Anda di halaman 1dari 20

31 Desember 2021

HIV/AIDS
KELOMPOK 4
 RAHMIANI ENDANG ASTUTI (A1D120003)
 SRI MUTMAINNAH YUNUS (A1D120007)
 NURISNAINI ALFADILA (A1D120012)

ANDI FATWA TENRI AWARU,


S.Gz.,M.Kes

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
Table of contents

01 02 03
Pengertian Epidemiologi Etiologi HIV/AIDS
HIV/AIDS HIV/AIDS

04 05 06
Diagnosis Patofisiologi Terapi Gizi
HIV/AIDS HIV/AIDS HIV/AIDS
Pendahuluan
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami
penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi
berbagai macam penyakit lain yang disebut dengan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrom). AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi dari virus HIV (Mindiharto, 2019).
Pengertian HIV/AIDS
HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah
kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Acquired berarti didapat,
bukan keturunan. Immuno terkait dengan sistem kekebalan tubuh kita. Deficiency berarti
kekurangan. Syndrome atau sindrom berarti penyakit dengan kumpulan gejala, bukan
gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan
sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir.
Epidemiologi HIV/AIDS

Sindrom HIV/AIDS pertama kali dilaporkan dari Amerika Serikat pada tahun 1981. Sejak saat itu
jumlah Negara yang melaporkan kasus AIDS meningkat yaitu 8 negara pada tahun 1981 ada 53
negara, dan 153 pada tahun 1996, begitu pula halnya dengan jumlah kasus AIDS meningkat cepat,
pada tahun 1981 sebanyak 185 kasus menjadi 237.100 kasus pada tahun 1990 dan tahun 2013
sebanyak 35,3 juta kasus. (Setiarto, 2021)
Epidemiologi HIV/AIDS
Di Indonesia kajian tentang kecenderungan epidemi HIV/AIDS memproyeksikan pada peningkatan
upaya penanggulangan yang bermakna, maka pada tahun 2012 jumlah kasus HIV/ AIDS ada 39 ribu
jiwa, sementara itu 3.541 kasus baru muncul pada Januari- September 2012, dengan kematian
100.000 orang dan pada tahun 2015 menjadi 1.000.000 orang dengan kematian 350.000 16 orang.
Penularan dari sub- populasi berperilaku berisiko kepada istri atau pasangannya akan terus
berlanjut.
Etiologi HIV/AIDS

AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II,LAV RAV.
Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang berupa
agent virus yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya
afinitas yang kuat terhadap limfosit T. HIV tergolong dalam family lentivirus. Infeksi
dari family lentivirus ini khas ditandai dengan sifat latennya yang lama, masa inkubasi
yang lama, replikasi virus yang persisten dan keterlibatan dari susunan saraf pusat
(SSP).
Etiologi HIV/AIDS
Sedangkam ciri khas untuk jenis retrovirus yaitu: dkelilingi oleh membran lipid,
mempunyai kemampuan variasi genetik tang tinggi, mempunyai cara unik untuk
replikasi serta dapat menginfeksi seluruh jenis vertebrata. HIV terdapat dalam cairan
tubuh ODHA, dan dapat dikeluarkan melalui cairan tubuh tersebut. Seseorang dapat
terinfeksi HIV bila kontak dengan cairan tersebut. Meskipun berdasarkan penelitian,
virus terdapat dalam saliva, air mata, cairan serebrospinal dan urin, tetapi cairan
tersebut tidak terbukti berisiko menularkan infeksi karena kadarnya sangat rendah dan
tidak ada mekanisme yang menfasilitasi untuk masuk kedalam darah orang lain, kecuali
kalau ada luka. (Kurniadewi, 2017)
Diagnosis HIV/AIDS
Menurut (Johanis, 2016) diagnosis pada infeksi HIV dilakukan dengan
dua metode yaitu metode pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
laboratorium. Pemeriksaan laboratorium meliputi uji imunologi dan uji
virologi.

1. Diagnosis klinik

Sejak tahun 1980 WHO telah berhasil mendefinisikan kasus klinik dan
sistem stadium klinik untuk infeksi HIV. WHO telah mengeluarkan
batasan kasus infeksi HIV untuk tujuan pengawasan dan merubah
klasifikasi stadium klinik yang berhubungan dengan infeksi HIV pada
dewasa dan anak.
Diagnosis Klinis
Keadaan Umum
 Kehilangan berat badan > 10% dari berat badan dasar Demam (terus menerus atau intermiten,
temperatur oral > 37,50 C) lebih dari satu bulan
 Diare (terus menerus atau intermiten) yang lebih dari satu bulan Limfadenofati meluas
Kulit
PPE* dan kulit kering yang luas merupakan dugaan kuat infeksi HIV. Beberapa kelainan seperti
kutil genital (genital warts), folikulitis dan psoriasis sering terjadi pada ODHA tapi tidak selalu
terkait dengan HIV
Infeksi
Infeksi Jamur  Kandidosis oral
 Dermatitis seboroik
 Kandidosis vagina kambuhan
Diagnosis Klinis
Infeksi Vital  Herpes zoster (berulang/melibatkan lebih dari satu dermatom)
 Herpes genital (kambuhan)
 Moluskum kontagiosum
 Kondiloma

Gangguan Pernafasan  Batuk lebih dari satu bulan


 Sesak nafas
 Pnemoni kambuhan
 Sinusitis kronis atau berulang
Gejala neurologis  Nyeri kepala yang semakin parah (terus menerus dan tidak jelas
 penyebabnya)
 Kejang demam
 Menurunnya fungsi kognitif
Diagnosis HIV/AIDS
1. Diagnosis Laboratorium
Metode pemeriksaan laboratorium dasar untuk diagnosis infeksi HIV dibagi
dalam dua kelompok yaitu:
a. Uji Imunologi
Uji imunologi untuk menemukan respon antibody terhadap HIV-1 dan
digunakan sebagai test skrining, meliputi enzyme immunoassays atau enzyme
– linked immunosorbent assay (ELISAs) sebaik tes serologi cepat (rapid test).
Uji Western blot atau indirect immunofluorescence assay (IFA) digunakan
untuk memperkuat hasil reaktif dari test krining. Uji yang menentukan
perkiraan abnormalitas sistem imun meliputi jumlah dan persentase CD4+ dan
CD8+ T-limfosit absolute.
Diagnosis HIV/AIDS
b. Uji Virologi
Tes virologi untuk diagnosis infeksi HIV-1 meliputi kultur
virus, tes amplifikasi asam nukleat / nucleic acid
amplification test (NAATs), test untuk menemukan asam
nukleat HIV-1 seperti DNA arau RNA HIV-1 dan test untuk
komponen virus (seperti uji untuk protein kapsid virus
(antigen p24)).
Patofisiologi HIV/AIDS

HIV masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara yaitu


secara vertical, horizontal dan transeksual. Jadi HIV dapat
mencapai sirkulasi sistemik secara langsung dengan diperantarai
benda tajam yang mampu menembus dinding pembuluh darah
atau secara tidak langsung melalui kulit dan mukosa yang tidak
intak seperti yang terjadi pada kontak seksual. Begitu mencapai
atau berada dalam sirkulasi sistemik, 4 – 11 hari sejak paparan
pertama HIV dapat dideteksi di dalam darah.
Patofisiologi HIV/ADIS

Selama dalam sirkulasi sistemik terjadi viremia dengan disertai gejala dan tanda
infeksi virus akut seperti panas tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri sendi, nyeri
otot, mual, muntah, sulit tidur, batuk-pilek, dan lain-lain. Keadaan ini disebut
sindrom retroviral akut, pada face ini mulai terjadi penurunan CD4 dan
peningkatan HIV-RNA viral load. Orang yang terinfeksi HIV maka diperlukan
waktu 5-10 tahun untuk sampai ke tahap AIDS. awal virus HIV masuk ke dalam
tubuh manusia selama 2-4 minggu keberadaan virus tersebut belum dapat
terdeteksi dengan pemeriksaan darah
Stadium perkembangan infeksi virus HIV sebagai
berikut:

1 2 3 4

Stadium pertama (HIV)


Stadium kedua Stadium ketiga Stadium keempat
Stadium dimulai dari
(Asimptopmatik) Dalam pembesaran kelenjar (AIDS) yaitu keadaan
masuknya virus HIV ke
organ tubuh terdapat yang disertai dengan
dalam tubuh diikuti limfe yang menetap
virus HIV tetapi tubuh infeksi oportunistik,
dengan perubahan dan merata penurunan berat badan
tidak menunjukkan
serologis yaitu antibody berlangsung lebih
gejala yang berlangsung dan munculnya kanker
dari negatif menjadi dari satu bulan
selama 5-10 tahun. serta infeksi sekunder.
positif.
Terapi Gizi HIV/AIDS
Kebutuhan harian pasien HIV terjadi peningkatan sebanyak 10% –
20%. Kebutuhan kalori harian tergantung dari gejala pasien. Jika
tidak ada gejala diberikan 30-35 kkal, jika ada gejala tetapi tidak
berat diberikan 35-40 kkal dan jika ada infeksi oportunistik (CD4
<200) diberikan 40-50 kkal. Kebutuhan protein pasien HIV juga
meningkat yaitu 1.1-2 gram/kg BB/hari, tetapi harus tetap melihat
fungsi ginjal pasien. Jika terdapat gangguan ginjal, maka
kebutuhan protein akan menyesuaikan dengan stadium keparahan.
Kebutuhan lemak sesuai dengan kebutuhan harian orang normal
sekitar 15-20% dari total kalori. (Nahikian, 2011)
Terapi Gizi HIV/AIDS
Menurut (Piwoz E, 2001) Pada pasien HIV untuk kebutuhan makronutrient seperti karbohidrat dan
protein mengalami peningkatan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
 Pada pasien HIV tidak mempunyai pantangan terhadap makan, tetapi harus diperhatikan dan
dipilih makanan yang dikonsumsi itu harus benar-benar bersih.
 Makan tetap 5x sehari (3x makan besar dan 2x snack), tetapi jika tidak mampu mengkonsumsi
dalam jumlah besar secara bersamaan, maka jam makan bisa diperbanyak yaitu 7-8x/hari
dengan porsi kecil.
 Pemilihan jenis makanannya untuk karbohidrat bisa didapat dari nasi/kentang/roti, untuk jenis
protein bisa didapat dari telur (terutama putih telur), ayam, ikan, daging, tahu, tempe, kacang-
kacangan. Diusahakan dalam sehari harus ada protein hewani seperti telur, ayam, ikan atau
daging.
Kesimpulan

HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
AIDS adalah kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome.
Acquired berarti didapat, bukan keturunan. Immuno terkait dengan sistem
kekebalan tubuh kita. AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai
beberapa nama yaitu HTL II,LAV RAV. Yang nama ilmiahnya disebut
Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang berupa agent virus yang
dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas
yang kuat terhadap limfosit T. HIV tergolong dalam family lentivirus.
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created


Do
by you have
Slidesgo, any
including questions?
icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai