Anda di halaman 1dari 44

Disampaikan pada:

PELATIHAN PENANGANAN BAYI BARU LAHIR


DENGAN ASFIKSIA DAN BBLR
BAGI TENAGA PENDIDIK TENAGA KESEHATAN
2013
50% kematian
terjadi di 24
jam pertama

Persalinan & minggu pertama adalah kunci: saat


sebagian besar bayi meninggal, saat itu juga
75% kematian cakupan pelayanan terendah untuk ibu & bayi
terjadi dalam
minggu pertama
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
JAWA TIMUR
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
SULAWESI
SUMATERA
DKI JAKARTA
SUMATERA
NANGGROE
RIAU
SUMATERA
DI
BANTEN
LAMPUNG
KALIMANTAN
NUSA
BALI
KALIMANTAN
JAMBI
SULAWESI
BENGKULU
SULAWESI
KEPULAUAN
PAPUA
KALIMANTAN
NUSA
SULAWESI
MALUKU
KEPULAUAN
KALIMANTAN
SULAWESI
GORONTALO
MALUKU
353233731231131114163436186352516415711774219461537281196276758291

PAPUA BARAT
NurseS1
Nurse D3
Mid Poltek

NursePoltek
Mid Non Pol
1.Menghasilkan anak didik yang memenuhi
kebutuhan pelayanan KIA dan Gizi
masyarakat sesuai dengan kewajiban dan
kompetensi yang dimiliki
• Bidan dan perawat sebagai garda terdepan untuk
pelayanan promotif dan preventif
• Mampu melaksanakan deteksi dini permasalahan
pasien terkait KIA dan gizi, dan memberi pelayanan
sesuai dengan standar dan kewenangan
• Melaksanakan rujukan dengan cepat dan tepat
• Memfasilitasi masyarakat dalam mengatasi
permasalahan KIA dan Gizi
2. Melakukan penyesuaian kurikulum pendidikan
KIA dan gizi serta mengaplikasikannya, antara
lain
- di masyarakat : Posyandu, KP KIA, Kelas Ibu
Hamil, Kelas Ibu Balita, PAUD terintegrasi dg
Posyandu
- di pelayanan kesehatan dasar; ANC
terintegrasi,
APN, PONED, MTBS, dll
- di pelayanan rujukan; tata laksana gizi buruk,
PONEK, rujukan Tumbuh Kembang, dll
• Menggunakan buku-buku produk
Kementerian Kesehatan sebagai bagian dari
referensi bahan ajar anak didik
• Menyampaikan materi ajar pada anak didik
yang evidence base
• Pengenalan sosio budaya masyarakat yang
berpengaruh terhadap KIA dan Gizi
3. Menjalin kerjasama antar institusi pendidikan
- berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan dan
Pemerintah Daerah untuk menetapkan
lahan
praktik sesuai dengan kebutuhan anak didik
- memanfaatkan berbagai hasil penelitian
untuk meningkatkan pendidikan.
- Melakukan kajian, seminar, lokakarya untuk
menentukan metoda pembelajaran KIA dan
Gizi
sesuai dengan kebutuhan lokal.
- Melakukan riset operasional, riset eksperimental /
uji coba program KIA dan Gizi pada suatu
wilayah
sesuai kebutuhan sasaran

4. Menerapkan Problem Based Learning sebagai


salah satu metode pembelajaran yang
memfasilitasi mahasiswa untuk belajar aktif dan
mandiri

5. Meningkatkan proposi pembelajaran praktik


lapangan dibandingkan perkuliahan mimbar
6. Mempercepat pemenuhan
persyaratan akreditasi untuk
meningkatkan mutu pendidikan

7. Melaksanakan evaluasi secara


berkesinambungan
KOMPETENSI SUB. KOMPETENSI
Melaksanakan 1. Melakukan pengkajian keperawatan pada bayi
asuhan keperawatan resiko tinggi
pada bayi resiko 2. Membuat perencanaan keperawatan pada bayi
tinggi (termasuk resiko tinggi.
BBLR) 3. Memonitor tanda vital pada bayi resiko tinggi.
4. Menngajarkan pada orang tua bayi tentang
pencegahan umum.
5. Memonitor status cairan pada bayi resiko
tinggi .
6. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada bayi
resiko tinggi
7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada
bayi resiko tinggi
 Tujuan Pembelajaran  Tujuan Pembelajaran
Umum (TPU ): Khusus (TPK ):
 Setelah mengikuti sesi ini,
 Setelah mengikuti sesi peserta mampu :
ini, peserta mampu 1. Menyebutkan batasan BBLR
memahami tentang 2. Menjelaskan faktor-faktor
BBLR dengan baik yang berhubungan dengan
dan benar. BBLR
3. Menerangkan gambaran
klinis dan klasifikasi BBLR
4. Mengidentifikasi masalah
pada BBLR
5. Manajemen Askep pada
BBLR
 PERSPEKTIF NEONATUS ???
Paradigma keperawatan anak: Manusia, Sehat,
Keperawatan, Lingkungan
Perawatan berfokus pada keluarga (FCC)
Pertumbuhan dan perkembangan
Hospitalisasi
Atraumatic care
Bermain
 Internal
 Eksternal
1. Therapeutic relationship
2. Family advocacy & caring
3. Disesase prevention & health promotion
4. Advance practice pediatric nurses &
disease prevention/health promotion.
7. Health teaching
8. Support & counseling
7. Restorative role
8. Coordination & collaboration
9. Ethical decision making
10. Reseach
11. Health care planning
 Bayi laki-laki lahir spontan dari seorang
ibu berumur 40 tahun. Berat lahir 2000
gram, Ballard Score 35. Saat lahir bayi
segera menangis, ketuban pecah saat lahir,
jernih dan tidak berbau. Bayi mulai
disusui segera setelah lahir, tetapi isapan
bayi tampak lemah. Bayi menangis kuat,
tampak aktif, tonus otos baik, frekuensi
napas 60 x per menit, tidak tampak
retraksi di daerah subcostal, dan tidak
tampak biru. Kulit tampak tipis dan
keriput, tampak sedikit lanugo di dahi dan
punggung, Suhu aksila 36,2 C, ekstremitas
teraba dingin.
Seorang bayi laki-laki lahir spontan di puskesmas
dari seorang ibu berumur 38 tahun. Berat lahir
1500 gram, skor Ballard 20. Saat lahir bayi
segera menangis, ketuban pecah saat lahir, jernih
dan tidak berbau. Bayi mulai disusui 2 jam
setelah lahir, tetapi isapan bayi tampak lemah.
Empat jam setelah lahir bayi tampak sesak,
frekuensi napas 70 x per menit, retraksi di daerah
subcostal, tidak tampak biru, dan pada auskultasi
terdengar expiratory grunting. Suhu aksiler 36,3
C. Dua hari kemudian wajah dan daerah dada
bayi tampak kuning.
1. Bayi laki-laki lahir spontan
2. Ibu berumur 40 tahun
3. Berat lahir 2000 gram, skor Ballard 35
4. Saat lahir bayi segera menangis
5. Ketuban pecah saat lahir, jernih dan tidak berbau
6. Isapan bayi tampak lemah
7. frekuensi nafas 60 x per menit
8. Tidak tampak Retraksi daerah subcostal
9. Tidak ada expiratory grunting pd auscultasi bayi
10. Suhu axiller 36,2°C
11. Ekstremitas teraba dingin
12. Kulit tipis dan keriput
 Klasifikasikan kata kunci yg berkaitan
contoh : a. Berat lahir 2000 gram, Ballard Score 35
b. Kulit tipis, keriput, suhu tubuh 36,2,
akral dingin ….dst

Brainstorming
(curah pendapat)

Mendefinisikan masalah
Apakah BBLR ????
 Menganalisa masalah : membuat daftar
pertanyaan
1. Apa itu BBLR
2. Apa Penyebab BBLR
3. Jenis /Klasifikasi BBLR
4. Apa Manifestasi Klinis
5. Apa Masalah yang sering muncul pada
BBLR
6. Pencegahan Kelahiran BBLR
7. Bgmn cara mengatasi masalah/manajemen
BBLR

Manajemen Asuhan Keperawatan


Pengkajian
Diagnosa keperawatan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
 Membuat daftar penjelasan (merujuk pada
langkah-3 )
Active learning
 Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat Kementrian RI, 2010, Buku
Panduan Pelatihan : Manajemen Bayi Lahir Rendah untuk bidan dan
perawat, Jakarta.
 Hockenberry, M. E., Wilson, D., Winkelstein, M. L. & Schwartz, P.
(2009). Wong`s essential of pediatric nursing. (8th edition). St. Louis:
Mosby Elsevier.
 Muscary, M. E. (2001). Keperawatan pediatrik. (Edisi 3). Alih bahasa
Hany A. Jakarta: EGC.
 Nelsson, W. E. (2000). Ilmu kesehatan anak. (Edisi 15). Alih bahasa
Wahab, A. S. Jakarta: EGC
 Potts, N. L. & Mandleco, B. L. (2007). Pediatric nursing: Caring for
children and their familie. (2nd edition). Canada: Thompson Corporation.
 WHO. (2005). Buku bagan: Manajemen terpadu balita sakit.
rekomendasi WHO 2005. Jakarta: Depertemen Kesehatan Republik
Indonesia 2008.
 WHO. (2009). Buku saku: Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit.
Alih bahasa tim adaptasi Indonesia. Jakarta: WHO 2008.
 Wassalamu’alaikum
………

Anda mungkin juga menyukai