Anda di halaman 1dari 11

PENGATURAN PENANAMAN MODAL DI investasi yang bersumber dari

INDONESIA (Suparji) pembiayaan dalam negeri


DASAR-DASAR PENANAMAN MODAL
1. Landasan hukum  UU Nomor 25 BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN
Tahun 2007 tentang Penanaman PENANAMAN MODAL (Psl. 5 UUPM)
Modal (UUPM)
1. Penanaman modal dalam negeri
2. Psl. 1  “segala bentuk kegiatan
dapat dilakukan dalam bentuk badan
penanaman modal, baik oleh
usaha yang berbentuk badan hukum,
penanaman modal dalam negeri
tidak berbadan hukum atau usaha
maupun penanaman modal asing
perseorangan, sesuai dengan
untuk melakukan usaha di wilayah
ketentuan peraturan perundang-
Negara Republik Indonesia.”
undangan.
3. Salim HS  investasi  penanaman
2. Penanaman modal asing wajib dalam
modal yang diilakukan oleh investor,
bentuk perseroan terbatas
baik investor asing maupun domestic
berdasarkan hukum Indonesia dan
dalam berbagai bidang usaha yang
berkedudukan di dalam wilayah
terbuka untuk investasi, dengan
negara Republik Indonesia, kecuali
tujuan untuk memperoleh
ditentukan lain oleh undang-undang.
keuntungan.
 Pasal 5 ayat (2) 
4. Unsur – unsur Penanaman Modal :
mensyaratkan penanaman
 Adanya motif untuk
modal asing wajib dalam
meningkatkan atau setidak-
bentuk perseroan terbatas
tidaknya untuk
berdasarkan hukum
mempertahankan modal.
Indonesia dan berkedudukan
 Bahwa modal tersebut tidak
di dalam wilayah negara
hanya mencakup hal-hal yang
Republik Indonesia, bukan
bersifat kasat mata dan dapat
dalam bentuk CV atau bentuk
diraba, tetapi juga mencakup
yang lain.
sesuatu yang bersifat tidak
3. Penanam modal dalam negeri dan
kasat matadan tidak dapat
asing yang melakukan penanaman
diraba.
modal dalam bentuk perseoran
 Investasi dibagi menjadi dua
terbatas dilakukan dengan:
macam yaitu investasi asing
A. Mengambil bagian saham pada
dan investasi domestik.
saat pendirian perseroan
Investasi asing yang
terbatas;
bersumber dari pembiayaan
B. Membeli saham; dan
luar negeri, sedangkan
C. Melakukan cara lain sesuai
investasi domestic adalah
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
MENGAPA HARUS DALAM BENTUK PT ? menjadi tidak cukup
untuk melunasi utang
1. Salah satu pilar pekonomian
perseroan.
nasional.
2. Asosiasi modal dan sekaligus sebagai BUSINESS JUDGEMENT RULE
badan hukum yang mandiri.
Direksi dapat dibebaskan dari tanggung
o Mudah untuk mengalihkan
jawab secara pribadi sekalipun tindakannya
sahamnya kepada orang lain.
mengakibatkan kerugian pada PT, baik
o Pertanggungjawaban
karena salah perhitungan atau hal lain di luar
pemegang saham hanya
kemampuan yang menyebabkan kegagalan
terbatas pada nilai saham
dari tindakan tersebut, dengan syarat
yang dimiliki  dan tidak
tindakan tersebut dilakukan dalam kerangka
meliputi harta kekayaan
keputusan bisnis yang tulus dan dibuat
pribadinya.
berdasarkan itikad baik.
KECUALI (Psl. 3 UUPT) :
A. Persyaratan perseroan PRAKTIK BADAN HUKUM ASING
sebagai badan hukum
Dimungkinkan tidak menggunakan PT,
belum atau tidak
sesuai Psl. 2 ayat (5) Undang-Undang No. 36
terpenuhi;
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan :
B. Pemegang saham yang
bersangkutan baik A. sebagai tempat kedudukan manajemen,
langsung maupun tidak B. cabang perusahaan,
langsung dengan itikad C. kantor perwakilan,
buruk memanfaatkan D. gedung kantor,
E. pabrik,
perseroan semata-mata
F. Bengkel,
untuk kepentingan
G. Gudang,
pribadi; H. Ruang untuk promosi dan penjualan,
C. Pemegang saham yang I. Pertambangan dan penggalian sumber
bersangkutan terlibat alam,
dalam perbuatan J. Wilayah kerja pertambangan minyak
melawan hukum yang dan gas bumi, perikanan,
dilakukan oleh peternakan,pertanian, perkebunan, dan
perseroan; kehutanan, proyek konstruksi, instalasi,
D. Pemegang saham yang atau proyek perakitan, pemberian jasa
bersangkutan baik dalam bentuk apa pun oleh pegawai
atau oleh orang lain, sepanjang
langsung maupun tidak
dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka
langsung secara melawan
waktu 12 bulan, orang atau badan yang
hukum menggunakan bertindak selaku agen yang kedudukan
kekayaan perseroan yang tidak bebas, agen atau pegawai dari
mengakibatkan perusahaan asuransi yang tidak didirikan
kekayaan perseroan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia yang menerima premi 5. PT PMA diumumkan dalam berita
asuransi atau menanggung risiko di negara RI
Indonesia.
BAB III PERUSAHAAN JOINT VENTURE
KETENTUAN PEMBENTUKAN KANTOR DALAM PENANAMAN MODAL
PERWAKILAN ASING
KONSEP DASAR JOINT VENTURE
1. Keputusan Presiden No. 90 Tahun
2000 tentang kantor Perwakilan  Struktur kerja sama bisnis
Wilayah Perusahaan Asing dan berdasarkan joint venture masing-
Surat Keputusan Ketua BKPM No. masing pihak akan mengatur
22/SK/2001 tentang Ketentuan permasalahan kontrol dan
Pelaksanaan Keppres No. 90 tanggung jawab operasi usaha.
Tahun 2000 tentang Kantor  Hasilnya adalah komposisi
Perwakilan Perusahaan Asing) pemilikan saham dari para
2. Undang-Undang No. 4 Tahun pemegang saham (mayoritas dan
2009 tentang Pertambangan, minoritas)  biasanya Indonesia
Mineral, dan Batu Bara yaitu sebagai pihak minoritas.
menjadi mitra asing dalam  Kebijakan kontrol dipegang
eksplorasi pertambangan. oleh RUPS
3. Kontraktor proyek  Selanjutnya dipegang oleh
PROSES PEMBENTUKAN PT YANG susunan direksi sebagai
DIDALAMNYA TERDAPAT PENANAMAN pengurus dan komisaris
MODAL ASING BERBEDA (Surat Keputusan sebagai pengawas 
BKPM No. 38 Tahun 1999 Tanggal 6 merefleksikan “kebijakan
Oktober 1999 (Skep BKPM)). kontrol” atas komposisi
pemilikan saham. Jika
1. Menyampaikan permohonan pemilikan saham 70% asing
penanaman modal asing kepada dan 30% Indonesia, berapa
BKPM  Bentuk surat permohonan pun jumlah anggota direksi
ini (formulir Model I PMA) sudah ada dan komisaris yag disepakati
standarnya yang dapat diperoleh di akan merefleksikan
toko buku atau di BKPM. Formulir perbandingan yang sama.
Model I PMA ini merupakan lampiran Area tanggung jawab di
dari Skep BKPM di atas. tingkat direksi pun biasanya
2. Surat persetujuan BKPM diterbitkan terimbas. Dalam kasus
3. Mempersiapkan anggaran dasar dengan asumsi tersebut,
perusahaan PMA. posisi direktur utama dan
4. Anggaran dasar disampaikan melalui direktur keuangan biasanya
notaris kepada Menteri Hukum dan menjadi posisi strategis dan
HAM untuk disahkan milik pihak asing.
PENGERTIAN JOINT VENTURE bahwa perusahaan joint venture
pada dasarnya bersifat sukarela
1. Erman Rajaguguk  kerja sama dan pemerintah hanya
antara pemilik modal asing dengan mendorong agar perusahaan
pemilik modal nasional berdasarkan modal asing membentuk
perjanjian  joint venture yang perusahaan joint venture
bersifat internasional. dengan memberikan insentif.
2. Joint Venture  perjanjian 
memenuhi syarat 1320 BW 
perjanjian tidak bernama dan tidak BAB 4 PENGATURAN BIDANG USAHA UNTUK
diatur dlm BW. PENANAMAN MODAL

UNSUR-UNSUR JOINT VENTURE  Pasal 12 ayat (1) UU PM  “semua


bidang usaha atau jenis usaha terbuka
1. Kerjasama antara pemilik modal bagi kegiatan penanaman modal,
asing dan nasional kecuali bidang usaha atau jenis usaha
 Dimungkinkan juga joint yang dinyatakan tertutup dan terbuka
venture domestic. dengan persyaratan.”
2. Membentuk perusahaan baru antara  Bidang usaha yang tertutup bagi
pengusaha asing dan nasional, penanam modal asing adalah:
3. Didasarkan pada kontraktual atau a. produksi senjata, mesiu, alat
peledak, dan peralatan perang;
perjanjian.
dan
JOINT VENTURE BUKANLAH SEBUAH b. bidang usaha yang secara eksplisit
KEHARUSAN dinyatakan tertutup berdasarkan
undang-undang.
 Penjelasan Pasal 8 UU PMA c. Pemerintah menetapkan bidang
Untuk memperlancar usaha yang terbuka dengan
pelaksanaan pembangunan persyaratan berdasarkan kriteria
ekonomi maka Pemerintah kepentingan nasional, yaitu
menentukan bentuk-bentuk perlindungan sumber daya alam,
kerjasama antara modal asing perlindungan, pengembangan
dan modal nasional yang paling usaha mikro, kecil, menengah, dan
menguntungkan untuk tiap koperasi, pengawasan produksi
bidang usaha.  bisa macam2 dan distribusi, peningkatan
bentuknya. kapasitas teknologi, partisipasi
 Instruksi Presidium Kabinet No. modal dalam negeri, serta kerja
36/U/IN/6/1967 tentang sama dengan badan usaha yang
Pemberian Perangsang- ditunjuk Pemerintah.  Perpres
Perangsang Khusus Bagi Nomor 77 Tahun 2007 dengan
Penanaman Modal Asing Yang beberapa perubahan pada
Mengadakan Kerjasama Modal Peraturan Presiden No. 111 Tahun
Inodonesia Dalam Bentuk Joint 2007.
Enterprises  menunjukkan
BAB V PENANAMAN MODAL DI BIDANG - luas wilayah pemegang IUP
PERTAMBANGAN Eksplorasi mineral logam tidak
melebihi 100.000 ha dan untuk
ATURAN DASAR operasi produksi mineral logam
 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tidak melebihi 25.000 ha
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok - luas wilayah pemegang IUP
Pertambangan  sudah tidak sesuai Eksplorasi batubara tidak
dengan perkembangan hukum, ekonomi melebihi 50.000 ha dan untuk
dan politik. operasi produksi batubara tidak
melebihi 15.000 ha
 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2009
- luas wilayah pemegang IUP
Pertambangan Mineral dan Batubara
Eksplorasi mineral non logam
(selanjutnya disebut UU Minerba).
tidak melebihi 25.000 ha untuk
 Kelebihan UU Minerba
operasi produksi tidak melebihi
1. Pengusahaan dan pengelolaan
5.000 ha
pertambangan dilakukan melalui
- luas wilayah pemegang IUP
pemberian izin oleh pemerintah.
Eksplorasi batuan tidak melebihi
- negara memiliki kewenangan
5.000 ha dan untuk operasi
untuk mendorong perubahan
produksi batubara tidak
kesepakatan bila ternyata
melebihi 1000 ha.
merugikan bangsa Indonesia.
