Anda di halaman 1dari 9

DETEKSI DINI DAN PENANGANAN

AWAL
PADA KETUBAN DENGAN
MECONIUM
DAN KETUBAN PECAH DINI

Nama kelompok 6 :
Oni Elena
Ery Santika Aliena Prahesti
Martinha Pinto
Hanifah Khoeriah
Ketuban dengan meconium

Mekonium merupakan tinja atau fases


yang keluar pertama kali ketika bayi
dilahirkan. Karena suatu sebab,
misalnya stres semasa dalam
kandungan atau adanya lilitan tali pusat,
mekonium dapat keluar waktu bayi
masih dalam kandungan.
Pada pemeriksaan fisik akan
ditemukan tanda-tanda :
1. air ketuban keruh dan berwarna
hijau gelap
2. bayi terlihat sesak dengan napas
cuping hidung dan tarikan otot dada
3. terdengar bunyi napas tambahan
dengan stetoskop

Pada pemeriksaan penunjang dapat


ditemukan hasil :
1. detak jantung bayi terdeteksi lemah
sebelum kelahiran
2. pemeriksaan gas darah bayi
menunjukkan penurunan kadar oksigen
darah
3. pemeriksaan rontgen dada
menunjukkan gambaran bercak-bercak
yang menyebar
Sejak dalam kandungan bayi mulai berlatih bernafas,
dengan cara menghirup cairan ketuban ketrakea untuk
kemudian dikeluarkan kembali dari trakea. Hal ini
normal dan aman karena air ketuban bebas dari kuman.

Namun karena suatu sebab, misalnya adanya infeksi selama


kehamilan atau lilitan tali pusat, kondisi bayi menjadi
menurun dan menyebabkan bayi mengeluarkan tinja
pertamanya (mekonium) saat masih dalam kandungan.
Mekonium ini kemudian mengontaminasi air ketuban yang
seharusnya steril. Ketika bayi bernafas untuk pertama
kalinya, air ketuban yang tidak lagi steril ini dapat terhirup
dan menyebabkan terjadinya sindrom aspirasi mekonium.
Gejala dan tanda-tanda yang
dapat dilihat sindrom
aspirasi mekonium

Kulit bayi terlihat kebiruan,


sesak napas ketika dilahirkan,
air ketuban gelap dan kehijauan
akibat kontaminasi mekonium,
bayi tidak aktif ketika lahir.
Pengobatan sindrom aspirasi
mekonium

1. Pembersihan jalan nafas bayi dengan alat


suction
2. Pemasangan alat bantu napas agar paru
tetap berfungsi dengan baik
3. Penggunaan penghangat bayi untuk
menjaga suhu tubuh tetap stabil
4. Fisioterapi dada untuk membantu
mengencerkan cairan yang masuk keparu
5. Pemberian antibiotik bila terdapat indikasi
infeksi
KPD

Keadaan pecahnya selaput


ketuban sebelum persalinan atau
dimulainya tanda inpartu
Tanda dan gejala KPD
Ketuban yang pecah
ditandai dengan adanya
air yang mengalir dari
vagina yang tidak bisa
dibendung lagi

Cairan ketuban berwarna putih


jernih agak keruh, kadang-
kadang mengandung gumpalan
halus lemak dan berbau khas,
dan akan berubah warna jika
diperiksa dengan kertas lakmus.
Tatalaksana
Khusus :
>34 minggu :
 lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila bila tidak ada
kontraindikasi
24-33 minggu :
Umum :  bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin lakukan
 Berikan
persalinan segera.
eritromisin
4x250 mg  Berikan deksametason 6mg IM tiap 12 jam selama 48 jam / betametason
selama 10 hari 12mg IM tiap 24 jam selama 48 jam.
 Rujuk  Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
kefasilitas yang  Bayi dilahirkan di UK 34mg/32-33mg, bila dapat dilakukan pemeriksaan
memadai
kematangan paru dan hasil menunjukkan bahwa paru sudah matang
(komunikasikan dan sesuaikan dengan fasilitas perawatan bayi preterm)
<24 minggu :
 Pertimbangan dilakukan dengan melihat risiko ibu dan janin
 Lakukan konseling pada pasien, terminasi kehamilan mungkin menjadi
pilihan
 Jika terjadi infeksi (korioamnionitis) lakukan tatalaksana korioamnionitis

Anda mungkin juga menyukai