Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PENGGUNAAN PELARUT

CAMPUR TERHADAP KELARUTAN ZAT


PRAKTIKUM 2

Praktikum Farmasi Fisika – Tim Dosen Praktikum Farfis –Tahun 2021


QS. Al-Qamar: 49

VISI PRODI: PADA TAHUN 2028 MENJADI PROPHETIC TEACHING PROGRAM STUDI YANG MENGHASILKAN SARJANA FARMASI DENGAN
MEMILIKI KECERDASAN SPIRITUAL, INTELEKTUAL, EMOSIONAL, DAN SOSIAL BERKEMAJUAN.
QS. Al-Furqon: 2

VISI PRODI: PADA TAHUN 2028 MENJADI PROPHETIC TEACHING PROGRAM STUDI YANG MENGHASILKAN SARJANA FARMASI DENGAN
MEMILIKI KECERDASAN SPIRITUAL, INTELEKTUAL, EMOSIONAL, DAN SOSIAL BERKEMAJUAN.
Sub-CPMK
Sub-CPMK 2
• Mahasiswa mampu menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan senyawa

Sub-CPMK 3
• Mahasiswa mampu melakukan metode solubilisasi miselar dan kosolvensi
untuk meningkatkan kelarutan zat dalam formulasi sediaan farmasi

Sub-CPMK 4
• Mahasiswa mampu membedakan pelarut polar, semi polar, dan non polar

VISI PRODI: PADA TAHUN 2028 MENJADI PROPHETIC TEACHING PROGRAM STUDI YANG MENGHASILKAN SARJANA FARMASI DENGAN
MEMILIKI KECERDASAN SPIRITUAL, INTELEKTUAL, EMOSIONAL, DAN SOSIAL BERKEMAJUAN.
Tujuan Praktikum
a. Memahami pengertian pelarut campur dan fungsinya dalam sediaan farmasi

b. Memahami pengaruh konsentrasi penambahan pelarut campur terhadap kelarutan zat aktif
yang digunakan dalam sediaan farmasi
Teori (1)
1. Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas pelarut, yaitu oleh dipol momennya.

2. Kosolvensi  Pemakaian pelarut campur sebagai modifikasi polaritas dari sistem pelarut
terhadap kelarutan zat

3. Kosolven  pelarut yang digunakan dalam kombinasi untuk meningkatkan kelarutan solut

4. Berdasarkan polaritas maka pelarut terbagi 3, yaitu :


a. pelarut polar
b. pelarut nonpolar
c. pelarut semipolar
Teori (2)
5. Pelarut polar yaitu memiliki nilai konstanta dielektrik yang tinggi, dapat memecahkan ikatan
kovalen dari elektrolit kuat dengan reaksi asam-basa, dan dapat membentuk ikatan hidrogen

6. Pelarut nonpolar memiliki nilai konstanta dielektrik yang rendah, tidak dapat memecahkan
ikatan kovalen serta tidak dapat membentuk ikatan hidrogen

7. Pelarut semipolar dapat menginduksi derajat polaritas pelarut nonpolar sehingga dapat larut
dalam pelarut polar

8. Like dissolve like  pelarut polar suka zat polar; pelarut non polar suka zat non polar

9. Menurut Moore, besarnya konstanta dielektrik dapat diatur dengan penambahan pelarut lain
atau pelarut campur. Konstanta dielektrik campuran pelarut merupakan hasil penjumlahan
dari konstanta dielektrik masing-masing pelarut yang dikalikan dengan % volumenya
Alat dan Bahan
Aquades, gliserin / propilen glikol, asam salisilat, larutan FeCl3, labu volume 100 ml, labu
volume 50 ml, pipet volume 10 ml, spektrofotometer UV-Vis, corong, kertas saring dan peralatan
gelas lainnya.
Prosedur Kerja (1)
1. Pembuatan kurva spektrum dan kurva kalibrasi asam salisilat

296 nm
Prosedur Kerja (2)
2. Penentuan kadar asam salisilat dalam pelarut campur

10 ml filtrat +
Buat campuran 50mg as. salisilat + aquadest  labu Hitung % as.
Saring campuran
pelarut pelarut campur ukur 50 ml  ukur salisilat dan buat
larutan tsb  filtrat
propilenglikol & (sesuai yg di tabel absorbansi dg grafik % PG thdp
(A-E)
aquadest (A-E) A  labu ukur 50 % as. salisilat
spektro (AA-E)
ml  kocok 15”

lart. induk lart. sampel


Data Praktikum (1)
A. Data pembuatan pelarut campur dan penimbangan asam salisilat
Aquadest Propilenglikol Jumlah Vpipet dari Bobot as. salisilat
Kode % Propilenglikol
(mL) (mL) (mL) filtrat (mL) (mg)
A 50 0 50 50,05
B 47,5 2,5 50 50,01
C 45 5 50 49,95
D 42,5 7,5 50 50,00
E 40 10 50 49,98
Data Praktikum (2)
B. Kurva kalibrasi asam salisilat C. Pembacaan absorbansi lart. sampel
Konsentrasi Konsentrasi
No Absorban No A1 A2 A3
as. salisilat (ppm) gliserin (%)
1 20 0,2272 1 Blanko 0,2007 0,2049 0,2136
2 30 0,3054 2 5 0,2428 0,2592 0,2603
3 40 0,4766 3 10 0,3149 0,3327 0,3462
4 50 0,5818 4 15 0,3916 0,4011 0,4105
5 60 0,7052 5 20 0,4615 0,4587 0,4590
Y = ± a ± b  y = - 0,0337 + 0,0123 

 = (y ± a)/ ± b  y = 0,2049   = (0,2049 + 0,0337)/0,0123 = 19,3984 µg/ml

C =  x Volume larutan induk x FP  19,3984 µg/ml x 50 ml x (50/10 ml) = 4849,6 µg =


4849,6/1000 = 4,8496 mg

% kadar = (C/mg asam salisilat yang ditimbang) x 100  (4,8496/50,05 mg) x 100 = 9,792%
Perhitungan dan Pembahasan
 Buat grafik dan hitung persamaan garis linier pada kurva kalibrasi!

 Hitung % asam salisilat dalam sampel berdasarkan persamaan kurva kalibrasi!

 Hitung jumlah bobot dan % asam salisilat dalam larutan induk!

 Buat grafik antara % kosolven dengan % asam salisilat yang terlarut dan amati hubungan antara
konsentrasi kosolven dengan kelarutan asam salisilat!
Laporan Individu
 Dari data dan hasil percobaan lakukan analisa dan pembahasan tentang pengaruh konsentrasi
kosolven terhadap kelarutan zat aktif yang digunakan dalam sediaan farmasi dan tuliskan
kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini.
 Pengumpulan dilakukan pada H+2 setelah hari praktikum.
~ Sekian ~

ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai