Anda di halaman 1dari 21

AMDAL

(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup)

Oleh :
ENY PURWANTI, S.Si
PROSEDUR Rencana

AMDAL Kegiatan dari pemrakarsa

Proses penapisan: Daftar kegiatan wajib


AMDAL (KepMenLH No. 17 Tahun 2001)

AMDAL
dipersyaratkan AMDAL tidak diperlukan

Pemberitahuan rencana studi AMDAL ke Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Pusat

Pengumuman rencana kegiatan dan Penyusunan Upaya Pengelolaan


konsultasi masyarakat Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL)
Penyusunan Kerangka
Acuan (KA-ANDAL)

Surat
Penilaian KA-ANDAL dilakukan oleh Komisi AMDAL Kesepakatan KA Rekomendasi dari instansi
ANDAL yang bertanggungjawab
Penyusunan dokumen ANDAL, MenLH/Gubernur
RKL dan RPL /Bupati/Walikota

Penilaian ANDAL, RKL dan RPL Layak Lingkungan

Tidak Layak Lingkungan Surat Keputusan Kelayakan


(kegiatan ditolak) Lingkungan oleh
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota
SK Tidak Layak Lingkungan oleh
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota
Proses Perijinan
Beberapa Contoh Dampak Penting
Perubahan Bentang alam
Reklamasi Pantai  perubahan dari laut menjadi daratan

Eksploitasi SDA
Kawasan konservasi  Ladia Galaska, Izin penambangan thd 13 perusahaan

Perubahan tata guna lahan


Konversi lahan pertanian  Industri atau perumahan
PROSEDUR Rencana

AMDAL Kegiatan dari pemrakarsa

Proses penapisan: Daftar kegiatan wajib


AMDAL (KepMenLH No. 17 Tahun 2001)

AMDAL
dipersyaratkan AMDAL tidak diperlukan

Pemberitahuan rencana studi AMDAL ke Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Pusat

Pengumuman rencana kegiatan dan Penyusunan Upaya Pengelolaan


konsultasi masyarakat Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL)
Penyusunan Kerangka
Acuan (KA-ANDAL)

Surat
Penilaian KA-ANDAL dilakukan oleh Komisi AMDAL Kesepakatan KA Rekomendasi dari instansi
ANDAL yang bertanggungjawab
Penyusunan dokumen ANDAL, MenLH/Gubernur
RKL dan RPL /Bupati/Walikota

Penilaian ANDAL, RKL dan RPL Layak Lingkungan

Tidak Layak Lingkungan Surat Keputusan Kelayakan


(kegiatan ditolak) Lingkungan oleh
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota
SK Tidak Layak Lingkungan oleh
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota
Proses Perijinan
PEMRAKARSA + INSTANSI YANG
KONSULTAN BERTANGGUNG
PENYUSUN JAWAB

PELAKU
AMDAL

KOMISI PENILAI AMDAL:


•KOMISI PENILAI AMDAL PUSAT
•KOMISI PENILAI AMDAL PROPINSI
•KOMISI PENILAI AMDAL KABUPATEN/KOTA
Catatan: Masyarakat terkena dampak adalah anggota Komisi Penilai AMDAL
KEWENANGAN AMDAL
BERDASARKAN PP 25 TAHUN 2000 &
KepMen LH No. 40 TAHUN 2000

PEMERINTAH
1. Berdampak negatif pada masy
luas/Hankam
2. Lokasi melebihi 1 Propinsi
3. Lokasi di wilayah sengketa
4. Lokasi diwilayah ruang lautan > 12 mil
5. Lokasi di lintas batas negara

PROPINSI
Berdampak negatif pada
masyarakat luas yang lokasinya
lebih dari satu kabupaten/Kota

KAB/KOT
Semua Kegiatan di luar
kewenangan Propinsi & Kabupaten
 Komisi penilai Pusat berwenang:
 Berbagai kegiatan yang potensial berdampak negatif pada masyarakat
luas dan atau menyangkut pertahanan dan keamanan, seperti:
submarine tailing, pengolahan limbah B3, eksploitasi migas, dll;
 Lokasi rencana usaha dan atau kegiatan meliputi lebih dari satu wilayah
propinsi;
 Kegiatan berlokasi di wilayah sengketa dengan negara lain;
 Di wilayah laut di atas 12 (dua belas) mil.

 Komisi penilai Propinsi berwenang:


 Berbagai kegiatan yang potensial berdampak negatif pada masyarakat
luas, seperti: pembangunan industri petrokimia, pembangunan industri
semen dan quarry-nya, pembangunan bendungan, dll;
 Lokasi rencana usaha dan atau kegiatan meliputi lebih dari satu
Kabupaten/Kota;
 Di wilayah laut di antara 4 (empat) sampai 12 (dua belas) mil.

