Anda di halaman 1dari 15

 Kalimantan, yang letaknya lebih dekat

dengan Pulau Sumatera dan Jawa, ternyata


menerima Islam lebih belakangan ketimbang
Sulawesi dan Maluku.
 1. Melalui Malaka
 2. Disebarkan oleh para mubaligh dari tanah
Jawa
 3. Para Da’I datang dari Sulawesi (makasar)
 Dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak
dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
Portugis membuat dakwah semakin
menyebar sebab para mubalig dan komunitas
muslim kebanyakan mendiami pesisir barat
kalimantan
 Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini
mencapai puncaknya saat kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak
mubaligh ke negeri ini. Paera da’i tersebut
berusaha mencetak kader – kader yang akan
melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah
ulama besar, salah satunya adalah Syeh
Muhammad Arsyad Al Banjari
 Da’I yang terkenal saat itu adalah Dato’ri
Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
 Sebelum Islam masuk ke Kalimantan, di
Kalimantan Selatan terdapat kerajaan hindu
yang berpusat di negara Daha, Dipa,dan
kahuripan yang terletak di hulu suangai
Nagara dan Amuntai Kimi. Kerajaan –
kerajaan ini sudah menjalin hubungan
dengan Majapahit, bahkan salah seorang raja
Majapahit menikah dengan Putri Tunjung
buih. Hal tersebut dicatat dalam kitab
Negarakertagama karya empu Prapanca.
 Menjelang kedatangan Islam, Kerajaan Daha
diperintah oleh Maha Raja Sukarama.
Setelah beliau meninggal digantikan oleh
Pangeran Tumenggung. Hal ini menimbulkan
kemelut keluarga, karena Pangeran Samudra
(cucu Maha Raja Sukarama) merasa lebih
berhak atas tahta kerajaan. Akhirnya
Pangeran Samudra dinobatkan menjadi Raja
Banjar oleh pengikut setianya, yang
membawahi daerah Masik, Baalit, Muhur,
Kuwin dan Balitung yang terletak di hilir
sungai Nagara.
 Berdasarkan Hikayat Banjar, Pangeran Samudra
meminta bantuan kepada Kerajaan Demak
untuk memerangi kerajaan Daha, dengan
perjanjian apabila kerajaan Daha dapat
dikalahkan maka Pangeran Samudra beserta
rakyatnya bersedia masuk Islam. Ternyata
berkat bantuan tentara Demak, Pangeran
Tumenggung dari kerajaan Daha dapat
ditundukkan sesuai dengan perjanjian, akhirnya
Raja Banjar Pangeran Samudra beserta segenap
rakyatnya masuk Islam dan bergelar Sultan
Suryamullah. Menurut AA Cense dalam bukunya
“De Kroniek van Banjarmasin 1928” peristiwa
tersebut terjadi tahun 1550 M
 Sultan Suryamullah memindahkan ibukota
kerajaannya dari Mmuara Bahan ke
banjarmasin, yang letaknya lebih strategis,
sehingga mudah disinggahi kapal kapal yang
berukuran lebih besar. Pada masa itu,
Suryamullah berhasil menaklukan daerah
Sambas, Batanghari, Sukadana, Kota
Waringin, Pambuang, Sampit, Mendawai,
Sabangan, dan lain – lain.
 1. Masuknya agama Islam ke Kalimantan Selatan tidak identik dengan
berdirinya Kerajaan Banjar (Banjarmasin):
a. Islam masuk ke Kalimantan Selatan setidak-tidaknya pada awal
abad ke 15, bersama datangnya pedagang-pedagang Gujarat dan Cina
yang singgah berdagang di bandar-bandar Kalimantan Selatan;
b. Kerajaan Banjar adalah kerajaan Islam pertama di Kalimantan
selatan. Rajanya berna Raden Samudera, yang setelah beragama
Islam bernama Sultan Suriansyah. Memerintah sekitar tahun 1526-
1550;
c. Sejak berdirinya Kerajaan Banjar penyebaran Islam dilakukan lebih
giat dan meluas. Pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah terkenal
seorang yang berjasa dalam penyebaran Islam di Kalimantan Selatan
bernama Khatib Dayyan.
 2. Masyarakat Kalimantan selatan yang mula-mula menerima
ajaran Islam tersebut, masih tidak dapat melepaskan diri dari
unsur-unsur kepercayaan lama (Kaharingan, Syiwa-Budha).
Kegiatan-kegiatan mereka yang berhubungan dengan ibadah dan
amaliah dalam keagamaan masih dipengaruhi oleh tradisi-tradisi
kepercayaan yang pernah berkembang sebelumnya.
3. Pembaharuan-pembaharuan dan penyebaran ajaran Islam yang
langsung bersumber dari Mekah baru dimulai pada awal abad ke
18, yakni oleh Syekh Muhammad Arsyad al Banjari. Dalam usaha
penyebaran ajaran Islam tersebut beliau melakukan pengajian dan
penyebaran anak cucu /murid-muridnya ke daerah-daerah
pedalaman Kalimantan Selatan, di samping juga menulis buku-
buku agama yang kemudian tersebar di beberapa daerah di
Nusantara bahkan sampai dan digunakan di beberapa negara Asia
tenggara.-
 Hampir bersamaan waktunya, daerah
Kalimantan Timur telah pula didatangi oleh
orang – orang Islam. Berdasarkan hikayat Kutai,
pada masa pemerintahan Raja Mahkota
datanglah dua orang ulama besar bernama
Dato’ri Bandang dan Tuanku Tunggang
Parangan. Kedua ulama tersebut datang ke
Kutai setelah orang orang Makasar masuk Islam.
Dato’ri Bandang pulang ke Makasar dan Tuanku
Tunggang Parangan menetap di kutai. Raja
Mahkota kemudian masuk Islam setelah merasa
kalah dalam ilmu kesaktian
 Proses penyebaran Islam di Kutai dan
sekitarnya diperkirakan tahun 1575 M.
Penyebaran Islam secara lebih intensif ke
daerah daerah pedalaman terjadi setelah
Raja Mahkota wafat. Putranya, pangeran Aji
Langgar dan penggantinya melakukan
perluasan ke daerah Muara kaman.
SEKIAN
Dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai