Dapat digunakan jika: 1. Data berskala ordinal 2. Data berskala lebih tinggi dari ordinal (ratio/interval) tetapi data tidak berdistribusi normal Ada 2 tahap yang harus dilakukan jika menggunakan korelasi, yaitu: 3. Menguji apakah ada hubungan antara 2 variabel 4. Jika ada hubungan berapa kuat hubungan yang ada Melihat kuat/besar Hubungan • Nilai koefisien korelasi ada dalam kisaran -1 sampai dengan +1. jal yang perlu diperhatikan dalam intepretasi nilai koefisien korelasi adalah: • Untuk meihat kuat hubungan tanda (-) atau (+) tidak perlu diperhatikan, karena tanda tersebut hanya menunjukkan arah hubungan • Untuk kuat tanda dapat digambarkan sbb -1 0 +1 Koef. Kor. Spearman Semakin lemah
Semakin Kuat
• Untuk arah hubungan sama dengan korelasi Pearson
Contoh kasus • Hubungan berat badan bayi (umur 1 tahun) dengan besarnya (Rp) biaya yang dikeluarkan untuk keperluan makan dalam satu hari. Diperoleh data responden sbb
No Berat Badan (kg) Biaya makan (Ribu Rp)
1 9 12 2 12 15 3 10 9 4 9 5 5 11 11 6 9,8 10 7 8,9 7 8 10 12 9 9,1 6 10 8,1 5 • Apakah ada hub bb bayi dengan besar biaya makan? Jika ada berapa besar hub tsb? Intepretasi Data
• Nilai p = 0,024 < α, maka H0 ditolak
• Kesimpulan : ada hubungan antara berat badan dengan besar biaya makan bayi • Untuk kekuatan hubungan diperoleh koef korelasi spearman sebesar 0,702 artinya hubungan antara berat badan bayi dengan besar biaya makan sangat kuat