 Komisi penilai Kabupaten/Kota berwenang:


 Menilai hasil analisis mengenai dampak lingkungan hidup bagi semua
rencana usaha dan/atau kegiatan di luar kewenangan Pusat dan
Propinsi, sebagaimana diatur dalam Kep Men LH tentang rencana usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL
Komisi Penilai AMDAL

KOMISI PENILAI AMDAL


Ketua - Sekretaris - Anggota

TIM TEKNIS SEKRETARIAT KOMISI


- KLH/Instansi - KLH/Instansi Pengelola
Pengelola LH Daerah LH Daerah
ANGGOTA
- Sektor terkait
(lainnya)
- Pakar - Masyarakat terkena
dampak
- LSM/ORLING
1. Penapisan
RENCANA
KEGIATAN

AMDAL Tidak UKL-UPL Ya


KEP-MENLH
DAFTAR
No.17 TH 2001
WAJIB UKL
UPL

Ya
Tidak DOKUMEN /
MENYUSUN FORMULIR
AMDAL
IMPLEMENTASI
LANGSUNG
2. Pengumuman
HAK WARGA
MASYARAKAT

Memperoleh informasi

Hak Memberi saran, pendapat,


Warga dan tanggapan
Masyarakat
Duduk sebagai anggota
Komisi Penilai AMDAL
(masyarakat yang terkena dampak)

(Kep Ka Bapedal 08 Th 2000)


MEKANISME KETERLIBATAN MASYARAKAT
DALAM AMDAL (KEPKA 08/2000)
MULAI

PENGUMUMAN PENAPISAN

KONSULTASI PELINGKUPAN
MASYARAKAT

KESEPAKATAN
KA-ANDAL

PARTISIPASI
MASYARAKAT PENYUSUNAN

(melalui Wakil-nya) ANDAL, RKL dan RPL

KEPUTUSAN
KELAYAKAN
atas ANDAL, RKL
dan RPL

SELESAI
Bentuk Komunikasi
Langsung
 Dialog melalui pertemuan, diskusi atau
wawancara

Tidak Langsung
 Memasang pengumuman baik di media
cetak maupun elektronik
 Memberikan tanggapan, saran atau
masukan secara tertulis
3. Pelingkupan & Metodologi
Komponen
Rencana Kegiatan
(yang menimbulkan
dampak)

Komponen
Lingkungan Hidup
(yang terkena dampak) KESEPAKATAN
PEMRAKARSA
KA ANDAL
Kegiatan
Lain disekitarnya

KOMISI PENILAI AMDAL


KONSULTAN
Saran Tanggapan AMDAL
Pendapat
(hasil sosialisasi)
Batas Studi Metode Studi

Dampak
Isu Tenaga Ahli Yg
penting Pokok diperlukan
hipotetik

Draft KA ANDAL
4. Parameter yang diteliti
 Metodologi pengumpulan data
 Metodologi analisis
 Metodologi prakiraan dampak
 Metodologi evaluasi dampak
5. Penilaian KA ANDAL

Surat Kesepakatan
KA ANDAL
Penilaian KA-ANDAL
MenLH/Gubernur
dilakukan oleh Komisi AMDAL
/Bupati/Walikota

Isi Surat kesepakatan KA-ANDAL :


Ruang lingkup dan kedalaman kajian
Penyusunan ANDAL, RKL, RPL
ANDAL, RKL/RPL yang akan dilakukan. oleh pemrakarsa
6. Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL
1. Kep Ka Bapedal No 09 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
2. Kep Ka Bapedal No 056 Tahun 1994 tentang pedoman ukuran
dampak penting – PP 27 Tahun 1999 pasal 5
3. Kep Men LH No 57 Tahun 1995 ttg AMDAL Terpadu / Multisektor
4. Kep Ka Bapedal No 299 Thn 1996 ttg Aspek Sosial dalam AMDAL
5. Kep Ka Bapedal No 299 Thn 1996 ttg Aspek Kesehatan
Masyarakat dalam AMDAL
6. Kep Men LH No 4 Tahun 2000 ttg Panduan Penyusunan AMDAL
Kegiatan Pembangunan Pemukiman Terpadu
7. Kep Men LH No 5 Tahun 2000 ttg Panduan Penyusunan AMDAL
Kegiatan Pembangunan di Daerah Lahan Basah
7. Lanjutan…..
8. Proses pelingkupan dan metodologi
9. Pengumpulan data dan analisis sebagai Rona Lingkungan
Awal
10. Rencana kegiatan harus lebih detail dari data yang ada pada KA
11. Prakiraan dampak dikaji lebih rinci
• Rumusan matematika besaran dampak & prakiraan
kuantitatif
• Aspek Sosial kualitatif
• Aspek ekonomi kuantitatif & kualitatif

12. Sifat penting dampak (ada 6 kriteria)


13. Dampak penting harus dijabarkan dalam RKL & RPL
8. KRITERIA DAMPAK PENTING
Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup
antara lain :
 jumlah manusia yang akan terkena dampak;
 luas wilayah persebaran dampak;
 intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
 banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena
dampak;
 sifat kumulatif dampak;
 berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible)
dampak.
9. Penilaian ANDAL, RKL, RPL
Isi SK Kelayakan:
-Kewajiban pemrakarsa untuk melaksanakan
kegiatan sesuai AMDAL
-Kewajiban pemrakarsa untuk
melaksanakan RKL/RPL

Penilaian ANDAL,
RKL dan RPL Layak Lingkungan
(Komisi Amdal)

Surat Keputusan Kelayakan


Lingkungan oleh
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota
Tidak Layak
Lingkungan
(kegiatan ditolak)
Proses Perijinan
SK Tidak Layak Lingkungan oleh
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota
AMDAL & Rekomendasi Izin
AMDAL harus :
 Digunakan sebagai bahan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelengaraan usaha dan/atau
kegiatan (layak atau tidak) - PP 27 Tahun 1999 Pasal 1

• Tertuang dalam izin dengan mencantumkan syarat


dan kewajiban sebagaimana ditentukan dalam RKL
RPL sebagai ketentuan dalam izin - PP 27 Tahun
1999 Pasal 7 ayat (2)

• Digunakan sebagai syarat wajib yang harus dipenuhi


untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau
kegiatan – PP 27 Tahun 1999 Pasal 7 ayat (1)

Sumber : PP 27 Tahun 1999

Anda mungkin juga menyukai