Pelayanan kesehatan adalah sebuah sistem pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk pelayanan preventif (pencegahan), dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat (Notoatmodjo, 2012). Pemanfaatan posyandu merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, kesadaran akan kesehatan, dan nilai- nilai sosial budaya, pola relasi gender yang ada dimasyarakat akan mempengaruhi pola hidup dalam masyarakat(Kemenkes, 2010) PENDAHULUAN
Fungsi pelayanan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
tidak dapat lagi seluruhnya ditangani oleh para dokter saja. Apalagi kegiatan itu mencakup kelompok masyarakat luas(Alnidi & dkk, 2012). Para dokter sangat memerlukan bantuan tenaga paramedik lainnya seperti perawat, ahli gizi, ahli ilmu sosial, dan juga anggota masyarakat (tokoh masyarakat, kader) untuk melaksanakan program kesehatan. Tugas tim kesehatan ini dapat dibedakan menurut tahap atau jenis program kesehatan yang dijalankan, yaitu promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitas (DepKes, 2006) PENDAHULUAN
Menurut Nugroho (2000) dikutip dari Murwani (2010) Proses
menua merupakan proses terus menerus secara alamiah, yang dimulai sejak lahir dan pada umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994). Seiring dengan proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan yang biasa disebut sebagai penyakit degeneratif. PENGERTIAN POSYANDU LANSIA
posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat
lanjut usia di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, dan di gerakkan oleh masyarakat agar lanjut usia mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan merupakan kebijakan pemerintah untuk pengembangan pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial (Sulistyorini & dkk, 2010). Posyandu lansia adalah suatu wadah pelayanan kepada usia lanjut di masyarakat dimana proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintahan dan non pemerintahan, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif (KomNas, 2010). SASARAN POSYANDU LANSIA
Sasaran posyandu lansia menurut Depkes RI (2006), dapat
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
sasaran langsung meliputi kelompok pra usia lanjut usia 45
s.d 59 tahun, kelompok lansia 60 tahun keatas, dan kelompok lansia risiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun.
Sasaran tidak langsung adalah keluarga yang mempunyai
lansia, masyarakat di lingkungan lansia berada, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan lansia, masyarakat luas. TUJUAN POSYANDU LANSIA
Tujuan pelayanan posyandu lansia (Sulistyorini & dkk,
2010), antara lain :
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia. 3. Membina kesehatan dirinya sendiri. 4. Meningkatkan kesadaran pada lansia. 5. Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut dimasyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi keluarga. MANFAAT POSYANDU LANSIA
Menurut Azizah (2011), manfaat dari posyandu lansia adalah :
1. Meningkatkan status kesehatan lansia
2. Meningkatkan kemandirian pada lansia 3. Memperlambat agingproses. 4. Deteksi dini gangguan kesehatan pada lansia. 5. Meningkatkan usia harapan hidup. JENIS PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU LANSIA Menurut K om n a s (2010), Ke gia ta n pos ya n du la n sia in i m e c a ku p u pa ya - u pa ya per ba ik a n dan pe ni n gka ta n ke se ha t an m a sy ar a ka t, s e pe r ti:
1. Pro m ot if ya i tu u pay a pe n in gk ata n ke se h at a n, m is a ln ya pe n yu lu h a n pe r ila k u
hi du p s e h a t, giz i u s ia l a nju t dal a m u pay a m e n in g ka tk a n k e s e ga r an ja sm a n i. 2. Pre ve n t if ya it u u pa ya pe nc e ga ha n pe n ya kit , m e n de te ks i din i a da n ya pe n ya k it de n ga n m en g gu na k a n KM S la n si a . 3. Ku ra t if y ait u u pa ya m en go bati pe n ya k it ya ng s e da ng dide ri ta la n s ia . 4. R e ha bili tat if y ai tu u pa ya u nt u k m e n ge m bal ika n ke pe rc a ya a n di ri pa da la n si a . 5. Pe n gu k u ra n te ka n a n dar a h m e ng gu na ka n te n sim e te r/s pigm o m a n om e te r da n ste to sk op s er ta pen gh it un ga n de ny ut n a di s e la m a sa tu m e n it. 6. Pe m e ri ks a a n ka da r g u la da ra h dal am a ir s e n i s e ba ga i de te k s i a wa l a dan ya pe n ya kit dia be tes . 7. Pe n yu lu h a n bisa dila ku k a n di dal a m m au pu n dilu ar ke l om pok da la m r a n gk a ku n ju n ga n ru m a h at a u ko n se lin g ke se ha t an da n g izi s e s u ai de n ga n m a s a la h ke se h ata n ya ng dih a da pi o le h in di vidu dan at a u ke lo m po k la n sia T I N D A K A N P E LA Y A N A N K E SE H A T A N Y A N G DI BE RI KA N P A D A L A N S I A DI POS Y A N DU L A N SI A , ( SU L I ST Y OR I N I & D KK , 20 1 0) A N T A RA L A I N :
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan
dasar dalam kehidupan, seperti makan atau minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar atau kecil dan sebagainya. 2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua) menit. 3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT). 4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit. 5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquits, sahli atau cuprisulfat. 6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus). 7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal. 8. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. 9. Penyuluhan kesehatan. 10. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia. 11. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran. 12. Program kunjungan lansia ini minimal dapat dilakukan 1 (satu) bulan sekali atau sesuai dengan program pelayanan kesehatan puskesmas setempat. MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU LANSIA Mekanisme pelayanan posyandu lansia terdiri atas 5 meja, (Sulistyorini & dkk, 2010) yaitu : Meja 1 : Tempat pendaftaran. Lansia mendaftar, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah terdaftar dibuku register kemudian menuju meja selanjutnya. Meja 2 : Tempat pengukuran dan penimbangan berat badan. Meja 3 : pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan berat badan, Indeks Masa Tubuh (IMT), dan mengisi KMS. Meja 4 : Tempat melakukan kegiatan konseling dan pelayanan pojok gizi, Penyuluhan kesehatan individu berdasarkan KMS, serta pemberian PMT. Meja 5 : Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, mengisi data- data hasil pemeriksaan kesehatan pada KMS. Dan diharapkan setiap kunjungan para lansia dianjurkan untuk selalu membawa KMS lansia guna memantau status kesehatan. TERIMA KASIH