Anda di halaman 1dari 69

Gangguan Depresi

Gangguan Depresi Ringan- Sedang (4)


Gangguan Depresi Berat, Gangguan Dengan Ciri Psikotik (3A)
Gangguan Depresi – Treatment Resistant (2)

Dr. dr. Saidah Syamsuddin, Sp.KJ http://www.free-powerpoint-templates-design.com


PENDAHULUANPREVALENSI
REVALENSI

Sedih adalah perasaan manusia yang alamiah

Depresi  keadaan tidak bahagia atau tidak ada


harapan, yang menetap

Sebagai gangguan psikiatrik, depresi :

• Kumpulan gejala, yaitu perasaan sedih yg terus menerus paling


sedikit 2 minggu disertai beberapa gejala lain, yang menimbulkan
distress dan hendaya/disfungsi
PENDAHULUAN
Biasa disebut dengan Gangguan Depresi Unipolar
dan Major Depressive Disorder

GD : gangguan
Pada zaman suasana
hipocrates perasaan
dikenal sindrom Depresi berasal (mood) yang
melankolia : dari bahasa latin depresi dengan
kumpulan gejala yaitu deprimere, atau tanpa
despondency artinya “ ditekan disertai ansietas
/kesedihan, ke bawah” selama
dejection sekurang-
(gundah/kesal) kurangnya 2
minggu
PREVALENSI
Depresi : gangguan mental yang sering terjadi,
serius, efeknya menjadi beban secara global.

WHO :
• Depresi menduduki ranking 2 setelah penyakit jantung
pada tahun 2020.
• > 350 juta penduduk dunia menderita depresi, < 1/2nya
yang tertangani ─> sumber daya tidak cukup, tidak merata
dan tidak efisien.

Depresi tidak ditangani, akan menyebabkan kondisi yang


kronis, kesedihan yang mendalam, penurunan kualitas hidup
dan meningkatnya resiko bunuh diri.

(Karen A. Zurlo1, Hongwei Hu2, & Chien-Chung Huang, 2014)


CONTOH KASUS
KOMORBIDITAS

Gangguan mood sering disertai gangguan


psikiatrik lain, terutama penggunaan zat
psikoaktif, gangguan panik, gangguan obsesif
kompulsif, dan fobia sosial.

Komorbiditas pada pria lebih sering berupa


penyalahgunaan zat psikoaktif, sedangkan
pada wanita lebih sering berupa gangguan
cemas dan gangguan makan
ETIOLOGI

There is no single cause of


depression. You can develop it for
different reasons and it has many
different triggers
Tidak ada penyebab tunggal pada
gangguan depresi. Setiap orang dapat
mengalami depresi karena berbagai
penyebab dan pencetus yang berbeda
ETIOLOGI

Model Biopsikososial (the biopsychososial


model)

Depresi terjadi karena interkoneksi dan


interdependen dari faktor biologis, psikologis dan
sosial
• Teori Biologi : aspek neurotransmitter
• Teori Psikologis : teori kognitif
• Teori Sosial : aspek kultur, faktor relasi sosial,
dukungan sosial
ETIOLOGI

Kurang aktivitas dari sistem serotonin, norepinefrin dan dopamin.

Pe↓ kadar serotonin menyebabkan depresi dan keadaan mood yang


menurun, menyebakan org bunuh diri

Dopamin yang rendah menyebabkan individu tidak punya gairah dan


rasa senang terhadap aktivitas yang biasa dilakukannya

Norepinefrin membantu mengenal dan merespon stres . Kerentanan


thd depresi ok norepinefrin menurun shg tidak mampu mengatasi
stress dengan efisien.
Penelitian Neuroimaging

Orang depresi mempunyai aktivitas yang


rendah (hipoaktivitas) pada korteks prefrontal
dan hiperaktivitas di sistem limbik (pusat
emosi)
→ Bila korteks prefrontal seseorang kurang
aktif  emosi negatif  depresi terekspresi
lebih sering dan intens.
Penelitian Neuroimaging

Bagian otak lain yaitu , lobus parietal dan temporal


bekerja lebih lamban pada pasien depresi.

Aktivitas otak pada bagian ini membuat otak dapat


fokus dan terhubung dengan lingkungan diluar diri

→ Ini menjelaskan mengapa pasien depresi lebih


fokus pada pikirannya sendiri dan perasaan
internalnya daripada sekelilingnya
Teori Kognitif Depresi
Individu depresi berpikir berbeda dari orang
yang tidak depresi yaitu melihat dirinya,
lingkungan dan masa depan sebagai negatif dan
pesimis.

Akibatnya salah menginterpretasikan kenyataan


dengan cara negatif dan menyalahkan diri
sendiri

→ Penanganan Cognitive Behavior Therapy


Teori Kognitif Aaron Beck

Penyebab gejala depresi yang utama adalah pikiran


negatif yang disebabkan oleh disfungsi keyakinan

Makin banyak pikiran negatif yang muncul, makin berat


depresi seseorang

Negative cognitive triad  tiga disfungsi keyakinan


pada pasien depresi :
• Saya kurang/tidak adekuat
• Semua pengalaman saya menghasilkan kegagalan
• Masa depan tidak ada harapan
ETIOLOGI
Faktor sosial
Pengalaman yang menekan/tidak menyenangkan 
kontrol berkurang dan menimbulkan rasa tidak
berdaya dan tak tertolongkan (sense of
helplessness atau hopelessness)  reaksi emosi
labil

Efek stress berbeda oleh masing-masing manusia


karena persepsi yang berbeda pula.

Suatu kejadian pada seseorang biasa saja, pada


orang lain dapat menyebabkan depresi.
GEJALA-GEJALA DEPRESI
AFEK
Sedih KOGNITIF
Apatis Rendah diri FISIK
Anhedonia Konsentrasi  Gangguan tidur
Tak bertenaga Ragu-ragu Gangguan nafsu
Tak bersemangat Iritabilitas makan

Rasa bersalah Gairah seksual 


Aktivitas 
Perubahan BB
Ide bunuh diri
Kriteria Diagnosis
PPDGJ-III (F32)
DSM-V (296)
Hampir setiap hari mengalami Gejala utama: (3A)
1. Mood depresi. 1. Afek/mood depresif
2. Kehilangan minat atau kesenangan 2. Anhedonia (kehilangan minat dan
3. Kehilangan atau peningkatan berat kegembiraan)
badan yang nyata atau pe↑ & pe↓ 3. Anergia (berkurangnya energi)
nafsu makan Gejala lainnya:
4. Sulit tidur atau tidur berlebih 4. Konsentrasi & perhatian berkurang
5. Agitasi atau retardasi psikomotor 5. Harga diri & percaya diri berkurang
6. Kelelahan atau kehilangan energi 3. Gagasan bersalah & tidak berguna
7. Rasa tidak berguna atau rasa 4. Pandangan masa depan suram/pesimis
bersalah 5. Gagasan atau perbuatan
8. Pe↓ Konsentrasi membahayakan diri / bunuh diri
9. Pikiran berulang tentang kematian 6. Tidur terganggu
atau ide bunuh diri 7. Nafsu makan terganggu
Kriteria Diagnosis
DSM-V (296) PPDGJ-III (F32)
A. ≥ 5 gejala dari gejala diatas ada Minimal 2 minggu, kecuali jika gejala
selama 2 minggu (periode dpt lebih sangat berat
pendek, jika gejala luar biasa berat
dan berlangsung cepat)
B. Gejala tersebut menyebabkan Kategori diagnosis depresi ringan,
distress atau hendaya sosial,
sedang, dan berat hanya digunakan
pekerjaan dan penggunaan waktu
untuk episode depresi tunggal.
senggang atau area penting
kehidupannya
C. Tidak terkait dengan efek fisiologis
zat atau kondisi medis lainnya
D. Tidak memenuhi kriteria d/
skizoafektif, skizofrenia, dll
E. Tidak pernah ada episode manik atau
hipomanik
PEDOMAN DIAGNOSTIK F32.2 Episode Depresif berat tanpa gejalaSNPPDI:
SNPPDI:3A 3A
psikotik
F32.0 Episode Depresif Ringan SNPPDI: 4 •Semua 3 gejala utama depresi harus ada.
• Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa di
• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 antaranya harus berintensitas berat.
gejala utama depresi seperti tersebut diatas • Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang
• Ditambah 2 dari gejala lainnya mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
• Tidak boleh ada gejala berat diantaranya. melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian,
• Lamanya seluruh episode berlangsung penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapa
dibenarkan.
sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu. • Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurangkurangnya 2
• Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat,
kegiatan sosial yang biasa dilakukannya. maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu
kurang dari 2 minggu. –
F32.1 Episode Depresif Sedang • Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial,
SNPPDI: 4
pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat
terbatas. F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psiko
• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala
SNPPDI: 3A
utama depresi seperti pada episode depresi ringan
•Episode depresif berat yang memenuhi kriteri menurut F32.2 tersebut
•Ditambah 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya diatas.
• Lamanya seluruh episode berlangsung minimum • Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham
sekitar 2 minggu. malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab
• Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara
kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging
tangga. membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju stupor.
Maslim, R. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Bagian
• Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai
Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. Jakarta. p: 64 serasi atau tidak serasi dengan afek (mood-congruent).
KATEGORI DEPRESI (PPDGJ III)
Depresi Ringan Depresi Sedang
• 2 dari 3 gejala utama • 2 dari 3 gejala utama
• 2 gejala lainnya • 3 gejala lainnya
• Hendaya Ringan • Hendaya Sedang

Depresi Berat, tanpa Depresi Berat dengan


gejala psikotik gejala psikotik
• Semua 3 gejala utama • Memenuhi = depresi berat
• Minimal 4 gejala lainnya • Disertai waham, halusinasi,
• Hendaya berat atau stupor depresif.
• Hendaya berat
DSM-V (296)
Keparahan didasarkan pada jumlah gejala, keparahan gejala dan tingkat
ketidakmampuan fungsional.

Ringan : Gejala sedikit, jika ada gejala-gejala yang melebihi yang diperlukan
untuk membuat diagnosis, intensitas gejala- gejalanya menyusahkan
tetapi dapat dikelola, dan gejala-gejalanya mengakibatkan gangguan
minor pada fungsi sosial atau pekerjaan.

Sedang : Jumlah gejala, intensitas gejala, dan / atau gangguan fungsi antara
yang ditentukan untuk "ringan" dan "berat.”

Berat : Jumlah gejala secara substansial melebihi dari yang diperlukan


untuk membuat diagnosis, intensitas gejala sangat menyusahkan
dan tidak dapat dikelola, dan gejala tersebut jelas mengganggu fungsi
sosial dan pekerjaan.
Gejala depresi pada laki-laki berbeda
dengan perempuan

Perempuan lebih banyak menunjukkan gejala


sedih, harga diri rendah dan rasa bersalah.

Pada laki-laki : mudah lelah, iritable, hilangnya


minat pada aktifitas yang menyenangkan dan
gangguan tidur >>.

Laki-laki lebih banyak pengguna alkohol dan


NAPZA saat depresi dibanding perempuan.
DEPRESI PADA ANAK

Sering kambuh dan akan lebih parah saat dewasa muda,


bila tidak mendapat penanganan dengan tepat.

Gejala pada anak : menolak sekolah, lekat dengan orang


tuanya, sering mengeluh gangguan fisik, misalnya sakit
kepala atau sakit perut.

Seringkali depresi pada anak dikacaukan dengan


diagnosis lain, misalnya ADHD, Gangguan Sikap
Menentang dan Gangguan Tingkah Laku
DEPRESI PADA REMAJA
Gejala lebih ke arah kesulitan dalam sekolah, iritable dan
selalu berpikiran negatif (feel misunderstood).

Sering disertai dengan gangguan lain, seperti kecemasan,


gangguan makan dan substance abuse.

Banyak yang mengalami bunuh diri akibat depresi.


DEPRESI PADA LANSIA

Sering dalam bentuk penyakit fisik, karena kondisi medis yang


sudah diderita sebelumnya  memperberat gejala depresi
yang dialami.

Mis. penyakit jantung, stroke atau cancer. Atau mereka minum


banyak obat-obatan dengan efek samping yang berkontribusi
bisa menimbulkan depresi. (National Institute of Mental Health,
2011)
Who is at risk ?
• Perasaan didominasi oleh
tidak ceria, tidak bahagia,
murung, tertolak,
ketidakbahagiaan
• Konsep diri dan keyakinan
seputar ketidakmampuan,
1. Orang ketidak berdayaan, rendah
diri
dengan • Mengkritik diri,
kepribadian menyalahkan diri sendiri
• Mengeluh dan mengalami
depresif kecemasan
• Negativistik, kritikal dan
menghakimi orang lain
• Sangat pesimistik
• Cenderung merasa
bersalah atau menyesal
• Dilecehkan fisik atau psikis, seksual, emosional oleh
orang sekitar atau perpisahan dari orang tua
2. Kejadian mengakibatkan kerentanan menjadi depresi di
traumatik pada kemudian hari.
masa kanak

• Penyalahgunaan alkohol dan NAPZA, workaholic,


nutrisi yang kurang atau berlebihan, kurang
olahraga, pola tidur yang kacau, kurang waktu santai
3. Pola hidup dan rekreasi  dapat menimbulkan sakit fisik yang
yang kurang menimbulkan atau memperberat depresi.
sehat

4.
Genetik
Terapi Pada Depresi Ringan - Sedang (4)

Farmakoterapi Terapi Suportif


(antidepresan) dan Konseling

Catatan:
Berdasarkan Panduan Rujukan Gangguan Depresi tahun 2018, semua
kasus depresi yang ditemukan pada Pemberi Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama (PPK1) harus dirujuk, namun SNPPDI 2019, depresi
ringan dan sedang kompetensi 4, sehingga harus ditangani di PPK1
Beberapa obat yang dapat diresepkan pada PPK1 sebagai berikut:
Amitriptilin, Difenhidramin, dan SSRI
Terapi pada Gangguan Depresi Berat,
Gangguan Dengan Ciri Psikotik (3A)

Farmakoterapi
(antidepresan +
Psikoterapi
antipsikotik (bila
ada gejala psikotik)

ECT
Rawat inap (Electro
Convulsion
Therapy)
PENATALAKSANAAN

1. Lim CH, Baizury B. Management of major depressive disorder (MDD). Malaysian Fam Physician. 2011;6(1):13.
Mekanisme kerja obat Anti-depresi

Menghambat “re-uptake aminergic neurotransmitter” dan menghambat


penghancuran oleh enzim “monoamine oxidase”, sehingga terjadi
peningkatan jumlah “aminergic neurotransmitter” pada celah sinap neuron.
Ini akan meningkatkan serotonin yang terikat pada reseptor serotonin.
Penggolongan anti-depresi
Tricyclic
Antidepressants Tetracyclic
(TCAs)
• Amitriptyline • Maprotiline
• Imipramine • Mianserin
• Clomipramine • Amoxapine
Penggolongan Anti-depresi

