Anda di halaman 1dari 13

Definisi & Tujuan Komunikasi Terapeutik

Definisi
Komunikasi terapeutik: komunikasi interpersonal antara perawat & klien yg dilakukan scr sadar,
mempengaruhi & memperoleh pengalaman bersama yg bertujuan mengatasi masalah klien.
Konteks komunikasi terapeutik: saling membantu (the helping relationship).
Prinsip komunikasi terapeutik: sensitif trhdp perasaan pasien.

Tujuan
1. Membantu klien mengatasi masalah untuk mengurangi beban perasaan & pikiran.
2. Membantu mengambil tindakan efektif untuk klien.
3. Memperbaiki pengalaman emosional klien.
4. Mencapai tingkat kesembuhan yg diharapkan.
Faktor yg Memengaruhi Komunikasi Terapeutik

1. Spesifikasi tujuan komunikasi: tujuan telah direncanakan dgn jelas.


2. Lingkungan nyaman: Lingkungan tenang/ tdk gaduh, atau lingkungan sejuk/ tdk panas.
3. Privasi: menyimpan provasi klien & menumbuhkan BHSP.
4. Percaya diri: keberanian menyampaikan pendapat shg komunikasi efektif.
5. Fokus kpd klien: fokus memenuhi kebutuhan klien.
6. Stimulus yg optimal: penggunaan & pemilihan komunikasi yg tepat.
7. Mempertahankan jarak personal: jarak komunikasi satu lengan (±40 cm).
Hambatan Komunikasi Terapeutik
1. Perbedaan persepsi
2. Cepat menyimpulkan
3. Pandangan stereotipe
4. Kurang pengetahuan
5. Kurang minat
Cara mengatasi Hambatan
6. Sulit mengekspresikan diri
7. Adanya emosi 1. Cek kembali maksud yg disampaikan
8. Adanya kepribadian tertentu 2. Minta penjelasan lanjut
3. Cek umpan balik
4. Mengulang pesan & memperkuat informasi
5. Akrab hub interpersonal (sender & receiver)
6. Pesan singkat, jelas & tepat
7. Fokus pd topik
8. Komunikasi berfokus pd penerima pesan bukan
pengirim pesan
Sikap (kehadiran) Scr Fisik
1. Berhadapan
2. Mempertahankan kontak mata
3. Membungkuk ke arah klien
4. Mempertahankan sikap terbuka; tdk melipat kaki/tangan
5. Relaksasi: tdk tegang & rileks dlm memebrikan respon
6. Berjabat tangan

Sikap Scr Dimensi Respon


1. Ikhlas/ genuiness: terbuka, jujur, tulus & berperan aktif
2. Menghargai: menerima klien apa adanya/tdk mengkritik, tdk menghina atau tdk menghina
(kata maaf)
3. Empati: merasakan keadaan & pikiran klien
4. Konkret: kata spesifik, jelas & nyata (menghindari keraguan & ambigu)
Sikap Scr Dimensi Tindakan

1. Konfortasi: perawat memperluas kesadaran klien


2. Kesegeraan: perawat sensitif trhdp perasaan klien & segera membantu klien
3. Keterbukaan: perawat memperkenalkan diri, ide, perasaan & sikap untuk
memfasilitasi kerjasama klien
4. Katarsis emosional: perawat mendorong klien berbicara hal2 yg mengganggunya
(klien diam maka perawat membantu dgn posisikan diri)
5. Bermain peran: membangkitkan situasi tertentu untuk penghayatan klien
Teknik Komunikasi Terapeutik
1. Pendengaran: kontak mata, anggukkan kepala, condongkan tubuh ke klien.
2. Penerimaan: tdk memutuskan pembicaraan, umpan balik, tdk berdebat.
3. Mengulang: mengulang pembicaraan klien dgn umpan balik.
4. Klarifikasi: memperjelas maksud ungkapan klien.
5. Fokus: membatasi pembicaraan agar lbh spesifik & dimengerti.
6. Refleksi: observasi dgn berikan umpan balik.
7. Memberi informasi: informasi tambahan dgn Pendkes.
8. Diam: memberikan kesempatan klien berpikir & berpendapat.
9. Identifikasi tema: menyimpulkan ide pokok agar pembicaraan menerus ke tahap
berikut.
10. Penghargaan: pujian atas progres klien.
11. Menawarkan klien: perawat ingin klien merasa tenang & nyaman sblm berbicara.
Tahapan Komunikasi Terapeutik
1. Fase prainteraksi: perawat sebelum bertemu klien mengeksplorasi diri,
mengumpulkan data klien & mempersiapkan tujuan.
2. Fase orientasi/introduksi: merumuskan tujuan, perkenalan & BHSP. Kegiatan
utama: salam terapeutik, evaluasi & validasi perasaan klien, kontrak (tujuan, waktu
& tempat).
3. Fase Kerja: fase ini gunakan teknik2 komunikasi & SPO.
4. Fase terminasi: menghentikan pembicaraan. Kegiatan uatama: evaluasi subjektif
(perasaan) & objektif (masalah), RTL & Kontrak yg akan dtg.
Jenis Komunikasi
1. Verbal: jelas & ringkas, mudah dipahami, selaan & kesempatan berbicara, denotatif
& konotatif, waktu & relevansi.
2. Non verbal: kinesik (gestur tubuh), hepatik (tindakan sentuhan: jabat tangan,
ciuman, dll) & paralinguistik (bahasa isyarat).

Komponen Komunikasi Elemen Komunikasi


1. Pengirim pesan (sender) 1. Komunikator (sender)
2. Penerima pesan (receiver) 2. Informasi/pesan/berita
3. Media 3. Komunikan(receiver)
4. feedback 4. Umpan balik (feedback)
5. Atmosfer/konteks
Penggunaan Diri & Analisis Diri scr Terapeutik
1. Self awareness: kesadaran diri & pengungkapan diri
2. Clasification of value: bersikap sesuai nilai2
3. Feeling exploration: Eksplorasi perasaan +/-
4. Altruism: berorientasi pd kepentingan org lain
5. Ethic & responsibility: etika & brtgjwb
Bentuk Komunikasi Terapeutik pada Bayi

1. Tangisan: mimik & tangisan.


2. Celoteh & ocehan: merengek, menjerit, menguap, menguap, bersi, dll
3. Isyarat: mengacungkan tangan artinya ingin digendong.
4. Ekspresi emosional: marah, dll.

Bentuk Komunikasi Terapeutik pada Anak


1. Teknik verbal: 2. Teknik nonverbal:
a. Bercerita/story telling: pengalaman a. Menulis
b. Bibliotheraphy: menggunakan buku2 b. Menggambar
c. Mimpi c. Nada suara
d. Bermain dan permainan d. Aktivitas pengalihan: biarkan anak bermain
e. Melengkapi kalimat dgn dgn benda kesukaannya (mobil atau
f. Menyebut keinginannya boneka)
g. Pro & kontra
Bentuk Komunikasi Terapeutik pada Usia
Toddler & Prasekolah
1. Egosentri: berhub dgn diri sendiri
2. Fantasi

Bentuk Komunikasi Terapeutik pada Usia Sekolah


1. Mencari tahu hal baru
2. Belajar menyelesaikan masalah
3. Fasilitasi ekspresi: takut, heran, penasaran, berani & klarifikasi.
4. Ortu teman yg baik baik bagi anak

Bentuk Komunikasi Terapeutik pada Remaja


1. Berdiskusi
2. Berdebat
3. Sahabat: antara ortu & remaja
Bentuk Komunikasi Terapeutik pada Lansia

Pendekatan komunikasi dgn Lansia:


1. Fisik: kesehatan objek (perubahan fisiknya)
2. Psikologis: perubahan perilaku
3. Sosial: diskusi, cerita, bermain & TAB
4. Spiritual: kepuasan bati b.d Tuhan atau agamanya

Teknik komunikasi dgn Lansia:


1. Asertif: terima klien apa adanya, peduli & sabar
2. Responsif: sponta pd perubahan
3. Fokus: tetap fokus pd tema, jika lansia belok maka arahkan kembali
4. Suportif: dukung kestabilan emosi lansia
5. Klarifikasi: cek ulang dialog
6. Sabar: sabar menerima keadaan lansia (kenak-kanakan)

Anda mungkin juga menyukai