Anda di halaman 1dari 12

Hak Istimewa dalam

hokum Jaminan

Kelompok:
MONICA INGGRID ANGGELA – 181010134 M RIZQI ARIFFANDHY - 181010720
MELNIS ARDIKA PUTRI HALAWA -181010133 YOLANDA BUDIMAN - 181010068
ISRA MIRANTI – 181010128 YAYANG SHELMITANIA – 181010129
M. ALFA RIDHO - 181010112 DINDA LUSIANA - 181010108
PENGERTIAN
HOKUM JAMINAN
Jaminan menurut Hartono Hadi Soeprapto
menurut M Bahsan, Jaminan adalah segala sesuatu
adalah “ Sesuatu yang diberikan kepada
yang diterima kreditur dan diserahkan debitur
kreditur untuk menimbulkan keyakinan bahwa
untuk menjamin suatu utangpiutang dalam
debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat
masyarakat.
dinilai dengan uang yang timbul dari suatu
perikatan”

Sri Soedewi Masjhoen Sofwan, mengemukakan bahwa


hukum jaminan adalah:
“Mengatur konstruksi yuridis yang memungkinkan pemberian
fasilitas kredit, dengan menjaminkan benda-benda yang
dibelinya sebagai jaminan. Peraturan demikian harus cukup
meyakinkan dan memberikan kepastian hukum bagi lembaga-
lembaga kredit, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Adanya lembaga jaminan dan lembaga demikian, kiranya harus
dibarengi dengan adanya lembaga kredit dengan jumlah, besar,
dengan jangka waktu yang lama dan bunga yang relative
rendah.”
MANFAAT
JAMINAN
Secara yuridis, fungsi jaminan adalah untuk memberikan kepastian hukum pelunasan hutang di dalam perjanjian hutang piutang atau kepastian realisasi atau
prestasi dalam suatu perjanjian, dengan mengadakan perjanjian penjaminan memlaui lembaga-lembaga jaminan yang dikenal dalam hukum Indonesia.

Thomas Suyanto, fungsi jaminan dalam pemberian kredit adalah:

Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk Memberi dorongan kepada debitur (tertagih
mendapatkan pelunasan dengan barang-barang untuk) memenuhi perjanjian kredit,
jaminan (agunan) tersebut, bilamana nasabah khususnya mengenai pembayaran kembali
melakukan cidera janji yaitu tidak membayar kembali (pelunasan)
hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam
perjanjian.

Menjamin agar nasabah berperan serta di dalam transaksi untuk


membiayai usaha atau proyeknya , sehingga kemungkinan untuk
meninggalakan usaha atau proyeknya dengan merugikan diri
sendiri dapat dicegah atau sekurang-kurangnya kemungkinan
untuk dapat berbuat demikian diperkecil terjadinya.
ASAS-ASAS
HOKUM JAMINAN
Asas filosofis, yaitu asas dimana semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia harus didasarkan pada falsafah yang dianut oleh bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila

Asas konstitusional, yaitu asas dimana semua peraturan perundangundangan


dibuat dan disahkan oleh pembentuk undang-undang harus didasarkan pada
hukum dasar (konstitusi). Hukum dasar yang berlaku di Indonesia, yaitu UUD
NRI 1945

Asas politis, yaitu asas dimana segala kebijakan dan teknik di


dalam penyusunan peraturan perundang-undangan didasarkan pada
Tap MPR;

Asas operasional (konkret) yang bersifat umum merupakan asas yang dapat
digunakan dalam pelaksanaan pembebanan jaminan
PENGERTIAN
PRIVILLEGE

Secara bahasa “privilege” memiliki Menurut pasal 1134 KUHP:


arti hak istimewa, istimewa dalam Hak istimewa adalah suatu hak yang
pengertian menurut KBBI merupakan diberikan oleh undang-undang kepada
seorang kreditur yang menyebabkan ia
“khas (untuk tujuan dan sebagainya
berkedudukan lebih tinggi daripada yang
yang tentu); khusus: lain daripada lainnya, semata-mata berdasarkan sifat
yang lain; luar biasa: terutama; lebih- piutang itu. Gadai dan hipotek lebih tinggi
lebih”. daripada hak istimewa, kecuali dalam hal
undang-undang dengan tegas menentukan
kebalikannya.

Menurut J. Satrio, privilege harus dituntut, harus dimajukan, artinya kalau pemilik
tagihan yang diistimewakan tinggal diam saja, maka tagihannya dianggap sebagai Menurut Prof. Subekti, meskipun privilege mempunyai sifat-sifat yang
tagihan biasa (konkuren). Pemilik tagihan tersebut harus menuntut agar ia menyerupai pand dan hypotheek, tetapi kita belum dapat menamakannya
dimasukkan dalam daftar tingkatan menurut tingkat yang diberikan kepadanya suatu hak kebendaan, karena privilege itu barulah timbul apabila suatu kekayaan
menurut undang-undang dan dengan demikian mendapat pelunasan menurut urutan yang telah disita ternyata tidak cukup untuk melunasi semua utang dan karena
tingkatnya dalam daftar. privilege itu tidak memberikan sesuatu kekuasaan terhadap suatu benda.
CIRI - CIRI
PRIVILLEGE

Muncul jika ada penyitaan


Hak terhadap benda debitur
barang dan hasil penjualan
tidak cukup untuk membayar
semua hutang

Hak didahulukan
untuk pelunasan
Privilege tidak memberikan
kekuasan langsung atas suatu
benda
DASAR HUKUM

Pasal 1135 dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


menyatakan bahwa : “Antara pihak-pihak kreditur yang
mempunyai hak didahulukan, tingkatannya diatur menurut
sifat hak didahulukan mereka.” Privilege lain daripada gadai, hipotik, hak tanggungan dan fidusia, ia bukan
merupakan hak kebendaan. Pemilik hak tagih yang diistimewakan pada asasnya
tidak mempunyai hak-hak yang lebih dari orang lain. Ia tidak mempunyai hak untuk
menjual sendiri benda-benda atas mana ia mempunyai hak yang didahulukan untuk
mengambil pelunasan, ia tidak mempunyai hak yang mengikuti bendanya kalau
benda itu ada di tangan pihak ketiga (droit de suite). Kelebihannya hanya bahwa
atas hasil penjualan benda tertentu/semua benda milik debitur, ia didahulukan di
dalam mengambil pelunasannya. Mengenai apa saja yang termasuk ke dalam hak
privilege ini dapat dilihat dalam Pasal 1139 dan Pasal 1149 KUHPer.
JENIS –JENIS
PRIVILLAGE
Hak istimewa dalam kedudukannya merupakan hak
yang bersifat acessoir dan tidak berdiri sendiri.
Dalam pembagiannya, hak istimewa terbagai dalam
dua jenis, yaitu :

01 Hak istimewa khusus

Hak istimewa umum


02
HAK ISTIMEWA
Untuk hak istimewa khusus termuat dalam pasal KHUSUS
1139 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang
menyatakan “Piutang-piutang yang didahulukan atas barang-barang tertentu, ialah:

apa yang masih harus dibayar kepada seorang tukang batu,


biaya perkara yang semata-mata timbul dari penjualan barang tukang kayu dan tukang lain karena pembangunan, penambahan
bergerak atau barang tak bergerak sebagai pelaksanaan putusan dan perbaikan barang-barang tak bergerak, asalkan piutang itu
atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan. tidak lebih lama dari tiga tahun, dan hak milik atas persil yang
bersangkutan masih tetap ada pada si debitur;

uang sewa barang tetap, biaya perbaikan yang menjadi


biaya pengerjaan suatu barang yang masih harus dibayar kepada
kewajiban penyewa serta segala sesuatu yang berhubungan
pekerjanya;
dengan pemenuhan perjanjian sewa penyewa itu;

upah pengangkutan dan biaya tambahan lain;


dibayar;
apa yang diserahkan kepada seorang tamu rumah penginapan
oleh pengusaha rumah penginapan sebagai pengusaha rumah
penginapan
biaya untuk menyelamatkan suatu barang

penggantian dan pembayaran yang dipikul oleh pegawai yang


memangku jabatan umum karena kelalaian, kesalahan,
biaya pengerjaan suatu barang yang masih harus dibayar kepada pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan dalam melaksanakan
pekerjanya; tugasnya.
HAK ISTIMEWA
UMUM
Hak istimewa umum diberikan kepada debitur terhadap semua kekayaannya yang termuat dalam pasal 1149 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata ; Piutang-piutang atas segala barang bergerak dan barang tak bergerak pada umumnya adalah yang disebut di bawah ini, dan ditagih
menurut urutan berikut ini:

biaya perkara yang semata-mata timbul dari penjualan barang


sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan upah para buruh dari tahun yang lampau dan apa yang masih harus dibayar untuk
atau penguasaan, dan penyelamatan harta benda; ini didahulukan tahun berjalan, serta jumlah kenaikan upah
daripada gadai dan hipotek;

piutang anak-anak yang masih di bawah umur atau dalam pengampuan


wali atau pengampuan mereka berkenaan dengan pengurusan mereka,
biaya penguburan, tanpa mengurangi wewenang Hakim untuk sejauh hal itu tidak dapat ditagih dari hipotek-hipotek atau jaminan
menguranginya, bila biaya itu berlebihan; lain yang harus diadakan

segala biaya pengobatan terakhir;


piutang karena penyerahan bahan-bahan makanan, yang
dilakukan kepada debitur dan keluarganya selama enam bulan
terakhir;

piutang para pengusaha sekolah berasrama untuk tahun terakhir;


Lanjutan

Pasal 1134 ayat (2) KUHPerdata menentukan: gadai dan hipotek lebih
didahulukan pembayarannya daripada privilege, kecuali ditentukan lain
oleh undang-undang. Selanjutnya undang-undang menentukan lain dalam
Pasal 1139 butir (1) dan Pasal 1149 butir (1), yaitu dalam hal pembayaran
biaya perkaraq. Juga ketentuan Pasal 316a ayat (3) KUHDagang
menentukan privilege kapal laut lebih didahulukan daripada hipotek.
Antara privilege khusus dan privilege umum menurut pasal 1138
KUHPerdata yang lebih didulukan pembayarannya adalah privilege
khusus. Antara biaya perkara dan pembayaran pajak, yang lebih
didahulukan adalah pembayaran pajak (Pasal 1137 KUHPerdata).
Setelah berlakunya UU No. 17/2008 Tentang Pelayaran, Pasal
66 ayat (1) menentukan Pembayaran piutang pelayaran
didahulukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 diutamakan
dari pembayaran piutang gadai, hipotek dan piutang-piutang
terdaftar. Antara lain menurut Pasal 65 ayat (2) butir a UU No.
17/2008 ditentukan: Piutang pelayaran yang didahulukan adalah
upah dan pembayaran lainnya kepada nahkoda, anak buah kapal
dan lain-lain.
THANK YOU !
Flower Frame
Google Slides
www.freepptbackgrounds.net

Anda mungkin juga menyukai