Anda di halaman 1dari 19

Membangun karakter

enteurpreneurship siswa
dengan layanan BK
Syarwan Joni, S.Pd., M.Pd.
Tania Putri Liati S. Kom.I

CABDIN
Karakter
enteurpreneurship siswa Layanan BK
Entrepreneurship Entrepreneurship merupakan
gabungan dari kreativitas, inovasi,
dan keberanian menghadapi risiko
yang dilakukan dengan cara kerja
Zimmerer (2006:51) menambahkan keras untuk membentuk dan
“applaying creativity and innovation memelihara usaha baru atau
to solve the problems and to exploit mencapai tujuan yang diharapkan.
opportunities that people face
Meskipun sampai sekarang belum ada everyday”.
terminologi yang persis sama, pada
umumnya entrepreneurship memiliki
hakikat yang hampir sama, yakni merujuk
pada sikap, sifat, watak, dan ciri-ciri yang
melekat pada seseorang yang mempunyai
kemauan keras untuk mewujudkan
gagasan inovatif ke dalam dunia usaha
yang nyata dan dapat
mengembangkannya dengan tangguh
(Suryana, 2011:14).
Ciri-Ciri Karakter Entrepreneurship
Langan dan Susanna
Meredith (2005:5) (2005:2) menambahkan
mengemukakan ciriciri entrepreneurship yang
dan watak sukses memiliki motivasi
entrepreneurship, antara berprestasi yang tinggi
lain: kepercayaan diri, dalam mencapai
berorientasi pada tugas keberhasilan, memiliki
dan hasil, berani keterampilan manajerial,
mengambil risiko, dan sebagai orang yang
kepemimpinan, bisa melakukan sesuatu
berorientasi ke masa melalui orang
depan, orisinalitas. lain/kepemimpinan.

Halim et al (2010:16) Pada dasarnya ciri


menyebutkan 5 karakter dari
karakteristik dari seorang entrepreneurship yang
entrepreneurship, yaitu: dikemukakan oleh para
kebutuhan untuk ahli mengarah pada hal
berprestasi, kreatif, yang sama, yakni
inovatif, mampu melihat kepercayaan diri,
peluang, dan manajemen berorientasi pada tugas
proaktif. dan hasil, berani
mengambil risiko,
kepemimpinan,
berorientasi ke masa
depan, orisinalitas.
Fakta saat ini dilapangan tingkat entrepreneurship peserta didik :
1. Ketidakmampuan peserta didik cenderung tidak percaya diri saat
menghadapi masa depan;
2. minimnya daya kreativitas, terlalu bergantung pada orang lain;
3. mudah menyerah dan tidak komitmen dalam mengerjakan tugas;
4. sering berkonflik dengan siswa lain baik dari dalam sekolah maupun
dari sekolah lain;
5. tanggungjawab terhadap tugas rendah;
6. tidak disiplin, sering terlambat saat bertugas;
7. kurang perhitungan dalam mengambil suatu tindakan.
Kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab rendahnya kematangan
karir peserta didik yang ditunjukkan dengan
1) rendahnya siswa yang merencanakan karir,
2) rendahnya siswa yang mencari informasi karir,
3) kurangnya pengetahuan tentang membuat keputusan karir,
4) kurangnya pengetahuan tentang dunia kerja,
5) kurangnya pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih
disukai, dan
6) rendahnya realisasi keputusan karir siswa.
• Kematangan karir merupakan gambaran sikap dan kompetensi yang
dimiliki siswa dalam menentukan pilihan karirnya. Siswa yang memiliki
kematangan karir yang tinggi akan mampu mengambil keputusan
pilihan karirnya. Sedangkan siswa yang tidak mempunyai kematangan
karir akan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan karir
kedepannya. Dengan kematangan karir siswa mampu merencanakan
masa depannya dengan baik serta akan berdampak pada kebahagiaan
hidupnya.
• Bimbingan dan Konseling yang merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan juga memiliki peran utama untuk meningkatkan
kematangan karir pada diri siswa. Dalam konteks ini, layanan
bimbingan dan konseling yang tepat diberikan adalah layanan
bimbingan kelompok.
Menurut Marsudi (2010:97) melalui layanan
bimbingan kelompok siswa diharapkan mampu:
• Memantapkan kehidupan beragam dan hidup
sehat,
• Merencanakan masa depan yang sesuai
dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya,
• Mengatur penggunaan waktu secara efektif, penerimaan diri
sendiri dan orang lain,
• Menentukan pengambilan keputusan yang tepat serta
pengembangan sikap dan kebiasaan belajar sehingga
• Mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.
Bimbingan Kelompok dimaksudkan untuk
mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri
siswa.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sukardi (2008:67) menyatakan
bahwa “layanan bimbingan kelompok mampu memberikan
kesempatan yang luas bagi siswa untuk berpendapat dan
membicarakan berbagai hal yang terjadi di sekitarnya, memiliki
pemahaman yang objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai
hal yang sedang didiskusikan, menimbulkan sikap yang baik
terhadap keadaan diri dan lingkungan, serta melaksanakan
kegiatan-kegiatan nyata dan langsung dalam rangka membuahkan
hasil yang positif ”. Layanan bimbingan kelompok merupakan
salah satu layanan yang dapat digunakan sebagai intervensi
tindakan dalam meningkatkan kematangan karir
(entrepreneurship) siswa.
Langkah-langkah yang kami
lakukan untuk Membangun
karakter enteurpreneurship siswa
dengan layanan BK
Melakukan Asesmen di awal (peserta didik baru)
Guru Bimbingan dan konseling harus sudah mulai menyiapkan dan
memahami profil siswa, baik dari segi sosial, belajar, maupun tujuan
karirnya.
Assesment Diagnostik Non Kognitif
• Assesmen diagnostic non kognitif ditujukan untuk mengukur aspek
psikologis dan kondisi emosional peserta didik. Menekankan baik pada
aspek kesejahteraan psikologis dan sosial emosi peserta didik, aktivitas
peserta didik selama belajar dirumah, kondisi keluarga peserta didik,
pergaulan peserta didik, gaya belajar peserta didik, dan minat peserta didik.
• Dapat dilaksanakan dengan menggunakan angket, observasi, wawancara
dan catatan anekdot.
Isi dari Angket
1. Menanyakan “motivasi masuk sma/smk”.
2. Menanyakan kelebihan dan kekurangan diri.
3. Ektrakulikuler yg pernah di ikuti
4. Prestasi yang pernah diraih 3 tahun terakhir baik akademik maupun non
akademik.
5. Nilai-nilai raport dapat di cantumkan
6. Kegiatan belajar dirumah.
7. Hobi
8. Bidang pelajaran yang diminati
9. Dapat ditanyakan “adakah niat untuk melanjutkan Pendidikan atau tidak”
Contoh Assesmen Non Diagnostik

https://bit.ly/AssesmenNonKognitifSMAN3

Angket lanjutan penelusuran karir peserta didik


https://bit.ly/PBMXIISMAN3
Melakukan Asesment tes dan non tes
Asesment tes dengan bekerjasama dengan biro konseling atau psikolog
yang memiliki lisensi atau izin. Seperti tes kecerdasan (IQ) dan tes
minat bakat peserta didik.
Sedangkan Asesment non tes yang kerap digunakan dalam bimbingan
dan konseling seperti observasi, wawancara, angket, catatan anekdot
AKPD, DCM, ITP, IKMS
Terima kasih
Buatlah Bahagia diri sendiri agar orang disekitarmu merasakan kebahagiaan

Anda mungkin juga menyukai