Anda di halaman 1dari 10

Hubungan Antara Perilaku

Scadenfreud Terhadap Kontrol Diri


Pada Pedagang Di Bundaran Keris
  KEL 8
Adela Sagita 198110059
Anisa Pratiwi 198110005
Dwi Permata Annisya 198110077
I. PENDAHULUAN
Manusia diberkahi dengan emosinya. Ketika ada orang lain Dalam kehidupan sehari-hari, schadenfreude tidak akan disadari
yang memberikan kabar bahagia, kita juga cenderung akan secara langsung. Setiap orang pasti pernah mengalami
bahagia. Ketika ada orang susah dan sedih, kita juga cenderung schadenfreude, akan tetapi mereka memiliki level
merasakan kesediha. Sudah menjadi hal yang lumrah jika kita schadenfreude yang berbeda-beda. Misal pada level rendah,
tertawa ketika bahagia, dan menangis ketika sedih. Namun hal seseorang akan merasa senang jika jalur perjalanannya tidak
tersebut tidak selalu mutlak, layaknya warna hitam dan putih. macet, sedangkan di lajur sebelahnya terlihat sangat macet.
Tidak dapat disangkal bahwa kita justru sering merasa senang Kemudian naik pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu ketika
melihat seseorang menderita atau tertimpa musibah. Contoh seseorang tertawa apabila melihat temannya mengalami
sederhanya saja ketika seseorang jatuh, baik itu karena kejadian yang memalukan. Dua contoh tersebut masih termasuk
terpeleset atau tersandung, sering sekali memicu tawa orang- schadenfreude pada tahap yang tidak membahayakan. Adapula
orang yang melihatnya. Ya, terkadang manusia menertawakan schadenfreud yang masuk dalam kategori akut dan parah, yaitu
"kesialan" orang lain, meski mungkin sebenarnya tidak pada tingkatan yang dapat dikatakan membahayakan,
bermaksud untuk mengolok-olok. Apakah normal jika senang merugikan, atau keblabasan.
melihat orang lain susah?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Kontrol diri dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pengendalian apakah ada hubungan antara perilaku scadenfreud terhadap

tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang. Kontrol diri dapat kontrol diri pada pedagang di Bundaran Keris.

diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, Manfaat Penelitian

mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat a. Manfaat Teoritis. -> Manfaat teoritis pada penelitian ini adalah

membawa diri ke arah konsekuensi positif. Adanya kontrol diri diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya

ini diharapkan pedagang di BK dapat menahan iri hatinya dibidang psikologi.

terhadap pedagang lain . Semakin tinggi tingkat kontrol diri b. Manfaat Praktis

seseorang, maka semakin menurun perilaku atau tindakan Manfaat parktis pada penelitian ini adalah:

negative kepada orang tersebut. • Bagi subjek -> Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran
mengenai hubungan antara perilaku scadenfreude terhadap kontrol
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah diri pada pedagang.
pada penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan • Bagi peneliti selanjutnya -> Hasil penelitian dapat digunakansebagai
perilaku schadenfeud terhadap kontrol diri pada reverensi dan bahan untuk peneliti slanjutnya

pedagang di Bundaran Keris?”


