Anda di halaman 1dari 27

34 Provinsi pahlawan nasional Indonesia gambar & keterangan

1. Pahlawan Nasional Aceh

Achmad Soebardjo, pejuang kemerdekaan Indonesia, menteri luar negeri

Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (lahir di Karawang, Jawa Barat, 23 Maret 1896 – meninggal
15 Desember 1978 pada umur 82 tahun) adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan
seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Achmad
Soebardjo memiliki gelar Meester in de Rechten, yang diperoleh di Universitas Leiden Belanda pada
tahun 1933.
Cut Nyak Dhien, pejuang perang Aceh

Cut Nyak Dhien (ejaan lama: Tjoet Nja’ Dhien, Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848 – Sumedang, Jawa Barat,
6 November 1908; dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang) adalah seorang Pahlawan Nasional
Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim
diserang, ia mengungsi, sementara suaminya Ibrahim Lamnga bertempur melawan Belanda. Ibrahim
Lamnga tewas di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878 yang menyebabkan Cut Nyak Dhien sangat marah
dan bersumpah hendak menghancurkan Belanda.
Cut Nyak Meutia, pejuang perang Aceh

Tjoet Nyak Meutia (Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, 1870 – Alue Kurieng, Aceh, 24 Oktober 1910) adalah
pahlawan nasional Indonesia dari daerah Aceh. Ia dimakamkan di Alue Kurieng, Aceh. Ia menjadi
pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 107/1964 pada tahun 1964.

Iskandar Muda, Sultan Aceh

Sultan Iskandar Muda (Aceh, Banda Aceh, 1593 atau 1590 – Banda Aceh, Aceh, 27 September 1636)
merupakan sultan yang paling besar dalam masa Kesultanan Aceh, yang berkuasa dari tahun 1607
sampai 1636. Aceh mencapai kejayaannya pada masa kepemimpinan Iskandar Muda, dimana daerah
kekuasaannya yang semakin besar dan reputasi internasional sebagai pusat dari perdagangan dan
pembelajaran tentang Islam. Namanya kini diabadikan di Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar
Muda di Aceh.
Panglima Polim, pejuang perang Aceh

Panglima Polem bernama lengkap Teuku Panglima Polem Sri Muda Perkasa Muhammad Daud adalah
seorang panglima Aceh. Sampai saat ini belum ditemukan keterangan yang jelas mengenai tanggal dan
tahun kelahiran Panglima Polem, yang jelas ia berasal dari keturunan kaum bangsawan Aceh. Ayahnya
bernama Panglima Polem VIII Raja Kuala anak dari Teuku Panglima Polem Sri Imam Muda Mahmud
Arifin yang juga terkenal dengan Cut Banta (Panglima Polem VII (1845-1879). Mahmud Arifin merupakan
Panglima Sagoe XXII Mukim Aceh Besar.

Teuku Muhammad Hasan, pejuang kemerdekaan Indonesia, gubernur Sumatera

Teuku Muhammad Hasan adalah Gubernur Wilayah Sumatera Pertama setelah Indonesia merdeka ,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1948 hingga tahun 1949 dalam Kabinet
Darurat. Selain itu ia adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia.
Teuku Nyak Arif, pejuang kemerdekaan Indonesia, gubernur Aceh pertama

Teuku Nyak Arif adalah Pahlawan Nasional Indonesia. Ia juga merupakan Residen/gubernur Aceh yang
pertama periode 1945–1946. Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, saat Volksraad (parlemen)
dibentuk, Teuku Nyak Arif terpilih sebagai wakil pertama dari Aceh.
Teuku Umar, pejuang perang Aceh

Teuku Umar (Meulaboh, 1854 – Meulaboh, 11 Februari 1899) adalah pahlawan kemerdekaan Indonesia
yang berjuang dengan cara berpura-pura bekerjasama dengan Belanda. Ia melawan Belanda ketika telah
mengumpulkan senjata dan uang yang cukup banyak.
Teungku Chik di Tiro, pejuang perang Aceh

Teungku Chik di Tiro Muhammad Saman (Tiro, Pidie, 1836 – Aneuk Galong, Aceh Besar, Januari 1891)
adalah seorang pahlawan nasional dari Aceh.
2. Pahlawan Nasional Bali 

I Gusti Ngurah Rai – kolonel (anumerta), Pahlawan Nasional Indonesia

Kolonel TNI Anumerta I Gusti Ngurah Rai (lahir di Desa Carangsari, Petang, Kabupaten Badung, Bali,
Hindia Belanda, 30 Januari 1917 – meninggal di Marga, Tabanan, Bali, Indonesia, 20 November 1946 pada
umur 29 tahun) adalah seorang pahlawan Indonesia dari Kabupaten Badung, Bali.
I Gusti Ketut Pudja – gubernur Sunda Kecil, Pahlawan Nasional Indonesia
Ide Anak Agung Gde Agung – menteri Indonesia, Pahlawan Nasional Indonesia
Untung Suropati – Pahlawan Nasional Indonesia

I Gusti Ketut Pudja

I Gusti Ketut Pudja (lahir 19 Mei 1908 – meninggal 4 Mei 1977 pada umur 68 tahun) adalah pahlawan
nasional Indonesia. Ia ikut serta dalam perumusan negara Indonesia melalui Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia mewakili Sunda Kecil (saat ini Bali dan Nusa Tenggara).

I Gusti Ketut Pudja juga hadir dalam perumusan naskah teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Ia
kemudian diangkat Soekarno sebagai Gubernur Sunda Kecil.Pada tahun 2011, I Gusti Ketut Pudja
ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai pahlawan nasional bersama 6 orang lainnya
Ida Anak Agung Gde Agung
Dr. Ida Anak Agung Gde Agung (lahir di Gianyar, Bali, 24 Juli 1921 – meninggal 22 April 1999 pada umur
77 tahun) adalah ahli sejarah dan tokoh politik Indonesia. Di Bali ia juga berposisi sebagai raja Gianyar,
menggantikan ayahnya Anak Agung Ngurah Agung. Anaknya, Anak Agung Gde Agung, adalah Menteri
Masalah-masalah Kemasyarakatan pada Kabinet Persatuan Nasional. 

Untung Suropati

Untung Surapati (Bahasa Jawa: Untung Suropati) (terlahir Surawiroaji, lahir di Bali, 1660 – meninggal
dunia di Bangil, Jawa Timur, 5 Desember 1706 pada umur 45/46 tahun) adalah seorang tokoh dalam
sejarah Nusantara yang dicatat dalam Babad Tanah Jawi. Kisahnya menjadi legendaris karena
mengisahkan seorang anak rakyat jelata dan budak VOC yang menjadi seorang bangsawan dan
Tumenggung (Bupati) Pasuruan.

Kisah Untung Surapati yang legendaris dan perjuangannya melawan kolonialisme VOC di Pulau Jawa
membuatnya dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia. Ia telah ditetapkan sebagai pahlawan
nasional Indonesia berdasarkan S.K. Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975.
3. Pahlawan Nasional Banten

Sultan Ageng Tirtayasa

Sultan Ageng Tirtayasa (Banten, 1631 – 1683) adalah putra Sultan Abdul Ma’ali Ahmad dan Ratu
Martakusuma yang menjadi Sultan Banten periode 1640-1650. Ketika kecil, ia bergelar Pangeran Surya.
Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Ratu atau Pangeran
Dipati. Setelah kakeknya meninggal dunia, ia diangkat sebagai sultan dengan gelar Sultan Abdul Fathi
Abdul Fattah.

MR. Syafrudin Prawiranegara 

Mr. Syafruddin Prawiranegara lahir di Serang Banten pada tanggal 28 Februari 1911 dan meninggal di
Jakarta 15 Februari 1989 pada umur 77 tahun, adalah pejuang pada masa kemerdekaan Republik
Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Presiden/Ketua PDRI (Pemerintah Darurat Republik
Indonesia) ketika pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda saat Agresi
Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948.
Syafruddin Prawiranegara telah berhasil menyelamatkan eksistensi Republik Indonesia pada waktu
Belanda melancarkan agresi militer kedua. Ketika Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Hatta serta
sebagian pejabat negara ditawan Belanda pada tanggal 19 Desember 1948, Syafruddin yang saat itu
menjabat Menteri Kemakmuran sedang berada di Bukittinggi, Sumatera Barat. Bersama dengan Teuku
Muhammad Hasan dan Kolonel Hidayat, ia mengambil inisiatif untuk membentuk Pemerintahan Darurat.

4. Pahlawan Nasional Bengkulu

Hj. Fatmawati Soekarno


Ayah bernama Hassan Din dan ibunya bernama Siti Chadijah,keduanya  merupakan keturunan Puti
Indrapura, salah seorang keluarga raja dari Kesultanan Indrapura, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Ayahnya merupakan salah seorang tokoh Muhammadiyah di Bengkulu.
Beliau adalah istri dari Presiden Indonesia pertama Soekarno (menikah 01-06-1943). Ia menjadi Ibu
Negara Indonesia pertama dari tahun 1945 hingga tahun 1967 dan merupakan istri ke-3 dari Presiden
Pertama Indonesia, Soekarno. Ia juga dikenal akan jasanya dalam menjahit Bendera Pusaka Sang Saka
Merah Putih yang turut dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada
tanggal 17 Agustus 1945.

Prof. Dr. Hazairin

Prof. Dr. Hazairin (lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 28 November 1906 – meninggal di Jakarta, 11
Desember 1975 pada umur 69 tahun) adalah seorang pakar hukum adat. Ia menjabat Menteri Dalam
Negeri dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo I.
5.  Pahlawan Nasional Gorontalo
Nani Wartabone

Nani Wartabone, (lahir 30 Januari 1907 – meninggal di Suwawa, Gorontalo, 3 Januari 1986 pada umur 78
tahun), yang dianugerahi gelar “Pahlawan Nasional Indonesia” pada tahun 2003, adalah putra Gorontalo
dan tokoh perjuangan dari provinsi Gorontalo. Perjuangannya dimulai ketika ia mendirikan dan menjadi
sekretaris Jong Gorontalo di Surabaya pada 1923. Lima tahun kemudian, ia menjadi Ketua Partai Nasional
Indonesia (PNI) Cabang Gorontalo 

6.  Pahlawan Nasional Jakarta

Ismail marzuki
 
Ismail Marzuki (lahir di Kwitang, Senen, Batavia, 11 Mei 1914 – meninggal di Kampung Bali, Tanah Abang,
Jakarta, 25 Mei 1958 pada umur 44 tahun) adalah salah seorang komponis besar Indonesia. Namanya
sekarang diabadikan sebagai suatu pusat seni di Jakarta yaitu Taman Ismail Marzuki (TIM) di kawasan
Salemba, Jakarta Pusat.
Mohammad Husni Thamrin

Mohammad Husni Thamrin (lahir di Weltevreden, Batavia, 16 Februari 1894 – meninggal di Senen,
Batavia, 11 Januari 1941 pada umur 46 tahun) adalah seorang politisi era Hindia Belanda yang kemudian
dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia.

