Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN RESIKO

PERILAKU KEKERASAN
Kelompok
•1Afifah Salsabila (011911033)
•Alma Novita (011911045)
•Anissa Febriyanti (011911026
Dewi )
•Ega Ardelia. (011911024)
•Erysa Audela (011911032)
•Nuraina (011911001)
•Tiara Nurfajri Aulia (011911021)
PENGERTIAN RPK
Perilaku kekerasan adalah salah satu respons marah yang diekspresikan dengan
melakukan ancaman, mencederai orang lain, danmerusak lingkungan. Respons ini dapat
menimbulkan kerugian baikbagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
(Keliat,dkk,2011).
TANDA DAN GEJALA

Mengungkapkan perasaan kesal atau marah


Keinginan untuk melukai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan. Klien suka membentak dan menyerang orang lain
Tangan mengepal dan rahang mengatup
Bicara kasar, ketus, suara keras, dll
Proses Terjadinya Perilaku Kekerasan

STRESS STRESS STRESS


STRESS CEMAS MARAH
RENTANG
RESPON
Tingkat Perilaku Kekerasan
BERAT

MENENGAH

RINGAN
PENATALAKSANAAN
a. Terapi Medis
- Haloperidol 5 mg (2x1)
- Trihexyphenidyl 2 mg (2x1)
- Risperidone 2 mg (2x1)
- Chlorpromazine 1 mg (1x1)
b. Terapi Nonmedis
- Tarik nafas dalam
- Pukul bantal
- Minum obat secara teratur
- Berkomunikasi verbal dengan baik baik
- Terapi spiritual : beribadah sesuai keyakinan pasien
KRISIS INTERVENTION
Definisi

Intervensi krisis merupakan suatu intervensi


ringkas yang terfokus pada upaya memobilisir
kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber klien
untuk mengatasi suatu situasi krisis dan
memperbaiki tingkat penanggulangan,
kepercayaan dan pemecahan masalah
Periode Terjadinya Krisis
PRAKRISIS

KRISIS

POSTKRISIS
Penyebab Terjadinya Krisis

a. Kehilangan b. Transisi
- Kehilangan orang - Pindah rumah
yang penting - Lulus sekolah
- Perceraian - Perkawinan
- Pekerjaan - Melahirkan

c. Tantangan
- Promosi
- Perubahan karir
Tipe – Tipe Krisis

1. Krisis 2. Krisis 3. Krisis


Maturasi Situasi Malapetaka
Gejala Pasien Krisis

Gejala Fisik Gejala Kognitif Gejala Perilaku Gejala Emosional


- Keluhan somatik - Konfusi, sulit - Disorganisasi - Ansietass
(sakit kepala, berkonsentrasi - Impulsive - Marah,
gastrointestinal, - Pikiran yang kejar- - Ledakan kemarahan - merasa bersalah
rasa sakit) mengejar - Sulit menjalankan - Sedih,
- Gangguan nafsu - Ketidakmampuan tanggung jawab - Depresi
makan(peningkata mengambil peran yang biasa. - Paranoid,
n atau penurunan keputusan. - Menarik diri dari - Curiga
berat badan yang interaksi social. - Putus asa,
signifikan) - Tidak berdaya.
- Gangguan tidur
(insomnia, mimpi
buruk) - Gelisah,
sering menangis,
iritabilitas.
Prinsip Intervensi Krisis
1. Tujuan intervensi krisis adalah mengembalikan individu ke tingkat fungsi sebelum krisis.
2. Penekanan intervensi ini adalah memperkuat dan mendukung aspek-aspek kesehatan dari fungsi individu.
3. Dalam intervensi krisis pendekatan pemecahan masalah digunakan secara sistematik (seperti proses
keperawatan) yang meliputi: Mengkaji persepsi individu, Intervensin, Implementasi dan Evaluasi
4. Hierarki Maslow. Kerangka kerja Hierarki Maslow tentang kebutuhan dapat membantu menemukan
prioritas intervensi.
- Sumber daya fisik diperlukan untuk bertahan hidup
- Sumber daya sosial diperlukan untuk mendapatkan kembali rasa memiliki
- Sumber daya psikologis diperlukan untuk mendapatkan kembali harga diri
5. Petugas intervensi krisis. Peran petugas intervensi krisis mencakup berbagai fungsi berikut ini:
- Membentuk hubungan dan mengkomunikasikan harapan serta optimisme.
- Melaksanakan peran yang aktif dan mengarahkan, bila perlu.
- Memberikan anjuran dan alternatif (misal: membuat rujukan kelembaga yang tepat).
- Membantu klien memilih alternatif.
- Bekerja sama dengan profesional lain untuk mendapatkan layanan dan sumber daya yang diperlukan
klien
Tujuan Intervensi Krisis

1. Meredakan inpact/krisis
2. Menolong individu mengembangkan perilaku yang
efektif untuk menangani krisis
3. Meningkatkan fungsi klien lebih tinggi daripada
prekrisis (mengembalikan individu pada tingkat fungsi
sebelum krisis)
Langkah langkah untuk mencapai tujuan