6. UU Minerba beberapa ketentuan
- bukan seperti kontrak karya
fiskal
dimana perusahaan tambang
- tarif perpajakan mengikuti
memiliki kedudukan sejajar dgn
peraturan perundang-undangan
Indo.
yang berlaku dari waktu ke
2. Memperluas kewenangan
waktu/prevailing law,
pemerintah kota dan kabupaten
- adanya kewajiban perpajakan
dalam memberikan izin
tambahan sekitar 10%, yakni 6%
pertambangan.
untuk pemerintah pusat dan 4%
- memungkinkan daerah memiliki
untuk pemerintah daerah,
kesempatan untuk memperoleh
- besaran tarif iuran produksi
penghasilan dari pengusahaan
(royalty) ditetapkan
terhadap pertambangan
berdasarkan tingkat
minerba
pengusahaan, produksi dan
3. Mengakui kegiatan pertambangan harga
rakyat dalam suatu wilayah
pertambangan. Pemberian izin juga dibagi menjadi tiga, yaitu :
4. Perusahaan pertambangan yang 1. Izin Usaha Pertambangan (IUP)  izin
sudah berproduksi wajib diberikan kepada perusahaan tambang
membangun pabrik pengolahan di yang bisa melakukan pertambangan
dalam negeri. skala besar.
5. Mencantumkan batasan luas 2. Izin Pertambangan Rakyat (IPR) 
wilayah kegiatan pertambangan diberikan untuk komunitas atau
koperasi yang melakukan aktivitas waktu berlakunya hak guna
pertambangan skala kecil. usaha yang bersangkutan.
3. Perjanjian Usaha Pertambangan (PUP) - Untuk serah pakai tanah HGU
 dilakukan perusahaaan tambang tersebut pemegang HGU dapat
dengan badan pelaksana yang dibentuk memperoleh nilai pengganti
pemerintah. Dalam sektor migas, badan sebesar nilai kumulatif
tersebut bersifat seperti BP Migas. PUP pengganti pemanfaatan tanah
diharapkan lebih memberikan kepastian HGU yang bersangkutan dan
hukum dibandingkan IUP dalam dapat memasukkan jumlah
berusaha karena hingga saat ini tersebut sekaligus atau secara
Indonesia belum memiliki prevailling law bertahap ke dalam usaha
system yang baik patungan sebagai penyertaan
modal.
BAB VI PENGATURAN TANAH UNTUK
- Usaha patungan berkewajiban
KEPENTINGAN PENANAMAN MODAL
mengusahakan dengan baik
 Pasal 1 ayat (6) Keputusan Presiden tanah hak guna usaha yang
No.23 Tahun 1980 diserahpakaikan sesuai dengan
1. HGU dalam rangka penanaman kelayakan usaha.
modal asing dipegang oleh peserta - Apabila tanah HGU yang
Indonesia atas nama badan hukum diserahpakaikan itu dinilai tidak
peserta Indonesia dalam usaha diusahakan dengan baik,
patungan yang bersangkutan. berdasarkan ketentuan
2. Jika dalam usaha patungan terdapat peraturan perundang-undangan
lebih dari satu peserta Indonesia, yang berlaku, maka dengan izin
maka hak guna usaha diberikan atas Ketua BKPM pihak peserta
nama salah satu dari peserta Indonesia pemegang hak guna
Indonesia tersebut. usaha dapat membatalkan
3. Permohonan untuk memperoleh serah pakai tersebut.
hak guna usaha harus diajukan oleh - Serah pakai tanah HGU tersebut
peserta Indonesia yang dapat tidak boleh dibatalkan secara
diperoleh dalam jangka waktu 35 sepihak oleh pemegang hak
tahun dengan kemungkinan guna usaha, selama usaha
diperpanjang paling lama menjadi patungan yang bersangkutan
60 tahun. memenuhi kewajiban kepada
4. Pemegang HGU yang peserta pemerintah maupun kepada
Indonesia dapat menyerahkan tanah pemegang HGU.
hak guna usaha dalam bentuk serah  Kepres dicabut dan diganti dengan
terima kepada usaha patungan, Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun
dengan ketentuan-ketentuan: 1992 tentang Pemanfaatan Tanah Hak
- Serah pakai tanah hak guna Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan
usaha berlaku untuk jangka Untuk Usaha Patungan Dalam Rangka
waktu selama berlangsungnya Penanaman Modal Asing.
usaha patungan, akan tetapi 1. HGU diberikan untuk jangka waktu
tidak boleh melebihi jangka paling lama 35 tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu kembali atas permohonan penanam
paling lama 25 tahun sepanjang modal, berupa:
perusahaan yang bersangkutan 1. HGU dapat diberikan dengan jumlah 95
masih menjalankan usahanya tahun dengan cara dapat diberikan dan
dengan baik dan dapat diperpanjang di muka sekaligus selama
diperbaharui. 60 tahun dan dapat diperbarui selama
2. HGU yang dipegang oleh 35 tahun.
Perusahaan Patungan dapat 2. HGB dapat diberikan dengan jumlah 80
dijadikan jaminan hutang dengan tahun dengan cara dapat diberikan dan
dibebani hak tanggungan diperpanjang di muka sekaligus selama
3. Dalam hal perusahaan patungan 50 tahun dan dapat diperbarui selama
memerlukan tanah untuk keperluan 30 tahun;
emplasemen, bangunan pabrik, 3. Hak Pakai dapat diberikan dengan
gudang, perumahan karyawan dan jumlah 70 tahun dengan cara dapat
bangunan-bangunan lainnya, maka diberikan dan diperpanjang di muka
kepada usaha patungan tersebut sekaligus selama 45 tahun dan dapat
dapat diberikan HGB atas tanah diperbarui selama 25 tahun.
yang bersangkutan menurut  Ayat 2  hak atas tanah dapat
ketentuan peraturan perundang- diberikan dan diperpanjang di muka
undangan yang berlaku, dengan sekaligus untuk kegiatan penanaman
ketentuan tanah yang dimohon modal, dengan persyaratan:
tersebut terletak di luar areal yang 1. penanaman modal yang dilakukan
sudah ada HGUnya. dalam jangka panjang dan terkait
4. Mengenai tanah-tanah perkebunan, dengan perubahan struktur
perusahaan penanaman modal perekenomian Indonesia yang lebih
asing yang memiliki/menguasai berdaya saing;
tanah-tanah perkebunan yang 2. penanaman modal dengan tingkat
dikembalikan risiko penanaman modal yang
kepemilikannya/pengusahaannya memerlukan pengembalian modal
berdasarkan Instruksi Kabinet dalam jangka panjang sesuai
Ampera Nomor 28/U/IN/17/1966 dengan jenis kegiatan penanaman
dan yang status haknya sudah modal yang dilakukan;
dan/atau akan berakhir dapat 3. penanaman modal yang tidak
diberikan perpanjangan dan/atau memerlukan area yang luas;
memohon hak baru dengan 4. penanaman modal dengan
ketentuan mengubah statusnya menggunakan hak atas tanah
menjadi Perusahaan Patungan negara; dan
dengan pihak Indonesia. 5. penanaman modal yang tidak
 Pengaturan masalah tanah dalam UU mengganggu rasa keadilan
PM  Pasal 22 ayat (1) yang masyarakat dan tidak merugikan
menyebutkan bahwa perizinan hak atas kepentingan umum.
tanah dapat diberikan dan diperpanjang
di muka sekaligus dan dapat diperbarui
BAB VII FASILITAS BAGI PENANAM MODAL yang dibayarkan kepada
pemegang saham dengan syarat
 Pasal 18 ayat (4) UU PM : laba tersebut diperoleh dalam
1. Pajak penghasilan melalui jangka waktu yang tidak
pengurangan penghasilan neto melebihi waktu 5 (lima) tahun.
sampai tingkat tertentu terhadap - Perusahaan modal asing juga
jumlah penanaman modal yang diberikan pembebasan pajak
dilakukan dalam waktu tertentu. perseroan atas keuntungan
2. Pembebasan atau Keringanan Bea yang ditanam untuk jangka
Masuk atas impor barang modal, waktu tertentu, tidak melebihi
mesin, atau peralatan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
keperluan produksi yang belum terhitung dari saat penanaman
dapat diproduksi di dalam negeri. modal kembali.
3. Pembebasan atau Keringanan Bea - Perusahaan modal asing
Masuk bahan baku atau bahan dibebaskan dari bea masuk pada
penolong untuk keperluan produksi waktu perusahaan barang-
untuk jangka waktu tertentu dan barang perlengkapan tetap ke
persyaratan tertentu. dalam wilayah Indonesia, dan
4. Pembebasan atau Penangguhan bea materai modal atas
Pajak Pertambahan Nilai atas impor penempatan modal yang
barang modal atau peralatan untuk berasal dari penanaman modal
keperluan produksi yang belum asing.
dapat diproduksi dalam negeri
 Perbedaan dengan Undang-Undang
selama jangka waktu tertentu.
No. 11 Tahun 1970 tentang Perubahan
5. Penyusutan atau Amortisasi yang
Undang-Undang No.1 Tahun 1967
dipercepat, dan
tentang Penanaman Modal Asing
6. Keringanan Pajak Bumi dan
- perpajakan diberikan dalam
Bangunan, khususnya untuk bidang
bentuk pembebasan dari bea
usaha tertentu, pada wilayah atau
materai modal atas penempatan
daerah atau kawasan tertentu
modal yang berasal dari
penanaman modal asing.
 Perbedaan insentif dengan UU No 1 - Selain itu, perusahaan modal
Tahun 1967 tentang Penanaman asing juga dibebaskan atau
Modal Asing : mendapat keringanan bea
- Penanam modal asing diberikan masuk dan pajak penjualan pada
insentif perpajakan, berupa, waktu pemasukan barang-
pembebasan dari pajak barang perlengkapan tetap ke
perseroan atas keuntungan dalam wilayah Indonesia.
untuk jangka waktu tertentu - Selanjutnya, perusahaan modal
yang tidak melebihi jangka asing dibebaskan dari bea balik
waktu 5 (lima) tahun terhitung nama atas akta pendaftaran
dari saat usaha mulai kapal, sampai dengan 2 tahun
berproduksi dan pembebasan setelah saat mulai produksi.
pajak devisa atas bagian laba
TAX HOLIDAY 2. Aset yang tidak termasuk aset
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
1. Pernah terjadi tahun 1970 lalu merupakan aset yang ditetapkan oleh
dicabut tahun 1980. undang-undang sebagai aset yang
- Dianggap tidak adil  karena dikuasai oleh negara.
yang dapat menikmati hanya 3. Penanam modal diberi hak untuk
sebagian pengusaha tertentu melakukan transfer dan repatriasi dalam
sedangkan pengusaha kecil yang valuta asing, antara lain terhadap:
jumlahnya sangat banyak tidak a. modal;
dapat menikmati dan malah b. keuntungan, bunga bank, deviden,
memikul bebannya. dan pendapatan lain;
- Tidak ampuh menarik investor. c. dana yang diperlukan untuk:
2. Peraturan Pemerintah No.45 tahun 1996 - pembelian bahan baku dan
 tax holiday dihidupkan lagi  penolong, barang setengah jadi,
pemberian insentif kepada industri- atau barang jadi; atau
industri tertentu. - penggantian barang modal
3. UUPM tidak memberikan tax holiday dalam rangka melindungi
sehingga kalah bersaing dgn negara lain kelangsungan hidup penanaman
- Cina memberikan tax holiday modal;
selama 2 tahun ditambah d. tambahan dana yang diperlukan
dengan PPh 50% sampai tahun bagi pembiayaan penanaman
ke 5, dan reinvestasi uang pajak modal;
dikembalikan 40% e. dana untuk pembayaran kembali
- Thailand memberikan insentif pinjaman;
kepada penanam modal tax f. royalti atau biaya yang harus
holiday berupa pembebasan dibayar;
bea masuk pada impor barang g. pendapatan dari perseorangan
modal dan bahan baku selama warga negara asing yang bekerja
3-8 tahun dalam perusahaan penanaman
- Vietnam memberikan tax modal;
holiday berupa, pembebasan
h. hasil penjualan atau likuidasi
dan/atau pengurangan pajak
penanaman modal;
10%-20% selama 2-4 tahun dan
i. kompensasi atas kerugian;
pembebasan bea masuk atas
j. kompensasi atas pengambilalihan;
impor barang modal dan bahan
baku.
k. pembayaran yang dilakukan dalam
rangka bantuan teknis, biaya yang
HAK TRANSFER DAN REPATRIASI harus dibayar untuk jasa teknik dan
manajemen, pembayaran yang
1. Penanam modal dapat mengalihkan aset
dilakukan di bawah kontrak proyek,
yang dimilikinya kepada pihak yang
dan pembayaran hak atas kekayaan
diinginkan oleh penanam modal sesuai
intelektual; dan
dengan ketentuan peraturan
l. hasil penjualan aset sebagaimana
perundang-undangan.
dimaksud pada ayat (1).
BAB VIII KEDUDUKAN TENAGA KERJA kerja asing, antara lain: dapat
DALAM KEGIATAN PENANAMAN MODAL menggunakan tenaga kerja asing
sepanjang jabatan terbuka, perusahaan
 Psl. 10 UU PM : asing diwajibkan menyelenggarakan
1. Perusahaan penanaman modal training atau mengirimkan karyawan
dalam memenuhi kebutuhan tenaga lokal untuk mengikuti training,
kerja harus mengutamakan tenaga perusahaan yang menyelenggarakan
kerja warga negara Indonesia. training atau mengirimkan tenaga kerja
2. Perusahaan penanaman modal lokal untuk mengikuti training baik di
berhak menggunakan tenaga ahli dalam maupun luar negeri mendapatkan
warga negara asing untuk jabatan keringanan pajak dan perusahaan yang
dan keahlian tertentu sesuai dengan tidak melaksanakan ketentuan tersebut
ketentuan peraturan perundang- mendapat sanksi berupa kewajiban
undangan. membayar 50% dari biaya training.
3. Perusahaan penanaman modal 3. Malaysia, ketentuan memperkerjakan
wajib meningkatkan kompetensi tenaga kerja antara lain sebagai berikut:
tenaga kerja warga negara perusahaan dengan modal disetor US$ 2
Indonesia melalui pelatihan kerja juta diijinkan untuk lima posisi tenaga
sesuai dengan ketentuan peraturan kerja asing, perusahaan dengan modal
perundang-undangan. disetor kurang dari US$ 2 juta akan
4. Perusahaan penanaman modal yang dipertimbangkan dalam pemakaian
mempekerjakan tenaga kerja asing tenaga kerja asing berdasarkan kriteria
diwajibkan menyelenggarakan tertentu dan tenaga kerja asing
pelatihan dan melakukan alih diperbolehkan untuk sektor konstruksi,
teknologi kepada tenaga kerja perkebunan dan jasa.
warga negara Indonesia sesuai 4. Cina memperbolehkan perusahaan
dengan ketentuan peraturan penanaman modal asing
perundang-undangan. mempekerjakan tenaga kerja asing
PERBANDINGAN DENGAN NEGARA LAIN dengan syarat mendapat persetujuan
labor administrative department dan
1. Vietnam juga melakukan pembatasan pada posisi serta kualifikasinya belum
penggunaan tenaga kerja asing. Investor mampu diisi oleh tenaga local.
asing mempunyai hak untuk merekrut
tenaga kerja Vietnam dan tenaga kerja BAB X TANGGUNG JAWAB SOSIAL BAGI
kerja asing untuk jabatan management, PENANAM MODAL
tenaga ahli dan tenaga teknisi sesuai 1. CSR  Suatu konsep bahwa
dengan kebutuhan usaha. perusahaan memiliki suatu tanggung
2. Thailand agak membatasi penggunaan jawab terhadap konsumen, karyawan,
tenaga kerja asing dan amat mendorong pemegang saham, komunitas dan
penggunaan tenaga kerja lokal. lingkungan dalam segala aspek
Beberapa jenis pekerjaan dan profesi operasional perusahaan.
tidak diijinkan bagi tenaga kerja asing 2. CSR menurut Psl. 15 huruf b UUPM 
antara lain buruh, penjaga toko, penata "tanggung jawab sosial perusahaan
rambut. Kebijakan penggunaan tenaga adalah tanggung jawab yang melekat
pada setiap perusahaan penanam 5. Masih banyak contoh penerapaan
modal untuk tetap menciptakan tanggung jawab sosial perusahaan pada
hubungan yang serasi, seimbang, dan saat ini yang bertujuan untuk memenuhi
sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, persyaratan atau mengikuti aturan main
dan budaya masyarakat setempat" supaya perusahaan dapat tetap menjaga
3. CSR = PEMBANGUNAN citra dan existensinya di hadapan para
BERKELANJUTAN  dalam stakeholdernya.
melaksanakan aktivitasnya harus
TANGGUNG JAWAB SOSIAL BAGI
mendasarkan keputusannya tidak
semata berdasarkan faktor keuangan,
PERUSAHAAN PASAL 16 UUPM :
misalnya keuntungan atau deviden 1. menjamin tersedianya modal yang
melainkan juga harus berdasarkan berasal dari sumber yang tidak
konsekuensi sosial dan lingkungan untuk bertentangan dengan ketentuan
saat ini maupun untuk jangka panjang. peraturan perundang-undangan;
4. CSR adalah bukan hanya sekedar 2. menanggung dan menyelesaikan segala
kegiatan amal  CSR mengharuskan kewajiban dan kerugian jika penanam
suatu perusahaan dalam pengambilan modal menghentikan atau
keputusannya agar dengan sungguh- meninggalkan atau menelantarkan
sungguh memperhitungkan akibat kegiatan usahanya secara sepihak sesuai
terhadap seluruh pemangku dengan ketentuan peraturan
kepentingan (stakeholder) perusahaan, perundang-undangan;
termasuk lingkungan hidup. 3. menciptakan iklim usaha persaingan
PRAKTIK CSR SAAT INI yang sehat, mencegah praktik monopoli,
dan hal lain yang merugikan negara;
1. Pengaruh dari globalisasi dan 4. menjaga kelestarian lingkungan hidup;
internasionalisasi yang memaksa 5. menciptakan keselamatan, kesehatan,
perusahaan untuk dapat menerapkan kenyamanan, dan kesejahteraan
fungsi tanggung jawab sosial pekerja; dan
perusahaan. 6. mematuhi semua ketentuan peraturan
2. Ditinjau dari jenis perusahaan, perundang-undangan.
umumnya yang menjalankan fungsi  CSR BERSIFAT WAJIB  SANKSI  UU
tanggung jawab sosial adalah PT  perusahaan tidak lagi hanya sekedar
perusahaan yang bergerak dalam usaha
berbicara profit, tapi juga kondisi
ekplorasi alam (tambang, minyak,
lingkungan, serta pemberdayaan
hutan).
masyarakat sekitar perusahaan. (Psl. 74)
3. Bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan yang biasanya dilakukan
adalah pemberian fasilitas kepada para
pekerja atau buruh.  ANCAMAN
MOGOK KERJA.
4. Bentuk lainya dari tanggung jawab sosial
perusahaan sebatas pemberian
sumbangan, hibah, bantuan untuk
bencana alam yang sifatnya momentum.

Anda mungkin juga menyukai