Anda di halaman 1dari 14

Manusia dalam hidupnya pasti pernah menciptakan karya-karya yang muncul dari kemampuan

intelektual manusia. Karya-karya tersebut dapat dibidang ilmu pengetahuan, seni, maupun teknologi
yang dilahirkan dengan pengorbanan tenaga, waktu, dan bahkan biaya. Pengorbanan tersebut
menjadikan karya yang dihasilkan menjadi memiliki nilai.
Di dalam kehidupan sehari-hari pun, kita pasti tidak ingin apabila ada orang yang meniru hasil karya kita
apalagi menggunakan kekayaan intelektual kita tersebut seenaknya tanpa seizin kita. Di dalam diri
manusia diperlukan adanya sikap penghargaan akan karya orang lain, agar tidak seenaknya saja dalam
memanfaatkan karya intelektual orang lain. Apalagi, pada dewasa ini teknologi yang berkembang pesat
membuat manusia dengan cepat membuat karya-karya baru yang pasti memiliki manfaat bagi si
pembuatnya. Tumbuhnya konsepsi kekayaan atas karya-karya intelektual pada akhirnya menimbulkan
keinginan untuk melindungi atau mempertahankan kekayaan tersebut. Pada gilirannya, kebutuhan ini
melahirkan konsepsi perlindungan hukum atas kekayaan tadi, termasuk pengakuan hak terhadapnya.
Oleh karena itu, dibuatlah suatu hak milik yang diberikan kepada si pembuat karya intelektual untuk
melindungi karyanya dengan membuat berbagai aturan. Aturan-aturan tersebut diperlukan karena sikap
penghargaan, penghormatan dan perlindungan tidak saja akan memberikan rasa aman, tetapi juga
mewujudkan iklim yang kondusif bagi peningkatan semangat atau gairah untuk menghasilkan karya-
karya inovatif, inventif dan produktif
Pengertian
Kata “intelektual” tercermin bahwa obyek kekayaan intelektual tersebut adalah
kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran manusia.
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif yang diberikan suatu peraturan
kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Secara sederhana HAKI
mencakup Hak Cipta, Hak Paten Dan Hak Merk.

Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, sastra, keterampilan dan sebaginya yang tidak mempunyai bentuk
tertentu. Dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, penerapan HAKI dalam bidang
TIK menjadi sesuatu yang patut mendapat sorotan.
Dalam pembahasan ini, akan dibahas mengenai HAKI dalam bidang TIK.
Prinsip – Prinsip Hak Kekayaan Intelektual :

1. Prinsip ekonomi.
Prinsip ekonomi, yakni hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif suatu kemauan
daya pikir manusia yang diekspresikan dalam berbagai bentuk yang akan
memberikan keuntungan kepada pemilik yang bersangkutan.
2. Prinsip keadilan.
Prinsip keadilan, yakni di dalam menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja
membuahkan suatu hasil dari kemampuan intelektual dalam ilmu pengetahuan, seni,
dan sastra yang akan mendapat perlindungan dalam pemiliknya.
3. Prinsip kebudayaan.
Prinsip kebudayaan, yakni perkembangan ilmu pengetahuan, sastra, dan seni untuk
meningkatkan kehidupan manusia
4. . Prinsip sosial.
Prinsip social ( mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara ), artinya hak
yang diakui oleh hukum dan telah diberikan kepada individu merupakan satu
kesatuan sehingga perlindungan diberikan bedasarkan keseimbangan kepentingan
individu dan masyarakat.
HAKI dalam melindungi kekayaan intelektual dalam bidang TIK lebih mengarah kepada 3 jenis perlindungan, yaitu hak cipta, paten, dan merek.

1. Hak Cipta
Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya.
Dalam dunia komputer, perangkat-perangkat komputer juga dilindungi oleh hak cipta. Hak cipta tersebut digunakan oleh publik agar dapat
menyelesaikan konflik tentang hak kekayaan di era digital.
Perangkat komputer yang berupa software, dapat dilindungi oleh lisensi. Salah satu contoh perlindungan hak cipta dengan lisensi yang
disediakan oleh organisasi adalah Creative Commons. Creative Commons (CC) adalah organisasi yang didirikan oleh Lawrence Lessig yang
menyediakan perlindungan hak cipta dengan lisensi yang disebut lisensi Creative Commons. Seorang pencipta yang bersedia untuk melepaskan
pekerjaannya di bawah lisensi Creative Commons, akan mempertahankan hak cipta, tapi memungkinkan orang lain untuk menggunakan karya
tanpa izin dan tanpa pembayaran, selama mereka kreditnya untuk penciptaan yang asli. Dalam hal ini, perkembangan teknologi baru telah
menimbulkan konsep baru seperti program komputer, database komputer, layout komputer, dan lain-lain sehingga sangat perlu untuk tahu
tentang hak cipta yang berkaitan dengan berbagai pekerjaan dalam ruang cyber.

Bukan hanya dengan menggunakan lisensi cc saja, perangkat komputer juga dapat dilindungi dengan lisensi lain.
Terdapat beberapa jenis lisensi yang dapat digunakan untuk melindungi program komputer. Beberapa jenis lisensi tersebut
antara lain adalah:
Lisensi Commercial
adalah jenis lisensi yang biasa ditemui pada perangkat lunak seperti Microsoft dengan Windows dan Officenya, Lotus, Oracle
dan lain sebagainya. Software yang diciptakan dengan lisensi ini memang dibuat untuk kepentingan komersial sehingga user yang ingin
menggunakannya harus membeli atau mendapatkan izin penggunaan dari pemegang hak cipta.
Lisensi Trial Software
adalah jenis lisensi yang biasa ditemui pada software untuk keperluan demo dari sebuah software sebelum diluncurkan ke
masyarakat atau biasanya sudah diluncurkan tetapi memiliki batas masa aktif. Lisensi ini mengizinkan pengguna untuk
menggunakan, menyalin atau menggandakan software tersebut secara bebas. Namun karena bersifat demo, seringkali software dengan
lisensi ini tidak memiliki fungsi dan fasilitas selengkap versi komersialnya. Dan biasanya dibatasi oleh masa aktif tertentu.
Lisensi Non Commercial Use
biasanya diperuntukkan untuk kalangan pendidikan atau yayasan tertentu dibidang sosial. Sifatnya yang tidak komersial, biasanya gratis
tetapi dengan batasan penggunaan tertentu.
Lisensi Shareware
mengizinkan pemakainya untuk menggunakan, menyalin atau menggandakan tanpa harus meminta izin pemegang hak cipta. Berbeda dengan
Trial Software, lisensi ini tidak dibatasi oleh batas waktu masa aktif dan memiliki fitur yang lengkap. Lisensi jenis ini biasanya ditemui pada
software perusahaan kecil.
Lisensi Freeware
Jenis lisensi freeware adalah software/aplikasi yang bersifat gratis. Kita tidak perlu membeli atau memasukkan nomor serial (keygen) dari
software tersebut, tapi hak cipta tetap milik pembuat software. Kita tidak boleh merubah hak cipta dan isi dari software tersebut, apalagi
menjualnya ke orang lain. Dengan kata lain kita hanya boleh memakai saja. Dan sumber kodenya bersifat tertutup, atau closed source.
Contoh dari aplikasi freeware adalah Winamp, Firefox atau Google Chrome, Yahoo!Mesenger, Pidgin, dan sebagainya.Freeware, sesuai
dengan namanya adalah software yang benar-benar gratis atau bebas untuk digunakan, developer software tidak pernah meminta Anda untuk
membayar apapun kepadanya. Dalam beberapa kasus kemampuan freeware malah lebih bagus ketimbang software berbayar. Beberapa
freeware memberikan persyaratan bahwa software tersebut hanya boleh digunakan untuk penggunaan pribadi (personal) bukan untuk
digunakan untuk keperluan komersil.
Lisensi Royalty-Free Binaries
serupa dengan lisensi freeware, hanya saja produk yang ditawarkan adalah library yang berfungsi melengkapi software yang sudah ada dan
bukan merupakan suatu software yang berdiri sendiri.
Lisensi Open Source
Open source adalah istilah untuk software yang kode programnya disediakan oleh pengembangnya untuk umum, agar dapat dipelajari cara
kerjanya, diubah atau dikembangkan lebih lanjut, dan disebarluaskan. Istilah dari Open Source sendiri tidak semata-mata hanya berarti
adanya keterbukaan untuk mengakses Source Code perangkat lunak, namun sebenarnya memiliki cakupan arti yang lebih luas. Mengacu
pada the Open Source definition version 1.3, maka Open Source adalah :
Free Redistribution : Setiap orang diperbolehkan membuat salinan tak terbatas, menjual atau bahkan memberikan program komputer secara
bebas tanpa ada kewajiban untuk membayar kepada siapapun.
Source Code : Ketersediaan Source Code dalam program untuk dilakukan modifikasi dan perbaikan program.
Derivad Works : memperbolehkan segala bentuk modifikasi
Integrity of The Autor's Source Code : Ketersediaan Source Code dalam program menjadi syarat utama untuk dilakukan modifikasi dan
perbaikan program.
No Discrimination Against Persons or Groups : Setiap orang memiliki hak yang sama melakukan kontribusi open source
No Discrimination Against Fields of Endeavor : Tidak untuk digunakan secara komersial
Distribution of License : Lisensi bersifat otomatis dan tidak memerlukan tanda tangan.
License Must Not be Spesific to a Product : Produk open source tetap bebas walaupun dipisahkan dari progaram distribusinya.
License Must Not Contaminated Other Software : Tidak dapat diletakkan bersama-sama dengan program berlisensi tertentu
Conforming License and Sertification : Pencocokan berbagai lisensi dengan Open Source Definition.

Berdasarkan jenis lisensi yang sudah dijelaskan tadi, berikut ini ada beberapa contoh lisensi yang ada, antara lain :
1.Open atau Select Licence
Jenis Open Licence atau Select Licence ini adalah jenis lisensi yang diberikan kepada suatu pengguna yang telah membeli atau
membayar lisensi untuk penggunaan software tertentu yang akan dipasang (install) ke beberapa perangkat komputer yang akan
dipergunakan.
2. Original Equipment Manufacture (OEM)
Merupakan jenis lisensi yang diberikan kepada setiap perangkat yang dibeli secara bersamaan dengan penggunakan software-nya.
Biasanya kualitas dari stiker Certificate of Authenticity (COA) selalu diperbaiki agar tidak mudah rusak atau mudah dipalsukan oleh
orang-orang tidak bertanggung jawab.
3. Full Price (Retail Product)
Jenis Full Price (Retail Product) ini adalah jenis lisensi yang diberikan kepada setiap pengguna yang telah membeli software secara
terpisah dengan perangkat keras (hardware) secara retail.
4. Academic License
Jenis Academic License ini adalah jenis lisensi yang diberikan kepada setiap institusi pendidikan (sekolah-sekolah atau kampus)
dengan harga khusus dan biasanya dengan sejumlah potongan tertentu (non komersial) dan ditunjukan dengan satu lembar surat lisensi
yang dapat dipergunakan pada sejumlah perangkat seperti yang tertera pada surat lisensi tersebut.
5. Lisensi khusus bagi Independen Software Vendor (ISV)
Jenis Independen Software Vendor (ISV) ini adalah jenis lisensi yang diberikan kepada setiap Independen Software Vendor (ISV)
untuk pembelian software-software yang digunakan untuk pembuatan aplikasi (Development Tools Software) dengan harga khusus
dan biasanya dengan sejumlah potongan tertentu.
Untuk programer yang bergerak di ranah sosial seperti pendidikan, kesehatan dapat membuat lisensi free software terhadap program
yang dibuatnya, terutama untuk di negara-negara berkembang seperti Indonesia agar bisa memberikan manfaat yang luas bagi
masyarakat banyak. Namun, bagi perusahaan yang bergerak di sektor bisnis bisa juga mendaftarkan lisensi komersial dan proprietary
software terhadap program yang dibuatnya, hal ini sebagai cara untuk mengganti biaya riset pembuatan sofware tersebut. Maka
perusahaan yang mendaftarkan softwarenya untuk dilindungi hak ciptanya (Copyright) akan mendapatkan perlindungan Hak Cipta
selama 50 tahun semenjak pertama kali diumumkan.

PERATURAN DAN UNDANG-UNDANG TENTANG LISENSI SOFTWARE


Undang-undang nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
1. Pasal 2 Ayat (2), pencipta atau pemegang hak cipta atas karya sinematografi dan program komputer memiliki hak untuk memberikan
izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial.
2. Pasal 15 Ayat (g), pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata
untuk digunakan sendiri.
3. Pasal 30 Ayat (1), tentang hak cipta atas ciptaan program komputer berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali
diumumkan.
4. Pasal 45 – 46, tentang lisensi piranti lunak (Software).
5. Pasal 56, hak cipta berhak mengajukan gugatan ganti rugi.
6. Pasal 72 Ayat (1), barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau
pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana minimal 1 bulan dan/atau minimal Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah), atau pidana penjara
maksimal 7 tahun dan/atau denda maksimal Rp. 5.000.000.000,- (Lima Miliar Rupiah).
7. Pasal 72 Ayat (2), barangsiapa dengan sengaja menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta pidana
penjara maksimal 5 tahun dan/atau denda maksimal Rp. 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah).
8. Pasal 72 Ayat (3), barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program
komputer dipidana dengan pidana penjara maksimal 5 tahun dan/atau denda maksimal Rp. 500.000.000,- (lima Ratus Juta Rupiah).
Di Indonesia, hak cipta juga dilindungi oleh hukum. Undang-Undang yang mengatur tentang hak cipta adalah UU
RI NO.19 thn 2002 tentang Hak Cipta. Berdasarkan UU Hak Cipta UU No 19 tahun 2002, mengenai ciptaan yang
dilindungi pada Pasal 12 (1) dinyatakan bahwa program komputer (software) itu termasuk hak cipta yang dilindungi.
Jika merujuk kepada UU Hak Cipta UU No 19 tahun 2002 ini, maka Sofware yang memiliki hak cipta itu terdiri dari
: Proprietary software dan Komersial Sofware. Maka seseorang yang mendistribusikannya dan menkopinya bisa
dinyatakan melanggar Hak Cipta.

Program komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujukan dalam bentuk bahasa kode skema ataupun bentuk lain, yang
apabila dibagungkan dengan media yang dapat dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk
melakukan fungsi – fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi –
instruksi tersebut.
Dalam pasal 30 juga dijelaskan bahwa hak cipta atas ciptaan program computer berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak
pertama kali diumumkan
Pasal 28
(1) Ciptaan-ciptaan yang menggunakan sarana produksi berteknologi tinggi, khususnya di bidang cakram optik (optical disc),
wajib memenuhi semua peraturan perizinan dan persyaratan produksi yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sarana produksi berteknologi tinggi yang memproduksi cakram optik sebagaimana diatur
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
Dengan ditetapkannnya undang-undang ini, seseorang yang memiliki hasil karya dan didaftarkan pada lembaga yang
berwenang akan mendapatkan perlindungan hukum.
Sanksi hukum pelanggaran hak cipta
Pasal 72
(1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
 (3) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu
Program Komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
 (9) Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 28 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).

 
2. Paten
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001:
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya (Pasal 1 Ayat 1).
Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi, untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau memberikan persetujuan kepada
orang lain untuk melaksanakannya (Pasal 1 Undang-undang Paten).
Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam
proses industri. Di samping paten, dikenal pula paten sederhana (utility models) yang hampir sama
dengan paten, tetapi memiliki syarat-syarat perlindungan yang lebih sederhana. Paten dan paten
sederhana di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Paten (UUP).
Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu penemuan (baru) di bidang
teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang
teknologi yang berupa :
 proses;
 hasil produksi;
 penyempurnaan dan pengembangan proses;
 penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi
Berdasarkan penjelasan di atas paten diberikan kepada hasil penemuan(invensi)kepada penemu(inventor). Dengan
begitu, perlindungan oleh hak paten lebih mengarah kepada perlindungan ide. Ide yang akan diklaim ini tidak boleh
sudah di klaim terlebih dahulu orang lain, karena siapa yang terlebih dahulu mengumumkan idenya, maka ide itu
menjadi miliknya dan tidak boleh ditiru oleh orang lain tanpa seizin si inventor. Ini dibuat agar sebagai inventor ia
dapat memanfaatkan invensinya untuk produksi dan agar invensinya tidak sembarangan diperjulbelikan. Peraturan-
peraturan terhadap paten ini dianggap penting terutama di bidang TIK dan Undang-Undang yang mengatur tentang
paten antara lain sebagai berikut:

UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989 Nomor 39)
UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997
Nomor 30)
UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 109)
Pemegang hak paten memiliki hak eklusif untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya dan melarang orang lain
yang tanpa persetujuannya :
a. Dalam hal Paten Produk : membuat, menjual, mengimpor, menyewa, menyerahkan, memakai, menyediakan untuk
di jual atau disewakan atau diserahkan produk yang di beri paten.
b. Dalam hal Paten Proses : Menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan
lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a.
- Pemegang Paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain berdasarkan surat perjanjian lisensi.
- Pemegang Paten berhak menggugat ganti rugi melalui pengadilan negeri setempat, kepada siapapun, yang dengan
sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas.
- Pemegang Paten berhak menuntut orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang paten
dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana yang dimaksud dalam butir 1 di atas.

Namun untuk beberapa perusahaan, untuk mengurangi persaingan yang tidak sehat, maka dibuatlah kesepakatan
eksklusif antar perusahaan dalam pemakaian hak paten mereka. Kesepakatan-kesespakatan eksklusif itu antara lain
sebagai berikut

 Penghimpunan Lisensi (Pooling Licensing) dan Lisensi Silang (Cross Licensing);


 Pengikatan Produk (Tying Arrangement);
 Pembatasan dalam bahan baku;
 Pembatasan dalam produksi dan penjualan;
 Pembatasan dalam harga penjualan dan harga jual kembali;
 Lisensi Kembali (Grant Back).
Perjanjian lisensi silang adalah perjanjian yang menurut dua pihak atau lebih memberikan lisensi kepada satu sama
lain untuk eksploitasi subyek diklaim dalam satu atau lebih dari paten masing-masing memiliki. Biasanya, ini jenis
perjanjian yang terjadi antara dua pihak untuk menghindari litigasi atau untuk menyelesaikan perselisihan
pelanggaran. Jadi dengan lisensi silang, masing-masing pihak mempertahankan kebebasan mereka untuk membawa
produk komersial ke pasar.
Sebagai contoh, Microsoft dan JVCmenandatangani perjanjian lisensi silang pada Januari 2008. Masing-masing
pihak, oleh karena itu, mampu mempraktekkan penemuan ditutupi oleh paten termasuk dalam perjanjian. Kompetisi
manfaat ini dengan memungkinkan lebih banyak kebebasan masing-masing untuk merancang produk yang dicakup
oleh hak paten orang lain tanpa memprovokasi pelanggaran gugatan.
Contoh penerapan perlindungan paten adalah sebagai berikut. Perusahaan Apple memiliki sebuah teknologi baru
yang diterapkan pada produknya, MacBook. Dengan begitu, perusahaan lain seperti HP, Acer, tidak boleh meniru
teknologi yang ada dalam MacBook itu untuk dipterapkan pada produknya, tanpa seizin Apple. Jika terbukti adanya
peniruan, maka perusahaan pniru itu sudah melanggar aturan hak paten. Hali ini ditujukan agar ide dari produk Apple
tersebut tidak sia-sia dan produk itu pasti memiliki nilai dan termasuk kekayaan Apple. Produk-produk lain perlu
untuk menghargai ide tersebut.
Contoh lain adalah, perusahaan microsoft mengeluarkan berbagai produk, salah satunya adalah Ms.Excel. Maka
untuk menghormati hak patennya, orang Indonesia tidak boleh meniru program itu serta konten-kontennya walaupun
dengan mengganti bahasanya. Itu tetap sudah mencuri ide orang lain.
2. Merek
 
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 :
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka- angka, susunan warna, atau kombinasi dari
unsur- unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. (Pasal
1 Ayat 1).Merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk (barang dan atau jasa) tertentu dengan
yang lainnya dalam rangka memperlancar perdagangan, menjaga kualitas, dan melindungi produsen dan konsumen.
Merek ini sangat dibutuhkan, apalagi oleh produk-produk besar agar dapat dibedakan dengan produk lain dan untuk
menjaga kualitasnya. Suatu merek yang dianggap berkualitas seringkali ditiru oleh orang lain agar produk yang
dibuatnya menjadi laku padahal pembeli terkadang tidak menyadari bahwa produk yang dipakainya adalah produk lain.
Untuk itu, dibuatlah berbagai peraturan untuk melindungi merek. Beberapa contoh merek antara lain: Sony Ericcson,
HP, Toshiba, Apple, dan lain-lain.

Contoh dari penerapan merek adalah sebagai berikut. Misalnya, Perusahaan laptop HP(Hewlett-Packard) telah banyak
mengeluarkan produk-produk laptop yang sangat berkualitas sehingga masyarakat cenderung mempercayai produk-
produk latop yang bermerek HP. Namun ditemukan pula laptop yang bukan berasal HP(Hewlett-Packard) namun
memiliki lambang produk yang sama dan sama-sama memiliki nama HP namun dengan kepanjangan Huge Package. Ini
berarti perusahaan Huge Package itu telah meniru merek Hewlett-Packard dengan meniru lambang yang digunakan
sebagai pembeda dengan produk aslinya dan membuat masyarakat merasa ditipu. Dalam hal ini, Huge Package telah
melanggar aturan merek.
Contoh lain adalah merek satu dengan yang lain tidak boleh memilki makna yang sama sehingga ridak cenderung
meniru. Misalnya, sudah ada merek microsoft. Oleh karena itu, perusahaan lain dianjurkan tidak menggunakan nama
nama seperti, tinysoft, mikrosoft, dan lain-lain.
Di dunia, sudah bantak terjadi contoh-contoh kasus pelanggaran HAKI , baik pelanggaran hak cipta, paten, maupun merek.
Berikut adalah contoh-contoh kasusnya:

 Apple sempat menuntut penjiplakan tema Aqua kepada komunitas Open Source, namun yang terjadi adalah bukan
penjiplakan, tapi peniruan. Hak Cipta yang dimiliki Apple adalah barisan kode Aqua beserta logo dan gambar-gambarnya,
sedangkan komunitas Open Source meniru wujud akhir tema Aqua dalam kode yang berbeda, dan tentunya membuat baru
gambar dan warna pendukungnya. Meniru bukanlah karya turunan.
Dalam hal ini, komunitas Open Source itu telah mencuri ide dari Apple. 
 Berdasarkan laporan Business Software Alliance (BSA) dan International Data Corporation(IDC) dalam Annual Global
Software Piracy Study 2007, Indonesia adalah negara terbesar ke-12 di dunia dengan tingkat pembajakan
software.“Persentasenya cukup mengkhawatirkan yakni mencapai 84 persen. Misalnya dari 100 komputer yang diteliti,
sebanyak 84 buah diantaranya menggunakan softwer ilegal. Fenomena ini sangat menyedihkan karena pembajakan ini
mematikan kreasi dan industri software itu sendiri,” kata Perwakilan BSA Indonesia, Donny A Sheyoputra, di Medan,
Selasa. Ini adalah contoh tidak menghormati hak cipta dari orang lain dengan berusaha memiliki dan menyebarkan software
itu secara ilegal. Hal-hal yang dapat memicu pembajakan software ini salah satunya adalah karena sotware dengan mudah
dapat digandakan tanpa mengurangi kualitasnya. Selain itu, mahalnya harga lisensi software juga memicu seringnya terjadi
pembajakan software.

Contoh-contoh diatas adalah beberapa contoh kasus pelanggaran haki di bidang TIK. Perlu kita sadari, bahwa karya orang
lain sangat penting untuk kita haragai karena karya tersebut dikerjakan dengan pengorbanan sehingga memiliki nilai dan
merupakan kekayaan dari orang tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita perlu menerapkan penghargaan akan karya
intelektual orang lain. Aturan-aturan HAKI dibuat agar manusia dapat bersaing secara sehat serta dapat menghargai karya
dari orang lain.

Anda mungkin juga menyukai