Anda di halaman 1dari 17

OSTEOMIELITIS

Nama : Ema Febianti Siskanondang Manalu


NIM : 112019114
Pembimbing : dr. M.Yogialamsa, MS, Sp.OT
OSTEOMIELITIS

 Merupakan suatu proses inflamasi pada tulang, medulla tulang dan struktur-struktur disekitarnya akibat
infeksi dari kuman-kuman piogenik
• Osteomielitis Primer  bakteri penyebab infeksi masuk ketubuh secara langsung dari infeksi
lokal di daerah orofaring, telinga (otitis media), kulit, gigi secara hematogen
• Osteomielitis Sekunder  infeksi kronik jaringan seperti ulkus diabetikum , ulkus Morbus
Hansen, ulkus tropikum, Fraktur terbuka yang mengalami infeksi berkepanjangan, infeksi
akibat pemasangan prostesis sendi.
Berdasarkan durasi waktu
OSTEOMYELITIS
HEMATOGENIK AKUT

• Osteomielitis akut berkembang dalam dua minggu setelah onset penyakit


• Lokasi infeksi tersering adalah di daerah matafisis tulang panjang femur, tibia, humerus, radius, ulna, dan fibula.
• Daerah metafisis lebih sering terkena karena:
1. Daerah pertumbuhan sehingga sel-sel muda rawan terjangkit infeksi
2. Daerah metafisis kaya akan pembuluh darah sehingga risiko penyebaran infeksi secara hematogen
meningkat.
3. Pembuluh darah dimetafisis memiliki aliran darah yang lambat sehingga bakteri sering berhenti dan
berproliferasi
ETIOLOGI

 Staphylococcus aureus (89-90%)


 Streptococcus (4-7%)
 Haemophilus influenza (2-4%)
 Salmonella typhii dan Eschericia coli (1-2%).
PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Inflamasi

Supurasi

Nekrosis

Pembentukan
tulang baru

jika infeksi terkontrol dan terjadi penurunan


Resolusi tekanan intraoseus, tulang dapat sembuh meski
nantinya terjadi penebalan
Gambaran Klinis
1. Nyeri lokal hebat yang berdenyut
2. Riwayat jatuh sebelumnya yang dikaitakan dengan pseudoparalisis
3. Dalam 24 jam akan muncul gejala sistemik :
 Demam
 Mailaise
 Rewel (pada anak)
 Anoreksia
4. Pemeriksaan fisik : pembengkakan, kemerahan (tanda selulitis), perabaan hangat, dan nyeri tekan pada
daerah infeksi
Pemeriksaan Penujang

 Laboratorium : - Leukositosis dengan predominasi


sel – sel PMN,
- LED dan CRP meningkat
 X-ray : kelainan tulang tampak setelah 2-3 minggu
dan tampak reaksi periosteum yang diikuti dengan
gambaran radiolusen pada korteks maupun medulla.
 MRI
 Radioskintigrafi
Terapi

 Antibiotik parenteral spektrum luas dosis tinggi 4-6 minggu


 Terapi simptomatik untuk mengurangi nyeri
 Pasien sebaiknya tirah baring dengan meperhatikan kelurusan (alignment) tungkai
yang sakit dengan mengenakan bidai atau traksi guna mengurangi nyeri,
mencegah kontraktur
 Bila setelah terapi intensif 24 jam tidak ada perbaikan, pengeboran dilakukan
pada tulang yang terinfeksi di beberapa tempat untuk mengurangi tekanan
intraosseus.
komplikasi

 Komplikasi dini : Abses, arthritis septik, sepsis


 Komplikasi lanjutan : Osteomielitis kronis, kontraktur sendi, dan
gangguan pertumbuhan tulang, fraktu
patologis
OSTEOMYELITIS
HEMATOGENIK
KRONIK

• Osteomielitis kronik terjadi setelah lebih dari tiga bulan akibat osteomielitis akut yang tidak terdiagnosa atau
tidak diterapi secara adekuat menyebabkan terjadinya infeksi yang menetap dan menjadi kronik.
• Gambaran klinis :
 nyeri lokal yang hilang timbul
 Demam
 Adanya cairan yang keluar dari suatu luka bekas operasi atau bekas patah tulang
 Fistel kronik yang mengeluarkan nanah
 Sekuestrum
INSIDEN
OSTEOMYELITI
S
KRONIK
Angka kejadian penyakit ini tergantung dari angka kegagalan
penanganan osteomielitis hematogenik akut, akibat:

1) Kegagalan / keterlambatan diagnosa


2) Kegagalan terapi antibiotik
3) Kegagalan tindakan bedah yang diperlukan saat
fase akut

ETIOLOGI
Staphylococcus aureus (89-90%), Streptococcus (4-7%), Haemophilus
influenza (2-4%), Salmonella typhii dan Eschericia coli (1-2%).
PATOLOGI
OSTEOMYELITI
S
KRONIK

fragmen tulang yang


telah mati dan
terinfeksi Tulang mati terinfeksi, yang
selalu terpisah
Tulang mati yang STERIL (SEKUESTERASI)
akan mengalami Infeksi akan terus
revaskularisasi, resorbsi, berlangsung selama
lalu diganti dengan sekuestrum tidak
TULANG HIDUP dihilangkan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
OSTEOMYELITI
S
KRONIK
RADIOGRAFIK:
tampak gambaran sekuestrum, rarefaksi lokal, sklerosis, dan
pembentukan tulang periosteal.

Abses Broadie

SINOGRAM (PADA SINUS) juga dapat ditentukan lokasi infeksi pada


tulang.
Terapi

 Debridemen untuk mengeluarkan jaringan nekrotik dalam sekueter dan pengaliran


nanah
 Antibiotik tetap diberikan sesuai hasil kultur
 Pemasangan gips oleh karena involukrum belum cukup kuat untuk menggantikan
tulang asli yang telah hancur menjadi sekuester sehingga ekstremitas yang
terinfeksi harus dipasang gips untuk mencegah fraktur patologik.
KOMPLIKASI

• Kontraktur Sendi
• Fraktur Patologis
• Abses tulang
• Abses paravertebral
• Selulitis
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai