Anda di halaman 1dari 27

SINTESIS POLYMERIC SURFACTANT DARI

MINYAK JELANTAH UNTUK APLIKASI


ENHANCED OIL RECOVERY (EOR)

DI SUSUN OLEH :
• NURFITRIYANA MAYAU
(1141700021)
• FELICIA GUNAWAN (1141700021)

Program Studi Teknik Kimia


Institut Teknologi Indonesia
2020
POINT OF
DISCUSSION

> BAB 1 PENDAHULUAN

> BAB 2 TINJAUAN


PUSTAKA
> BAB 3 METODOLOGI
PENELITIAN
Cover

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


BAB 1.
PENDAHULU 1.3 Tujuan Penelitian
AN
1.4 Batasan Masalah
1.1 LATAR BELAKANG

Menurunnya kegiatan ekspor minyak

Meningkatnya konsumsi minyak bumi

Sawit Minyak Jelantah


1.1 LATAR BELAKANG

Karsinogen

Mencemari Lingkungan
1.1 LATAR BELAKANG
Metode Enhanced Oil Recovery (EOR)

Injeksi Surfaktan
Kelebihan Surfaktan MES berbasis
sawit yaitu :
1. bersifat good biodegradability
2. lebih rendahnya biaya
produksi
3. karakteristik dispersi yang
baik
4. Memiliki sifat deterjensi yang
baik (Mira Rivai, 2011)
1.2 RUMUSAN MASALAH

Pemanfaatan dan pengolahan limbah


minyak goreng bekas (jelantah) belum
optimal. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk memberikan nilai
tambah minyak jelantah adalah dengan
memproduksi Polymetric Surfactant
sebagai Enchaned Oil Recovery (EOR)
agent untuk menurunkan nilai
Interfacial Tensions (IFT)sekaligus
menaikkan viskositas, Polymeric
surfactant yang dihasilkan diharapkan
memiliki karakteristik yang mendekati
viskositas minyak bumi sehingga dapat
meningkatkan oil recovery.
1.3 TUJUAN PENELITIAN

Mengolah limbah minyak jelantah menjadi suatu


produk bermanfaat,yaitu Polymetric Surfactant yang
akan digunakan aplikasi EOR

Mengetahui pengaruh rasio mol antara


MES dengan monomer Vinyl Acetate
pada pembuatan PMES

Mengetahui temperature polimerisasi serta


pengaruh alkali pada sintesis Polymeric
Surfactant (PMES).
1.4 Batasan Masalah
Bahan baku Metil Ester berbasis minyak sawit
bekas (jelantah) digunakan dalam pembuatan
Metil Ester Sulfonat (MES)
1

Menggunakan H2SO4 sebagai agen pensulfonasi

Polimerisasi dari MES dengan memakai


monomer Vinyl Acetate untuk mensitesis
Polymeric Surfactant (PMES).
3
Cover
2.1 State Of The Art

2.1.1 Surfaktan

2.1.2 Minyak Nabati


BAB 2.
TINJAUAN 2.1.3 Metil Ester Sulfonat
PUSTAKA 2.1.2 Polimerik Metil
Ester Sulfonat
2.1 STATE OF THE ART
• Surfaktan berbasis minyak sawit untuk EOR dengan membuat 5 varian surfaktan
(MES,BES,PDSH1,PDSH2,PDSH3) dengan memproleh nilai IFT optimal pada jenis MES
Hestuti Eni PDSH3 dengan sekitar 10-2- 10-3 dyne/cm

• Pembuatan MES sebagai surfaktan untuk EOR,dengan proses sulfonasi ME dari CPO
dengan agen pensulfonasi H2SO4 suhu 65oC ,nilai IFT yang diperoleh mencapai 10-2
DWI
Supriningsih
dyne/cm pada konsenterasi 0.3;0.5;0.7;dan 1.0%

• Pembuatan MES dari minyak jarak melalui proses polimerisasi radikal dengan
akrilamida,dan kalium metabisulfit.Pengurangan nilai IFT dari 72 menjadi 40 mN/m
Kumar, sedangkan nilai flooding mengalami peningkatan sebesar 2.59 wt%
dkk

• Mengetahui Polymeric surfactant setlah dimodifikasi alkrilamida dengan cara


memodifikasi molekul poliakrilamida yang dihidrolisis larut dalam air (HPAM)dengan
Larry Co et polymeric surfactant dapat memperoleh peningkatan IFT sebesar 5% dari HPAM-EOR
all pada (1000- 3000 ppm
2.2.2 SURFAKTAN

Surfaktan adalah senyawa organik, yang memiliki


gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non
polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus,
sehingga dapat mempersatukan campuran yang
terdiri dari minyak dan air (Farn, 2006). Sifat
tersebut dijadikan dasar digunakannya surfaktan
untuk EOR, yaitu dengan menurunkan tegangan
antarmuka (IFT) (Schramm, 2000)
2.2.3 Minyak Nabati

Minyak jelantah merupakan limbah yang berasal dari


berbagai jenis minyak goreng seperti minyak sawit,
minyak kelapa, minyak jagung dan berbagai jenis
minyak nabati lainnya,yang memiliki kandungan asam
lemak yang tersusun atas 32,192% asam oleat dan
5,022% asam linoleat.
2.2.4 ESTERIFIKASI DAN TRANSESTERIFIKASI

Esterifikasi

Transesterifikasi
2.2.5 PROSES SULFONASI

Proses sulfonasi dapat dilakukan dengan mereaksikan minyak, asam lemak


atau ester asam lemak dengan reaktan seperti gas sehingga dihasilkan
surfaktan Metil Ester Sufonat (MES). Proses sulfonasi menghasilkan produk
berwarna gelap dan bersifat sangat asam, sehingga dibutuhkan proses
pemurnian meliputi kombinasi pemucatan, re-esterifikasi dan netralisasi
(Sheat dan Foster, 2003; Baker, 1995: Sherry et all, 1995)
2.2.6 Metil ester sulfonat

Metil Ester Sulfonat dapat diperoleh dengan proses sulfonasi Metil Ester.
Sementara Metil Ester (ME) diperoleh dengan proses esterifikasi asam
lemak atau transesterifikasi trigliserida. Metil Ester Sulfonat merupakan
golongan surfaktan anionic.
2.2.7 POLYMERIC SURFACTANT
Polimer digunakan sebagai pengental yang membuat viskositas larutan injeksi
besar. Injeksi surfaktan polymer ke dalam reservoir memiliki tujuan yaitu untuk
memperbaiki viskositas fluida pendesak sehingga diharapkan dapat meningkatkan
perolehan minyak serta mengurangi mobilitas rasio antara air dengan minyak
sehingga dapat meningkatkan efisiensi penyapuan di dalam reservoir.
Cover 3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Rangkaian Alat Percobaan
3.1.2 Bahan

3.2 Variabel Penelitian


3.2.1 Variabel Bebas
3.2.2 Variabel Terikat

3.3 Rancangan Percobaan


BAB 2. 3.3.1 Proses Esterifikasi
3.3.2 Proses Transesterfikasi
METODOLOGI 3.3.3 Prosedur Percobaan Sintesis MES
3.3.4 Prosedur Sintesis Polymeric Surfaktan

PENELITIAN 3.4 Diagram Alir Penelitian


3.4.1 Proses Esterifikasi
3.4.2 Proses Transesterfikasi
3.4.3 Prosedur Percobaan Sintesis MES
3.4.4 Prosedur Sintesis Polymeric Surfaktan

3.5 Matriks Penelitian

3.6 Jadwal Penelitian


3.1 ALAT DAN BAHAN
3.1.1 Rangkaian Alat Percobaan
KETERANGAN

1. Statif
2. Lengan statif
3. Kondensor reflux
4. Air pendingin masuk dan air
pendingin keluar
5. Labu leher tiga
6. Thermometer
7. Magnetic Stirer
8. Reaktan
9. Penangas (Hot plate)
3.1.2 BAHAN
Minyak goreng bekas

Asam Sulfat

Natrium Hidroksida

Methanol

Aquadest

Monomer Vinil Asetat


3.2 VARIABEL PENELITIAN
3.2.1 Variabel Bebas 3.2.1 Variabel Bebas
1. Suhu polimerisasi : 1. Rasio mol ME dan
40oC, 50oC,60oC. Asam Sulfat (0.35 mol :
2. Waktu polimerisasi: 20 0.39 mol).
menit,60 menit,100 2. Suhu dan waktu
menit pencampuran ME dan
3. Rasio mol MES dengan Asam Sulfat (65oC,90
vinil asetat : 1:0.5, menit)
1:0.75, 1:1, 1:1.25, 1:1.5 3. Suhu dan waktu
4. Konsenterasi pemurnian MES (50oC,
penambahan alkali 60 menit).
0,2;0,4;0,6;0,8;1,0
3.3 Rancangan Percobaan
Proses Esterifikasi Proses Tranesterifikasi

Hasil
Reaksi
Minyak Esterifikas
Jelantah i
dan
Methanol

Esterifikasi Transesterifi
Methanol
kasi
Katalis
Asam
Sulfat
Katalis
NaOH
Proses Percobaan sintesis MES Proses Percobaan sintesis
polimeric surfaktan

MES Monomer Vinil Asetat

Proses polimerisasi
Kalium
variasi rasio mol dan
Persulfat
suhu (60 menit)

Polymeric
Surfactant
3.5 MATRIKS PENELITIAN

3.5.1 Matriks percobaan Suhu Polimersisasi dengan Waktu


Polimerisasi

Rasio Polimerisasi Waktu (menit) dan suhu (oC) Polimerisasi


20 (40) 60 (50) 100 (60)
1:0,5
1:0,75
1:1
1:1,25
1:1,5
3.5.2 Matriks Hasil Percobaan dengan Konsenterasi
Penambahan Alkali

Hasil Konsenterasi Penambahan Alkali NA2CO3


Terbaik
0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
3.6 JADWAL PENELITIAN
Bulan
   
No Kegiatan 1 2 3 4 5

1 Pemahaman
         
konsep dan teori
2 Persiapan alat dan
         
Bahan
3 Persiapan Proses sintesis esterifikasi,
         
trasnesterifikasi
4 Sintesis MES dan PMES
         
5 Pengumpulan dan analisis data
         
6 Pembuatan Laporan
         

Anda mungkin juga menyukai