sejarah kehidupan manusia,
yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit.
AKAR ANTROPOLOGI
KESEHATAN
 Akar antropologi kesehatan kontemporer dapat
ditelusuri pada empat sumber yang berbeda, yang
perkembangannya masing-masing secara relatif
terpisah satu sama lain:
1. Antropologi fisik
2. Etnomedisin.
3. Studi-studi tentang kebudayaan dan
kepribadian.
4. Kesehatan masyarakat internasional.
1. ANTROPOLOGI FISIK
 Lama sebelum ada ahli-ahli antropologi kesehatan, ahli-ahli antropologi fisik
belajar dan melakukan penelitian di sekolah-sekolah kedokteran (biasanya
pada jurusan anatomi).
 Sama seperti masa kiri, ahli-ahli antropologi fisik di masa lalu juga
memberikan banyak perhatian pada topik-topik yang mempunyai
kepentingan medis seperti nutrisi dan pertumbuhan serta korelasi antara
bentuk tubuh dengan variasi yang luas dari penyakit-penyakit, misalnya
radang pada persendian tulang (arthritis), tukak lambung (ulcer), kurang
darah (anemia) dan penyakit diabetes.
 Ukuran, norma-norma dan standar yang berasal dari sejumlah studi
antropologi sering digunakan dalam bidang-bidang kedokteran anak serta
kedokteran gigi, juga dalam berbagai survei tentang tingkatan gizi serta
etiologi penyakit (penyebab perilaku) dalam populasi yang berbeda-beda
maupun dalam suatu populasi.
USAHA PARA TOKOH ANTROPOLOGI
FISIK
 Underwood (1975) dan lain-lainnya berusaha mendapatkan
pengertian yang lebih luas mengenai proses penyakit melalui
pengamatan terhadap pengaruh-pengaruh evolusi manusia serta
jenis penyakit yang berbeda-beda pada berbagai populasi yang
terkena sebagai akibat dari faktor-faktor budaya,misalnya migrasi,
kolonisasi dan meluasnya urbanisasi.
 Fiennes (1964), lebih jauh lagi mengajukan pendapatnya bahwa
penyakit yang ditemukan dalam populasi manusia adalah suatu
konsekuensi yang khusus dari suatu cara hidup yang beradab,
dimulai dari pertanian yang menjadi dasar bagi timbulnya dan
berkembangnya pemukiman penduduk yang padat.
2. ETNOMEDISIN
 Etnomedisin merupakan subbagian antropolgi kesehatan, yaitu kepercayaan
dan praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang merupakan hasil
perkembangan kebudayaan asli dan lebih eksplisit tidak berasal dari
kerangka kedokteran modern.
 Sejak awal penelitian, lebih dari 100 tahun yang lalu, para ahli antropologi
secara rutin mengumpulkan data mengenai kepercayaan dalam pengobatan
pada penduduk yang mereka teliti, dengan cara dan tujuan yang sama dengan
yang mereka lakukan dalam pengumpulan data mengenai aspek-aspek
kebudayaan lainnya yaitu untuk menghasilkan tulisan etnografi yang
selengkap mungkin.
 W.H.R. Rivers, seorang dokter dan ahli antropologi Inggris, menerbitkan
suatu karya besar dlm bidang antropologi kesehatan, berjudul “Medicine,
Magic, and Religion” (Rivers, 1942) .
KEBERADAAN ETNOMEDISIN DALAM ANTROPOLOGI
KESEHATAN
 Dari Rivers diperoleh bahwa konsep dasar penting terutama
mengenai ide bahwa sistem pengobatan asli adalah pranata sosial
yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari
pranata sosial umumnya, dan bahwa praktek pengobatan asli adalah
rasional bila dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku mengenai
sebab-akibat.
 Dalam menanggapi dalil positif tersebut, kita mencatat bahwa kita
menerima gagasan stereotip yang merugikan yang telah mendominasi studi-
studi mengenai pengobatan primitif hingga kini, yaitu mengenai ide bahwa
religi, magic, dan pengobatan senantiasa erat berkaitan, sehingga yang satu
hanya dapat dipelajari jika yang lainnya juga dipelajari. Stereotip ini
diterima tanpa kritikan oleh sebagian besar ahli-ahli antropologi selama
setengah abad yang lalu, sehingga telah sangat membatasi pemahaman kita
mengenai sistem pengobatan non Barat.
KEBERADAAN ETNOMEDISIN DALAM ANTROPOLOGI
KESEHATAN

 Walau demikian baik Rivers maupun tokoh-tokoh lain di masa lalu


yang mengumpulkan data mengenai sistem pengobatan primitif tidak
mengetahui bahwa mereka sedang melakukan penelitian tentang
antropologi kesehatan, dan mereka juga tidak memperdulikan
kemungkinan pentingnya penemuan-penemuan mereka bagi
kesehatan penduduk yang mereka teliti.
 Oleh karenanya kita tidak dapat mengatakan bahwa antropologi kesehatan
telah berkembang dari penelitian awal mengenai pengobatan primitif,
melainkan justru sebaliknya. Ahli antropologi yang kini sedang bekerja di
bidang-bidang kesehatan telah “menangkap kembali”dan memberikan nama
etnomedisin bagi studi-studi tradisional mengenai pengobatan non Barat
dan menjadikannya sebagai bagian dari spesialisasi mereka.
KEBERADAAN ETNOMEDISIN DALAM
ANTROPOLOGI KESEHATAN
 Setelah antropologi kesehatan berkembang, terutama
dalam bidang-bidang yang luas seperti kesehatan
masyarakat internasional dan psikiatri lintas budaya
(psikiatri transkultural), kepentingan pengetahuan
praktis maupun teoretis mengenai sistem pengobatan
non Barat semakin tampak. Pengakuan tersebut telah
memperbarui perhatian dalam penelitian etnomedisin,
dan mengangkatnya sebagai salah satu pokok penting
dalam antropologi kesehatan.
KEBUDAYAAN DAN
KEPRIBADIAN.
 Sebagian besar publikasi antropologi yang menyangkut kesehatan sebelum
tahun 1950 berkenaan dengan gejala psikologi dan psikiatri. Sejak
pertengahan tahun 1930-an, para ahli antropologi, psikiater dan ahli-ahli ilmu
tingkah laku lainnya mulai mempertanyakan tentang kepribadian orang
dewasa, atau sifat-sifat, dan lingkungan sosial budaya di mana tingkah laku
itu terjadi.
 Apakah sikap orang dewasa yang terbentuk itu terutama disebabkan oleh
pembentukan semasa kanak-kanak dan oleh penerimaannya terhadap
kebiasaan-kebiasaan semasa kecil, serta karena pengalaman yang
diterimanya kemudian?
 Atau adakah konstitusi psikik yang merupakan pembawaan berdasarkan
faktor biologis, yang memainkan peranan penting dalam menentukan
kebudayaan dan karenanya juga merupakan kepribadiannya?
PENERAPAN
 Walaupun bagian terbesar penelitian kepribadian dan kebudayaan
bersifat teoretis, beberapa ahli antropologi menaruh perhatian besar pada
cara-cara penggunaan pengetahuan antropologi dalam peningkatan taraf
kesehatan.
 Sebagai contoh: Devereux (1944) mempelajari struktur sosial dari suatu
bagian perawatan schizophrenia (kepribadian belah) dengan tujuan
untuk mencari cara penyembuhan yang tepat.
 Alice Joseph (1942) seorang dokter dan ahli antropologi melukiskan
masalah hubungan antar pribadi pada dokter-dokter kulit putih dengan
pasien-pasien Indian di Amerika Barat Daya, yang menunjukkan
bagaimana peranan persepsi dan perbedaan kebudayaan dapat
menghambat interaksi untuk melakukan pengobatan yang efektif.
4. KESEHATAN MASYARAKAT
INTERNASIONAL
 Tahun 1916-1922 Rockefeller Foundation telah sibuk dengan
pekerjaan kesehatan masyarakat internasional dalam kampanye
cacing pita di Ceylon.
 Tahun 1942 pemerintah Amerika Serikat memprakarsai
kerjasama program-program kesehatan dengan sejumlah
pemerintah di negara Amerika Latin.
 Setelah perang berakhir, Amerika Serikat memberikan
perpanjangan program-program bantuan teknik bagi negara-
negara di Afrika dan Asia.
 Dibentuknya World Health Organization (WHO) dengan
program-program kesehatan masyarakat utama yang bersifat
bilateral dan multilateral di negara-negara sedang berkembang.
Semua ini merupakan sebagian dari gambaran dunia.
PENGAMATAN LINTAS BUDAYA
 Petugas-petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan yang bersifat
lintas-budaya lebih cepat menemukan masalah daripada mereka yang
bekerja dalam kebudayaan sendiri.
 Khususnya mereka yang terlibat dalam klinik-klinik pengobatan melihat
bahwa kesehatan dan penyakit bukan hanya merupakan gejala biologis,
melainkan juga gejala sosial-budaya.
 Mereka segera menyadari bahwa kebutuhan kesehatan dari negara-negara sedang
berkembang tidaklah dapat dipenuhi dengan sekedar memindahkan pelayanan
kesehatan dari negara-negara industri.
PENGAMATAN LINTAS BUDAYA
 Kumpulan data pokok mengenai kepercayaan dan praktek
pengobatan primitif yang telah diperoleh ahli antropologi
kebudayaan pada tahun-tahun sebelumnya, informasi
mengenai nilai-nilai budaya dan bentuk-bentuk sosial, serta
pengetahuan mereka mengenai dinamika stabilitas sosial dan
perubahan, telah memberikan kunci yang dibutuhkan bagi
masalah-masalah yang dijumpai dalam program-program
kesehatan masyarakat awal tersebut.
 Dimulai pada awal 1950-an, para ahli antropologi mampu
mendemontrasikan kegunaan praktis dari pengetahuan mereka
(dan metode-metode penelitian mereka) kepada petugas-
petugas kesehatan masyarakat internasional yang banyak
diantaranya menerima mereka dengan tangan terbuka.
PENGAMATAN LINTAS BUDAYA
 Paraahli antropologi dapat menjelaskan pada para
petugas kesehatan mengenai:
Bagaimana kepercayaan-kepercayaan tradisional
serta praktek-prakteknya bertentangan dengan
asumsi-asumsi pengobatan Barat.
Bagaimana faktor-faktor sosial mempengaruh
keputusan-keputusan perawatan kesehatan.
Bagaimana kesehatan dan penyakit semata-mata
merupakan aspek dari keseluruhan pola
kebudayaan yang hanya berubah bila ada
perubahan-perubahan sosial-budaya yang
mencakup banyak hal.
PENGAMATAN LINTAS BUDAYA
 Antropologi memberikan gambaran tentang sebab-
sebab dari banyaknya program-program yang kurang
memberikan hasil seperti yang diharapkan, dan dalam
beberapa hal juga mampu mengajukan saran-saran
untuk perbaikan.
 Pendekatan antropologi dapat diterima pula oleh
petugas-petugas kesehatan masyarakat, karena tidak
mengancam mereka secara profesional. Mereka melihat
sebagai pendekatan yang aman, dalam arti bahwa
pendekatan itu merumuskan masalah-masalah hambatan
terhadap perubahan yang terutama ditunjukkan oleh
masyarakat resipien.
KESIMPULAN
 Antropologi kesehatan meliputi sejumlah perspektif dan pusat
perhatian dan ahli antropologi menggunakan istilah antropologi
kesehatan untuk mendeskripsikan:
1. Penelitian mereka yang tujuannya adalah definisi
komprehensif dan interpretasi tentang hubungan timbal-
balik biobudaya, antara tingkah laku manusia di masa lalu
dan masa kini dengan derajat kesehatan dan penyakit,
tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis
dari pengetahuan tersebut.
2. Partisipasi profesional mereka dalam program-program
yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui
pemahaman yang lebih besar ttg hubungan antara gejala
biososial-budaya dengan kesehatan, serta melalui
perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan
meningkatkan kesehatan yang lebih baik.
KESIMPULAN
Kegunaan dari antropologi kesehatan, yaitu :
1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk
individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan
kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan
tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh ;
pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran
antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan
mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan
proses sosial budaya bidang kesehatan. Memang tidak secara tepat meramalkan
perilaku individu dan masyarakatnya, tetapi secara tepat bisa memberikan
kemungkinan luasnya pilihan yang akan dilakukan bila masyarakat berada pada situasi
yang baru.
3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam
merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan iterpretasi
hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai