Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

BEDAH
RSUD KAB.PANGKEP
RSUD PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KAB DEP/SMF : BEDAH
PANGKEP RSUD KAB.PANGKEP
2016
HEMOROID
A. DEFENISI Hemoroid adalah pelebaran varises dari satu segmen atau lebih V. hemoroidales
(Bacon).
Drainage dari daerah anorektal adalah melalui VV. Hemoraidales suprenior dan
inferior V. hemoroidales superior mengembalikan darah ke V. mesenterika
inferior dan berjalan sub mukosa, dimulai dari daerah anorektal dan berada
dalam bagian yang disebut kulumna morgagni. Berjalan memanjang radier
sambil mengadakan anastomosis satu dengan yang lain. Inilah yang menjadi
varises yang disebut hemoroid interna.
v. Hemoroidales inferior memulai venules dan pleksus. Pleksus kecil di daerah
anus dan daerah distal dari garis anorektal.
Pleksus ini menyalurkan darah ke dua jurusan.
a. Menjadi V. hemoridales media yang menyalurkan darah surut ke V.
pudenda interna.
b. Menjadi V. hemomidales inferior, berjalan diluar lapisan muskularis dan
masuk ke V. hipogastrika.
Pleksus inilah yang menjadi varises dan disebut hemoroid eksterna.
Hemoroid Interna di bagi dalam 4 (empat) tingkatan :
Tingkat I : Varises dari satu atau lebih V. hemoroidales dengan gejala
perdarahan.
Tingkat II : Varises dari satu atau lebih V. hemoroidales interna yang
pada defekasi keluar dari dubur terapi masih bisa masuk
kembali dengan sendirinya.
Tingkat III : Seperti tingkat II, tetapi sesudah defekasi varises tidak bisa
kembali spontan, harus di dorong.
Tingkat IV : Telah terjadi inkaserasi
B. ETIOLOGI Sebagai faktor predisposisi adalah faktor : herediter, anatomik, makanan,
pekerjaan, psikik dan senilitas.
Sedangkan sebagai faktor presipitasi adalah faktor mekanik berupa kelainan
sirkulasi parsial dan peninggian tekanan intra abdominal, fisiologis dan
radang.
Umumnya faktor etiologi yang tersebut diatas, tidak berdiri sendiri tetapi
saling membantu menimbulkan hemoroid.
C. TANDA DAN GEJALA Tanda utama ialah perdarahan. Dalam anamnesis sering ditunjukkan dengan
faktor-faktor obstipasi, defekasi yang keras, yang membutuhkan tekanan
intraabdominal tinggi (mengejan), juga esring penderita harus duduk berjam-
jam di kakus, dan dapat disertai rasa nyeri yang merupakan gejala radang
D. PEMERIKSAAN Pada pemeriksaan kita tidak boleh mengabaikan pemeriksaan umum,
PENUNJANG
karena dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti sindroma hipertensi portal.
Selanjutnya secara sistemik dilakukan pemeriksaan dalam rectal secara
digital dan dengan anoskopi.
Pada pemeriksaan rectal secara digital mungkin tidak ditemukan kelainan
apa-apa, bila masih dalam stadium awal.
E. PENATALAKSANAAN Pada tingkat I :
MEDIS
a. Dicoba dengan menghilangkan faktor-faktor penyebab misalnya obstipasi
dianjurkan, diet rendah sisa; lebih banyak makan buah dan sayur mayur,
mengurangi daging. Makanan yang merangsang di kurangi.
b. Jika ada infeksi berikan antibiotik peroral
c. Bila terdapat nyeri yang terus menerus dapat diberi suppositoria.
d. Untuk melancarkan defekasi saja dapat diberi cairan paraffin atau larutan
magnesium sulfat 10%.
e. Bila dengan pengobatan di atas tidak ada perbaikan, diberikan terapi
sklerosing
Menyuntikkan zat sklerosing (sodium moruat 5% atau fenol dll).
Penyuntikan dilakukan antara mukosa dan varises, dengan harapan
timbul fibrosis dan hemoroid lalu mengecil.
Kontra indikasi pengobatan ini adalah, hemoroid eksterna, radang dan
adanya fibrosis hebat di sekitar hemoroid interna.
Tingkat II : Terapi sklerosing dan kalau tidak berhasil dilakukan operasi
Tingkat III : Operasi
Tingkat IV : Operasi, bila ada radang ditenangkan dahulu
F. DIAGNOSA 1. Nyeri berhubungan dengan adanya peradangan pada anus
KEPERAWATAN
2. Gangguan eliminasi BAB berhubungan dengan hemoroid
3. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan tentang kondisi/
penyakitnya
4. Resiko terjadinya anemia berhubungan dengan perdarahan pada anus

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN HEMOROID

DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat nyeri 1. Mengetahui persepsi
tindakan dan reaksi klien
dengan adanya
keperawatan, klien terhadap nyeri sebagai
peradangan pada akan merasa dasar yang efektif
nyaman dengan untuk intervensi
anus
kriteria : selanjutnya
 Nyeri pada anus 2. Merupakan indikator
2. Observasi TTV
berkurang untuk menilai keadaan
 Ekspresi wajah perkembangan
ceria keadaan perkemba-
 Tanda-tanda ngan penyakit
radang hilang 3. Napas dalam dapat
3. Anjurkan klien membantu relaksasi
melakukan relaksasi otot sehingga peneka-
napas dalam nan pada syaraf
feriver berkurang
maka rasa sakit ber-
kurang
4. Mencegah/mengurangi
4. Anjurkan klien merendam resiko terjadinya
bokong pada baskom infeksi dan membantu
yang berisi air hangat + melatih otot-otot di
sabung sunglight/ daerah rectum
bethadin sehingga varises yang
keluar bisa masuk
kembali maka nyeri
berkurang
5. Obat analgetik
mengurangi persepsi
5. Penatalaksanaan
seseorang terhadap
pemberian obat
rasa nyeri terutama
analgetik sesuai program
lewat daya kerjanya
pada susunan syaraf
pusat.
2 Gangguan eliminasi Setelah dilakukan 1. Observasi eliminasi BAB 1. Merupakan indikator
untuk menilai/menge-
BAB berhubungan tindakan
tahui frekuensi,
dengan hemoroid keperawatan, klien konsistensi dan warna
BAB
akan terpenuhi
2. Anjurkan klien banyak 2. Banyak makan buah
kebutuhan makan buah dan sayur dan sayur
mayur serta mengurangi mengandung serat
eliminasinya dengan
makan daging yang dapat membuat
kriteria : defekasi jadi encer
sehingga klien bisa
 BAB
BAB setiap hari
rutin/setiap hari 3. Membuat klien
3. HE tentang pentingnya memahami pentingnya
makan buah dan sayur makan sayur mayur
mayur dan buah dalam
-
memperlancar BAB
4. Obat pencahar dapat
4. Penatalaksanaan mengencerkan feces
pemberian obat pencahar dan merangsang
sesuai program seseorang untuk BAB

3 Kecemasan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat kecemasan 1. Memudahkan dalam


berhubungan tindakan selanjutnya
tindakan
dengan 2. Berikan kesempatan pada 2. Kesempatan dan
ketidaktahuan keperawatan.cemas klien untuk perhatian yang
tentang kondisi/ mengungkapkan diberikan membuat
klien akan
penyakitnya keluhannya kecemasan klien
berkurang dengan berkurang
3. HE tentang penyakit yang 3. Membuat klien mema-
menggunakan
dideritanya hami tentang penyakit-
koping yang efisien nya sehingga kecema-
4. Yakinkan klien tentang sannya berkurang
dengan kriteria :
pengobatan dan 4. Klien dapat memahami
 Klien memahami perawatan yang diberikan dengan benar pengo-
batan dan perawatan
tentang kondisi
yang diberikan sehing-
penyakitnya ga klien kooperatif dan
kecemasan berkurang
 Ekspresi wajah 5. Bahwa segala usaha
ceria 5. Beri dorongan spritual pengobatan dan
perawatan yang di
lakukan merupakan
usaha manusia yang
keberhasilannya di
tentukan oleh
kehendak Tuhan YME
4 Resiko terjadinya Setelah dilakukan 1. Kaji TTV 1. TTV dapat berubah
akibat perdarahan dan
anemia tindakan
merupakan indikator
berhubungan keperawatan, klien untuk menilai
perkembangan
dengan perdarahan akan terhindar dari
penyakitnya agar
pada anus anemia dengan dapat mengambil
tindakan yang efektif
kriteria :
dan efisien
 Anus tidak 2. Pemeriksaan HB untuk
2. Kolaborasi tim medis mengetahui kadar
berdarah
untuk melakukan hemoglobin dalam
 Varises tidak darah
pemeriksaan Hb 3. Obat antibiotik dapat
tampak mengatasi infeksi
3. Penatalaksanaan
- vitamin dapat
pemberian obat antibiotik memenuhi kebutuhan
dan vitamin serta obat- zat-zat yang
dibutuhkan oleh tubuh
obatan trombolitik serta obat-obat
trombolitik dapat
menyetop perdarahan
KEPUSTAKAAN Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi
Keperawatan. Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC.
Jakarata.
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pangkajene, Januari 2016

KETUA KOMITE MEDIK Kepala Departemen/SMF.Bedah

Dr.Anis Bamatraf,Sp.B dr.Anis Bamatraf,Sp.B


Nip 19670607 200012 1 002 Nip 19670607 200012 1 002

Anda mungkin juga menyukai