Anda di halaman 1dari 26

PC IPNU IPPNU

KABUPATEN PURWAKARTA

KE-INDONESIA-AN
Rinaldi Subagja
(PC. IPNU Kabupaten Purwakarta)

MASA KESETIAAN ANGGOTA


Apa itu Sejarah?
Secara Etimologi, kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (‫ش جرة‬:
šajaratun) yang berarti Pohon. Kata Sejarah semakin tidak jauh pada bahasa Yunani
yaitu historia yang berfaedah ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris
menjadi history, yang berfaedah masa lalu manusia.

Pengertian Menurut Para Ahli


Patrick Gardiner
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.

Moh. Yamin
Sejarah adalah suatu ilmu ilmu yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang
dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.
Sejarah
Sejarah Kemerdekaan
Kemerdekaan
Indonesia
Indonesia
Proses Perumusan Pancasila dan UUD 1945

Dalam rangka janji politik pemberian


“kemerdekaan”, tanggal 1 Maret 1945
pemerintah Militer Jepang membentuk
suatu badan yang di beri nama “Dokuritsu
Zyumbi Tjosakai” atau BPUPKI, yang di
lantik oleh panglima tentara ke-16 Jepang
di Jawa yaitu Jendral Kumakici Harada
Sidang BPUPKI I
BPUPKI mengadakan sidang yang
pertama pada tanggal 29 Mei 1945
Sidang ini dipimpin oleh Mr. Setelah berpidato beliau
Muhamad Yamin. Pidatonya berisikan menyampaikan usul tertulis
Lima asas dasar untuk negara mengenai Rancangan UUD
Indonesia yang mereka idam-idamkan, Republik Indonesia. Di dalam
yaitu sebagai berikut: pembukaan rancangan itu
1. Peri Kebangsaan tercantum lima dasar negara yang
2. Peri Kemanusiaan berbunyi sebagai berikut:
3. Peri Ketuhanan 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
4. Peri Kerakyatan 2. Kebangsaan persatuan
5. Kesejahteraan Rakyat Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil
dan beradap
4. Kerakyatan yang di pimpin
Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Beliau mengucapkan pidatonya di Hadapan sidang hari ke tiga
BPUPKI, dalam pidatonya di usulkan lima hal yang menjadi
dasar-dasar negara merdeka. dengan rumusannya sebagai
berikut:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme (Peri kemanusiaan)
3. Mufakat (Demokrasi)
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Kelima dasar negara ini beliau usulkan agar diberi nama


Pancasila, Lima prinsip dasar negara ini kemudian diperas
menjadi Tri Sila yaitu (1). Sosio Nasionalisme (kebangsaan),
(2). Sosio-Demokrasi (mufakat) dan (3). Ketuhanan. Kemudian
PIAGAM JAKARTA (22 JUNI 1945)

Pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional anggota


BPUPKI mengadakan pertemuan untuk membahas pidato
dan usulan mengenai dasar negara yang dikemukakan dalam
sidang BPUPKI. Sembilan tokoh tersebut adalah Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. A. A Maramis, Abikoesno
Tjokosoejoso, Abdulkahar Moezakir, Haji Agus salim, Mr.
Achmad Soebardjo, K. H. Wachid Hasyim, dan Mr. Muh.
Yamin. Setelah mengadakan pembahasan di susunlah sebuah
Piagam Jakarta, dengan rumusan Pancasila.
ISI PIAGAM JAKARTA

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan


Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sidang BPUPKI II (10-16 Juli 1945)
Pada sidang yang ke dua ini terdapat keinginan
untuk mempersatukan semua kepulauan Indonesia
yang pada bulan Juli 1945 itu sebagian besar
wilayah Indonesia kecuali Irian, Tarakan, dan
Morotai yang masih dikuasai Jepang. Mulai
dibentuk Panitian Perancang UUD yang
melaporkan hasil pertemuannya, termasuk
pembukaan yang di dalamnya terdapat Pancasila
Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Proklamasi kemerdekaan dan maknanya:

Pada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah Panitia persiapan Kemerdekaan


Indonesia (PPKI), Ir. Soekarno diangkat menjadi ketua dan wakil ketua Drs.
Moh Hatta. Badan ini mula-mula bertugas memeriksa hasil-hasil BPUPKI,
tetapi kemudian mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting, yaitu
sebagai berikut:
1. Mewakili seluruh bangsa Indonesia
2. Sebagai pembentuk Negara
3. Menurut teori hukum, badan ini mempunyai wewenang meletakan dasar
Negara (pokok kaidah Negara fundamental).
TEKS PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang
mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam
tempo jang sesingkat-singkatnja

Djakarta, hari 17 boelan tahoen 05


Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/ Hatta
Proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
mempunyai makna yang sangat penting bagi bangsa dan Indonesia yaitu:
a. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 Sebagai Titik Puncak Perjuangan Bangsa
Indonesia, melalui beberapa tahap:
1. Perlawanan terhadap penjajahan barat sebelum tahun 1908
2. Perjuangan dengan menggunakan organisasi
3. Perjuangan dengan melahirkan rasa nasionalisme
4. Perjuangan melalui taktik kooperasi dan nonkooperasi
5. Perlawanan bangsa menentang penjajahan sampai kepada puncak, yaitu Proklamasi
kemerdekaan 1.7 Agustus 1945
b. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai Sumber Lahirnya Republik
Indonesia, yang bermakna bahwa selama berabad-abad di jajah telah berhasil
melepaskan diri dari belenggu penjajahan dan sekaligus membentuk perubahan
baru yang membawa dua akibat:
1. Lahirnya tata hukum Indonesia dan sekaligus di hapusnya tata hukum kolonial
2. Merupakan sumber hukum bagi pembentukan NKRI
c. Proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 merupakan Norma Pertama dari Tata Hukum
Indonesia, proklamasi merupakan dasar berlakunya norma-norma atau aturan hukum
yang lain. Ini merupakan perwujudan secara formal dari salah satu revolusi bangsa
Indonesia baik kepada diri sendiri maupun kepada dunia internasional, bahwa bangsa
Indonesia mulai saat ini telah mengambil sikap untuk menentukan nasib sendiri, yaitu
mendirikan Negara sendiri, termasuk tata hukum dan tata negaranya.
Proses Pengesahan Pancasila sebagai dasar Negara
dan UUD 1945
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan
sidang pertama dengan menyempurnakan dan mengesahkan UUD 1945 yang terdiri dua bagian, yaitu
bagian pembukaan dan bagian batang tubuh UUD. Sidang pertama menghasilkan keputusan sebagai
berikut:
• Mengesahkan UUD 1945 yang meliputi :
Melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang kemudian berfungsi sebagai Pembukaan
UUD 1945
Menetapkan rancangan hukum dasar yang telah diterima oleh BPUPKI pada tanggal 17 juli 1945,
setelah mengalami berbagai perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta kemudian
berfungsi sebagai UUD 1945
• Memilih Presiden dan Wakil Presiden
• Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan Musyawarah
darurat
Peran Ulama NU dalam merebut kemerdekaan Indonesia

Dasar Perjuangan Nahdlatul Ulama (NU) dalam Mewujudkan


Kemerdekaan Negara Indonesia

Peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam Mewujudkan Kemerdekaan Negara


Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Dasar Perjuangan Nahdlatul Ulama dalam Mewujudkan Kemerdekaan Negara
Indonesia

Pandangan Nahdlatul Ulama bahwa perjuangan jihad ulama dalam mengusir penjajah Belanda
sebenarnya adalah tuntunan ajaran agama Islam yang harus dilaksanakan setiap umat-Nya
sebagai bentuk manivestasi rasa syukur terhadap Allah yang Mahakuasa. Jihad yang dilakukan
oleh ulama dan santrinya ialah jihad membela tanah air, sebagai bentuk cinta tanah air ( ḥubb
al-waṭan) yang dimaknai sebagai jihād fī sabīlillāh. Karena upaya mempertahankan dan
menegakkan negara Republik Indonesia dalam pandangan hukum Islam merupakan bagian
dari kewajiban agama yang harus dijalankan umat Islam.
KH. Hasyim Asy’ari

KH. Hasyim Asy’ari dalam konteks melawan penjajah Belanda, memberikan fatwa jihad
mempertahankan tanah air Indonesia hukumnya wajib atas seluruh orang yang berada di
wilayah negara Indonesia yang diserang musuh penjajah kafir Belanda, sebagaimana firman
Allah dalam surat al-Baqarah:

‫سبِ ْي ِل هّٰللا ِ الَّ ِذ ْي َن يُقَاتِلُ ْونَ ُك ْم َواَل تَ ْعتَ ُد ْوا ۗ اِ َّن هّٰللا َ اَل يُ ِح ُّب ا ْل ُم ْعتَ ِد ْي َن‬
َ ‫َوقَا ِتلُ ْوا فِ ْي‬

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui
batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (Albaqaroh, 2 : 190)
RESOLUSI JIHAD 1945
Pada tanggal 22 Oktober 1945, organisasi ini mengeluarkan sebuah “Resolusi Jihad”.
Sedangkan tokoh ulama NU yang memprakarsai “Resolusi Jihad” ini adalah KH. Hasyim
Asy’ari (1875-1947 M), KH. Wahab Hasbullah (1888-1971 M), Kiai Bisri Syansuri (1886-
1980 M) dan Kiai Abbad Buntet (1879-1946 M).
Peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam Mewujudkan
Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

• Keterlibatan Ulama NU dalam Mengusir Penjajah Belanda

Menurut Martin van Bruinessen, lahirnya “Resolusi Jihad”


tidak terlepas dari peran Ḥizbullāh, peran mereka nyata
terlihat setelah berkumpulnya para kiai se-Jawa dan Madura
di kantor ANO (Ansor Nahdlatul Oelama) pada tanggal 21
Oktober 1945. Setelah rapat darurat sehari semalam, maka
pada 22 Oktober dideklarasikan seruan jihad fī sabīlillāh
yang belakangan dikenal dengan istilah “Resolusi Jihad”
Adapun resolusi yang diputuskan dalam rapat para konsul NU se-Jawa itu berbunyi:

1) Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 wajib dipertahankan.


2) Republik Indonesia (RI) sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah, wajib dibela dan
diselamatkan.
3) Musuh negara Republik Indonesia, terutama Belanda yang datang dengan membonceng
tentara Sekutu (Inggris) dalam masalah tawanan perang bangsa Jepang tentulah akan
menggunakan kesempatan politik dan militer untuk kembali menjajah Indonesia.
4) Umat Islam, terutama NU wajib mengangkat senjata melawan Belanda dan kawan-
kawannya yang hendak kembali menjajah Indonesia.
5) Kewajiban tersebut adalah jihad yang menjadi kewajiban tiap-tiap
Muslim yang berada pada jarak radius 94 km (jarak dimana umat Islam diperkenankan shalat
jamā’ dan qaṣr).
Keterlibatan NU sebagai Panitia Persiapan Kemerdekaan RI
• Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai arti penting dalam perumusan Pembukaan
Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia, yang terbentuk dalam Panitia
Sembilan dalam BPUPKI (Badan Penyelidik UsahaUsaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) tahun 1945 yang menghasilkan dokumen sejarah penting, yaitu
“Piagam Jakarta”
Keterlibatan NU sebagai Panitia Persiapan Kemerdekaan RI
• Menurut KH. Wahid Hasyim, bahwa toleransi yang dilakukan oleh NU dan
tokoh-tokoh pejuang Muslim lain yang menerima untuk menghapus “tujuh
kata” dan menerima tuntutan kaum Kristen Indonesia Timur, itu semua
merupakan pengorbanan dan perjuangan para ulama NU demi terpeliharanya
kemerdekaan dan juga demi persatuan dan kesatuan NKRI.
“Agama dan Nasionalisme adalah dua kutub yang tidak bersebrangan,
Nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan”
Hadrotussyekh KH. Hasyim Asy’ari
PC IPNU IPPNU
KABUPATEN PURWAKARTA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai