Anda di halaman 1dari 26

Penyakit Arteri Perifer Oklusi

Oleh :
dr. Sigit Ari Prabowo
Definisi

• Penyakit arteri perifer (PAP) adalah gangguan


suplai darah ke ekstremitas atas atau bawah karena
obstruksi.
• Penyebab aterosklerosis (paling banyak)
• Penyebeb lain trombosis emboli, vaskulitis, atau
displasia fibromuskuler
• Batasan antara akut dan kronis adalah 2 minggu
Penyakit Arteri Perifer Obstruktif
EKSTREMITAS BAWAH

Iskemia Akut Iskemia Kronis


(ALI) (CLI)

Trombosi Embolisas Oklusi


s i aterosklerotik
Patogenesis
Tanda dan Gejala

• Akut
Mendadak nyeri ekstremitas dan teraba dingin,
pulsasi arteri hilang  kebiruan dan nekrosis
• Kronis
Nyeri waktu berjalan dan akan hilang bila istirahat /
Claudicatio Intermitens. Bila berat waktu
istirahatpun akan tetap nyeri  nekrosis pada ujung2
jari
Intermittent claudication  rasa nyeri/kram/kebas pada
ekstremitas saat beraktivitas & dapat dikurangi dengan
beristirahat

Iskemia ekstremitas bawah  nyeri (+) saat tidak


beraktivitas/rest pain, nyeri (+) saat pada posisi horizontal (e.g.
saat tidur/night pain), ujung kaki kebas

Pulsasi nadi di bagian distal oklusi berkurang/(-)


Bruits/bising di area oklusi
Atrofi otot-otot yang divaskularisasi oleh arteri yang menyempit
Iskemia  kerontokan rambut di distal oklusi, sianosis, akral
dingin, ulserasi (painful ulcer), kebas, hiporefleksia
Diagnosis

• Anamnesa  Nyeri bersifat mendadak pada ektremitas, riwayat


penyakit jantung/vaskular, hipertensi, hiperkolesterol, DM,
pembedahan vaskular sebelumnya
• Palpasi  dingin dan pulsasi arteri (-)/ tanda tanda oklusi dan
iskemia
• Mengukur tekanan arteri  menentukan ABI (ankle-brachial index)
Penunjang

• USG dopler visualisasi area yang mengalami


stenosis/oklusi
• Plethysmografi memungkinkan rekaman dimensi jari dan
ekstremitas. Plethysmografi bermanfaat dalam merekam
denyut arteri dalam jari dan ekstremitas, mengukur tekanan
darah ekstremitas atau jari segmental.
• Stress testing
• Angiografi kontras (gold standard)
Stress Testing

• Pengukuran ABI setelah latihan dapat mendeteksi seseorang


dengan penyakit arteri perifer yang memiliki nilai ABI
normal atau borderline saat istirahat tetapi dengan
kecurigaan dari gejala klinis
• Pasien diminta untuk berjalan (biasanya dengan
menggunakan alat treadmill dengan kecepatan 3,2 km/jam
pada kemiringan 10% – 20%) sampai muncul nyeri
klaudikasio atau dalam waktu maksimum 5 menit,
• Dilakukan pengukuran ABI seperti saat istirahat.
• Penurunan nilai ABI sebanyak 15% – 20% dapat kita
tegakkan diagnosis penyakit arteri perifer
Pengukuran ABI
Faktor resiko
Klasifikasi PAP berdasarkan
presentasi klinis
Manifestasi ALI

• 5P (bandingkan dengan ekstremitas kontralateral) :


 Pain  nyeri iskemik pada otot paha/betis
 Pallor
 Paresthesia
 Paralysis
 Pulselessness
Tatalaksana

• Akut  Eksplorasi Embolektomi


• Kronis  Rekontruksi vaskuler , Simpatektomi (paliatif)

• Stadium I,II, III diperbaiki dengan operasi. Sedang untuk


stadium IV harus dilakukan Amputasi.
• Terapi konservatif
• Terapi konservatif biasanya diperuntukkan pada
pasien dengan klaudikasio intermiten.
• Tujuan  membatasi progresifitas penyakit,
memberikan kesempatan untuk berkembangnya
sirkulasi kolateral dan mencegah trauma lokal atau
infeksi.
• Olah Raga
Farmakologis

Hemoreologik agent

• Pentoxifyllin  agen hemoreologik menurunkan reaktifitas


agregasi platelet, meningkatkan kemampuan sel darah merah
beradaptasi.
• Jika tidak ada perbaikan atau hanya ada sedikit perbaikan
setelah 6-8 minggu, maka pentoxifyllin harus dihentikan.
• Pentoxifyllin tidak efektif untuk nyeri istirahat iskemik dan
ulkus atau gangren iskemik.
Antitrombotk agen

• Aspirin
• Ticlopidine  antipletelet agent yang terbukti dapat
menghilangkan nyeri, memperpanjang jarak jalan dan
memperbaiki ABI.
• Prostaglandin  antiplatelet dan vasodilator yang dapat
diberikan secara intravena atau intraarterial. Prostaglandin
terbukti dapat memperbaiki rest pain dan menyembuhkan
iskemik ulser.
• Kontrol Gula Darah
• Hiperlipidemia
• Hipertensi
Radiologi Intervensional

• Dilatasi balon Percutaneous Transluminal Angioplasty


( PTA ) dapat dipertimbangkan pada pasien stenosis
lokalisata pada arteri besar, terutama dalam a. iliaca
communis.
• Stenosis arteri yang lebih distal atau penyakit atherosklerosis
yang lebih luas lebih baik diterapi dengan terapi bedah.
Terapi bedah

• Pasien penyakit arteri oklusi kronis merupakan calon untuk


operasi dengan tujuan penyelamatan ekstremitas atau
perlindungan fungsi.
• Pasien klaudikasio yang gagal setelah mendapat terapi
konservatif yang adekuat selama 3 bulan
• Prinsip yang mendasari rekonstruksi arteri terletak pada
koreksi lesi oklusi yang paling proksimal sebelum
mempertimbangkan rekonstruksi lebih distal.
• INTERVENSI BEDAH
 Thrombektomi perkutan
 Thromboaspirasi
 Embolektomi
 Bypass graft thrombectomy
• Amputasi
AMPUTASI

Membuang bagian ekstremitas yang tidak viable


Indikasi amputasi :
• Kerusakan jaringan mayor ireversibel (e.g. Posttrauma)
• Kerusakan neurovaskular ireversibel (e.g. Ulkus &
gangrene)
• Keganasan
Amputasi Minor :
1. Digital amputation  pada jari tertentu
2. Partial foot amputation
3. Disartikulasi ankle
Amputasi Mayor :
4. Below-knee amputation (BKA)
5. Disartikulasi lutut
6. Above-knee amputation (AKA)
7. Disartikulasi panggul
8. Hemipelvectomy
TERIMAKASIH
Referensi

• Kullo IJ, Leeper NJ. The genetic basis of peripheral arterial disease:
current knowledge, challenges, and future directions. Circ Res
2015; 116: 1551-60.
• Norgren L., Hiatt WR., Dormandy JA., Nehler MR., Harris KA.,
and Fowkes FGR. Inter-society consensus for the management of
peripheral artery disease (TASC II). Journal of vascular surgery.
2007; 45(1): S5A-S67A
• Begelman SM., and Jaff MR. Noninvasive diagnostic strategies for
peripheral arterial disease. Cleveland Clinic Journal of Medicine.
2006; 73(4): S22-S29.
• Tendera M., Aboyans V., Bartelink ML., Baumgartner I., Clement
D., Collet JP., et al. ESC Guidelines on the diagnosis and treatment
of peripheral artery diseases. Eur Hear J. 2011; 32: 2851-2906.

Anda mungkin juga menyukai