Fraktur Maxilla (Maksila) • Fraktur adalah merupakan suatu hilangnya atau putusnya kontinuitas jaringan keras dari tubuh. • Fraktur maksilofasial adalah merupakan fraktur yang terjadi pada tulang-tulang wajah yaitu, meliputi tulang naso orbito ethmoid, temporal, zygomatikomaksila, nasal, maksila, dan juga mandibula • Selain itu di Maksila, terdapat: Syaraf-syaraf kranial Pembuluh darah besar Banyak vaskularisasi Dinding tulangnya tipis Banyak terdapat perlekatan otot • Fraktur maksila sendiri sebagai bagian dari trauma maxillofacial cukup sering ditemukan walaupun lebih jarang dibandingkan dengan fraktur mandibula. • Kecelakaan kendaraan bermotor adalah merupakan penyebab tersering terjadinya fraktur maksila maupun fraktur wajah lainnya. Klasifikasi • Berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh Rene Le Fort, terdapat tiga pola fraktur maksila, yaitu: Le Fort I, II, dan III. Selain fraktur Le Fort, terdapat pula fraktur alveolar, dan vertikal atau sagital maupun parasagital.
Fraktur Le
• Fraktur Fort I dan Fraktur Le Fort II merupakan
fraktur yang melalui tulang nasal dan prosesus maksilaris frontal. Pukulan pada maksila atas atau pukulan yang berasal dari arah frontal menimbulkan fraktur dengan segmen maksilari sentral yang berbentuk piramida. Karena sutura zygomaticomaxillary dan frontomaxillary (buttress) mengalami fraktur maka keseluruhan maksila akan bergeser terhadap basis kranium. • Fraktur Le Fort III Pada fraktur ini, maksila, tulang nasal, dan zigoma terpisah dari perlekatan kranialnya, yakni terjadi disfungsi kraniofasial. Fraktur jenis ini biasanya berkaitan dengan fraktur wajah tambahan. Selain pada pterygomaxillary buttress, fraktur terjadi pada zygomatic arch berjalan ke sutura • Fraktur Alveolar Bagian dentoalveolar dari maksila dapat mengalami fraktur akibat pukulan langsung maupun secara tidak tidak langsung pada mandibula. Sebagian dari prosesus alveolar dapat mengalami fraktur.
• Fraktur Maksila Sagital atau Vertikal
ETIOLOGI FRAKTUR MAKSILA Tanda-tanda atau gejala fraktur yang dapat dibedakan menjadi tanda fraktur yang pasti (definitif) dan tanda yang tidak pasti. Tanda-tanda fraktur yang pasti : 1. Dislokasi, 2. Pergerakan yang tidak normal dari hidung 3. Krepitasi 4. Tampak fragmen patahan dari tulang.
pendarahan ekstensif serta gangguan pada jalan nafas akibat pergeseran fragmen fraktur, edema, dan pembengkakan soft tissue. • Komplikasi akhir dapat berupa kegagalan penyatuan tulang yang mengalami fraktur, penyatuan yang salah, obstruksi sistem lakrimal, anestesia/hipoestesia infraorbita, devitalisasi gigi, ketidakseimbangan otot ekstraokuler, diplopia, dan enoftalmus. • Kenampakan wajah juga dapat berubah (memanjang, retrusi)