FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS NUSANTARA AL WASHLIYAH
MEDAN
2022
Pendahuluan
Pelayana Kesehatan merupakan usaha-usaha dalam pemeliharaan dan peningkatan
status Kesehatan yang dilakukan secara profesional oleh tenaga Kesehatan melalui
pencegahan penyakit (preventif), peningkatan Kesehatan (promotif), pengobatan penyakit
(kuratif) dan pemulihan Kesehatan (rehabilitatif).
Salah satu jenis pelayanan Kesehatan yang tersedia di berbagai fasilitas Kesehatan
adalah pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian berorientasi langsung dalam proses
penggunaan obat yang bertujuan untuk menjamin keamanan, efektifitas, dan kerasional
penggunaan obat. Pelayanan ini perlu terus diupayakan dan ditingkatkan, sehingga dapat
menyediakan pelayanan yang cepat, tepat dan berkualitas.
Kegiatan pelayanan kefarmasian saat ini merupakan pelayanan terpadu dari semua
tenaga profesional Kesehatan yang bertujuan mengidentifikasi, menyelesaikan masalah
terkait obat atau masalah Kesehatan lainnya, serta mencegah hal-hal yang berpotensi
menimbulkan permasalahkan tersebut.
Tujuan Pharmaceutical care
Istilah konsep pharmaceutical care pertma kali disebutkan dalam sebuah artikel yang ditulis oleh
et al. diterbitkan pada tahun 1975. definisi tersebut menyebutkan.
Pelayanan kefarmasian adalah penyediaan setiap pelayanan Kesehatan pribadi yang
melibatkan keputusan apakah akan menggunakan penggunaan dan evaluasi penggunaan atau
obat, termasuk berbagai layanan dari pencegahan, diagnosis dan pengibatan, untuk rehabilitasi
yeng diberikan oleh dokter, dokter gigi, perawat, apotejker dan tenaga Kesehatan lainnya.
1. Keterampilan
Sebelum memulai sesi konseling, apoteker perlu membuat perencanaan dan persiapan
yang dibutuhkan selama sesi konseling. Konseling mensyaratkan bahwa apoteker harus
memiliki keterampilan teknis (hard skill) keahlian khusus (soft skill), dan pengedalian
lingkungan, sehingga prinsip dasar konseling dapat terlaksana.
Pengetahuan tentang farmakoterapi perlu dilengkapi dengan pengetahuan tentang latar
budaya dan individu pasien yang Beragam. Apoteker harus memperhatikan sikap pasien
terhadap system perawatan Kesehatan serta peran dan tanggung jawab pasien sendiri untuk
pengambilan keputusan dan manajemen diri.
Lanjutan…
2. Penilaian kebutuhan edukasi dan konseling pasien
Ketika seorang pasien menyerahkan resep kepada farmasi, maka hal yang diharapkan
adalah pasien dapat menggunakan obat atau alat tersebut dengan aman dan efektif,
sehingga dapat mengurangi gejala atau memberikan efek penyembuhan. Dalam situasi ini,
terdapat kemungkinan adanya kebutuhan edukasi dan konseling.
Faktor-Faktor yang menjadi pertimbangan untuk menilai kenutuhan edukasi dan
konseling pasien, sebagai berikut :
3. Faktor Pasien
Karakterististik pasien, karakteristik penyakit, karakteristik fungsional dan kognitif,
karakteristik social dan lingkungan.
2. Faktor obat/peralatan
Respon perawatan obat saat ini dan sebelumnya, indikasi terapi saat ini, factor pemberian
obat, respon yang diharapkan, dampak buruk, Tindakan pencegahan, ketersediaan.
Lanjutan…
3. Pelaksanaan Konseling
4. Isi/Konten Konseling Farmasi
Terimakasih