Kiai Haji Noer Alie

Kiai Haji Noer Alie (lahir di Bekasi, Jawa Barat pada tanggal 15 Juli 1914; meninggal di Bekasi, Jawa Barat
pada tanggal 29 Januari 1992) Adalah pahlawan nasional Indonesia Dengan SK Presiden : Keppres No.
085/TK/2006, Tgl. 3 November 2006, beliau berasal dari Jawa Barat dan juga seorang ulama.Ia adalah
putera dari Anwar bin Layu dan Maimunah binti Tarbin. Ia mendapatkan pendidika agama dari beberapa
guru agama di sekitar Bekasi. Pada tahun 1934, ia menunaikan ibadah haji dan memperdalam ilmu agama
di Mekkah dan selama 6 tahun bermukim disana.
7.Pahlawan Nasional Jambi

 
Thaha Syaifuddin

Sultan Thaha Syaifuddin (Jambi, 1816 – Betung, 26 April 1904) adalah seorang sultan terakhir dari
Kesultanan Jambi. Dilahirkan di Keraton Tanah pilih Jambi pada pertengahan tahun 1816. Ketika kecil ia
biasa dipanggil Raden Thaha Ningrat dan bersikap sebagai seorang bangsawan yang rendah hati dan suka
bergaul dengan rakyat biasa.

8.  Pahlawan Nasional Jawa Barat


Raden Dewi Sartika

Raden Dewi Sartika (lahir di Bandung, 4 Desember 1884 – meninggal di Tasikmalaya, 11 September 1947
pada umur 62 tahun) adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita, diakui sebagai Pahlawan
Nasional oleh Pemerintah Indonesia tahun 1966. Dewi Sartika adalah puteri dari suami-istri Raden
Somanagara dan Raden Ayu Rajapermas. Waktu menjadi patih di Bandung, Somanegara pernah
menentang Pemerintah Hindia-Belanda. Karena itu istrinya dibuang di Ternate. Dewi Sartika dititipkan
pada pamannya, Patih Arya Cicalengka.

Djoeanda Kartawidjaja
Ir. Raden Haji Djoeanda Kartawidjaja (ejaan baru: Juanda Kartawijaya) lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat,
14 Januari 1911 – meninggal di Jakarta, 7 November 1963 pada umur 52 tahun adalah Perdana Menteri
Indonesia ke-10 sekaligus yang terakhir. Ia menjabat dari 9 April 1957 hingga 9 Juli 1959. Setelah itu ia
menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I.

Iwa Koesoemasoemantri

Iwa Koesoemasoemantri (lahir di Ciamis, 31 Mei 1899 – meninggal 27 November 1971 pada umur 72
tahun) atau Iwa Kusumasumantri (Ejaan Soewandi), adalah seorang politikus Indonesia. Iwa lulus dari
sekolah hukum di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) dan Belanda sebelum menghabiskan waktu di
sebuah sekolah di Uni Soviet.

Oto Iskandar di Nata

Raden Otto Iskandardinata (lahir di Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 1897 – meninggal di Mauk,
Tangerang, Banten, 20 Desember 1945 pada umur 48 tahun) adalah salah satu Pahlawan Nasional
Indonesia. Ia mendapat nama julukan si Jalak Harupat.
Mr. Syafruddin Prawiranegara

Mr. Syafruddin Prawiranegara atau juga ditulis Sjafruddin Prawiranegara (lahir di Serang, Banten, 28
Februari 1911 – meninggal di Jakarta, 15 Februari 1989 pada umur 77 tahun) adalah seorang pejuang
kemerdekaan, Menteri, Gubernur Bank Indonesia, Wakil Perdana Menteri dan pernah menjabat sebagai
Ketua (setingkat presiden) Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Ia menerima mandat dari
presiden Sukarno ketika pemerintahan Republik Indonesia yang kala itu beribukota di Yogyakarta jatuh
ke tangan Belanda akibat Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948.[1][2][3] Ia kemudian
menjadi Perdana Menteri bagi kabinet tandingan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
di Sumatera Tengah tahun 1958.

9.  Pahlawan Nasional Jawa Tengah

Soedirman 

Jenderal Besar Raden Soedirman (EYD: Sudirman; lahir 24 Januari 1916 – meninggal 29 Januari 1950
pada umur 34 tahun adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia.
Menjadi panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia.
Terlahir dari pasangan rakyat biasa di Purbalingga, Hindia Belanda, Soedirman diadopsi oleh pamannya
yang seorang priyayi. Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Soedirman tumbuh
menjadi seorang siswa rajin; ia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk mengikuti program
kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Saat di sekolah menengah, Soedirman
mulai menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh masyarakat
karena ketaatannya pada Islam.

Nyi Ageng Serang


Nyi Ageng Serang bernama asli Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi (Serang, Purwodadi, Jawa
Tengah, 1752 – Yogyakarta, 1828) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah anak Pangeran
Natapraja yang menguasai wilayah terpencil dari kerajaan Mataram tepatnya di Serang yang sekarang
wilayah perbatasan Grobogan-Sragen. Setelah ayahnya wafat Nyi Ageng Serang menggantikan kedudukan
ayahnya. Nyi Ageng Serang adalah salah satu keturunan Sunan Kalijaga, ia juga mempunyai keturunan
seorang Pahlawan nasional yaitu Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara.

Kartini

Raden Adjeng Kartini (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Jawa Tengah,
17 September 1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah
seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan
perempuan pribumi.
Yos Sudarso

 
Laksamana Madya TNI (Ant) Yosaphat Soedarso (lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 24 November 1925 –
meninggal di Laut Aru, 15 Januari 1962 pada umur 36 tahun) adalah seorang pahlawan nasional
Indonesia. Ia gugur di atas KRI Macan Tutul dalam peristiwa pertempuran Laut Aru setelah ditembak oleh
kapal patroli Hr. Ms. Eversten milik armada Belanda pada masa kampanye Trikora. Namanya kini
diabadikan menjadi nama KRI dan pulau.

Soepomo

Prof. Mr. Dr. Soepomo (Ejaan Soewandi: Supomo; lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah, 22 Januari 1903 –
meninggal di Jakarta, 12 September 1958 pada umur 55 tahun) adalah seorang pahlawan nasional
Indonesia. Soepomo dikenal sebagai arsitek Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan Muhammad
Yamin dan Soekarno<

Diponegoro
Bendara Pangeran Harya Dipanegara (lebih dikenal dengan nama Diponegoro, lahir di Ngayogyakarta
Hadiningrat, 11 November 1785 – meninggal di Makassar, Hindia Belanda, 8 Januari 1855 pada umur 69
tahun) adalah salah seorang pahlawan nasional Republik Indonesia. Pangeran Diponegoro terkenal
karena memimpin Perang Diponegoro/Perang Jawa (1825-1830) melawan pemerintah Hindia Belanda.
Perang tersebut tercatat sebagai perang dengan korban paling besar dalam sejarah Indonesia.

10.  Pahlawan Nasional Jawa Timur

Soetomo

Dr. Soetomo (lahir di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur, 30 Juli 1888 – meninggal di Surabaya, Jawa
Timur, 30 Mei 1938 pada umur 49 tahun) adalah tokoh pendiri Budi Utomo, organisasi pergerakan yang
pertama di Indonesia.

Soeroso

Raden Pandji Soeroso (EYD: Suroso, lahir di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, 3 November 1893 – meninggal
di Indonesia, 16 Mei 1981 pada umur 87 tahun) adalah mantan Gubernur Jawa Tengah, mantan Menteri
Pekerjaan Umum Republik Indonesia, dan mantan anggota BPUPKI/PPKI. Ia juga bertugas sebagai wakil
ketua BPUPKI yang dipimpin oleh K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.
Sutomo

 
Sutomo (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3 Oktober 1920 – meninggal di Padang Arafah, Arab Saudi, 7
Oktober 1981 pada umur 61 tahun) lebih dikenal dengan sapaan akrab oleh rakyat sebagai Bung Tomo,
adalah pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk
melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA, yang berakhir dengan pertempuran 10
November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Wahid Hasjim

Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (lahir di Jombang, Jawa Timur, 1 Juni 1914 – meninggal di Cimahi, Jawa
Barat, 19 April 1953 pada umur 38 tahun) adalah pahlawan nasional Indonesia dan menteri negara dalam
kabinet pertama Indonesia. Ia adalah ayah dari presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid dan
anak dari Hasyim Asy’arie, salah satu pahlawan nasional Indonesia. Wahid Hasjim dimakamkan di
Tebuireng, Jombang

Hasjim Asy’ari
Kyai Haji Mohammad Hasjim Asy’arie bagian belakangnya juga sering dieja Asy’ari atau Ashari (lahir di
Kabupaten Demak, Jawa Tengah, 10 April 1875 – meninggal di Jombang, Jawa Timur, 25 Juli 1947 pada
umur 72 tahun; 4 Jumadil Awwal 1292 H- 6 Ramadhan 1366 H; dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang)
adalah salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi
massa Islam yang terbesar di Indonesia

11.  Pahlawan Nasional Kalimantan Barat

Abdul Kadir Gelar Raden Temenggung Setia Pahlawan

Abdul Kadir Gelar Raden Temenggung Setia Pahlawan (lahir: Sintang, Kalimantan Barat, 1771 – wafat:
Tanjung Suka Dua, Melawi, 1875) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia dari Melawi. Pada tahun
1845, ia diangkat sebagai Kepala Pemerintahan Melawi yang merupakan bagian dari Kerajaan Sintang.
Sebagai pejabat kerajaan ai mendapat gelar Raden temenggung. Ia berhasil mengembangkan potensi
perekonomian wilayah ini dan mempersatukan suku Dayak dengan Melayu.

12.  Pahlawan Nasional Kalimantan Selatan

Hasan Basry

Brigjen Hasan Basry (lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 17 Juni 1923 – meninggal di Jakarta, 15 Juli
1984 pada umur 61 tahun) adalah seorang tokoh militer dan Pahlawan nasional Indonesia. Ia
dimakamkan di Simpang Empat, Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dianugerahi gelar
Pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 110/TK/2001 tanggal 3
November 2001
13.  Pahlawan Nasional Kalimantan Tengah
Tjilik Riwut

Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Tjilik Riwut (lahir di Kasongan, 2 Februari 1918 – meninggal di Kota
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 17 Agustus 1987 pada umur 69 tahun) adalah salah satu pahlawan
nasional Indonesia dan Gubernur Kalimantan Tengah.

14.  Pahlawan Nasional Kalimantan Timur<

Sultan Aji Muhammad Idris

Sultan Aji Muhammad Idris adalah Sultan ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yang
memerintah mulai tahun 1735 hingga tahun 1778. Sultan Aji Muhammad Idris adalah sultan pertama
yang menggunakan nama Islam semenjak masuknya agama Islam di Kesultanan Kutai Kartanegara pada
abad ke-17.
15.  Pahlawan Nasional Kalimantan Utara<
Not Found
16.  Pahlawan Nasional Kepulauan Bangka Belitung
Not Found
17.  Pahlawan Nasional Kepulauan Riau>>Raja Haji Fisabilillah

Raja Haji Fisabilillah (lahir di Kota Lama, Ulusungai, Riau, 1725 – meninggal di Kampung Ketapang,
Melaka, Malaysia, 18 Juni 1784) adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia. Ia dimakamkan di Pulau
Penyengat Inderasakti, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Raja Haji Fisabililah merupakan
adik dari Sultan Selangor pertama, Sultan Salehuddin dan paman sultan Selangor kedua, Sultan Ibrahim.
Namanya diabadikan dalam nama bandar udara di Tanjung Pinang, Bandar Udara Internasional Raja Haji
Fisabilillah. 

18.  Pahlawan Nasional Lampung

Radin Inten II

Radin Inten II (Lampung, 1834 – Lampung, 5 Oktober 1858) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia.
Namanya diabadikan sebagai sebuah Bandara Radin Inten II dan perguruan tinggi IAIN Raden Intan di
Lampung.Berdasarkan penelitian, Radin Inten II gelar Kesuma Ratu masih keturunan Fatahillah yang
dikenal sebagai Sunan Gunung Jati dari perkawinannya dengan Putri Sinar Alam, seorang putri dari
Minak Raja Jalan Ratu dari Keratuan Pugung, cikal-bakal pemegang kekuasaan di keratuan tersebut.
19. Pahlawan Nasional Maluku

Pattimura

Pattimura(atau Thomas Matulessy) (lahir di Haria, pulau Saparua, Maluku, 8 Juni 1783 – meninggal di
Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun), juga dikenal dengan nama Kapitan Pattimura
adalah pahlawan Maluku dan merupakan Pahlawan nasional Indonesia.

20. Pahlawan Nasional Maluku UtaraNuku Muhammad Amiruddin

Muhammad Amiruddin atau lebih dikenal dengan nama Sultan Nuku (Soasiu, Tidore, 1738 – Tidore, 14
November 1805) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Dia merupakan sultan dari Kesultanan
Tidore yang dinobatkan pada tanggal 13 April 1779, dengan gelar “Sri Paduka Maha Tuan Sultan Saidul
Jehad el Ma’bus Amiruddin Syah Kaicil Paparangan”.

21. Pahlawan Nasional Nusa Tenggara Barat


Not Found
22. Pahlawan Nasional Nusa Tenggara Timur
 Herman Johannes

Prof. Dr. Ir. Herman Johannes, sering juga ditulis sebagai Herman Yohannes atau Herman Yohanes (lahir
di Rote, NTT, 28 Mei 1912 – meninggal di Yogyakarta, 17 Oktober 1992 pada umur 80 tahun) adalah
cendekiawan, politikus, ilmuwan Indonesia, guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Pahlawan
Nasional Indonesia. Ia pernah menjabat Rektor UGM (1961-1966), Koordinator Perguruan Tinggi
(Koperti) tahun 1966-1979, anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) RI (1968-1978), dan Menteri
Pekerjaan Umum (1950-1951).
23. Pahlawan Nasional Papua

Frans Kaisiepo 

Frans Kaisiepo (lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921 – meninggal di Jayapura, Papua, 10 April
1979 pada umur 57 tahun) adalah pahlawan nasional Indonesia dari Papua.
24.Pahlawan Nasional Papua Barat
Silas Papare

Beliau dilahirkan pada tanggal 18 Desember 1918 di Serui, Irian Jaya. Ia telah berjuang untuk
mempengaruhi masyarakat agar bersatu merebut kembali tanah Papua dari tangan penjajah dan telah
bergabung dalam Batalyon Papua pada bulan Desember 1945 untuk melancarkan pemberontakan
terhadap Belanda yang menjajah tanah Papua. Pada bulan Nopember 1946, ia membentuk Partai
Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII), kemudian pada bulan Oktober 1949, ia juga membentuk Badan
Perjuangan Irian (BPI) dengan tujuan untuk membantu pemerintah Indonesia membebaskan Irian Barat
dari tangan Belanda sekaligus menyatukannya dengan NKRI.

25. Pahlawan Nasional Riau


Tuanku Tambusai

Tuanku Tambusai (lahir di Tambusai, Rokan Hulu, Riau, 5 November 1784 – meninggal di Negeri
Sembilan, Malaya Briania, 12 November 1882 pada umur 98 tahun) adalah salah seorang tokoh Paderi
terkemuka.
26. Pahlawan Nasional Sulawesi Barat
Not Found
27. Pahlawan Nasional Sulawesi Selatan
Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 – meninggal di Makassar,
Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun) adalah Raja Gowa ke-15 dan pahlawan nasional
Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto
Mangape sebagai nama pemberian dari Qadi Islam Kesultanan Gowa yakni Syeikh Sayyid Jalaludin bin
Muhammad Bafaqih Al-Aidid, seorang mursyid tarekat Baharunnur Baalwy Sulawesi Selatan sekaligus
guru tarekat dari Syeikh Yusuf dan Sultan Hasanuddin. Setelah menaiki Tahta sebagai Sultan, ia mendapat
tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan
Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Osten oleh Belanda yang artinya
Ayam Jantan/Jago dari Timur. Ia dimakamkan di Katangka, Kabupaten Gowa. Ia diangkat sebagai
Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, tanggal 6 November 1973.
Nominal seratus repes
28. Pahlawan Nasional Sulawesi Tengah
Not Found
29. Pahlawan Nasional Sulawesi Tenggara
Not Found
30. Pahlawan Nasional Sulawesi Utara

Robert Wolter Monginsidi

Robert Wolter Monginsidi (lahir di Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, 14 Februari 1925 – meninggal di
Pacinang, Makassar, Sulawesi Selatan, 5 September 1949 pada umur 24 tahun) adalah seorang pejuang
kemerdekaan Indonesia sekaligus pahlawan nasional Indonesia.
Pahlawan Nasional Sumatera Barat
 TUANKU IMAM BONJOL

wafat dalam pengasingan dan dimakamkan di Lotak, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864), adalah salah
seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam peperangan yang dikenal
dengan nama Perang Padri pada tahun 1803-1838.Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan
Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.
SK Pres: 087/TK/1973 bertanggal 6-11-1973

DR.H.MOHAMMAD HATTA

Dr.(HC) Drs. H. Mohammad Hatta (lahir dengan nama Mohammad Athar, populer sebagai Bung Hatta;
lahir di Fort de Kock (sekarang Bukittinggi, Sumatera Barat), Hindia Belanda, 12 Agustus 1902 –
meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, ekonom, dan juga
Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia bersama Soekarno memainkan peranan penting untuk
memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17
Agustus 1945. Ia juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS.
Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno.
Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
PROF.DR.BUYA HAMKA / Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah

Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah, pemilik nama pena Hamka (lahir di Nagari Sungai Batang,
Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981
pada umur 73 tahun) adalah seorang ulama dan sastrawan Indonesia. Ia melewatkan waktunya sebagai
wartawan, penulis, dan pengajar. Ia terjun dalam politik melalui Masyumi sampai partai tersebut
dibubarkan, menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, dan aktif dalam Muhammadiyah
sampai akhir hayatnya. Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia menganugerahkannya
gelar doktor kehormatan, sementara Universitas Moestopo, Jakarta mengukuhkan Hamka sebagai guru
besar. Namanya disematkan untuk Universitas Hamka milik Muhammadiyah dan masuk dalam daftar
Pahlawan Nasional Indonesia.
Pahlawan Nasional Sumatera Selatan
Sultan Mahmud Badaruddin II

Sultan Mahmud Badaruddin II (l: Palembang, 1767, w: Ternate, 26 September 1852) adalah pemimpin
kesultanan Palembang-Darussalam selama dua periode (1803-1813, 1818-1821), setelah masa
pemerintahan ayahnya, Sultan Muhammad Bahauddin (1776-1803). Nama aslinya sebelum menjadi
Sultan adalah Raden Hasan Pangeran Ratu.

Pahlawan Nasional Sumatera Utara

K.H. Zainul Arifin


Zainul Arifin atau lengkapnya Kiai Haji Zainul Arifin Pohan (lahir di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera
Utara, 2 September 1909 – meninggal di Jakarta, 2 Maret 1963 pada umur 53 tahun) adalah seorang wakil
perdana menteri Indonesia, ketua DPR-GR, dan politisi Nahdlatul Ulama (NU).

Pahlawan Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta

K.H. Ahmad Dahlan

Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis (lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868 – meninggal di
Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia
adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang
ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H.
Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat pada masa itu.

Sumber https://www.jatikom.com/2016/02/gambar-keterangan-pahlawan-
nasional.html#ixzz50AUxcQU5

Anda mungkin juga menyukai