Apa itu Trauma??? • Pengertian trauma secara umum adalah luka atau jejas baik fisik maupun psikis. Trauma dengan kata lain disebut injury atau wound, dapat diartikan sebagai kerusakan atau luka yang biasanya disebabkan oleh tindakan- tindakan fisik dengan terputusnya kontinuitas normal suatu struktur. • Trauma juga diartikan sebagai suatu kejadian tidak terduga atau suatu penyebab sakit, karena kontak yang keras dengan suatu benda. Hubungan trauma dengan pre hospital care apa?? Latar belakang • Pelayanan prehospital merupakan pemberian pelayanan dimana pertama kali korban ditemukan,selama proses transportasi hingga pasien tiba dirumah sakit. • Banyaknya korban kecelakaan lalulintas juga merupakan masalah dalam pelayanan prehospital • Dalam rentang kondisi pre hospital sangat diperlukan peran serta masyarakat,awam khusus ataupun petugas kesehatan karena kejadiannya dapat terjadi dimana saja dalam setiap waktu. • Pelayanan yang diberikan pada prehospital adalah langkah–langkah pertolongan dasar dan dilanjutkan penanganan advance prehospital.Pertolongan dasar dapat dimulai dariini tialassessment terhadap korban, evakuasi korban,pemberian oksigenasi,pemantauan kondisi pasient ermasuk tingkat kesadaran,dan perawatan luka (WHO,2005). Initial Assessment 1.Primary Survey: •D=Danger •R=Response •S=Shout For Help •A=Airway •B=Breathing •C=Circulation Con’t… D-R-S (Scene size up)
1.Pada Danger berlaku prinsip “ do not
further harm” Penolong idealnya melakukan PPD (Persiapan Pengamanan Diri) Con’t… 2. Pada Response+shout for help “shake and shout” Note: jika ada response dari korban, lakukan pemeriksaan sekunder. 3. Pemeriksaan Airway (jalan nafas) a.Sumbatan total •Korban dewasa Jika korban sadar lakukan heimlich maneuver sampai benda keluar atau korban sampai tidak sadar • Korban anak-anak Sama dengan dewasa bila postur besar, bila postur kecil teknik sama hanya kekuatan penekanan yang sedikit dikurangi • Korban bayi Lakukan teknik back blows and chest secara bergantian sebanyak 5x. Jika korban menjadi tidak sadar lakukan prosedur RJP 2.Sumbatan parsial Karena lidah jatuh kebelakang pada korban tidak sadar, perdarahan atau banyaknya sekret dan edema laring yang masih proses belum total.
•Tindakan membebaskan jalan nafas
a.Tanpa alat secara manual 1) Membuka jalan nafas dengan teknik Head tilt and Chin lift. Pada pasien dengan dicurigai cedara leher dan kepala lakukan jaw thrust maneuver. 2) Metode finger sweep dan teknik memegang tounge jaw lift
Teknik ini ibu jari memegang lidah, jari yang lain
memegang rahang bawah, untuk memindahkan lidah jauh dari faring bagian belakang. Gerakan ini juga menggerakkan lidah menjauh dari benda asing yang mungkin menyumbat tenggorokan bagian belakang. 3) Recovery position Korban non trauma dapat diletakan pada sisi kirinya untk membantu mempertahankan tetap terbukanya jalan nafas. Leher harus ekstensi sehingga kepala tidak fleksi ke depan ke arah dada. Ketika korban berada dalam posisi ini, lidah bergerak kedepan sehingga tidak menyumbat jalan nafas dan saliva, mukus serta muntahan dapat keluar sehingga dapat membantu terbukanya jalan nafas. b. Menggunakan alat •Suctioning Dilakukan bila sumbatan jalan nafas karena benda cai dan terdengar gurgling
•OPA ( oropharyngeal Airway)
Tindakan ini untuk membebaskan sumbatan jalan nafas dengan menyisipkan alat kedalam mulut (dibalik lidah) dengan cara menahan lidah penderita agar tidak menyumbat jalan nafas. 4. Pengkajian Breathing (pernafasan) •Look : melihat gerakan nafas, pengembangan dada dan adanya retraksi dinding dada •Listen: mendengarkan bunyi nafas •Feel: merasakan adanya aliran udara pernapasan Tanda-tanda pernapasan yang tidak adekuat: 1.Pernafasan sangat cepat atau sangat lambat 2.Pergerakan dinding dada tidak adekuat 3.Cyanosis 4.Penurunan kesadaran 5.Sesak 6.Suara pernafasan abnormal( snoring, gurgling, stridor, crowing) 7.Denyut nadi lambat Oksigenasi dan ventilasi: tercukupinya kebutuhan oksigen sel dan jaringan dengan cara memberikan oksigen ventilasi yang cukup 5. Pengkajian circulation a)Luka dan perdarahan •Perdarahan luar: mudah dikenali •Perdarahan dalam: tampak dari luar jejas dan warna kebiruan. Bisa juga tidak tampak apa2. Tindakan pre hospital untuk perdarahan luar: a.Penekanan langsung b.Elevasi c.Point pressure d.Imobilisasi alat gerak/ekstremitas e.Awasi tanda-tanda syok f.Evakuasi segera Tindakan pre hospital untuk perdarahan dalam: a.Pertahankan jalan nafas b.Jaga agar klien tetap hangat c.Awasi tanda syok d.Evakuasi segera Load and go situations Sebelum evakuasi, petugas kesehatan harus melakukan: 1) pemeriksaan kondisi dan stabilitas pasien dengan memantau tanda-tanda vital; 2) pemeriksaan peralatan yang melekat pada tubuh pasien seperti infus, pipa ventilator/oksigen, peralatan immobilisasi dan lain‐lain Korban tidak boleh dipindahkan sebelum: 1) korban berada pada kondisi yang paling stabil; 2) korban telah disiapkan peralatan yang memadai untuk transportasi; 3) fasilitas kesehatan penerima telah diinformasikan dan siap menerima korban; 4) kendaraan yang digunakan dalam kondisi layak pakai. On going examination ABCDE dalam trauma •Disability Menilai kesadaran dengan cepat, apakah pasien sadar, hanya respons terhadap nyeri atau sama sekali tidak sadar. Tidak dianjurkan mengukur Glasgow Coma Scale AWAKE = A RESPONS BICARA (verbal) = V RESPONS NYERI = P TAK ADA RESPONS = U • Eksposure Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua cedera yang mungkin ada. Jika ada kecurigaan cedera leher atau tulang belakang, maka imobilisasi in-line harus dikerjakan. Detailed examination • Survey sekunder merupakan pemeriksaan secara lengkap yang dilakukan secara head to toe, dari depan hingga belakang. Secondary survey hanya dilakukan setelah kondisi pasien mulai stabil, dalam artian tidak mengalami syok atau tanda-tanda syok telah mulai membaik. 1. Anamesis 2. Pemeriksaan Fisik 3. Fokus Assestment 4. Re-assestment 5. Pemeriksaan Diagnostik Anamnesis Pemeriksaan data subyektif di dapatkan dari anamnesis riwayat pasien yang merupakan bagian penting dari pengkajian pasien. Riwayat pasien meliputi keluhan utama, riwayat masalah kesehatan sekarang, riwayat medis, riwayat keluarga, sosial, dan sistem. (Emergency Nursing Association, 2007). • Anamnesis juga harus meliputi riwayat SAMPLE yang bisa didapatdari pasien dan keluarga (Emergency Nursing Association, 2007): • A : Alergi (adakah alergi pada pasien, seperti obat-obatan, plester, makanan) • M : Medikasi/obat-obatan (obat-obatan yang diminum seperti sedang menjalani pengobatan hipertensi, kencing manis, jantung, dosis, atau penyalahgunaan obat • P : Pertinent medical history (riwayat medis pasien seperti penyakit yang pernah diderita, obatnya apa, berapa dosisnya, penggunaan • L : Last meal (obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, dikonsumsi berapa • E: Events, hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera (kejadian yang • menyebabkan adanya keluhan utama) Pemeriksaan fisik Kulit Kepala Wajah Cervikal Toraks Abdomen Pelvis Ekstremitas Punggung Neurologis Focused Assesment • Focused assessment untuk melengkapi data secondary assessment bisa dilakukan sesuai masalah yang ditemukan atau tempat dimana injury ditemukan. • Yang paling banyak dilakukan dalam tahap ini adalah beberapa pemeriksaan penunjang diagnostik atau bahkan dilakukan pemeriksaan ulangan dengan tujuan segera dapat dilakukan tindakan definitif. Re-Assesment • Beberapa komponen yang perlu untuk dilakukan pengkajian kembali (reassessment) yang penting untuk melengkapi primary survey pada pasien di gawat darurat adalah : • Airway • Breathing • Circulation • Dissability • Exsposure Pemeriksaan diagnostik • Pemeriksaan lanjutan hanya dilakukan setelah ventilasi dan hemodinamika penderita dalam keadaan stabil (Diklat RSUP Dr. M.Djamil, 2006). Dalam melakukan secondary survey, mungkin akan dilakukan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik seperti : • Endoskopi • Bronkoskopi • CT Scan • USG • Radiologi • MRI (Magnetic Resonance Imaging) Team member organisation • Sejak tahun 2000 Kementerian Kesehatan RI telah mengembangkan konsep Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) memadukan penanganan gawat darurat mulai dari tingkat pra rumah sakit sampai tingkat rumah sakit dan rujukan antara rumah sakit dengan pendekatan lintas program dan multisektoral. • Penanggulangan gawat darurat menekankan respon cepat dan tepat dengan prinsip Time Saving is Life and Limb Saving. Public Safety Care (PSC) sebagai ujung tombak safe community adalah sarana publik/masyarakat yang merupakan perpaduan dari unsur pelayanan ambulans gawat darurat, Unsure pengamanan (kepolisian) dan unsur penyelamatan. • PSC merupakan penanganan pertama kegawatdaruratan yang membantu memperbaiki pelayanan pra RS untuk menjamin respons cepat dan tepat untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan, sebelum dirujuk ke Rumah Sakit yang dituju. • Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu merupakan sistem yang merupakan koordinasi berbagai unit kerja (multi sektor) dan didukung berbagai kegiatan profesi (multi disiplin dan multi profesi) untuk menyelenggarakan pelayanan terpadu bagi penderita gadar baik dalam keadaan bencana maupun sehari-hari. • pelayanan medis sistem ini terdiri 3 subsistem yaitu pelayanan pra RS, RS dan antar RS. DISCUSSION TIME