Dosen Pembimbing: H. Fahmi Said, S.Si.T., M.Pd NIP: 19590203 198301 1002 Kelompok 1
Anis Rizqi Sulistiowati P07125219004
Anita Maulidya Sari P07125219005 Annisa Diyani P07125219006 Dea Renanda Putri P07125219008 Deni Tri Rizqi P07125219009 Dilla Septia Armayani P07125219010 Firmanno Mapanrape P07125219012 Irma Aprilia P07125219017 Muhammad Fadhil Akbar P07125219022 Novi Sarita P07125219026 Ramadiniyah P07125219033 Apa Itu Persistensi Gigi ? A. Pengertian Persistensi Persistensi gigi merupakan salah satu permasalahan kesehatan gigi dan mulut dimana gigi sulung yang menjadi panduan tumbuhnya gigi permanen tidak tanggal sesuai waktunya, sedangkan gigi penggantinya telah erupsi (Chelagat, 2 2008). Persistensi gigi dapat menyebabkan maloklusi dan permasalahan orthodontik lainnya yang memerlukan waktu dan biaya cukup besar untuk perbaikannya (Millet dan Welbury, 3 2010). Bagaimana Pertumbuhan Gigi Desidui dan Permanen ?
B. Pertumbuhan Gigi Desidui dan Permanen
® Pergerakan erupsi gigi dimulai sejak pembentukan akar sebelum gigi dapat terlihat di rongga mulut. ® Pergerakan selama erupsi gigi dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase pra-erupsi, fase erupsi (fase pra-fungsional), dan fase post-erupsi (fase fungsional). ® Perkembangan gigi dibagi menjadi empat periode yaitu masa tak bergigi (edentulus), masa gigi desidui, masa gigi bercampur, dan masa gigi permanen. ® Masa tak bergigi (edentulus) dimulai sejak lahir hingga gigi pertama anak tumbuh, ± hingga anak berusia enam bulan. ® Pertumbuhan gigi-geligi dimulai sejak pembentukan benih gigi di minggu ke-4 intrauterin untuk semua gigi sulung dengan waktu kelengkapan pembentukan setiap gigi berbeda-beda. Lanjutan… Bagaimana Cara Pencegahan Persistensi Gigi ?
C. Pencegahan Persistensi Gigi
Peran aktif ibu sangat dibutuhkan dalam perawatan gigi anak karena keadaan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak pada masa gigi-geligi bercampur masih sangat ditentukan oleh kesadaran perilaku dan pengetahuan ibunya (Pratiwi et al., 2014). Tingkat pengetahuan ibu mengenai pertumbuhan gigi adalah faktor penting dalam mempengaruhi kesadaran mengenai kesehatan dan keadaan gigi anak, terutama dalam mencegah terjadinya persistensi gigi sulung (Yani, 2016) pada anak usia 7-11 yang sedang dalam masa gigi-geligi bercampur. Apa Saja Pengobatan atau Tindakan dalam Penanganan Persistensi Gigi ?
D. Pengobatan atau Tindakan dalam Menangani Persistensi
Salah satu penyebab gigi termasuk dalam indikasi dicabut adalah persistensi gigi. Penanganan dini dari kasus ini dapat mencegah terjadinya ganggunan posisi gigi permanen penggantinya. Pencabutan gigi persistensi yang dilakukan sejak gigi permanen baru menembus gingiva dapat membantu gigi permanen erupsi ke arah posisi yang benar sehingga dapat menghindari kebutuhan akan perawatan ortodonti. Lanjutan… Tahapan Pencabutan Gigi Sulung Pencabutan gigi sulung adalah pencabutan gigi sulung yang sudah terekfolusi atau goyang fisiologi derajat 2 atau lebih, persistensi, dan sisa akar. Alat dan Bahan 1. Alat tulis 2. Lembar rekam medis 3. Alat Oral Diasnotik: Sonde, pinset, eksavator 4. Tang cabut, bein 5. Tampon, Povidon iodine, kloretile/spuit 3 cc beserta ampul lidokain 6. Handscoon, masker 7. Gelas kumur 8. Tisu Lanjutan… Prosedur Pencabutan : 1. Menjelaskan prosedur kepada pasien/orang tua pasien 2. Mengisi lembar informed consent, dan meminta tanda tangan orang tua/wali yang mengantar 3. Mengatur posisi pasien dan posisis oprator menyesuaikan 4. Mencuci tangan dengan sabun 5. Melakukan anastesi pada daerah gigi yang akan dicabut 6. Pelaksanaan pencabutan dimulai bila sudah tercapai kondisi teranastesi. Pada gigi sulung yang telah mengalami mobility derajat ≥2, anastesi mengunakan kloretil dengan cara disemprotkan ke kapas kemudian di tempelkan kegusi pada gigi yang kan dicabut. 7. Buka soket gigi menggunakan bein (jika diperlukan) 8. Posisikan tang ekstraksi sejauh mungkin ke dalam soket, paruh tang sejajar dengan sumbu gigi Lanjutan… Prosedur Pencabutan : 9. Gerakan untuk pencabutan gigi sulung anterior adalah luksasi perlahan ke dalam kearah labio-palatal atau labio lingual, diikuti dengan gerakan rotasi dan ekstraksi. 10. Gerakan untuk pencabutan gigi sulung posterior adalah luksasi perlahan ke dalam kearah labio-palatal atau labio lingual, diikuti dengan gerakan ekstraksi. 11. Pemberian tampon pada daerah pencabutan 12. Berikan istruksi pasca pencabutan gigi 13. Mencuci tangan dengan sabun 14. Petugas membuat dan menyelengarakan resep berupa antibiotik (jika perlu) dan anti nyeri Apa Saja Faktor Penyebab dari Persistensi Gigi ?
Pertama Kedua
Kurangnya tempat bagi gigi
Benih gigi tetap yang akan yang akan tumbuh, tumbuh tidak sesuai atau menyebabkan benih gigi baru tidak searah dengan posisi mengarah ke tempat yang gigi susu yang akan kosong, di depan atau di digantikannya. belakang gigi susu. Terima Kasih