II.
TINJAUAN
PUSTAKA
SCHADENFREUDE
Schadenfreude merupakan istilah yang berasal dari Jerman, Crusius & Mussweiler (2012) berpendapat bahwa
yang mana menggambarkan perasaan senang yang dialami schadenfreude dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu sebagai
oleh seseorang dalam melihat kegagalan atau kesialan yang berikut :
terjadi pada orang lain (Feather 2006). 1. Envy (Iri Hati)
Schadenfreude merupakan perasaan senang yang muncul di 2. Self-esteem
atas penderitaan orang lain. Yang mana seseorang merasa 3. Self-Control
senang ketika melihat orang lain terluka atau mengalami terdapat beberapa Aspek menurut Smith (Smith, 2018)
kemalangan. Dalam artian ketika orang lain merasa sedih Dalam
dalam bukunya yang menggambarkan ciri
artian bahwa ketika orang lain merasa sedih, bukan turut
schadenfreude yaitu
merasa sedih namun justru senang melihat orang tersebut
mengalami kesedihan dan penderitaan.
• kesenangan oportunistik,
• emosi tersembunyi,
• keberhakkan dan karma dan
• bentuk istirahat.
SELF CONTROL
Self control merupakan kemampuan yang Menurut (Risnawati, 2010), ada 2 faktor yang mempengaruhi self
dikembangkan untuk digunakan individu dalam control, yaitu:
menghadapi kondisi pada lingkungannya. Lalu a. Faktor Internal
Self Control adalah kemampuan individu dalam Yang dimana semakin bertambahnya usia dari seseorang,
mengendalikan dirinya sendiri dari perilaku yang maka akan semakin baik pula kemampuan dalam mengontrol
dapat merugikan orang lain. Dengan dapatnya dirinya.
kita mengontrol diri, kita bisa selalu diterima b. Faktor Eksternal
dilingkungan/ khalayak ramai. Pengaruh dari lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga dapat
Self control adalah kemampuan dari menentukan bagaimananya kemampuan seseorang dalam
seseorang untuk bisa mengendalikan perilaku yang
mengontrol dirinya. Pengaruh lingkungan sangat berpengaruh
tidak sesuai dengan dirinya, dan akan menciptakan
pada self controlnya individu, karena jika lingkungannya itu baik
suasana yang positif.
maka individu akan mampu dalam mengontrol perilaku nya, dan
begitupun sebaliknya
Menurut Thompson (dalam Smet, 1994), ciri ciri dari Self Menurut (Ghuffron & Rini,2010:31), aspek aspek self
control ialah: control ialah:
1. Kemampuan dalam mengontrol perilaku atau tingkah 1. Kemampuan dalam mengontrol perilaku
laku yang impulsif ditandai dengan menghadapi 2. Kemampuan dalam mengontrol stimulus
stimulus yang tidak diinginkan, dengan 3. Kemampuan dalam mengantisipasi
mencegah/menghindari stimulus. peristiwa/kejadian
2. Kemampuan dalam menunda kepuasan dengan segera 4. Kemampuan dalam menafsirkan peristiwa/kejadian
untuk berhasilnya mengatur perilaku untuk mencapai 5. Kemampuan dalam mengambil keputusan
sesuatu yang lebih diterima oleh masyarakat.
3. Kemampuan dalam mengantisipasi peristiwa yaitu
dengan mengantisipasi keadaan melalui pertimbangan
secara relatif dan obyektif. Pengantisipasian ini
didukung dengan adanya informasi yang dimiliki oleh
individu.
Aspek Indikator No Butir Jumlah Aitem

Favorable Unfavorable

Kesenangan Oportunistik Rasa Senang Yang Muncul Karena Mendapatkan Keuntungan Dari 1,2 13,14 4
Kesedihan/Kegagalan Orang Lain

  Rasa Senang Yang Muncul Karena Ketidaksengajaan Melihat Kegagalan Atau 3,4 15,16 4
Kesialan Orang Lain

Emosi Tersembunyi Rasa Senang Terhadap Kesediihan/ Kegagalan Orang Lain Yang Muncul 5,6 17.18 4
Beriringan Dengan Rasa Kebahagiaan Atau Kesuksesan Kita

  Rasa Senang Yang Muncul Atas Ketiidak Beruntungan Orang Lain Beriringan 7,8 19,20 4
Dengan Rasa Kebersyukuran Kita

Keberhakkan Dan Karma Rasa Senang Yang Muncul Atas Kesedihan Orang Lain Karena Kesedihan 9,10 23,24 4
Tersebut Dianggap Pantas Dan Merupakan Sebuah Karma Atau Akibat Dari
Perbuatannya Sendiri

Bentuk Istirahat Rasa Senang Yang Muncul Karena Orang Yang Selalu Membuat Iri Mengalami 11,12 21,22 4
Kemunduran

JUMLAH 24

BLUE PRINT SKALA PENELEITIAN


SCHADENFREUDE
Referensi

Watt, tifanny smith. (2018). Schadenfreud Mengapa kita senang melihat orang susah.
Penerbit PT Gramedia Pustaka utama, Jakarta.
Anggraini Indri. (2019). Pengaruh kontrol diri terhadap perilaku konsumtif (online
shopping pada wanita usia dewasa awal). Skripsi psikologi, Universitas Negeri
Jakarta.
Brambilla, Marco & Riva Paolo. (2017). Self-image and schadenfreude: Pleasure at
others’misfortune enhances satisfaction of basic human needs. Journal of
Psychology.
Abdillah, Aufa. (2019). Pengaruh iri hati terhadap munculnya schadenfreud. Indonesia
journal of islamic psychology. Vol 1, No 2.
Chiu, yuni Fitya. (2020). hubungan antara self esteem dengan perilaku schadenfreud
pada siswa swasta advent martoba pematang siantar. Skripsi psikologi,
Universitas medan area.
END

Anda mungkin juga menyukai