Anda di halaman 1dari 26

Penguatan Pelayanan KB Melalui

Konseling Berkualitas

Jakarta, 30 Juni 2021


Analisis Situasi
Angka kematian ibu (AKI) Indonesia
390 360 359
334
307 305
259
228
183

70

1994 1997 2000 2003 2007 2010 2012 2015 2024 2030

AKI di ASEAN (2015)


357
305
221 197 180 170
69 60
25 24 7

Lao PDR Indonesia Philiphine ASEAN Myanmar Cambodia Vietnam Brunei Thailand Malaysia Singapore
Kematian Ibu 2018= 4.221
Kematian Ibu 2018-2020 Kematian Ibu 2019= 4.196
Kematian Ibu 2020= 4.614
Penyumbang
50% kematian
ibu

JATEN BANTE SULSE SUMSE SUMBA LAMPU KALBA


JABAR JATIM SUMUT ACEH NTT RIAU NTB DKI KALSEL KALTIM
G N L L R NG R
2018 700 522 421 247 186 141 139 141 95 120 111 99 98 102 86 79 74
2019 684 520 416 212 202 157 144 93 119 105 116 97 100 111 117 63 79
2020 745 565 530 242 187 173 133 132 129 128 125 122 117 115 115 95 92

2018 2019 2020

Kematian Ibu 2018-2020

MALUK SULTEN KALTEN BENGK KALTAR


PAPUA JAMBI SULTRA BALI GTO SULUT SULBAR PABAR DIY MALUT KEPRI BABEL
U G G ULU A
2018 61 82 75 81 46 60 35 29 52 68 44 35 49 51 39 43 10
2019 52 97 66 74 59 66 45 40 51 49 46 36 47 41 35 36 21
2020 83 81 72 68 62 61 56 56 48 46 44 40 39 38 32 26 17

2018 2019 2020


Latar Belakang
Kematian Ibu Kematian Bayi Baru Lahir
Stunting
1-2 ibu meninggal setiap 1 jam 8 Bayi Baru Lahir meninggal
1 dari 3 Anak mengalami stunting
tertinggi ke 2 di ASEAN setiap 1 jam

Kurang Energi Kronis Anemia Hipertensi


30% Remaja mengalami anemia
31,8% pada WUS (15-49 tahun) 36,85% pada perempuan
50% Ibu hamil mengalami anemia
17,3% pada Ibu hamil (Riskesdas, 2018) (Riskesdas, 2018)
(Riskesdas, 2018)

Obesitas Diabetes Melitus Hepatitis B


1 dari 5 orang dewasa mengalami Obesitas, lebih pada perempuan sebesar 1,78% pada perempuan sebesar 0,39%
banyak dialami perempuan (Riskesdas, 2018) (Riskesdas, 2018) (Riskesdas, 2018)

Kematian Bayi Baru Lahir 4 Terlalu Kehamilan tidak diinginkan


Terlalu muda & Terlalu tua 32,5%, Terlalu dekat 9%,
pada ibu dibawah usia 20 tahun 3x lipat sebanyak 7%
Terlalu banyak 32,4%
dibandingkan ibu usia 20-29 tahun (SDKI, 2017) (SDKI, 2017)
(Riskesdas, 2013)
TREN TFR, CPR, UNMET NEED DAN ASFR 15-19 TAHUN

Target RPJMN 2024: 63.4 (mCPR )


Target RPJMN 2024: 2.1

Target RPJMN 2024: 7,4 Target RPJMN 2024: 18


Tingkat Putus Pakai
Kontrasepsi (2003-2017)

Alasan

SDKI 2017

Bagaimana pelaksanaan Efek samping sebagai alasan utama putus pakai KB; SDKI
konseling ?? (2007) dan (2012) sebesar 18,1% dan SDKI (2017)
sebesar 30%
Sumber Pelayanan Kontrasepsi

Lainnya
• Apotik/Toko obat 14,3
• Toko/Warung 3,5

Sumber: SDKI 2017


Kebijakan
Pelayanan KB
STRATEGI PENURUNAN AKI
BERDASARKAN SAFE MOTHERHOOD

10
DUKUNGAN REGULASI TERKAIT PELAYANAN KB
UU No. UU No. 36/2009
40/2004 tentang Perpres No. 82/2018
tentang SJSN Kesehatan tentang Jaminan Kesehatan

Permenkes No. 97/2014 tentang Permenkes No. 28/2014 tentang UU No. 52/2009
Pelayanan Kesehatan Masa Pedoman Pelaksanaan Program tentang
Sebelum Hamil, Masa Hamil, JKN Perkembangan
Persalinan, Masa Sesudah Kependudukan
Melahirkan, Peyelenggaraan Permenkes No. 76/2014 tentang dan
Pelayanan Kontrasepsi, serta Pedoman INA CBG dalam Pembangunan
Pelayanan Kesehatan Seksual Pelaksanaan JKN Keluarga

Permenkes No. 99 Tahun 2015 Permenkes No. 12/2016 tentang


Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No
tentang Perubahan Atas Permenkes 59/2014 tentang Standar Tarif Pelayanan
No. 71/2013 tentang Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Progra
Jaminan Kesehatan
Kesehatan pada JKN
Permenkes No. 6/2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Permenkes Nomor 52/2016 tentang Standar
Tarif Pelayanan Kesehatan
Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
Keluarga Berencana
● Keluarga Berencana adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui Sasaran:
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan Pasangan
keluarga yang berkualitas.
Suami Istri
Tindakan pemberian pelayanan
kontrasepsi dilakukan pada:

a. Masa interval
b. Pascapersalinan
c. Pascakeguguran
d. Pelayanan kontrasepsi darurat
12
Penyelenggaraan Pelayanan KB
PMK 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual

Penanganan efek
Penggerakan Pemberian/ samping,
pemasangan komplikasi,
kegagalan

Dilakukan secara • Harus didahului konseling, • Dilakukan oleh nakes


berkesinambungan penapisan medis dan • Penanganan berupa:
Pelaksana: informed consent konseling, pelayanan,
• Non nakes: pemberian • Konseling harus mencakup dan/atau rujukan
informasi dan motivasi di pemberian KIE lengkap
tingkat lini lapangan tentang metode kontrasepsi
• Nakes: pemberian • Keputusan metode
informasi yang lebih detail kontrasepsi ada pada klien
dan penapisan kondisi • Tempat konseling: fasyankes
kesehatan klien atau fasilitas lain
PELAYANAN KONTRASEPSI
Prapelayanan
• Pemberian
komunikasi, informasi
Pelayanan dan edukasi
Kontrasepsi • Pelayanan konseling
1 • Penapisan
• Pemberian kondom, pil, suntik,
pemasangan atau pencabutan kelayakan medis
implant, pemasangan atau • Permintaan
pencabutan AKDR, pelayanan 2 persetujuan tindakan
tubektomi, pelayanan tenaga kesehatan
vasektomi
Pascapelayanan
• Pelayanan kontrasepsi dapat Kontrasepsi
3
dilakukan pada: • Pemberian
1. Masa Interval konseling
2. Pasca Persalinan • Pelayanan
3. Pasca Keguguran medis/rujukan
14
4. Pelayanan kontrasepsi
darurat
UPAYA PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS
PELAYANAN KB
Pentingkatan awareness Peningkatan kapasitas tenaga
kesehatan melalui: pelatihan dan
masyarakat dan PUS terkait pentingnya
01 perencanaan kehamilan melalui kelas ibu
hamil, konseling KB bagi PUS dengan
orientasi KBPP, pelatihan gawat darurat
maternal neonatal, Sosialisasi Pedoman 04
KB WHO dan Orientasi Roda KLOP,
kondisi atau masalah kesehatan khusus, dan
Blended-learning dokter Umum pel KIA
pemberian konseling kespro bagi catin
&KB di 120 kab/kota, dsb
Memperkuat regulasi dan
melakukan update pedoman Pelayanan KB di JKN
02 pelayanan KB guna memberikan acuan Pelayanan KB termasuk dalam 05
bagi tenaga Kesehatan dalam memberikan pembiayaan JKN
pelayanan Alokon disediakan oleh BKKBN

Memanfaatkan teknologi untuk Meningkatkan monitoring dan


meningkatkan kualitas pelayanan KB dengan
03 pengembangan Roda KLOP dalam versi
android dan menyusun metode pembelajaran
evaluasi terhadap pelayanan KB
yang diberikan oleh petugas
06
jarak jauh (e-learning), aplikasi layak hamil kesehatan
15 (Kespro catin)
Konseling
Kespro dan KB
Konseling
merupakan
tahapan
penting dalam
pelayanan KB

Konseling harus dilakukan


Konseling yang baik:
secara memadai dan
• dapat membuat klien merasa puas
bersifat interaktif
• membantu klien dalam menggunakan
sepanjang kunjungan klien
kontrasepsinya lebih lama
dengan cara yang sesuai
• meningkatkan keberhasilan KB
dengan budaya yang ada
• dapat meningkatkan hubungan dan
kepercayaan antara nakes dan klien
APAKAH KONSELING BERPENGARUH TERHADAP
KEBERHASILAN KB?
Konseling yang efektif sangat berpengaruh
pada keberhasilan program KBPP:
▪ Konseling sangat penting untuk
meningkatkan cakupan KBPP segera. Jika
mendapatkan konseling berkualitas, 32,7%
responden memutuskan untuk
menggunakan KBPP segera, jauh lebih
tinggi dibandingkan 9,8% pada kelompok Pelayanan KB Pasca Persalinan
yang tidak mendapatkan konseling (PPFP dapat dimulai pada kunjungan
antenatal, proses kelahiran dan
Choice study) kunjungan post natal. Inisiasi KB
● Konseling KB selama kunjungan PP dapat dimulai dengan
kehamilan, diharapkan dapat membantu konseling yang adekuat disetiap
ibu memutuskan metode KB apa yang proses diatas
akan dipakai segera setelah persalinan
Konseling
Konseling dalam pelayanan KB-Kepro dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan

Informed Informed
konseling pelayanan
choice consent
Konseling KB
Keputusan ber-KB
Menggunakan ABPK, Klien
01 akan diperkenalkan jenis dan
metode kontrasepsi

Penapisan kelayakan medis


penggunaan kontrasepsi
02 Setelah klien memahami tentang
jenis dan metode kontrasepsi,
selanjutnya akan dilakukan
penapisan kondisi medis klien
apakah .

Penguatan KBPP

03 Konseling KBPP harus dilaksanakan


sebelum melahirkan, khususnya
diberikan pda saat pemeriksaan
kehamilan
Tantangan dan
Harapan
AMANAT PERATURAN KONDISI SAAT INI:
PERUNDANG-UNDANGAN:
Tingkat putus pakai kontrasepsi dan masalah
kesehatan pasca penggunaan kontrasepsi
• UU 36/2009 ttg Kesehatan (Pasal 78)
cenderung tinggi/meningkat
• UU 52/2009 ttg Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
(Pasal 23) Sumber: SDKI 2002, 2007, 2012, 2017
28.9
• PP 61/2014 ttg Kesehatan Reproduksi (dalam %)
26.3 27.1
(Pasal 22)
20.7
• Permenkes 97/2014
10.1 9.5 9.4 10.5

2002 2007 2012 2017


Pemerintah bertanggung jawab dalam TPP Masalah Kesehatan
memberikan pelayanan
kontrasepsi yang aman, karena:
bermutu, dan terjangkau oleh
masyarakat Tidak terdeteksinya kondisi kesehatan
klien yang dapat mempengaruhi atau
Pemerintah wajib meningkatkan akses dipengaruhi penggunaan alat/obat
dan kualitas pelayanan kontrasepsi kontrasepsi
dengan cara menyediakan metode
kontrasepsi yang sesuai Kualitas konseling yang masih
belum optimal
dengan kondisi kesehatan
klien
Kualitas Pelayanan Konseling KB

MMI Indonesia: 30,4


30,4
Method Information Index (MII) Indonesia 57.6
49.2
Indeks yang digunakan untuk mengukur
kualitas konseling KB yang diterima klien,
36.8
yang meliputi:
1. Informasi tentang metode lain ber-KB di
luar yang diketahui/dikehendaki klien,
2. Informasi tentang efek samping
kontrasepsi, dan
3. Informasi tentang hal yang perlu
dilakukan jika mengalami efek samping
kontrasepsi
Parameter 1 Parameter 2 Parameter 3

Laporan Family Planning 2020 (FP2020) tahun 2016-2017 ASPEK CLIENT-CENTERED?


Upaya yang dilaksanakan

Kemenkes bersama organisasi profesi dan


BKKBN melakukan update pedoman: Penguatan konseling
• Memperbaharui lembar balik ABPK KBPP dengan pemanfaatan
• Menyusun KLOP KB sebagai alat bantu dalam • Buku KIA,
penapisan kriteria kelayakan medis penggunaan • Lembar Balik Kelas Ibu
kontrasepsi, dengan penapisan ini diharapkan angka Hamil
putus pakai dapat diturunkan
• Menyusun pedoman Konseling menggunakan ABPK

Melakukan peningkatan
kapasitas petugas melalui
Peningkatan Monitoring dan
pelatihan pelaksanaan
Evaluasi
pelayanan KB termasuk
konseling
Harapan

01 02 03 04
Penggunaan Media Peningkatan Komitmen
Sinergitas
konseling kualitas pelayanan pemerintah darah
Meningkatkan Peningkatan Komitmen
koordinasi sektor Penyediaan dan kapasitas dan pemerintah daerah
terkait dan penggunaan media kepatuhan petugas dalam menjalankan
dukungan profesi konseling yang dalam melakukan regulasi, baik
dalam memperkuat memadai dalam konseling yang dalam pelaksanaan
pelaksanaan setiap pelayanan berkualitas program maupun
edukasi dan penempatan
konseling tenaga kesehatan
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai