HUKUM JAMINAN (Buku Hukum Jaminan hipotek) dan Buku III tentang
dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia Penanggungan Utang.
oleh M. Bahsan, S.H., S.E) Prinsip-Prinsip Hukum Jaminan A. Kedudukan Harta Pihak BAB I PENDAHULUAN Peminjam / Debitur o Pasal 1131 BW 1. Hukum Jaminan himpunan semua harta debitur, ketentuan yang mengatur atau baik bergerak/tidak, berkaitan dengan penjaminan dalam sudah ada/ akan ada rangka utang-piutang (pinjaman di kemudian hari uang) yang terdapat dalam berbagai menjadi jaminan atas peraturan perundang2an yang utangnya. berlaku saat ini. o Harta yg akan ada 2. Pemberian kredit kegiatan bank contoh: warisan, konvensional dalam rangka penghasilan, gaji, dan mengelola dana yang dikuasainya tagihan yang akan agar produktif dan memberikan diterima debitur. keuntungan. o Merupakan unsur 3. Fungsi jaminan kredit naturalia / fakultatif. Mengamankan pelunasan B. Kedudukan Pihak Pemberi kredit bila pihak peminjam Pinjaman / Kreditur wanprestasi o Pasal 1132 BW Kesungguhan pihak harta kreditur peminjam untuk memenuhi menjadi jaminan kewajiban untuk melunasi bersama semua pihak kredit sesuai dengan yang peminjam diperjanjikan dan (konkuren), yang menggunakan dana yang hasilnya dibagi dimilikinya secara baik dan menurut besar- berhati-hati. kecilnya piutang, BAB II HUKUM JAMINAN kecuali ada alasan untuk didahulukan RUANG LINGKUP HUKUM JAMINAN (preferen) Ketentuan Hukum Jaminan dalam o Kreditur preferen BW dan KUHD Psl. 1133 hak Diatur dalam Buku II BW istimewa, gadai, tentang prinsip2 hukum hipotek. jaminan, lembaga-lembaga hukum jaminan (gadai & tanggungan, hak fidusia, hipotik,dan hak gadai walaupun C. Larangan Memperjanjikan telah dilakukan pembayaran Pemilikan Objek Jaminan sebagian. Utang oleh Pihak Pemberi 4. asas inbezittstelling yaitu barang Pinjaman jaminan ( gadai ) harus berada o Untuk melindungi pada penerima gadai. kepentingan pihak 5. asas horizontal yaitu bangunan peminjam dan kreditor dan tanah bukan merupakan lainnya, terutama bila satu kesatuan. nilai objek melebihi MACAM-MACAM JAMINAN besarnya utang yang dijamin. 1. Jaminan umum jaminan dari o Diatur dalam 1154 BW pihak debitur yang terjadi atau “Apabila si berutang atau timbul dari undang-undang, yaitu si pemberi gadai tidak bahwa setiap barang bergerak memenuhi kewajiban- ataupun tidak bergerak milik debitur kewajibannya, maka tak menjadi tanggungan utangnya diperkenankanlah si kepada kreditur. Maka apabila berpiutang memiliki debitur wanprestasi maka kreditur barang yang digadaikan. dapat meminta pengadilan untuk Segala janji yg menyita dan melelang seluruh harta debitur. bertentangan dengan ini 2. Jaminan khusus bahwa setiap adalah BATAL” jaminan utang yang bersifat kontraktual, yaitu yang terbit dari ASAS HUKUM JAMINAN perjanjian tertentu, baik yang khusus ditujukan terhadap benda- 1. asas publicitet : asas bahwa benda tertentu maupun orang semua hak, baik hak tertentu. tanggungan, hak fidusia, dan hipotik harus didaftarkan. Jaminan Khusus ada 2 (dua) yaitu : 2. asas specialitet : bahwa hak tanggungan, hak fidusia, dan 1. Jaminan kebendaan jaminan hak hipotik hanya dapat yang berupa hak mutlak atas suatu dibebankan atas percil atau atas benda, mempunyai hubungan barang – barang yang sudah langsung atas benda terdaftar atas nama orang tertentu debitur, dapat tertentu. dipertahankan terhadap 3. asas tak dapat dibagi – bagi : siapapun, selalu asas dapat dibaginya hutang mengikuti bendanya (droit de suite) tidak dapat mengakibatkan dan dapat di peralihkan dapat dibaginya hak (contoh : Hipotik, gadai dll). 2. Jaminan immaterial (perorangan) 6. Gadai tidak sah apabila benda jaminan yang menimbulkan hubung tetap di bawah kekuasaan an langsung pada perorangan berutang (Psl. 1152 ayat 2) tertentu, hanya dapat 7. Hak gadai hapus apabila objek dipertahankan terhadap debitur gadai keluar dari kekuasaan si tertentu, terhadap harta kekayaan penerima gadai. Jika barang debitur umumnya (Contoh hilang/dicuri berhak borgtocht) menuntut (Psl. 1152 ayat 3) GADAI 8. Tidak berkuasanya pemberi 1. Diatur dalam Psl. 1150 – 1160. gadai atas objek gadai bukan 2. Lembaga jaminan yang dapat tanggung jawab penerima gadai mengikat objek jaminan utang (Psl. 1152 ayat 4) berupa BENDA BERGERAK. 9. Apabila pemberi gadai 3. Psl 1150 BW “hak yang wanprestasi, tidak diperoleh seorang berpiutang diperkenankan berpiutang atas suatu benda bergerak, yang memiliki barang yang dijadikan diserahkan kepadanya oleh objek gadai (Psl 1154 ayat (2) seorang berutang atau seorang prinsip hukum jaminan) lain atas namanya, dan yang HIPOTEK memberikan kekuasaan kepada si berpiutang untuk mengambil 1. Diatur dalam Psl. 1162 – 1232 pelunasan dari barang tersebut mengenai tanah diatur dlm UU Hak secara didahulukan daripada Tanggungan. aorang2 berpiutang lainnya, 2. Mengatur mengenai objek jaminan dengan mengecualikan biaya utang yang ditunjuk oleh UU lain untuk melelang barang tsb dan kapal laut berkuran 20 meter kubik biaya yang telah dikeluarkan berbendera dan terdaftar menurut untuk menyelamatkannya UU Indonesia, serta helicopter, dan setelah brg digadaikan, biaya2 pesawat terbang (kapal udara). tersebut harus didahulukan.” 4. Persetujuan gadai dibuktikan PENANGGUNGAN UTANG dengan segala alat yang 1. Diatur dalam Psl. 1820 – Psl. diperbolehkan bagi pembuktian 1850 persetujuan pokok. (Psl. 1151) 2. Jaminan perorangan atau 5. Hak gadai diberikan dengan cara jaminan perusahaan (borgtocht) membawa barang gadai di 3. Psl. 1820 “Suatu persetujuan bawah kekuasaan si berpiutang yang dibuat oleh seorang pihak atau pihak ketiga, tentang siapa ketiga untuk kepentingan pihak yg disetujui oleh kedua belah pemberi pinjaman dengan pihak. (Psl. 1152 ayat 1) mengikatkan dirinya guna memenuhi perikatan pihak peminjam bila pihak peminjam terdapat lebih dari seorang wanprestasi terhadap pihak penanggung pemberi pinjaman.” Hak penanggung untuk 4. Harus ada persetujuan pokoknya menggunakan segala 5. Dapat berpindah kpd ahli tangkisan yang dapat dipakai oleh si berhutang warisnya dan hutangnya 6. Memiliki kecakapan dan tinggal Hak penanggung untuk di Indonesia dibebaskan apabila ia 7. Terdapat hak istimewa karena salahnya penanggung Psl. 1831 BW si berpiutang penanggung harta pihak peminjam yang disita tidak dapat menggantikan dan dijual terlebih dahulu. hak-haknya, 8. Penanggung tidak dapat jaminan- jaminan, dan hak menuntut supaya harta pihak istimewa dari si berpiutang peminjam lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya. UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak o Ia melepaskan hak Tanggungan istimewanya 1. CIRI-CIRI HAK TANGGUNGAN : o Mengikatkan dirinya secara Memberikan kedudukan tanggung-menanggung yang lebih diutamakan o Peminjam mengajukan dan mendahulu kpd tangkisan secara pribadi pemegangnya (kreditur o Diperintahkan oleh Hakim preferen) 9. Penanggung yang telah Selalu mengikuti objek membayar menggantikan demi jaminan utang hukum segala hak pihak pemberi dimanapun berada. pinjaman terhadap pihak o Jika beralih peminjam karena waris, 10. Perikatan yg diterbitkan dari hibah, penjualan, penanggungan hapus seperti hak tetap melekat sebab-sebab hapusnya perikatan o Tapi jika karena yang lain. Psl. 1381. cessie, subrogasi 11. HAK ISTIMEWA PENANGGUNG : hak Hak penanggung untuk tanggungan menuntut agar benda- beralih ke kreditor benda si berhutang lebih baru. dahulu disita dan dijual Memenuhi asas Hak penanggung untuk spesialitas dan asas menuntut pemecahan publisitas hutang si berhutang apabila o Asas spesialitas kepada kreditor terhadap pembuatan akta kreditor lain. hak tanggungan 3. Objek hak tanggungan hak didepan PPAT milik, HGB, HGU, hak pakai atas o Asas publisitas tanah negara pendaftaran ke 4. Pembebanan hak tanggungan kantor hanya dpt dilakukan dengan pertanahan penandatanganan oleh Pemilik sertifikat hak. atau kuasanya di akta hak Mudah dan pasti tanggungan. pelaksanaan eksekusinya UU No. 42 Tahun 1999 tentang o Melalui lelang Jaminan Fidusia umum lalu 1. Mengikat benda bergerak dan diambil hasil tidak bergerak khususnya pelelangannya bangunan yang tidak dikenai hak untuk melunasi tanggungan utang 2. Objeknya tetap berada di bawah o Terdapat titel kekuasaan pemiliknya. eksekutorial 3. Ciri – ciri jaminan fidusia : irah-irah Demi Memberikan hak Keadilan kebendaan Berdasarkan Memberikan hak Ketuhanan YME. didahulukan kpd kreditor Memberikan hak Memungkinkan pemberi kebendaan kepada jaminan fidusia tetap pemegang hak menguasai objek jaminan tanggungan dan objek utang hak tanggungan harus Memberikan kepastian diikat seutuh-utuhnya hukum (tidak dibagi-bagi) Mudah dieksekusi 2. Hak Tanggungan atas Tanah 4. Fidusia “pengalihan hak hak jaminan yang dibebankan kepemilikan suatu benda atas pada hak atas tanah dalam UU dasar kepercayaan dengan 5/1960, berikut atau tidak ketentuan bahwa benda yang berikut benda2 lain yang hak kepemilikannya dialihkan merupakan kesatuan dengan tetap dalam penguasaan tanah itu, untuk pelunasan utang pemilik benda.” tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan BAB III PEMBERIAN KREDIT DAN JAMINAN KREDIT PERBANKAN 1. Landasan Hukum UU kemampuan, modal, agunan, dan perbankan Indonesia prospek usaha debitur. 1992/1998. 2. Agunan hanya berupa barang, 2. Kredit pemberian prestasi proyek, atau hak tagih yang dibiayai oleh suatu pihak lain yang akan oleh kredit yg bersangkutan. dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu disertai dengan kontra prestasi berupa bunga PEDOMAN PENGKREDITAN SK Direksi BI dengan kata lain, uang atau No. 27/162/KE/DIR. yang diterima sekarang akan Bank Umum untuk memiliki dan dikembalikan pada masa yang menerapkan Kebijaksanaan akan datang Perkreditan Bank (KBP) dalam 3. Unsur-unsur definisi kredit : pelaksanaan kegiatan Adanya penyediaan uang perkreditannya atau tagihan yang dapat di Melampirkan Pedoman persamakan dengan Penyusunan Kebijaksanaan penyediaan uang Perkreditan Bank (PPKPB). Adanya persetujuan atau kesepakatan pinjam- BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT meminjam antara bank (BMPK) Psl. 11 dengan pihak lain tidak melebihi 30% dari modal bank Adanya kewajiban yang sesuai dengan ketentuan yang melunasi utang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Adanya jangka waktu bagi pihak yang terkait dengan bank tertentu tidak melebihi 10% dari modal bank. Adanya pemberian bunga INTI : kredit o Risiko gagal akan berdampak PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT (Psl. 8) pada keamanan dana masy. yg disimpan dalam bank 1. Wajib mempunyai keyakinan o Bank wajib menyebar risiko berdasarkan analisis yang mendalam sehingga penyaluran kredit atas itikad dan kemampuan serta tidak terpusat pada satu kesanggupan debitur untuk debitur. melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan (Pasal 8 ayat (1)); PEMBERIAN KREDIT TERKAIT DENGAN 2. Memiliki dan menerapkan pedoman KETENTUAN PEMBINAAN DAN perkreditan yang ditetapkan oleh PENGAWASAN BANK Psl. 29 pemberian kredit harus mendapat Bank Indonesia (Pasal 8 ayat (2)); pengawasan berdasarkan sistem ANALISIS KREDIT pengawasan intern yang berlaku 1. Bank harus melakukan penilaian pada masing-masing bank agar seksama mengenai watak, dapat menjaga kesehatannya dan memelihara kepercayaan masyarakat kepadanya.