Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SEJARAH

YULICIA PUTRI ANELSA


XI IPA 5
 AhmadYani lahir di
Purworejo, Jawa Tengah, 19
Juni 1922 

meninggal di Lubang Buaya,


Jakarta, 1 Oktober 1965 pada
Ahmad Yani
umur 43 tahun

Ia adalah komandan Tentara Nasional


Indonesia Angkatan Darat, dan dibunuh
oleh anggota Gerakan 30 September saat
mencoba untuk menculik dia dari
rumahnya.
Yani kemudian berhasil
Setelah Kemerdekaan Yani mempertahankan Magelang
bergabung dengan tentara melawan Belanda ketika ia mencoba
republik yang masih muda dan untuk mengambil alih kota,
berjuang melawan Belanda. mendapat julukan ‘Juru selamat
Magelang’. Sorot lain yang
Selama bulan-bulan pertama
menonjol karier Yani selama periode
setelah Deklarasi Kemerdekaan, ini adalah serangkaian serangan
Yani membentuk batalion gerilya yang diluncurkan pada awal
dengan dirinya sebagai 1949 untuk mengalihkan perhatian
Komandan dan memimpin Belanda sementara Letnan Kolonel
kepada kemenangan melawan Soeharto dipersiapkan untuk
Inggris di Magelang. Serangan Umum 1 Maret yang
diarahkan pada Yogyakarta.
Bendara Pangeran Harya Dipanegara (lebih
dikenal dengan nama Diponegoro), lahir di
Ngayogyakarta Hadiningrat pada tanggal
11 November 1785.

Diponegoro meninggal di
Diponegoro Makassar, Hindia Belanda, 8 Januari
1855 pada umur 69 tahun.
Diponegoro adalah salah
seorang pahlawan nasional
Republik Indonesia. Pangeran
Diponegoro terkenal karena
memimpin Perang
Diponegoro/Perang Jawa (1825-
1830) melawan pemerintah
Hindia Belanda. Perang tersebut
tercatat sebagai perang dengan
korban paling besar dalam
sejarah Indonesia.
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau
Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi
Ki Hadjar Dewantara atau Ki Hajar
Dewantara.

Ki Hajar lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889


Ki Hajar Dewantara
dan meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959
pada umur 69 tahun
Ia adalah aktivis pergerakan
kemerdekaan Indonesia, kolumnis,
politisi, dan pelopor pendidikan
bagi kaum pribumi Indonesia dari
zaman penjajahan Belanda. Ia
adalah pendiri Perguruan Taman
Siswa, suatu lembaga pendidikan
yang memberikan kesempatan bagi
para pribumi untuk bisa
memperoleh hak pendidikan
seperti halnya para priyayi maupun
orang-orang Belanda.
Haji Agus Salim, lahir dengan nama Masyhudul
Haq, lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatra
Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884 dan
meninggal di Jakarta, Indonesia, 4 November
1954 pada umur 70 tahun

Ia adalah seorang pejuang kemerdekaan


Indonesia. Haji Agus Salim ditetapkan sebagai
Agus Salim salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada
tanggal 27 Desember 1961 melalui Keppres
nomor 657 tahun 1961.
Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin
kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Peran Agus Salim pada masa perjuangan
kemerdekaan RI antara lain:

Menteri Luar Negeri Kabinet Amir


Anggota Volksraad (1921-1924)
Sjarifuddin 1947

Anggota panitia 9 BPUPKI yang Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-
mempersiapkan UUD 1945 1949

Di antara tahun 1946-1950 ia laksana


Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir
bintang cemerlang dalam pergolakan politik
II 1946 dan Kabinet III 1947
Indonesia
Pembukaan hubungan diplomatik Indonesia
dengan negara-negara Arab, terutama Mesir
pada tahun 1947
Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) I Gusti
Ngurah Rai (lahir di Desa Carangsari,
Petang, Kabupaten Badung, Bali, Hindia
Belanda, 30 Januari 1917 

Ia meninggal di Marga, Tabanan, Bali,


I Gusti Ngurah Rai Indonesia, 20 November 1946 pada umur
29 tahun) adalah seorang pahlawan
Indonesia dari Kabupaten Badung, Bali.
Ngurah Rai memiliki pasukan
yang bernama pasukan ‘Ciung
Wanara’ yang melakukan
pertempuran terakhir yang dikenal
dengan nama Puputan Margarana.
(Puputan, dalam bahasa bali,
berarti ‘habis-habisan’, sedangkan
Margarana berarti ‘Pertempuran
di Marga’, Marga adalah sebuah
desa ibu kota kecamatan di
pelosok Kabupaten Tabanan, Bali)
Di tempat puputan tersebut lalu
didirikan Taman Pujaan Bangsa
Margarana.
Raden Otto Iskandardinata lahir di
Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 1897 dan
meninggal di Mauk, Tangerang, Banten,
20 Desember 1945 pada umur 48 tahun. 

Ia adalah salah satu Pahlawan Nasional


Oto Iskandar di Nata Indonesia. Ia mendapat nama julukan si
Jalak Harupat.
Dalam kegiatan
pergerakannya pada
Oto juga aktif pada
masa sebelum
organisasi budaya Sunda
kemerdekaan, Otto
bernama Paguyuban
pernah menjabat sebagai
Pasundan. Ia menjadi
Wakil Ketua Budi
Sekretaris Pengurus
Utomo cabang Bandung
Besar tahun 1928, dan
pada periode 1921-1924,
menjadi ketuanya pada
serta sebagai Wakil
periode 1929-1942.
Ketua Budi Utomo
Organisasi tersebut
cabang Pekalongan
bergerak dalam bidang
tahun 1924. Ketika itu, ia
pendidikan, sosial-
menjadi anggota
budaya, politik,
Gemeenteraad (‘Dewan
ekonomi, kepemudaan,
Kota’) Pekalongan
dan pemberdayaan
mewakili Budi Utomo.
perempuan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai