KELOMPOK 11
1. Ajeng Novitanili
(5190111013)
Utomo (5190111047)
(5190111127)
Departementalisasi BOP adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut
departemen biaya atau pusat biaya yang dibebani BOP.
Dalam departementalisasi biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead dihitung untuk
setiap departemen produksi dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda diantara
departemen-departemen produksi yang ada. Oleh karena itu departementalisasi biaya
overhead pabrik memerlukan pembagian perusahaan ke dalam departemen-departemen
untuk memudahkan pengumpulan biaya overhead pabrik yang terjadi. Departemen-
departemen inilah yang merupakan pusat-pusat biaya yang merupakan tempat
ditandingkannya biaya dengan prestasi yang dihasilkan oleh departemen tersebut.
Manfaat Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik adalah untuk Pengendalian biaya dan
ketelitian penentuan harga pokok produk. Dengan digunakannya tarif – tarif biaya overhead
pabrik yang berbeda – beda untuk tiap departemen, maka pesanan atau produk yang
melewati suatu departemen produksi akan dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai
dengan tarif departemen yang bersangkutan. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat
lebih mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya,
sehingga dengan demikian akan memperjelas tanggungjawab setiap biaya yang terjadi
dalam departemen tertentu. Dengan digunakannya tarif-tarif biaya overhead pabrik yang
berbeda-beda untuk tiap departemen, maka pesanan atau produk yang melewati suatu
departemen produksi akan dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai tarif dari
departemen yang besangkutan. Hal ini mempunyai akibat terhadap ketelitian terhadap
penentuan harga pokok produk.
Dasar Departementalisasi
1. Unit Produksi
2. Jam Mesin
3. Biaya Bahan Baku
4. Biaya Tenaga Kerja
5. Jam Tenaga Kerja
Langkah-langkah Penentuan Tarif BOP per
Departemen
X - - 3.046.000
Y - - 5.000.000
Dept. A B C D E
X 40 20 25 - 15
Y 30 20 40 10 -
Dari soal diatas perhitungan tarif BOP untuk tiap departemen produksi (A, B, C) dengan menggunakan metode :
a. Metode Alokasi Kontinyu
Dept. A Dept. B Dept. C Dept. X Dept. Y
BOP tetap 2.500.000 2.000.000 3.000.000
BOP variable 4.398.000 4.672.000 3.738.000
Total 6.898.000 6.672.000 6.738.000 3.046.000 5.000.000
Alokasi BOP Dept Y 1.500.000 1.000.000 2.000.000 500.000 (5.000.000)
BOP setelah alokasi Dept Y 8.398.000 7.672.000 8.738.000 3.546.000 0
Alokasi BOP Dept X 1.418.400 709.200 886.500 (3.546.000) 531.900
BOP setelah alokasi Dept X 9.816.400 8.381.200 9.624.500 0 (531.900)
Alokasi BOP Dept Y 159.570 106.380 212.760 53.190 0
BOP setelah alokasi Dept Y 9.975.970 8.487.580 9.837.260 (53.190) 7.978
Alokasi BOP Dept X 21.276 10.638 13.298 0 7.978
BOP setelah alokasi Dept X 9.997.246 8.498.218 9.850.558 80 (7.978)
Alokasi BOP Dept Y 2.393 1.596 3.191 (80) 0
BOP setelah alokasi Dept Y 9.999.639 8.499.814 9.853.749 0 12
Alokasi Dept X 32 16 20 1 12
BOP setelah alokasi Dept X 9.999.671 8.499.830 9.853.769 1 (12)
Alokasi Dept Y 5 3 3 (1) 0
Setelah alokasi X dan Y (a) 9.999.676 8.499.833 9.853.772 0
Kapasitas (b) 100.000 JKL 25.000 JM 36.000.000 UBL
Tarif BOP (a:b) Rp 99,9/JKL Rp 339,99/JM 27,37%
Tarif BOP Tetap Rp 25/JKL Rp 80/JM 8,33%
Tarif BOP Variabel Rp 74,99/JKL Rp 259,99/JM 19,04%
b. Metode Aljabar
Biaya overhead sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan dicatat selama masa tahun anggaran tersebut
, agar pada akhir tahun dapat dilakukan pembandingan antara biaya overhead yang dibebankan
berdasarkan angka taksiran dengan biaya overhead yang sesungguhnya(BOP-S) terjadi.
1. Mengumpulkan jumlah tiap jenis BOP-S dalam masing-masing departemen selama tahun
anggaran.
2. Mengumpulkan data sesungguhnya yang berhubungan dengan dasar distribusi dan alokasi BOP.
3. Mengalokasikan BOP-S departemen pembantu
4. Mencari selisih BOP
5. Menganalisis selisih BOP per departemen
Contoh analisa selisih BOP per Departemen
PT AUBIL JAYA
Analisa Selisih Biaya Overhead Pabrik Tahun 20XX
Departemen A Departemen B
Selisih Anggaran
Biaya-biaya overhead yang sesungguhnya Rp 4.049.150 Rp 3.539.850
Dikurangi : biaya overhead tetap sesungguhnya 1.300.000 1.525.000
Biaya overhead variable yang sesungguhnya 2.749.150 2.014.850
Biaya overhead variable yang dianggarkan
60.000 x Rp 40.85 2.451.000
20.000 x Rp 104.70 2.094.000
Selisih anggaran Rp 298.150(Rugi) Rp 79.150(Rugi)
Selisih kapasitas
Kapasitas normal 50.000 jam 25.000 jam
Kapasitas sesungguhnya yang terjadi 60.000 20.000
Selisih kapasitas 10.000 jam 5.000 jam
Tarif biaya overhead tetap Rp 26 Rp 61
Selisih kapasitas Rp 260.000(Laba) Rp 305.000(Laba)
Selisih bersih biaya overhead tahun 20xx Rp 38.150(Rugi) Rp 225.850(Rugi)
Akuntansi BOP (Metode Full Costing)
1. Pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif yg 3.Penutupan Rek. BOP yg dibebankan ke Rek. BOP-S
BOP dibebankan Dept. A xxxx BOP-S Dept. B xxxx
BOP dibebankan Dept. B xxxx 4. Penentuan BOP yang kurang atau lebih dibebankan
2. Pengumpulan BOP-S yang terjadi Over/Under upplied BOP Dept. A xxxx
Berbagai rekening dikredit xxxx BOP-S Dept. A xxxx
Pemindahan BOP-S ke Rek. BOP-S per Departemen BOP-S Dept. B xxxx