Anda di halaman 1dari 27

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

22 Oktober 2021

Strategi dan Inovasi Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan


dalam Percepatan Penurunan AKI dan AKB

Direktorat Kesehatan Keluarga

Pertemuan Sosialisasi Regulasi Kebijakan dan Feedback Program Kesehatan Keluarga


ISU PRIORITAS DALAM MEWUJUDKAN
SDM YANG BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING

“Titik dimulainya pembangunan SDM dimulai dengan menjamin kesehatan


ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak sekolah
karena merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul.
Jangan sampai ada stunting, kematian bayi, kematian ibu yang meningkat.”

1
Meningkatkan kesehatan ibu dan
anak melalui
upaya penurunan AKI dan AKB

2
Meningkatkan kualitas SDM
melalui
upaya penurunan stunting
Kematian ibu meningkat pada Jan-Sept 2021 dibandingkan Jan-
Sept 2020
Kematian Ibu 2018= 4.221
842 Kematian Ibu 2019= 4.196
Kematian Ibu 2020= 4.614
Persalinan
530
443
425
24 Provinsi Kematian Ibu meningkat

Jumlah Kematian Ibu Jan – Sept ’20: 184153


183 154 150
3048 129102
109 102 84 127 125 1209798 98 94
82 94 88 66 39 6275 4574 67 67 5462 4152 41 33 33
29 24 35 26 16 1419 1119
Jumlah Kematian Ibu Jan – Sept ‘21:
3794
184
Kematian Ibu dengan Sept - '2020
PCR/Antigen Positif Jan – Sept ‘21:
1331 129
123
114 10 Provinsi Kematian Ibu menurun
85
72 69
64 60
56
48
34 39
30
20 23 21 22 19
12

BANTEN ACEH SUMSEL DKI JAKARTA MALUKU SULUT JAMBI GORONTALO PAPUA MALUKU UTARA
Sep '2020
ANALISIS SITUASI
Penyebab Kematian Ibu
Target Penurunan AKI (/100.000 KH)

Ancaman COVID-19

183

70

% Tenaga Pemberi Layanan ANC

13,4 % 0,5 % Komponen Pemeriksaan ANC 10T

Dokter Sp.OG Dokter

82,4 % 0,5%
Bidan Perawat

TIDAK ANC 3,1 %


TEMPAT PERSALINAN DAN KEMATIAN

% Tempat Persalinan
Perempuan 10-54 Tahun TEMPAT KEMATIAN IBU TEMPAT KEMATIAN NEONATUS

67.9
29% 18%

77
Praktek Bidan RS Swasta

16% 15%

16.4
13.8
Rumah RS Pemerintah

15.6

1.9
12% 5%

4.9
2.5
Puskesmas/ Klinik R U MA H F A S KE S R U MA H PE R J A LA NAN
S A KI T L A I N N YA KE
Pustu/Pusling Rumah Sakit Faskes lainnya Rumah Perjalanan ke
RS/Faskes R S / F ASKE S

4% 1%
Polindes/ Praktek SRS Litbang, 2016

Poskesdes Dokter

(Riskesdas 2018)
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas
Tujuan

Memenuhi hak setiap


Saat Hamil 24% ibu hamil memperoleh
Persalinan pelayanan
36% kesehatan yang
Pasca Persalinan 40%
berkualitas sehingga
32% sepsis mampu menjalani
(infeksi) 65%kehamilan
perdarahandengan sehat,26%
bersalin
sepsis (infeksi)
24% selamat,
dengan hipertensi dan melahirkan14%
bayiruptur
yanguterus 15% perdarahan
sehat dan berkualitas.
28% lain-lain 11% hipertensi 29% lain-lain

Kematian Ibu

Deteksi Dini Faktor Risiko Belum Optimal Rujukan Persalinan Tidak Terencana Kesiapan Fasyankes Rujukan
1. Kualitas Pelayanan ANC 1. Multiple Referral 1. Keterbatasan SDM (Rifaskes, 2019)
2,7% ANC memenuhi standar 10T (Sirkesnas 2016) 76% ibu harus dirujuk lagi ke fasyankes lain 750 Puskesmas tidak memiliki dokter umum
(EMNC, 2019) 105 Puskesmas tidak memiliki bidan
2. Pemberi Layanan ANC
84% ANC oleh bidan. Bidan tidak memiliki
2. Terlambat dirujuk 2. Fasilitas kegawatdaruratan belum memadai (Rifaskes,
31% terlambat dirujuk (EMAS, 2016) 2019, ASPAK 2020, Data Rutin)
kompetensi deteksi penyakit non obstetric
3. Stabilisasi Prarujukan 41 kab/kota tidak memiliki unit transfusi darah (UTD) / bank
(Riskesdas 2018)
9% pasien dirujuk yang dilakukan stabilisasi darah rumah sakit (BDRS)
Pentingnya (EMAS, 2016) 2458 Puskesmas mampu PONED dari total 4119 Puskesmas
Skrining rawat inap
PROGRAM KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR

Ibu Hamil

ANC Terpadu:
Pencegahan Ibu Hamil KEK dan anemia
Tatalaksana Penyakit Menular dan Tidak Menular

Rujukan Komplikasi Kehamilan

Kelas
Pemberdayaan Masyarakat dan Ibu Hamil
Penguatan Tatakelola Kab/Kota
LOKUS PERCEPATAN Kepmenkes 94/2020 Kepmenkes 319/2020 tgl
PENURUNAN AKI AKB tanggal 29 Januari 2020
Penetapan Lokus AKI
15 Mei 2020 tentang
Penetapan Lokus AKI AKB
AKB Tahun 2020 Tahun 2021

1. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan


514 (dokter dan Bidan) dalam pelayanan

470 kab/kota kesehatan ibu dan bayi dengan metode


blended learning (online dan on the job
kab/kota training di RSUD). Sudah terlatih

320 sebanyak 795 dokter dan 1268 bidan di


200 kab/kota lokus
kab/kota 2. Pendampingan RSUD di Kab/kota lokus
oleh RS Pengampu (RS Vertikal dan RSUD
200 terpilih) terkait tatakelola klinis dan
manajemen upaya penurunan AKI dan
2020 kab/kota
2021 2022 2023 2024 AKB. (42 RSUD sudah didampingi secara
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PENGUATAN TATAKELOLA offline dan 11 RSUD didampingi online)
3. Dukungan kegiatan penurunan AKI dan
12
Organisasi Profesi, Peran PKK, LSM, Pokja AKI AKB, Pendampingan Dinkes,
Buku KIA, Kelas Ibu, P4K PWS (kohort ibu bayi), AMP AKB melalui DAK Fisik dan Non Fisik

0 AKSES LAYANAN
4. Pelaksanaan Audit Maternal dan
PENINGKATAN PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN Neonatal Surveilans dan Response
ANC, Persalinan di Faskes, PNC,
kab/ko Kapasitas Puskesmas (KIA KB) 5. Penguatan Manajemen PONED dan
Imunisasi,
ta SPM Kab/Kota Pendampingan Rumah Sakit PONEK
INTERVENSI KEGIATAN 2021-2022

Peningkatan e-Monev dan


Pendampingan RS Pemulihan Orientasi
Kapasitas Dokter Penyusunan Audit Maternal
Kab/Kota oleh 13 dan Bidan dalam Peraturan Presiden Pelayanan Manajemen Perinatal
RS Vertikal dan 3 Kesehatan Ibu, PONED / PONEK
RSUD Prov/ Pelayanan KIA tentang penurunan Anak dan KB dari untuk Kab/ Kota Surveilans dan
Kab/Kota dengan Metode AKI dan AKB Dampak Pandemi Lokus AKI dan AKB Respon
Blended Learning
COVID-19

Supervisi / Pemantauan Pasca Pelatihan

9
PELAYANAN ANTENATAL
(PMK No.21/ Tahun 2021)

Pemeriksaan DOKTER 1x pada


2016 WHO ANC Model Trimester 1
 Positive pregnancy experience
 8 kali kontak 1x Trimester 1 (skrining faktor resiko &
komplikasi), termasuk USG dasar
Rekomendasi pelayanan USG Rekomendasi ANC di FKTP / konsul terbatas
spesialis /FKRTL
menjadi pelayanan Rutin 
deteksi dini factor risiko,
memperkiraan usia 6x 2x Trimester 2
kehamilan, deteksi kelainan Pemeriksaan DOKTER 1x pada
janin, dan kehamilan ganda Trimester 3
Trimester 3 (skrining faktor resiko, ada tdk
3x masalah kesehatan & menentukan
Ada /tidak penyulit, Puskesmas PONED/ tempat persalinan
RS PONEK
Peningkatan Peran Dokter Dalam ANC, Persalinan & PNC
Adaptasi di Indonesia:  Pakai BUKU KIA sebagai Media komunikasi antar nakes dan media KIE ibu dan
6 kali kontak (1-2-3) keluarga
2 kali kontak dengan dokter (TM-1 & TM-3)  Terdapat lembar skrining yang harus diisi dokter saat TM 1 dan TM 3
 Terdapat skrining pre eklamsi untuk deteksi dini PE/Eklamsi
 Lembar ringkasan dokter spesialis apabila ibu dirujuk
PENINGKATAN KAPASITAS BAGI DOKTER DAN BIDAN
DALAM PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI
Sesi BL DOKTER : melalui Metode Blended Learning
1. ANC dan USG dasar
2. Nifas dan KBPP KOLABORASI PROFESI
3. Neonatal
TAHAPAN
4. Bayi
PEMBELAJARAN
BL
Sesi BL BIDAN :
1. ANC, persalinan Monitoring DOKTER
2. Neonatal, bayi dan Evaluasi
3. Gizi
Pembelajaran
Tatap Muka / OJT

Pembelajaran
Pembelajaran Evaluasi : kehadiran, BL BIDAN
Online penugasan mandiri dan
Mandiri
OJT, pre-post test

795 dokter puskesmas dan Puskesmas


Sertifikat diberikan kepada
FKTP serta 1268 Bidan yang dokternya
peserta yang telah mengikuti
telah ditingkatkan kapasitasnya telah dilatih
keseluruhan proses
Supervisi Paska BL dalam pelayanan ibu dan bayi diharapkan
SKP IDI SKP IBI pembelajaran.
pada tahun 2020-2021. memiliki USG.
MATERI PELATIHAN USG OBSTETRI DASAR TERBATAS UNTUK DOKTER DI FKTP
1. ETIKA DALAM PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI OBGIN (MEDIKOLEGAL, INFORMED CONSENT, DOKUMENTASI,
PELAPORAN/ KOMUNIKASI)
2. FISIKA DASAR ULTRASONOGRAFI (PRINSIP KERJA ALAT, KNOBOLOGI)
3. SAFETY ULTRASONOGRAFI (BIOSAFETY, PERSIAPAN RUANG, ALAT PASIEN)
4. KOMPETENSI ULTRASONOGRAFI OBSTETRI DASAR TERBATAS
• HAMIL/ TIDAK
• INTRA/ EKSTRAUTERIN
• JUMLAH JANIN
• PENENTUAN TAKSIRAN TANGGAL PERSALINAN (HPL)
• HIDUP/ MENINGGAL DAN PENGUKURAN DJJ)
• PRESENTASI JANIN
• TAKSIRAN BERAT JANIN POKJA USG POGI
• BIOMETRI (GS, CRL, HC, BPD, AC, FL)
• UMUR KEHAMILAN
• PLASENTA (LOKASI – NORMAL/ TIDAK)
• CAIRAN KETUBAN (SDP)

Kompetensi Dokter Umum Menurut SKDI 2012


Pemeriksaan USG obsgin (skrining obstetri) : 4A*
* mendiagnosis, melakukan penatalasanaan secara mandiri dan tuntas,
Kompetensi yang dicapai saat lulus dokter
JEJARING
RUJUKAN
PERSALINAN
PELAYANAN PERSALINAN

TIM
(Dokter, Bidan, Perawat)
4
Level 4
Minimal Tangan Level 5
Penolong Pelayanan Multispesialistik
Pelayanan danmultispesialistik
subspesialistik dan subspesialistik,
Kasus dengan kompleksitas tinggi

Level 1 Level 2 Level 3


Pelayanan Dasar/primer Pelayanan dasar (khusus)
Pelayanan Spesialistik
Ibu hamil tanpa penyulitIbu dengan penyulit ringan
Puskesmas dan fasyankes Puskesmas
sulit akses mampu PONED
TINGKATAN PELAYANAN MATERNAL
• kehamilan tunggal • usia hamil 37– 40 minggu
• presentasi belakang kepala • ibu usia 20 -35 tahun
• taksiran berat janin 2500 - 3500 gram LEVEL 1
• tidak ada komplikasi Ibu maupun janin

• Riwayat obstetrik jelek atau terdapat • Usia ibu ≤16 atau ≥35 tahun • Terlalu lama punya anak pertama ≥4 tahun
komplikasi pada persalinan yang lalu (riwayat • Anak terkecil ≤2 tahun • Interval kehamilan >10 tahun
vakum/forsep, HPP dan atau transfusi) • Persalinan ≥4 kali LEVEL 2
• Pertumbuhan janin terhambat/Pertumbuhan janin •


Riwayat gagal hamil berulang (≥2 kali)
berlebih (makrosomia) •
Prolaps tali pusat LEVEL 3
Riwayat operasi rahim (SC / miomektomi) Anemia dalam kehamilan (Hb<10)
• Hamil dengan obesitas atau gizi kurang • Janin meninggal • Gangguan darah lain dalam kehamilan
• Hipertensi dalam kehamilan • Perdarahan antepartum • Gangguan air ketuban (oligo/hidramnion)
• Preeklampsia/eklampsia tanpa komplikasi • Plasenta previa dan solusio plasenta • Infeksi dalam kehamilan (termasuk HIV, sifilis
• Curiga ruptur uteri dan hepatitis B)
kompleks
• Kehamilan multipel • Ketuban pecah dini • Diabetes dalam kehamilan
• Curiga cephalopelvic disproportion • Persalinan preterm < 37 minggu • Kehamilan dengan penyakit medis lain yang
• kelainan presentasi janin • Persalinan post date >41minggu sederhana
• Persalinan lama / lewat ‘garis waspada’ partograf • Gawat janin

• plasenta akreta
• Kelainan jantung • Gangguan autoimun dan LEVEL 4 • Kelainan jantung berat
LEVEL 5
• Plasenta previa pada bekas SC hematologi kompleks • Kelainan paru berat
• ARDS dan gangguan pernapasan • Preeklampsia perawatan • Kehamilan yang butuh bedah jantung atau
lainnya konservatif bedah saraf
• Acute fatty liver • Preeklampsia berat/eklampsia • Komplikasi medis maupun akibat kehamilan
• Gangguan pembekuan darah dengan komplikasi yang melibatkan lebih dari 2 sistem organ
TINGKATAN PELAYANAN NEONATAL
(Draft Revisi Pedoman PONED-PONEK, rekomendasi UKK Neonatologi)
KEMAMPUAN
LEVEL KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN

LEVEL I • Mampu menolong Persalinan Minimal 2 penolong persalinan


FKTP Non Puskesmas PONED • Menangani bayi baru lahir normal : Presentasi belakang kepala, Lahir spontan, Usia
kehamilan 37 - <41minggu, Berat lahir 2500 - <4000gram, Stabil respiro-kardio-vaskuler

LEVEL II • Mampu melayani persalinan dan Gadar Matneo 27/7 Kompetensi Tim (Dokter Umum, Bidan,
Puskesmas PONED • Menangani bayi baru lahir normal, Presentasi belakang kepala, Lahir spontan, Usia Perawat atau Dokter dan 2 bidan)
kehamilan 35 - <41minggu, Berat lahir 2000 - <4000gram, Stabil respiro-kardio-vaskuler
LEVEL III • Mampu perawatan neonatus Late Preterm Infants (usia kehamilan 34minggu dan atau berat Ketenagaan mampu PONEK 24/7 (Dokter
Pelayanan Spesialistis lahir 1600gram), stabil respiro-kardio-vaskuler dengan tunjangan akses vena perifer untuk Spesialis Anak, SpOG dan SpAN)
nutrisi, cairan, elektrolit dan obat-obatan
LEVEL IV • Kemampuan Level III, ditambahkan : Ketenagaan Mampu PONEK (Level III)
Pelayanan Subspesialistis Dasar Mampu perawatan neonatus:
ditambah Dokter spesialis Anak yang
• Usia kehamilan 32minggu dan atau berat lahir 1400gram mendapat kompetensi tambahan
• Mampu menangani kasus bedah neonatus sederhana dalam tata laksana stoma berdasarkan sertifikat kompetensi
• Mampu menangani kasus PJB non sianosis
• Fasilitas NICU dengan fasilitas yang dapat mendukung perawatan dengan alat ventilator tambahan fellow dari kolegium terkait dan
konvensional lengkap, fasilitas diagnosti dan obat-obatan penunjangnya (menurut disahkan oleh KKI berdasarkan STR-KT
leveling AAP 2004 adalah level IIIa) Fellow.
• Tunjangan akses vena perifer dan sentral untuk pemberian nutrisi, cairan, elektrolit dan
obat-obatan.
LEVEL V • Kemampuan Level IV ditambahkan : Ketenagaan LEVEL 4 DITAMBAH:
Pelayanan multisubspesialistis/ Mampu perawatan neonatus: • Dokter subspesialis lengkap untuk
subspesialistis lengkap • Tanpa batasan usia kehamilan dan atau berat lahir menangani kasus maternal neonatal, tidak
• Mampu menangani kasus bedah neonatus kompleks terbatas di bidang anestesi, kebidanan
• Mampu menangani kasus PJB sianosis yang memerlukan tindakan bedah dan anak saja, tetapi juga disiplin ilmu
jantung dengan atau tanpa ECMO lain.
• Fasilitas NICU dengan fasilitas yang dapat mendukung perawatan dengan alat • Untuk Neonatus termasuk subspesialistik
ventilator High Frequency Oscillation, fasilitas diagnosti dan obat-obatan dibidang tata laksana:
penunjangnya • Bedah neonatal kompleks (leveling
menurut AAP 2004 adalah level IIIc)
• PJB sianosis yang memerlukan tindakan
bedah jantung kompleks dengan atau
tanpa ECMO 16
PENANGANAN KEGAWATDARURATAN
MATERNAL DAN NEONATAL

MATERI PESERTA : TIM


Pencegahan Tatalaksana
(Dokter, Bidan, Perawat) 23
infeksi pada kegawatdaruratan Provinsi
Tatalaksana lebih lanjut di FKRTL
persalinan dan pada kehamilan, melibatkan lintas profesi, misalnya :
bayi baru lahir persalinan dan nifas Sp.PD, Sp.An, Sp.OG, Sp.A, bidan,
perawat, tenaga elektro medik, dll
46
Rumah Sakit
Tatalaksana Tatalaksana
persalinan bersih
dan aman
kegawatdaruratan
pada bayi baru lahir
672
Tenaga Kesehatan

Stabilisasi dan Rujukan Telah Dilatih


persiapan ditas
i Kegawatdaruratan
k re
prarujukan Tera SDM Maternal dan
BPP
Neonatal
SISRUTE

Telemedi
cine (tele
EKG, tele Rujukan (RJ,
rad – RD, Parsial)
dicom) Ringka Telemedicine
Konsultasi & Telemedicine

san Dashboard
Leveling
Catata
Rujukan
Fitur n
Monitoring
Medis
SISRUTE Ringkasan Medis
Tracki Chat Video
ng dan Komunikasi
Resume Medis Terintegrasi

Video
Ambu Komun
lance ikasi Tracking Rujukan Maternal
Ambulance
Video Komunikasi

& Neonatal
PELAYANAN KESEHATAN PASCA PERSALINAN
SETELAH MASA NIFAS
PERSALINAN
(0 - <6 jam) KF1 (6-48 jam) KF2 (3-7 hari) KF3 (8-28 hari) KF4 (29-42 hari)
Contoh Bagan Skrining Nifas
Petugas: Petugas: Petugas: Petugas: Petugas :
 Pemantauan  Pemantauan tanda  Pemantauan  Pemantauan  Pemantauan
tanda vital vital dan kegawat- tanda vital dan tanda vital dan tanda vital dan
dan kegawat- daruratan kegawat- kegawat- kegawat-
daruratan  Skrining dengan daruratan
Bagan Tata Laksana daruratan daruratan
 Pemantauan  Skrining dengan
Terpadu Nifas Bagan Tata  Skrining dengan  Skrining
kontraksi (koordinasi antara Laksana Bagan Tata dengan Bagan
uterus bidan –dokter) Terpadu Nifas Laksana Tata Laksana
 Pemantauan  Skrining kejiwaan (koordinasi Terpadu Nifas Terpadu Nifas
perdarahan (trias depresi) antara bidan – (koordinasi (koordinasi
 Inisiasi  KIE nifas dokter) antara bidan – antara bidan –
Menyusu  KB PP (bila belum  KIE nifas dokter) dokter)
Dini terpasang  KB PP (bila
 Skrining 3 Eliminasi belum  KIE nifas  KIE nifas
TENTUKAN KLASIFIKASI  KBPP  KB PP (bila  KB PP (bila
1. Kotak merah muda, ibu harus dirujuk. (atas indikasi) terpasang )
2. Kotak kuning, petugas kesehatan harus
belum belum
waspada dan memantau terpasang ) terpasang )
perkembanganan kesehatan ibu agar  Skrining
tidak jatuh dalam kotak merah muda, dan status T
tata laksana dilakukan oleh dokter umum.
3. Kotak hijau artinya kondisi kesehatan ibu
dalam keadaan aman , pemantauan oleh
bidan
Catatan : Ibu dipulangkan minimal 24 jam pasca persalinan normal
PENDAMPINGAN RS KAB/KOTA LOKUS AKI AKB

Pelaksana pendampingan adalah 13 RS Vertikal dan 4 RSUD terpilih  Meningkatkan kualitas


(menugaskan SpOG , Sp.A, bidan, perawat, tenaga elektromedis, dan pelayanan dan
manajemen rumah sakit)
RS
meminimalkan kematian ibu
Jejaring dan bayi yang dapat
Menitikberatkan pada tata kelola klinis dan manajemen fasyankes yang dicegah.
mendukung peningkatan kualitas pelayanan klinis penyebab utama kematian  Memfasilitasi ketersediaan
ibu dan bayi
SOP pelayanan dan sarpras.
 Menitikberatkan kerjasama
Melibatkan Organisasi Profesi (POGI, IDAI, IBI, IPANI, IKATEMI) dalam melakukan tim dan peningkatan kapasi
pendampingan. tas serta kepatuhan terhadap
SOP.
 Memastikan setiap subjek
Difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota dan mitra pembangunan intervensi didukung pihak
yang bergerak dalam kesehatan ibu dan anak.
manajemen RS.
 Menjaga kesinambungan
Bekerjasama dengan RS provinsi/RS regional dan asosiasi profesi pelayanan berkualitas
setempat. dengan komunikasi intensif.
 Menguatkan jejaring rujukan
REGIONALISASI PENDAMPINGAN RS KAB/KOTA OLEH
13 RS VERTIKAL DAN 4 RSUD PROV/KAB/KOTA

DKI JAKARTA,JABAR,Lampung
RS RSCM : Jakpus, Banten
Aceh
RSAB Harkit : Jakpus, Jakbar, Lampung
RSUP Fatmawati & RSHS : Jabar
RSUP dr.H. AdamMalik
Kaltara
RSUP Prof. dr.R.D. Kandou
Sumut
Riau Kepri Malut
Kaltim Sulut
RSUP dr.M. Djamil Gorontalo
Papbar
Kalbar
Sumbar RSUP dr.M. Hoesin Kalteng
Jambi Sulteng
Babel Sulbar
Bengkulu Kalsel Maluku
Sumsel RSUP dr.Cipto M. Sulsel Sultra Papua
Lampung RSUP dr.Kariadi
RSAB HarapanKita RSUD dr.Soetomo RSUP dr.Wahidin S.
Jaten
RSUP Fatmawati Jabar g RSUP Sanglah
RSUP dr.HasanSadikin Bali
Jatim
DIY NTB
JATENG,JATIM,KALIMANTAN
RSUP dr.Sardjito NTT RSUP dr.Karyadi: Jateng,Kalsel, Kalbar,Kalteng
RSUD dr.Saiful Anwar
RSUD dr.Moewardi: Jateng
RSUD dr.Moewardi RSUP dr.Sardjito:DIY, Kaltim,Kaltara
RSUD dr.Soetomo&RSUD dr.Saiful Anwar: Jatim
PENINGKATAN TIGA TATA KELOLA PENDAMPINGAN RS

Peningkatan mutu Jml kematian ibu, bayi dan


Tata Kelola Klinis RS lahir mati di RS menurun
yankes ibu & bayi di RS
Jumlah kematian ibu, bayi dan
lahir mati di wilayah kab/kota
menurun
Tata Kelola RS Regulasi, kebijakan,
Pemantauan dan Evaluasi
Peningkatan cakupan/mutu yankes ibu dan bayi di wilayah Kab/Kota
Peningkatan kesinambungan pelayanan RS dan FKTP
Tata Kelola Program Peningkatan sistem dan jejaring rujukan
Supervisi fasilitatif di wilayah kab/kota
Pemantauan dan evaluasi

Aplikasi Alat Pantau Petunjuk Pedoman


SIMATNEO Kinerja MPDN AMP-SR
SURAT EDARAN DIRJEN KESMAS dan DIRJEN YANKES
SE No. 509 Tahun 2020 tentang Pelayanan
Kesehatan Keluarga di Era Pandemi COVID-19
ditetapkan Dirjen Kesmas tanggal 28 Mei 2020,
meliputi Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan,
Persalinan, dan Nifas

SE No. 2878 Tahun 2020 tentang


Kesiapsiagaan Rumah Sakit
Rujukan dalam Penanganan
Rujukan Maternal dan Neonatal
dengan COVID-19 ditetapkan Dirjen
Yankes :
• Perlu diterapkan protokol
kesehatan bagi ibu hamil.
• Ibu yang akan bersalin dihimbau
melakukan skrining COVID-19
pada 7 hari sebelum taksiran
persalinan.
• RS Rujukan COVID-19 agar
melaksanakan pelayanan SE No. 02.02/I/793/2021 tentang
maternal dan neonatal dengan pemberlakuan bekerja dari rumah bagi
kewaspadaan isolasi : kelompok rentan :
 Mengurangi transmisi udara,  Ibu hamil dan ibu menyusui
persalinan pervaginam dapat  Ibu dengan anak usia dini
https://bit.ly/SEDirjenKesmas509 menggunakan delivery  Pekerja diatas 50 th dg komorbid
chamber. tidak terkontrol
 Tindakan di ruang operasi
dengan tekanan negatif. 23
 Ketersediaan APD sesuai
UPAYA PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19
PADA IBU DAN BAYI BARU LAHIR
Meningkatkan sosialisasi

Pemetaan RS Rujukan 1 informasi dan edukasi


pencegahan penularan
Covid 19 dan menjamin COVID-19 melalui media
tetap terlaksananya elektronik serta peran tokoh
pelayanan komplikasi
dan kegawatdaruratan
6 2 masyarakat.
ibu dan bayi baru lahir
24 jam/7 hari di masa Mendorong pelayanan kesehatan ibu
pandemi Covid-19 dan bayi baru lahir sesuai prinsip
pencegahan COVID 19 dan
pemanfaatan Telemedicine untuk
Memastikan pemenuhan 5 3 pelayanan KIA
APD bagi tenaga
kesehatan dan masker
bagi ibu bersalin. 4 Penyelenggaraan Posyandu hanya
diperuntukkan di daerah resiko rendah
dan tanpa kasus COVID 19 dengan tetap
sesuai kaidah yang telah ditetapkan serta
diperuntukan hanya untuk pelayanan
Vaksinasi Ibu Hamil
imunisasi dan balita dengan masalah gizi.
Trimester II dan II
24
PELAYANAN KIA DI FASILITAS KESEHATAN

25
PELAYANAN KIA PADA MASA PANDEMI COVID-19

ANC

• Pemanfaatan teknologi informasi


untuk konseling • Penanganan ditentukan status ibu
• Janji temu/ teleregistrasi dengan • Janji temu/ teleregistrasi dengan skrining risiko COVID- • Pelayanan IMD, rawat gabung, ASI
skrining risiko COVID-19 19 eksklusif sesuai status ibu dengan
• Pelayanan KB tetap sesuai jadwal • ANC oleh dokter minimal 2x untuk skrining factor risiko konseling terlebih dahulu
termasuk pemeriksaan USG pada ANC 1 di TM 1 dan
dengan janji temu ANC 5 di TM 3
• Penundaan pemeriksaan pada kontak erat/suspek/
terkonfirmasi COVID-19
• Pemanfaatan buku KIA
• KIE termasuk pilihatn IMD, rawat gabung dan menyusui
untuk ibu hamil suspek/ terkonfirmasi COVID-19

MASA SEBELUM HAMIL BAYI BARU LAHIR

https://bit.ly/PanduanDitKesgaEraCOVID19
26
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai