Anda di halaman 1dari 12

ASD

ANISA PRATIWI (19811000)


IDENTITAS
IDENTITAS
KELUARGA

a. Identitas Subjek   Ayah Ibu

1. Nama Lengkap : JESMIN FREDISIA Nama H SY

2. Nama Panggilan : JESMIN Usia - 43 th

3. Jnis Kelamin : LAKI-LAKI Pekerjaa - IRT


n
4. Tempat/Tanggal Lahir : PEKANBARU,12 AGUSTUS 2006
5. Agama : BUDHA Agama Budha Budha

6. Kewarganegaraan : WNI Alamat - Jl. Tanjung Datuk


No.16 Kec. Lima
7. Anak Ke : III (TIGA)
Puluh, Kota
8. Jumlah Saudara : III (TIGA)
Pekanbaru, Riau,
9. Diagnosa : ASD + HYPERAKTIF
28144.
10. Bahasa Sehari-hari : BAHASA INDONESIA
11. Alamat : JL. TANJUNG DATUK NO.16, KEC. LIMA PULUH,
KOTA PEKANBARU, RIAU, 28144.
Latar Belakang Keluhan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru dan orang tua subjek, dapat
diketahui bahwa Ibu subjek mengetahui bahwa subjek terdiagnosa autisme ketika subjek
masuk sekolah TK. Setelah mengetahui hal tersebut, Ibu subjek langsung memasukan subjek
ke terapi dirumah secara visit saja, karena hal ini berguna untuk mengurangi perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh subjek.
Pada saat Ibu subjek mengetahui bahwa anaknya terdiagnosa anak berkebutuhan khusus, Ibu
subjek tidak mengerti cara menanganinya dan sering terjadi miss komunikasi sehingga
membuat subjek menjadi sering dan tiba-tiba mendadak mengigit tangan (melukai diri sendiri).
Ketika berada disekolah, saat diberikan pelajaran matematika dapat terlihat bahwa subjek
memperhatikan bagaimana cara-cara mengerjakannya dan perilaku subjek menjadi lebih
tenang ketika diberikan pelajaran yang ia sukai. Namun ketika diberikan pelajaran yang mudah
ataupun membosankan menurut subjek, sehingga subjek menunjukan perilaku menyimpang
dengan langsung berdiri dan berjalan mengarah ke laci buku ataupun subjek berteriak dan
memukul meja.
JADWAL
ASSESMEN
T

Tanggal Kegiatan Tempat Keterangan


18 juli – 15 Observasi Pekanbaru Dilakukan pada
agustus Lab School subjek
5 september Pekanbaru Dilakukan pada
2022 Lab School Ibu subjek
13 Alloanamnesa Pekanbaru Dilakukan pada
september Lab School Guru yang
2022 bersangkutan
16 agustus – Treatment Pekanbaru Dilakukan pada
15 Lab School subjek
september
HASIL ASSESMENT
Kondisi fisik Berdasarkan hasil wawancara yang sudah
Subjek merupakan salah satu siswa di Pekanbaru Lab School. Subjek memiliki dilakukan kepada ibu subjek serta guru yang
kondisi fisik yang terawat, dengan rambut yang rapi dan kulit nya yang bersih. bersangkutan. Maka dapat diketahui bahwa
Hanya saja subjek tidak berpakaian yang rapi. Bisa dilihat dari pakaian subjek perilaku menyimpang pada subjek yakni
yang terkadang memakai celana yang longgar dan baju kemeja yang sedikit ketika subjek marah membuat subjek tiba-tiba
lusuh atau sudah kecil bahkan baju yang dikenakan subjek koyak. mendadak mengigit tangan. Dan juga
Observasi saat wawancara
berdasarkan wawancara yang dilakukan
kepada guru, diketahui bahwa subjek juga
Penulis melakukan wawancara kepada orang tua subjek dan kepada guru yang
terlihat seperti perempuan, dapat dilihat dari
bersangkutan dengan tujuan untuk menggali informasi yang lebih dalam lagi
pergerakan tangannya. Dan perilaku
mengenai subjek.
menyimpang lainnya yang ada pada diri
Interprestasi Hasil Kuesioner Psikologi subjek yakni subjek terkadang membolak-
Pada bagian ini, peneliti tidak melakukan kuesioner terhadap subjek balek buku, lihat-lihat buku. Tapi pada saat
maupun keluarga terdekat, dikarenakan data yang diberikan dari pihak pelajaran matematika dia menarik tangan
Pkanbaru Lab School sudah akurat. Yang mana subjek terdiagnosa gurunya untuk minta bantu menjawab
ASD + Hyperaktif. pertanyaannya.
KAJIAN TEORI
Gangguan Perilaku Menurut Handojo (2004: 15) menyatakan penyebab
AUTISME Gangguan komunikasi autisme bisa terjadi pada saat kehamilan. Pada tri
Gangguan interaksi sosial semester pertama, faktor pemicu biasanya terdiri dari
; infeksi (Toksoplasmosis, Rubella, Candida, dsb),
keracunan logam berat, zat aditif (MSG, pengawet,
pewarna), maupun obat-obatan lainnnya. Selain itu
perilaku yang Diakibatkan kelahiran prematur, pendarahan, atau
perilaku yang deficit
eksesif infeksi sewaktu kehamilan, toxemia (keracunan
(berkekurangan/hypo)
(berlebihan/hyper) darah), diidentifikasikan pada sebagian kecil dari
populasi anak dengan gangguan autisme.
Anak autis memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak Selain itu Kemungkinan anak kembar identik sama-
lain pada umumnya. Seperti yang telah disebutkan bahwa sama memiliki gangguan autisme berkisar antara
anak autis mengalami gangguan pada kemampuan 60% hingga 90%.
komunikasi, interaksi, serta perilaku. Perbedaan karakteristik Dan juga Kelainan kromosom mungkin berhubungan
itulah yang mempengaruhi perkembangan anak autis dalam dengan autisme. Adanya kelainan kromosom fragile-
menjalani kehidupannya. X yang terjadi pada 2% sampai 3% dari populasi
anak autisme
DINAMIKA PSIKOLOGI
Autisme merupakan salah satu kebutuah khusus yang ditandai dengan beberapa gangguan yakni gangguan
komunikasi, gangguan perilaku dan gangguan interaksi social. Diagnosa untuk anak-anak autis dapat dilakukan
dengan cara mengamati perilaku anak dalam berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat perkembangannya.
Karena karakteristik dari penyandang autis ini banyak sekali ragamnya sehingga cara diagnosa yang paling
ideal adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli sepeerti ahli neurologis, ahli psikologis
anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa dan tenaga ahli terapis yang profesional menangani anak-anak autis

subjek dalam komunikasi yakni subjek hanya berbicara sedikit saja yakni ketika
ditanya. Dan subjek mengeluarkan intonasi atau suara yang sulit untuk dipahami
Berdasarkan karakteristik ketika subjek merasa bosan akan aktivitas yang diberikan. Sedangkan hubungan
yang sudah di paparkan subjek pada orang lain, yakni subjek memiliki interaksi sosial yang minim atau
oleh handoyono (2004: 24) kurang. Dikarenakan subjek yang sulit berkomunikasi dengan teman sebayanya
yakni dapat diketahui bahwa dan lebih senang ketika menyendiri. Contohnya subjek lebih senang menyendiri
dan membaca buku (membolak-balikan buku).
Dalam gangguan pada perilaku yang dialami subjek yakni subjek selalu
mengambil buku dilaci dan marah ketika hal yang diinginkan tidak tercapai
olehnya. Sama seperti halnya dengan permasalahan pada perasaan atau emosi
subjek yakni yang mana subjek tiba-tiba tertawa sendiri dan marah-marah tanpa
ada sebab.
Rancangan Intervensi
Adapun rancangan intervensi yang akan Dan juga praktikan menggunakan terapi bermain sebagai bagian dari

diberikan kepada subjek yakni berupa Metode rancangan intervensi. Yang mana menurut Harlock (2004), bermain
adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
Terapi Applied behavioral Analysis (ABA).
ditimbulkan tanpa mempertimbangkan pada hasil akhir. Adapun ruang
ABA adalah Jenis terapi yang telah lama
lingkup terapi anak bermain anak autis, yaitu :
dipakai, telah dilakukan penelitian dan - Bermain yang berkaitan dengan latihan sensorik
didesain khusus anak-anak penyandang motoric
autisme. Terapi perilaku, berupaya untuk - Bermain untuk mengembangkan imajinasi, kreasi,

melakukan perubahan pada anak melatih memecahkan masalah, dan menimbulkan


rasa percaya diri
autismedalam arti perilaku yang berlebihan
dikurangi dan perilaku yang berkekurangan
(belum ada) dapat ditambahkan.
PELAKSANAAN DAN HASIL
INTERVENSI
Berdasarkan hasil treatment yang sudah dilakukan selama kurang lebih 1 bulan, dengan
menggunakan metode Terapi Applied behavioral Analysis (ABA) dan Terapi Bermain

ABA TERAPI BERMAIN


Pada saat melakukan treatment, praktikan memberikan program Terapi bermain dilakukan pada saat
maupun kegiatan yang lumayan banyak dan tidak membuat subjek waktu tertentu, misalkan setelah
merasa Jnuh mengerjakannya. Hal ini berguna untuk mengurangi melakukan atau menyelesaiakn
perilaku menyimpang subjek dalam hal pengkondisian. Dan juga tugas yang diberikan, maka subjek
ketika belajar mengajar berlangsung, posisi duduk subjek diletakan diberikan sebuah puzzle, ataupun
pada bagian sudut dan menempel kedinding, hal ini berguna apabila kreatifitas yang berguna untuk
subjek melakukan hal diluar kendali, maka langsung dapat dihambat. mengembangkan imajinasi dari
Dan juga ketika subjek melakukan perilaku yang benar, maka saya subjek dan juga memberikan
memberikan sebuah reward berupa tepuk tangan, atau kalimat pujian sensorik-motorik berupa bermain
sebagi tanda bahwa subjek sudah melakukan hal yang baik. Seperti diluar ruangan seperti melempar
wawancara yang sudah dilakukan kepada guru dan orang tua, bahwa bola, melompat, berjongkok, berlari
ketika subjek melakukan hal yang benar maka pemberian reward dan lain sebagainya. Yang mana
berupa ucapan positif dapat membantu subjek dalam mengurangi hal ini berguna agar ketika subjek
perilaku menyimpang. pulang kerumah, maka subjek akan
merasa lelah.
KESIMPULAN
Konsep anak berkebutuhan khusus merujuk pada konsep hambatan perkembangan dan abnormalitas dalam
perkembangan. Fenomena anak berkebutuhan khusus telah menjadi perhatian oleh banyak pakar dari
bidang psikologi, medis, dan pendidikan. Pada intinya, anak berkebutuhan khusus merupakan anak-anak
yang mengalami hambatan perkembangan baik pada satu atau semua aspek perkembangan. Kondisi
tersebut yang kemudian membuat anak-anak berkebutuhan khusus membutuhkan pelayanan (penanganan)
berbeda dengan anak-anak lain.
Berdasarkan hasil treatment yang sudah diberikan kepada subjek selama kurang lebih satu bulan dengan
menggunakan metode Terapi Applied behavioral Analysis (ABA) dan Terapi Bermain, maka terdapat
perubahan yang ada pada subjek, terutama dalam hal pengkondisian. Yang mana pada masa observasi
perilaku menyimpang yang dilakukan subjek berada dalam frekuensi yang tinggi, sehingga setelah
dilakukan treatment maka perilaku menyimpang tersebut sudah menurun. Dan juga dalam akademiknya
subjek memiliki kemampuan mengingat yang sangat cepat serta dalam matematika subjek sangat cepat
dalam mengerjakannya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai