Anda di halaman 1dari 49

TUMPR LISIS SINDROM ET CAUSA

SUSPECT LEUKEMIA LIMFOBLASTIK


AKUT
Dinda Asri Aisyah

PEMBIMBING :
dr. Nindya
PENDAHULUAN
Tumor lisis syndrom (TLS) bersifat fatal yang paling sering terjadi setelah pemberian
kemoterapi pada keganasan hemotologik seperti akut limphoblastik leukemia atau
high grade lymphoma (2), tetapi tumor lisis syndrom dapat juga terjadi pada
kegananasan hemotologik yang lain seperti kronik lymphositik leukemia, akut
myeloid leukemia, multipel myeloma, Hogkin lymphoma dan low-intermediate NHL
(2), juga pada beberapa solid tumor seperti kanker paru, kanker mamae dan testis(3)

Leukemia merupakan penyakit proliferasi patologis dari sel pembuat darah yang
bersifat sistemik dan biasanya berakibat fatal.
A
A
L a p o r a n
K a s u s
A
Identitas Pasien
Nama Pasien : An. AS
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 23/10/2017
Umur : 4 Tahun 2 Bulan
Agama : islam
Alamat : Tanjung Jabung Timur
MRS tanggal : 27/12/2021 via IGD
Anamnesis
AIIoanamnesis diIakukan dengan ibu pasien,

RPS

± 1 jam SMRS
3 b u l a n
S M R S

± 1 minggu SMRS

IGD RSUD
± 3 bulan SMRS demam tinggi , demam kadang timbul secara perlahan, demam
terjadi kadang saat istirahat kadang bisa juga saat berkativitas, demam hilang
timbul turun bila diberikan obat penurun panas kemudian beberapa jam
kemudian panas lagi, hal ini terjadi. demam tidak disertai menggigil (-),
berkeringat (+) pusing (-), kejang (-), batuk (-) diare (-) riwayat trauma (-),
berpergian keluar kota dalam 2 minggu (-), pilek (+), mual (-), muntah (+),
muntah hingga 3x sehari sebanyak 1/3 gelas aqua (220 cc) yaitu ± 70 cc
berwarna bening dan bercampur sedikit bercak kemerahan.
± 1 minggu SMRS ibu pasien mengatakan anaknya sesak setelah
meminum obat TB, obat TB baru dikonsumsi selama 2 minggu. Karena
sesak dirasakan memberat, ibu pasien membawa anaknya berobat ke RS
setempat dan dirawat selama 1 minggu. Keluhan sesak juga disertai
dengan Keluhan juga disertai dengan perut yang makin buncit dan keras.
Selamat dirawat sesaknya mengalami perbaikan sehingga diperbolehkan
pulang, tetapi perut pasien masih keras. Ibu pasien mengatakan BAB
pasien berwarna hitam. Dalam sehari pasien buang air besar hitam >10 kali
Ibu pasien juga megelukan kencing berdarah, Darah yang keluar saat
pasien BAK terkadang juga disertai lendir dan gumpalan darah , saat BAK
tidak terasa nyeri. Frekuensi berkemih sekitar 5 kali dalam sehari.
Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu : -
Riwayat keluhan serupa : -
Riwayat penyakit keluarga :-
Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama
Riwayat Kehamilan dan
Kelahiran Riwayat Makanan
ASI : Sampai usia 6 bulan

Masa kehamilan : cukup bulan Bubur Nasi : mulai usia 8 bulan


Nasi TIM/lembek : Mulai usia 8 bulan
Partus : Normal Nasi biasa : Mulai usia
Daging :+
Ditolong oleh : Bidan
Ikan :+
Tanggal : 23 oktober 2017 Telur :+
Tempe :+
Berat badan lahir : 3600 gram
Tahu :+
Panjang badan : 48 cm Sayuran : sering
Buah : jarang
Kesan : cukup
Riwayat Imunisasi

o Menurut ibu pasien, anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap. Ibu


pasien tidak ingat dengan jelas imunisasi apa saja yang telah diberikan.
Pasien sering imunisasi di bidan
Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita
Parotitis :- Muntah berak :+
Pertusis :- Asma :-
Difteri :- Cacingan :-
Tetanus :- Patah tulang :-
Campak :- Jantung : -
Varicella :- Sendi bengkak : +
Thypoid :- Kecelakaan :-
Malaria :- Operasi : -
DBD :- Keracunan :-
Demam menahun :- Sakit kencing :-
Radang paru :- Sakit ginjal :-
TBC :+ Alergi :-
Kejang :- Perut kembung : -
Lumpuh :- Otitis Media :-
Batuk/pilek :+
Pemeriksaan Fisik

o Keadaan umum : Tampak sakit berat


o Kesadaran : Compos mentis
o Posisi : Berbaring
o GCS : E4M6V5 = 15
o Berat badan : 12 kg
o Tinggi badan : 100 cm
o Lingkar kepala : 45 cm
o Lingkar lengan atas: 10 cm
STATUS ANTROPOMETRI

BB/U : -2 sd -3 SD (gizi
kurang )
STATUS ANTROPOMETRI

PB/U : -2 sd - 2 SD (normal)
STATUS ANTROPOMETRI

BB/PB : -2 SD 2 SD (normal)
Vital Sign

 RR SpO2

 25x/menit, 98 %
reguler

 Nadi  Suhu
 154 x/menit,  39,3°C
reguler, kuat
angkat

16
Pemeriksaan Fisik

Kepala • Normocephal

Rambut • Berwarna hitam, tidak mudah dicabut

Mata • Sklera ikterik (-/-), kojuntiva anemis (-/-), RC (+/+)

Hidung • Simetris, sekret (-)

Telinga • Serumen (+/+) minimal

Mulut dan Gigi • Simetris, sianosis (-), lidah kotor (-), gusi berdara(-)

Leher • Pembesaran KGB (+/+)


Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Thoraks
Paru Inspeksi: Bentuk simetris
Palpasi: Nyeri tekan (-)
Perkusi: Sonor
Auskultasi: Vesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicular sinistra
Perkusi: Batas jantung normal
Auskultasi: BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
• Inspeksi: Distensi (+)
• Auskultasi: BU menurun (+)
• Palpasi: Nyeri tekan (-)
Abdomen
• Hepar : teraba 4 jari dibawah arcus costae (-)
• Lien : Teraba pada Schiffner 3
• Perkusi: asites (+) shifting dullness

• Superior : pergerakan normal, akral hangat (+/+) CRT < 2 detik


Ekstremitas • Inferior : pergerakan normal, akral hangat (+/+) CRT < 2 detik, petekie
(+)
Hematologi Rutin (13/12/2021) Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hemoglobin 7,00 12-16 g/dL

Hematokrit 19,1 34,5-54 %

Eritrosit 2,43 4,5-5,5 x106/uL

MCV 78,4 80-96 fL

MCH 28,8 27-31 Pg

Trombosit 25,1 150-450 10^9/L

x103/uL
Leukosit 106 4,0-11,0

21
Faal Ginjal
Ureum 21 15-39 Mg/dl

Creatinin 0,27 0,55-1,3 Mg/dl

 Kesan : Anemia mikrositik normokrom


 Kesan : Normal
Pemeriksaan Anjuran

 - Aspirasi sumsum tulang


 - Foto thoraks
 - Cek kadar fosfat dan kalsium
 - Cek kadar albumin
 - USG ginjal
 - Konsul untuk hemodialisis
Diagnosis Kerja
Tumor lisis sindrom ec. Susp leukemia limfoblastik
akut
Diagnosis banding:
- - leukemia limfoblastik akut
- - leukemia mieloblastik akut
- - anemia aplastik
Tatalaksana

Farmakologi
• O2 1 lpm Prognosis
• - IVFD D51/4 NS 3 gtt/menit
• - Bicarbonat natrium 40
meq/hari Quo ad Quo ad
Quo ad vitam
fungtionam sanationam
• - Inj.ceftriaxone 1 gram/12
• Dubia Ad • Dubia ad • Dubia Ad
jam/IV
malam malam malam
• - Allupurinol 2 x 90mg
• - Paracetamol drips 25ml/8
jam/IV
• - Inj. Ketorolac . ampul (5
mg)/8 jam/IV
• - Transfusi PRC 250 ml
A
A
Tinjauan Pustaka
A
TUMOR LISIS SINDROM

A. Definisi

• Sindroma lisis tumor


sekumpulan kelainan metabolik sebagai akibat nekrosis selsel tumor atau apoptosis fulminan yang
timbul pada penderita kanker baik yang terjadi secara spontan maupun sesudah pemberian terapi
antikanker. Abnormalitas laboratorium yang sering timbul pada SLT meliputi hiperurisemia,
hiperkalemia, hiperfosfatemia, hipokalsemia yang bisa diikuti dengan gagal ginjal akut.
ETIOLOGI
EtioIogi kejang demam sampai saat ini beIum diketahui

Kejang demam biasanya diawaIi dengan infeksi virus atau bakteri

Penyakit yang paIing sering dijumpai menyertai kejang demam adaIah


penyakit infeksi saIuran pernapasan, otitis media, dan gastroenteritis

Faktor predisposisi timbuInya bangkitan kejang demam :


• riwayat keIuarga
• riwayat kehamiIan dan persaIinan
• gangguan tumbuh kembang anak
• seringnya menderita infeksi
A
• kadar eIektroIit, seng dan besi A A
MEKANISME KEJANG DEMAM
Demam
(kenaikan suhu 1 C)

metaboIisme masaI (10-15%) K ebutuhan O2 (20%)

P erubahan keseimbangan (membran seI neuron)

Difusi ion K dan ion Na meIaui membran

Lepas muatan Iistrik

KEJANG
KLASIFIKASI
Kejang Demam Sederhana Kejang Demam KompIeks
Kejang demam yang berlangsung
Kejang lama (>15 menit)
singkat (kurang dari 15 menit)
Bentuk kejang umum (tonik dan atau Kejang fokal atau parsial satu sisi,
klonik)
atau kejang umum didahului kejang
Tidak berulang dalam waktu 24 jam.
parsial
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam
waktu 24 jam.
DIAGNOSIS

Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan


Fisik
Penunjang
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
• Frekuensi dan Iamanya kejang ;
• Kapan kejang terjadi ; • Kesadaran

• Apakah kejang itu baru pertama kaIi atau sudah • S uhu tubuh
pernah sebeIumnya ; • Tanda rangsaI meningeaI

• Sifat kejang (tonik-kIonik, umum) ; • Tanda peningkatan tekanan intracraniaI

• Lama serangan ; • Tanda infeksi di Iuar S S P

• Kesadaran pada waktu kejang dan pasca


kejang;
• GejaIa Iain : demam, muntah, Iumpuh, penurunan
kesadaran, atau kemunduran kepandaian ;
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium

• Tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam,


tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaIuasi
sumber infeksi penyebab demam
•Px. Lab: darah perifer, eIektroIit, dan guIa darah

LummaI Pungsi

• untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan


meningitis
• Indikasi:
• Terdapat tanda dan gejaIa rangsang meningeaI
• Terdapat kecurigaan adanya inoeksi S S P
• Kejang disertai demam yang semeIumnya teIaj
mendapat
A
A
Analisis
A
masalah
MASALAH TEORI

kejang ± 2 kali sehari bangkitan kejang + kenaikan suhu badan yang tinggi 
Kejang dirasakan pasien sejak ± 4 jam SMRS. Kejang infeksi di luar susunan saraf pusat (tonsilitis, otitis media
terjadi ± 2 menit dalam selang waktu 1 jam dengan akut, bronkitis, furunkulosis, dan lain-lain)
mata mendelik keatas, kejang terjadi pada kedua Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam
tangan kemudian kaki seperti menghentak-hentak pertama sewaktu demam :tonik-klonik bilateral, tonik,
(kelonjotan), dan pasien sadar. Saat kejang terjadi, klonik, fokal atau akinetik.
pasien tidak diberikan obat melalui dubur. Setelah
kejang, pasien sadar dan langsung menangis. Kejang Seringkali kejang berhenti sendiri. Setelah kejang
yang dialami pasien baru pertama kalinya. berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk
  sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit, anak
kembali terbangun dan sadar kembali tanpa defisit
neurologis. Kejang dapat diikuti hemiparesis sementara
(hemiparesis Todd) yang berlangsung beberapa jam
sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama
dapat diikuti oleh hemiparesis yang menetap.
Bangkitan kejang yang lama lebih sering terjadi pada
kejang demam yang pertama. Jika kejang tunggal
berlangsung kurang dari 5 menit, maka kemungkinan
cedera otak atau kejang menahun adalah kecil.
MASALAH TEORI

Pemeriksaan fisik Dari pemeriksaan fisik di dapatkan:


Keadaan umum : kesadaran
composmentis dengan GCS 15.
Dari pemriksaan fisik dan pemeriksaan
neurologi pada anak tidak di temukan
kelainan dan defisit neurologi pada
anak.
Hal ini sesuai berdasarkan teori, pada
pemeriksaan neurologis umumnya tetap
normal pada penderita yang
sebelumnya normal. Kelainan neurologis
terjadi pada sebagian kecil penderita, ini
biasanya terjadi pada penderita dengan
kejang lama atau berulang baik umum
atau fokal.
Diagnosis Berdasarkan dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik bisa ditarik kesimpulan
berdasarkan dari kriteria kejang demam menurut IDAI, diagnosa pasien ini adalah kejang
demam kompleks. Berdasarkan dari kriteria diagnosis kejang demam menurut IDAI, dapa
dibedakan dengan kejang demam kompleks, dimana kejang demam kompleks memilik
kriteria yaitu :

 Kejang dapat terjadi berulang dalam waktu 24 jam


 Adanya kejang fokal atau parsial
 Adanya kejang lebih dari 15 menit

Sedangkan kriteria kejang demam sederhana menurut IDAI, yaitu : Kejang demam
berlangsung singkat durasi kurang dari 15 menit, kejang dapat umum, tonik, dan atau
klonik, umumnya akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal, tidak berulang dalam 24 jam.

Kenaikan suhu yang tiba-tiba merupakan faktor yang penting untuk menimbulkan
kejang. Kejang umumnya berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti, anak tidak member
reaksi apapun untuk sejenak, tetapi beberapa detik/menit kemudian anak akan terbangun
dan sadar kembali tanpa kelainan saraf. Kejang demam yang berlangsung singka
umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi kejang yang
berlangsung lama (> 15 menit) sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kerusakan
permanen otak.
Adanya gabungan dari kedua kriteria kejang demam tersebut dan lebih mengarah
ke kejang demam kompleks, kejang demam simpleks dapat disingkirkan.
Tatalaksana Inj. Diazepam 1x5 mg
Inj. Paracetamol 15cc/6 jam (k/p)
Evaluasi tanda vital serta penilaian airway, breathing, circulation (ABC)
seiring dengan pemberian obat anti-konvulsan. Pemilihan jenis obat serta dosis
anti-konvulsan.
Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam maka pengobatan rumat hanya
diberikan terhadap kasus selektif dan dalam jangka pendek. Indikasi pengobatan
rumat:
Kejang fokal
Kejang lama >15 menit
Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang,
misalnya serebral palsi, hidrosefalus, hemiparesis.
Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
Kejang berulang dua kali atau lebih dalam kurun waktu 24 jam.
Kejang demam terjadi pada bayi usia kurang dari 12 bulan.
Kejang demam dengan frekuensi >4 kali per tahun.
Sebagian besar peneliti setuju bahwa kejang demam >15 menit merupakan
indikasi pengobatan rumat. Kelainan neurologis tidak nyata, misalnya
keterlambatan perkembangan ringan, bukan merupakan indikasi pengobatan
rumat. Kejang fokal
AA
A

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai