Anda di halaman 1dari 24

BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN)

WILAYAH KERJA PUSKESMAS SELATBARU

1
Target dan capaian Imunisasi dasar Lengkap pada Bayi
2018-2021
LATAR BELAKANG (1)
95
93 93,7 92,9 93
92,5 92
90
 Terjadi penurunan cakupan
85
84,2 84,2 imunisasi yang signifikan sejak
80
pandemi COVID
75
2018 2019 2020 2021  Akumulasi anak tidak
target (%) capaian (%)
yang mendapat rutin
JAWA BARAT
ACEH 179.847
332.431 imunisasi lengkap
mengakibatkan tidak
SUMATERA 163.454
UTARA

SUMATERA BARAT
RIAU 116.832
111.967
149.060
terbentuknya Herd Immunity 
sangat berpotensi terjadi
DKI JAKARTA 99.391
NU SA TENGGARA TIMUR 82.057
JAWA TIMUR 79.725
PAPUA 70.463
JAWA TENGAH
KALIMANTAN
BARAT
SUL AWESI
67.966
55.059
50.338
Kejadian Luar Biasa
Wabah bahkan
34.074
SELATAN 31.886
KALIMANTAN 31.528
Terdapat 1,7 juta bayi tidak dan belum
SELATAN 30.473
BANTEN 29.862
SUL AWESI TEN 27.135
GGARA
MALUK
26.082
25.954
diimunisasi lengkap selama tahun
U SUMATERA
SELATAN
23.624
22.141 2019-2021
KALIMANTAN 19.133
TENGAH 18.818
KALIMANTAN TIMUR 15.969
LAMPU NG
14.594
SUL AWESI 13.692
UTARA MALUKU
11.832
UTARA SUL
10.021
AWESI BARAT
7.964
PAPUA BARAT
5.406
SUL AWESI TEN GAH 4.080
2
JAMBI
KEPUL AUAN
3.445
RIAU - 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000
KALIMANTA
Kejadian campak dan rubella confirmed meningkat lebih dari
15x lipat dibandingkan 2021
LATAR BELAKANG (2)
a. Mayoritas wilayah Indonesia berisiko tinggi terjadi
penularan virus campak dan polio dan telah terjadi
peningkatan kasus yang signifikan di awal tahun
2022;
b. Kasus difteri yang dilaporkan semakin meningkat
--> Tahun 2022 sudah 20 provinsi yang
melaporkan
c. Bila situasi ini dibiarkan maka penularan penyakit akan
semakin meluas. Risiko bagi Indonesia:
 Gagal mencapai target eliminasi Campak-
Rubela pada tahun 2023
 Gagal mempertahankan Indonesia Bebas Polio
yang telah dicapai sejak 2014, menjadi perhatian
dunia internasional bila sampai ditemukan satu
saja kasus polio
 Peningkatan kasus dan KLB dapat menjadi beban
ganda di tengah pandemi yang belum selesai
3
Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

Tetanus pada bayi baru


Polio
lahir dapat menyebabkan
menyebabkan
kematian
kelumpuhan
permanen pada
kaki dan/atau Difteri
lengan
Difteri dapat mengakibatkan
Rojudin, Campang penyumbatan saluran pernapasan Tetanus
Way Handak, lumpuh
tgl 28-05-05
Foto 03-07-’05
dan kelumpuhan otot jantung yang
menyebabkan kematian
Polio

Rubela bila menulari ibu hamil pada


trimester pertama atau awal kehamilan,
Pertusis atau batuk rejan dapat menyebabkan keguguran atau
kecacatan pada bayi yang dilahirkan
menyebabkan anak batuk
yang dikenal sebagai Sindroma
terus menerus dan
Rubela Kongenital (Gangguan
bertambah parah serta
Penglihatan dan Pendengaran serta
menimbulkan suara penyakit Jantung Bawaan)
melengking, batuk dapat
terjadi berbulan-bulan Campak
Campak dapat menyebabkan
komplikasi berupa radang paru,
Pertusis
radang otak, diare, radang telinga,
dehidrasi, hingga berakibat kematian
Sindroma Rubela Kongenital 4
SOLUSI :
Bulan Imunisasi Anak Nasional
Mencapai dan mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi

• Menghentikan transmisi virus campak dan rubela setempat (indigenous)


di semua kabupaten/kota di wilayah Indonesia pada tahun 2023 dan
mendapatkan sertifikasi eliminasi campak dan rubela/CRS pada tahun
2026 dari SEARO.
• Mempertahankan Indonesia Bebas Polio dan mewujudkan eradikasi
polio global pada tahun 2026
• Mengendalikan penyakit difteri dan pertusis
5
KEGIATAN BIAN TERDIRI DARI 2 KEGIATAN:
IMUNISASI TAMBAHAN (CAMPAK-RUBELA) DAN IMUNISASI KEJAR (OPV, IPV DAN DPT-HB-Hib)

IMUNISASI KEJAR BERUPA


IMUNISASI TAMBAHAN BERUPA PEMBERIAN SATU ATAU LEBIH JENIS
PEMBERIAN SATU DOSIS IMUNISASI IMUNISASI UNTUK MELENGKAPI
CAMPAK-RUBELA TANPA STATUS IMUNISASI DASAR MAUPUN
MEMANDANG STATUS IMUNISASI LANJUTAN BAGI ANAK YANG BELUM
SEBELUMNYA MENERIMA DOSIS VAKSIN SESUAI
USIA

BIAN (BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL)


6
TAHAPAN, WAKTU DAN SASARAN BIAN
Provinsi Sasaran Campak Sasaran Tahap dan
Rubela Imunisasi Kejar Waktu

Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, 9 bulan - < 15 tahun Tahap I
Sumatera Barat (Mulai
Mei 22)
Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka 9 bulan - < 12 tahun Anak usia 12-59
Belitung, Lampung bulan yang
Seluruh provinsi di Kalimantan, Sulawesi, Nusa tidak/belum
Tenggara, Maluku, dan Papua lengkap OPV, IPV,
dan DPT-HB-Hib
DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, 9-59 bulan Tahap II
dan Jawa Timur (Mulai
Agust 22)
Bali dan DI Yogyakarta Tidak melaksanakan

PROVINSI BALI DAN DIY TIDAK MELAKSANAKAN PEMBERIAN IMUNISASI TAMBAHAN CAMPAK-RUBELA,
NAMUN TETAP MELAKSANAKAN IMUNISASI KEJAR
7
Tempat Pelayanan BIAN

Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Pos Pelayanan Imunisasi:


 Puskesmas, Puskesmas pembantu;  Pos pelayanan di sekolah atau
 Rumah Sakit Pemerintah, Rumah satuan pendidikan maupun pesantren
Sakit Swasta, Rumah Sakit/klinik TNI dan
 Pos pelayanan komunitas: Posyandu,
POLRI
lapangan, drive thru, mobile dengan mobil
 Klinik, Praktik Dokter Swasta, Tempat Praktik
Mandiri Bidan; dan Puskesmas keliling atau lainnya, dan pasar
 Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

8• 9
PELAKSANAAN BIAN DI WILAYAH 12-59 BULAN

KERJA PUSKESMAS SELATBARU


1485 ORANG
IMUNISASI KEJAR
SASARAN

IMUNISASI CAMPAK
RUBELLA
7168 ORANG

AKAN DILAKUKAN : 9 BULAN – 15 TAHUN

25 POSYANDU PERDANA : KAMIS TGL 2


21 SD TARGET SELESAI SEBELUM
JUNI 2022 di SMP 1
11 SMP UJIAN SEKOLAH
BANTAN
DI SMP DALAM 6 HARI
KEDEPAN SEBELUM TGL
13 JUNI 2022
PELAKSANAAN BIAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SELATBARU
SEKOLAH
TIM IMUNISATOR
TIM PELAKSANA

TENAGA POSYANDU
POSYANDU

TIM IMUNISATOR :
22 ORANG : SK
- PENDAFTARAN
- SKRINING TARGET TURUN 2 TIM
- VAKSINASI & UNTUK 2 SEKOLAH
PELAPORAN (1 TIM : 6-7 ORANG)
SKRINING
Pokok Bahasan
Cara Pemberian Imunisasi

15
KEGIATAN BIAN TERDIRI DARI 2 KEGIATAN:
IMUNISASI TAMBAHAN (CAMPAK-RUBELA) DAN IMUNISASI KEJAR (OPV, IPV DAN DPT-HB-Hib)

IMUNISASI KEJAR BERUPA


IMUNISASI TAMBAHAN BERUPA PEMBERIAN SATU ATAU LEBIH JENIS
PEMBERIAN SATU DOSIS IMUNISASI IMUNISASI UNTUK MELENGKAPI
CAMPAK-RUBELA TANPA STATUS IMUNISASI DASAR MAUPUN
MEMANDANG STATUS IMUNISASI LANJUTAN BAGI ANAK YANG BELUM
SEBELUMNYA MENERIMA DOSIS VAKSIN SESUAI
USIA

BIAN (BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL)


13
Berikan vaksin sesuai dosis dan cara Perhatikan aturan berikut pada
pemberian pemberian imunisasi kejar

Jenis Cara Jenis Total Jumlah Dosis


Dosis Lokasi pemberian Imunisas yang Harus Keterangan
vaksin pemberian
i Diberikan
OPV 2 tetes Oral Mulut
Interval minimal antar dosis
OPV 4 dosis
DPT-HB- 0,5 ml Intramuskular Paha (usia < 18 bulan), adalah 4 minggu
HIB lengan atas (> 18 bulan Diberikan segera ketika
IPV 1 dosis bayi/baduta datang ke tempat
Campak 0,5 ml Subkutan Lengan atas
pelayanan
Rubela
IPV 0,5 ml Intramuskular Paha (usia < 18 bulan), ● Interval minimal dosis
lengan atas (> 18 bulan pertama dan kedua adalah 4
4 dosis (3 dosis
minggu (1 bulan),
DPT- imunisasi dasar
● interval minimal dosis kedua
HB-Hib dan 1 dosis
Catat hasil Imunisasi pada buku KIA, Rapor dan ketiga adalah 6 bulan);
imunisasi lanjutan)
Kesehatanku atau catatan imunisasi lainnya ● interval minimal dosis ketiga
dan keempat adalah 12 bulan

Sumber : Pedoman Praktis Manajemen Imunisasi di Puskesmas hal 23

17
• Pelaksanaan imunisasi kejar dapat terus
dilakukan sesuai interval, sampai status

Catatan imunisasi balita lengkap, meskipun


kegiatan BIAN telah selesai dilaksanakan

• Pemberian imunisasi tambahan campak-


rubela dan/atau imunisasi kejar dilakukan
dengan memperhatikan interval minimal
2 minggu dengan vaksin COVID-19
Yang harus dilakukan

Menyimpan vaksin dan pelarut Vaksin yang sudah Menuliskan tanggal dan Melarutkan vaksin atau
vaksin menggunakan 2 atau 4 dilarutkan/dibuka jam vaksin membuka vaksin bila
buah cool pack sesuai dengan diletakkan diantara busa dibuka/dilarutkan di sasaran telah siap
tipe vaccine carrier dalam vaccine carrier label vial vaksin divaksinasi

Membersihkan kulit tempat Tidak perlu dilakukan


Mencuci tangan dengan
pemberian suntikan dengan aspirasi terlebih dahulu
sabun dan air mengalir atau
kapas kering sekali pakai atau
mengganti sarung tangan
kapas yang dibasahi air matang
setiap sasaran baru
20
Yang tidak boleh dilakukan

Mengisi vaksin Mencampur vaksin


Membuka karet Meninggalkan jarum
dalam alat suntik dari vial satu dengan
penutup vial diatas karet penutup
sebelum sasaran vial yang lain dalam
siap divaksinasi 1 alat suntik vial vaksin
(prefilling)

Melakukan penutupan Menyimpan vaksin Menyentuh jarum


kembali alat suntik diluar vaccine carrier dan tutup botol
(recapping)

21
Pokok Bahasan
Cara Identifikasi
Pemberian Imunisasi BIAN

24
Tabel pemberian imunisasi saat BIAN
Untuk usia 9 - 11 bulan

Pemberian imunisasi selain


Pemberian imunisasi di hari Dosis imunisasi
Usia anak pelaksanaan imunisasi tambahan Campak selanjutnya
Rubela di hari pelaksanaan

9-11 bulan Berikan 1 dosis imunisasi Periksa status imunisasi rutin. Lengkapi status imunisasi
tambahan Campak Rubela dan Berikan imunisasi lain apabila yang masih belum
dicatat sebagai cakupan BIAN dan ada dosis imunisasi yang belum lengkap
Imunisasi Rutin lengkap dan catat dalam
cakupan imunisasi dasar
lengkap.
Tabel pemberian imunisasi saat BIAN
Untuk usia 12-59 bulan
Tabel pemberian imunisasi saat BIAN
Untuk usia 12-59 bulan
Tabel pemberian imunisasi saat BIAN
Untuk usia 5 – 12/15 tahun

Catatan :
• Pada daerah yang telah memberikan imunisasi campak-rubela sebagai respons KLB (Outbreak Response Immunization) sejak bulan
Januari tahun 2022, maka hasil layanan ORI dicatat juga sebagai hasil layanan imunisasi tambahan campak-rubela pada BIAN.

• Apabila penyuntikan ganda tidak memungkinkan dilakukan, maka prioritas pemberian imunisasi saat BIAN adalah Campak Rubela
terlebih dahulu. IPV dan DPT-HB-HIB dapat diberikan di hari yang lain.
TERIMA KASIH

27

Anda mungkin juga menyukai