Reversible Inhibitor of
Selective Serotonin
Monoamine Oxydase
Reuptake Inhibitors
(MAOI- Reversible)
• Moclobemide • Sertraline
• Paroxetine
• Fluoxetine
• Duloxetine
• Citalopram
Penggolongan Anti-depresi
Atypical
Antidepresan lain
Antidepressants
• Trazodone • agomelatin
• Mirtazapine
• Venlafaxine
GOLONGAN SSRI
Mekanisme obat yaitu menghambat reuptake serotonin oleh
transporter serotonin sehingga serotonin di celah sinap menjadi
normal

Bystritsky, A., Sahib, S. K., Michael, E.C., et al. 2013. Current Diagnosis and Treatment of Anxiety Disorders. Pharmacy and Therapeutics, 38(1):41-44.
Osmosis : Selective Seroptonin Reuptake Inhibitor
Maslim, R., 2001. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi 3. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
Nama generik Nama dagang Sediaan Dosis anjuran
Fluoxetine PROZAC (Eli Lilly) Cap 20 mg 20-40 mg/h
NOPRES (Ferron) Caplet 20 mg  
ANSI (Bernofarma) Cap 10-20 mg
ANTIPRESTIN (Pharos) Cap 10-20 mg
ANDEP (Medikon) Cap 20 mg
COURAGE (Soho) Tab 20 mg
ELIZAC (Mersifarma) Cap 20 mg
OXIPRES (Sandoz) Cap 20 mg
LODEP (Sunthi Sepuri) Cap 20 mg
KALXETIN (Kalbe) Cap 10-20 mg
ZAC (Ikapharmindo) Cap 10-20 mg
ZACTIN (Merck) Cap 20 mg
GOLONGAN
Sertraline ZOLOFT (Pfizer- Tab 50 mg 50-100 mg/h
SSRI Pharmacial)
FATRAL (Fahrenheit)
 Tab 50 mg
Tab 50 mg
FRIDEP (Mersifarma) Caplet 50 mg
NUDEP (Guardian  Tab 50 mg
Pharmatama) Caplet 50 mg
ANTIPREZ (Sandoz) Tab 50 mg
DEPTRAL (Meptorafm) Tab 50 mg
SERLOF (Kalbe)
ZERLIN (Pharos)
Citalopram CIPRAM (Lundbeck) Tab 20 mg 20 – 60 mg/h
Fluvoxamine LUVOX (Solyay Pharma) Tab 50 mg 50 – 100 mg/h

Paroxetine SEROXAT (Glaxo-Smith- Tab 20 mg 20. – 40 mg/h


Bystritsky, A., Sahib, S. K., Michael, E.C., et al. 2013. Current Diagnosis and Treatment of Anxiety Disorders. Pharmacy and Therapeutics, 38(1):41-44.
Kline)
Maslim, R., 2001. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi 3. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
GOLONGAN SNRI
Mekanisme SNRI adalah menghambat reuptake
serotonin dan norepinefrin oleh transporter
serotonin dan norepinefrin

Bystritsky, A., Sahib, S. K., Michael, E.C., et al. 2013. Current Diagnosis and Treatment of Anxiety Disorders. Pharmacy and Therapeutics, 38(1):41-44.
Osmosis : Seroptonin Norepinephrine Reuptake Inhibitor
Maslim, R., 2001. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi 3. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
GOLONGAN SNRI

Nama generik Nama dagang Sediaan Dosis


anjuran
Duloxetine CYMBALTA (B-Ingelheim) Caplet 30 – 60 mg 30 – 60 mg/h

Venlafaxine EFEXOR-XR (Wyeth) Cap 75 mg 75 – 150 mg/h

Antidepresan rata-rata memerlukan waktu sekitar 4 minggu untuk


mencapai kerja efektifnya. Dosis yang diberikan dapat dititrasi
setiap 2 minggu sampai dosis terapeutik maksimal diberikan. Dosis
maksimal dilanjutkan sekitar 4- 6 minggu untuk menilai efek
pengobatannya.
Bystritsky, A., Sahib, S. K., Michael, E.C., et al. 2013. Current Diagnosis and Treatment of Anxiety Disorders. Pharmacy and Therapeutics, 38(1):41-44.
Maslim, R., 2001. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi 3. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
GOLONGAN TCA
TCAs berfungsi sebagai inhibitor reuptake norepinefrin, dan
beberapa sebagai penghambat reuptake serotonin

Bystritsky, A., Sahib, S. K., Michael, E.C., et al. 2013. Current Diagnosis and Treatment of Anxiety Disorders. Pharmacy and Therapeutics, 38(1):41-44.
Osmosis : Tricyclic antidepresants
Maslim, R., 2001. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi 3. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
GOLONGAN TCA

Nama generic Nama dagang Sediaan Dosis


anjuran
Clomipramine ANAFRANIL (Novartis) Tab 25 mg 75 – 150
mg/h
Amitriptyline AMITRIPTYLINE(Indofar Drag 25 75 – 150
ma) mg mg/h
Imipramine TOFRANIL (Novartis) Tab 25 mg 75 – 150
mg/h
Mirtazapine REMERON (Organon) Tab 30 mg 15 – 45 mg/h

Bystritsky, A., Sahib, S. K., Michael, E.C., et al. 2013. Current Diagnosis and Treatment of Anxiety Disorders. Pharmacy and Therapeutics, 38(1):41-44.
Maslim, R., 2001. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi 3. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
GOLONGAN
BENZODIAZEPINE DAN NON
BENZODIAZEPINE Bila ada gejala
cemas

Mekanisme obat anti-anxietas adalah obat bereaksi dengan reseptor


(benzodiazepine receptors) yang akan meng-reinforce “the inhibitory action
of GABA-ergic neuron”, sehingga hiperaktivitas dari sistem limbik SSP yang
terdiri dari ”dopaminergic, norandrenergic, serotonergic neurons” yang
dikendalikan oleh GABA-ergic neuron (“Gamma Amino Butiric Acid, suatu
inhibitory neurotransmitter”) mereda

Bystritsky, A., Sahib, S. K., Michael, E.C., et al. 2013. Current Diagnosis and Treatment of Anxiety Disorders. Pharmacy and Therapeutics, 38(1):41-44.
Nama Nama dagang Sediaan Dosis anjuran
generik
Benzodiazepine
Diazepam DIAZEPAM (Indofarma) Tab 2-5 mg Oral=2-3x 2=5 mg/h
LOVIUM (Phapros) Tab 2-5 mg Injeksi = 5-10 mg(im/iv)
MENTALIUM (Soho) Tab 2-5-10 mg Rectal tube =
STESOLID (Alpharma) Tab 2-5 mg Anak < 10 kg/bb = 5 mg
  Ampul 10 mg/2 cc Anak > 10 kg/bb = 10
  Rectal tube 5 mg/2,5 mg
  cc
10 mg/2,5 cc
GOLONGAN VALDIMEX (Mersifarma) Tab 5 mg
BENZODIAZEPINE   Ampul 10 mg/2cc
DAN NON TRAZEP (Fahrenheit) Tab 2-5 mg
BENZODIAZEPINE   Rectal Tube 5 mg/2,5
  cc
VALIUM (Roche) Ampul 10 mg/2 cc

Alprazola ALPRAZOLAM (Dexa Medica) Tab 0,25-0,5-1mg 3 x 0,25-0,5 mg/hari


m XANAX XR (Pfizer Pharmacia) Tab 0,25 – 1 mg 1 x 0,5 – 1 mg/hari
ALGANAX (Guardian-Ph) Tab 0,25-0,5-1 mg 3 x 0,25-0,5 mg/hari
CALMLET (Sunthi-Sepuri) Tab 0,25-0,5-1-2 mg
FEPRAX (Ferron) Tab 0,25-0,5-1 mg
 ATARAX (Mersifarma) Tab 0,5 mg
ALVIZ (Pharos) Tab 0,5 – 1 mg
ZYPRAX (Kalbe Farma) Cap 0,25-0,5-1 mg
 
Bystritsky, A., Sahib, S. K., Michael, E.C., et al. 2013. Current Diagnosis and Treatment of Anxiety Disorders. Pharmacy and Therapeutics, 38(1):41-44.
Maslim, R., 2001. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi 3. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
GOLONGAN BENZODIAZEPINE DAN NON
BENZODIAZEPINE
Lorazepam ATIVAN (Wyeth) Tab 0,5-1-2 mg 2-3 x 1 mg/hari
RENAQUIL (Fahrenheit) Tab 1 mg
MERLOPAM (Mersifarma) Tab 0,5 -2 mg
Clobazam FRISIUM (Aventis-Ph) Tab 10 mg 2-3 x 10 mg/hari
CLOBAZAM (Dexa Medica) Tab 10 mg
ASABIUM (Otto) Tab 10 mg
CLOBIUM (Ferron) Tab 10 mg
PROCLOZAM (Mersifarma) Tab 10 mg

Non- Benzodiazepine
Buspirone BUSPAR (Bristol-Myers) Tab 10 mg 2– 3 x 10 mg/hari
TRAN-Q (Guardian-Ph) Tab 10 mg
XIETY (Lapi) Tab 10 mg

Bystritsky, A., Sahib, S. K., Michael, E.C., et al. 2013. Current Diagnosis and Treatment of Anxiety Disorders. Pharmacy and Therapeutics, 38(1):41-44.
Maslim, R., 2001. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi 3. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
Kompetensi 1

ELECTRO CONVULSIVE THERAPY


(ECT)
Beban listrik
diukur dalam
Parameter milikolom
stimulusnya ( ˂600mC) dan
Electroconvulsi adalah arus energinya
ve therapy (500-800mA), dalam jul (joul)
bekerja frekuensi (20-
menginduksi 120 Hz), durasi
terjadinya (0,5-8 detik atau
kejang dengan lebih).
mengaplikasika
n rangsangan
listrik ke otak.
Indikasi ECT
Ide bunuh diri

Depresi yang resisten dengan terapi

Episode depresi mayor dengan katatonia

Intoleransi obat berulang

Menolak makan atau minum

Kondisi medik umum yang tidak bisa menggunakan antidepresan


PSIKOTERAPI
Kompetensi 2

Psikoterapi

Terapi kognitif perilaku (CBT)

• Dikembangkan oleh Aaron Beck


• Depresi merupakan hasil dari keyakinan atau skema
pikir pasien yang memandang dirinya, dunianya dan
masa depannya secara negatif.
• Proses terapi :
• Pasien belajar mengenali skema-skema pikirannya
yang negatif dan mengevaluasi ulang pikiran negatif
tersebut. Kemudian berlatih mencari alternatif
pikiran yang lebih rasional serta mempelajari
perilaku baru, melatihnya berulang kali di rumah
(tugas rumah)
Kompetensi 2
Psikoterapi
2. Pemecahan Masalah (problem solving)

• Pasien depresi sering kesulitan menyelesaikan masalah


• Terapi berfokus pada pembelajaran untuk menghadapi
masalah yang dihadapi pasien.
• Terapis dan pasien bekerja sama mengidentifikasi dan
menentukan prioritas masalah yang dihadapi, mengurai
permasalahan menjadi satu masalah yang lebih spesifik,
sehingga dapat dikelola dan diselesaikan
Kompetensi 4
Psikoterapi

3. Konseling
• Memberikan kesempatan kepada individu
mengeksplorasi, menemukan, dan
mengklarifikasi cara hidup mereka agar
lebih berdaya guna.
• Konselor menghargai dengan ketulusan
hati dan berempati pada pasien
Indikasi Rawat Inap

Indikasi jelas

• Prosedur diagnostic tak memadai


• Depresi berat
• Risiko bunuh diri dan melakukan pembunuhan
• Berkurangnya kemampuan pasien u/ asupan makan dan
perlindungan

Pertimbangan Tambahan

• Penurunan BB yang mencolok


• Perbaikan gejala minimal
• Perubahan jelas dari tingkah laku atau sikap
PROGNOSIS

Pencapaian remisi sempurna masih rendah

Sebanyak 37% tidak pulih setelah 6 bulan dan 20% tidak pulih setelah 24 bulan
Dengan kata lain remisi parsial atau gejala sisa sering ditemukan.

Gejala sisa perlu dievaluasi karena merupakan faktor resiko relaps


Kualitas hidup dan fungsi lebih buruk pada yang memiliki gejala sisa
Treatment-Resistant Depression (TRD)
Pendahuluan
Tidak ada definisi yang disepakati tentang kriteria TRD
Paling sering diterapkan adalah gagal terapi selama minimal dua
kali dengan dosis dan durasi yang adekuat (Gaynes et al., 2019)
Menghabiskan banyak anggaran kesehatan baik secara
langsung dan tidak langsung (Gibson et al., 2010)
Meski banyak terjadi pada pasien dengan depresi unipolar,
terdapat pula pada fase depresi pasien bipolar dengan 30 %
diantaranya tidak mencapai remisi meski menjalani terapi

McIntyre, R. S., Filteau, M.-J., Martin, L., Patry, S., Carvalho, A., Cha, D. S., … Miguelez, M. (2014). Treatment-resistant depression: Definitions, review of the evidence, and algorithmic approach. Journal of Affective Disorders, 156,
1–7. doi:10.1016/j.jad.2013.10.043 
Gaynes, B. N., Lux, L., Gartlehner, G., Asher, G., Forman ‐Hoffman, V., Green, J., … Lohr, K. N. (2019). Defining treatment‐resistant depression. Depression and Anxiety. doi:10.1002/da.22968
Phases of treatment for MDD. MDD = major depressive disorder. Adapted, from Bakish et al.
Kriteria Remisi

Gejala minimal atau tidak ada sama sekali


Tidak memenuhi kriteria diagnosis
Remisi dipertahankan dan dapat berfungsi
secara normal
Lebih dari 8 minggu dan disertai dengan
kembalinya fungsi harian seperti sebelum sakit
Faktor yang meningkatkan remisi
Berikan patokan outcome yang jelas (periksa skoring pada awal pertemuan)  Hamilton Depression
Rating Scale (HDRS)
Optimalkan dosis/ perpanjang durasi fase terapi
Pemilihan antidepresan yang sesuai
Edukasi yang baik dapat meningkatkan kepatuhan
Penambahan adjuvan
Psikoterapi rutin
Konsekuensi gagal remisi
Peningkatan risiko relaps dan resisten terapi
Keterbatasan psikososial yang terus berlangsung
Penurunan fungsi kerja dan produktivitas
Peningkatan biaya untuk pengobatan
Risiko mengakhiri hidup dan penyalahgunaan zat yang tetap tinggi
Depresi yang terus menerus dapat memperburuk morbiditas maupun mortalitas
Faktor risiko remisi yang tertunda
Pelangsungan yang kronis
Komorbid medis lainnya
Usia tua
Komorbid axis I dan II
Tingkat keparahan
Pseudo-TRD
Strategi Tatalaksana TRD
Algorithm

Available from: https://www.psychiatrictimes.com/special-reports/factors-predispose-patients-treatment-resistant-depression/page/0/1


What should you do?

Edukasi
Kenali kemungkinan TRD pada pasien
Rujuk sedini mungkin
Thank You
We All Can Be A Hero

Anda mungkin juga menyukai