1. Pengkajian individu dan masalahnya 3. Intervensi terapeutik


-Persepsi terhadap masalah dan -Organisasi dan analisa data
pencetus -Menggali alternatif pemecahan masalah dan cara
-Kekuatan dan ketrampilan koping pemecahan masalah
-Kekuatan support sistem (situasi -Menentukan dukungan atau support system
pendukung) -Menolong individu memperoleh pengertian
2. Diagnose yang mungkin timbul tentang krisisnya
Contoh : coping individu tidak efektif -Menolong individu mengembangkan perasaanya
(individu/keluarga) -Menyelidiki mekanisme penanganan
-Memulihkan hubungan social
ASUHAN
KEPERAWATA
N
Identitas Keluhan Utama
Klien
Klien sering marah-marah, keluruyan dan
Inisial : Tn. T menganggu lingkungan. Klien mengatakan suka
Alamat : Jln. Anggrek no.76 marah-marah, merasa jengkel jika ibunya
Tgl : 25 Februari 2021 jika banyak bicara dan hal yang
Pengkajian : 27 Tahun dilakukan
memukul pint u, membant ing klie
Umur : Islam pir ing, mengatakan suka berdiam n
Agama : Menikah karena merasa kama
diri di malu karena ditinggal nikah lagi
Status : Status pasien & oleh suaminya, klien tidak mampu memulai r
Infoment komunikasi pembicaraan, klien malas bercakapcakap
dengan dengan orang lain.
pasien
Riwayat Penyakit Pemeriksaan
Fisik
Klien mengalami gangguan jiwa sebelumnya TD:120/80 mmHg
mulai Tahun 2016, hamper setiap tahun RR: 84 x/menit
klien masuk ke rumah sakit terakhir masuk S : 36,7 0C
tahun 2018 klien kambuh karena tidak RR: 24x/menit
mengkosumsi obat dengan teratur, hampir
TB: 158 cm
setiap tahun klien di rawat di rumah sakit
BB : 46
karena putus obat, ada anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa (kakak
klien).
Konsep Spir it ua
DiriGambaran diri l
Nilai dan Keyakinan : klien
Identitas beragama Islam dan yakin dengan
Peran agama yang dianutnya.
Ideal diri Kegiatan Ibadah : Selama dirawat
Harga diri Rumah Sakit Har apa
Jklienselal
iwa
Hubungan Sosial mengikuti n
u t er j adwa kegiat a
Orang yang berarti
beribadah l n
Peran serta dalam kegiatan
harinya. set iap
kelompok/masyarakat
Hambatan dalam
berhubungan dengan orang
lain
Status Mental
Berpenampilan rapi
Klien berbicara lambat dan pandangan kebawah.
Klien mengatakan bisa melakukan aktivitas sehari-hari.
Klien tidak mampu megespresikan perasaan sesuai kondisi pada
saatemosi. Respon
- Klien merespon saat di panggil tetapi pandangan kebawah.
- Selama diwawancara pasien bersifat koperatif.
Proses Pikir Klien mampu berbicara sesuai topik pembicaraan, dapatmemberikan umpan
balik, dapat mengulang hal penting yang disampaikan perawat.
Tingkat Kesadaran
- Klien tidak mengalami gangguan orientasi, pasien mengenali, waktu, orang dan tempat.
- Klien mampu mengingat kejadian-kejadian saat melakukan pemukulankepada ibunya
- Klien dapat membedakan tempat yang bersih dan kotor.
Mekanisme
Koping
Klien mengatakan jika pada saat klien Masalah Psikososial
emosi selalu marah-marah dan ingin
memukul. dan Lingkungan
.

Masalah dengan dukungan


Pengetahuan Klien kelompok, spesifik : klien
Klien tidak tau tentang gangguan jiwa
megatakan dukungan
yang dialaminya dan hanya psikososial dan lingkungan
mengetahui bahwa ada obat yang di Rumah Sakit Jiwa sangat
harus terus di konsumsi ketika baik
pengawas di rumah sakit sudah
memerintahkannya.
Analisa Data
No. Analisa Data Diagnosa Keperawatan
1. DS : Resiko perilaku kekerasaan
Klien mengatakan bahwa dia tidak tau
alasannya kenapa keluarganya
membawa dia ke Rumah Sakit Jiwa,
namun pasien sadar bahwa keluarganya
takut kalau dia marah-marah dirumah
DO:
Klien tampak memandang orang lain
dengan tatapan seperti bermusuhan dan
mengepalkan tangannya

Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan b.d. ancaman secara
verbal
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan
1. Resiko Perilaku kekerasan berhubungan dengan 1. Bina hubungan saling percaya
ancaman secara verbal 2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
DS: perasaannya
Pasien mengatakan bahwa dia suka marah-marah dan 3. Anjurkan klien mengungkapkan dilema yang dirasakan
bawaanya ingin memukul orang lain saat jengkel
DO: 4. observasi tanda perilaku kekerasan pada klien
Klien tampak memandang orang lain dengan tatapan 5. Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien
seperti bermusuhan dan mengepalkan tangannya 6. Diskusikan dengan klien cara yang sehat untuk
mencegah perilaku kekerasan
7. Bantu klien memilih cara yang tepat untuk klien
8. Bantu klien untuk menstimulus cara tersebut
9. Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien
menstimulus cara tersebut
10. Anjurkan klien untuk menggunakan cara tersebut ketika
jengkel
 
Implementasi &
Evaluasi
CONT...
CONT...
CONT...
CONT...
Kesimpula
n proses keperawatan pada TN. T dan
Setelah menguraikan tentang
disimpulkan bahwa pasien mampu mengontrol risiko perilaku kekerasan
dengan terapi yang diajarkan oleh mahasiswa. Dimana klien dapat
melakukan teknik relaksasi nafas dalam, memukul bantal untuk mengontrol
amarahnya, klien juga minum obat secara teratur, berbicara baik-baik
serta kalien dapat melakukan kegiatan spiritual sesuai ajaran agama
yang dianut.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai