Anda di halaman 1dari 3

Dongeng Sasakala Situ Buleud

Tugas Mata Kuliah Folklor Indonesia

Nama : Rinaldi Subagja


NIM : 203233079
Kelas : Antropologi Budaya A

PRODI ANTROPOLOGI BUDAYA


FAKULTAS BUDAYA DAN MEDIA
INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA BANDUNG
Jl. BuahBatu No. 212, Bandung 40265
SASAKALA SITU BULEUD PURWAKARTA

Diceritakan pada jaman Bupati R. Aria Suriawati yang mempunyai julukan “Dalem
Solawat” ada juga yang menyebutnya “Dalem Santri”, ketika menjabat sebagai bupati Kabupaten
Purwakarta di Karawang. Sebab karawang sering banjir sebab dekat dengan sungai Citarum,
maka ibukota dipindahkan ke Wanayasa.
Sesudah pusat kota dipindahkan ke Wanayasa, Dalem Santri mempunyai maksud untuk
memindahkan lagi kabupaten ke daerah yang lebih rendah. Sebab Wanayasa terdapat didaerah
tinggi, tepatnya dikaki gunung Burangrang.
Selanjutnya Dalem Santri berdo’a kepada Hyang Agung agar diberi petunjuk agar cita-
citanya terkabul. Saat bersemedi, Dalem Santri mendapatkan langsung mendapatkan petunjuk.
Saat itulah memanggil Wadana.
Wadana itu diberi tugas untuk mencari tempat yang pantas dijadikan ibukota Kabupaten.
Dalam mimpi Dalem Santri, bahwa tempat yang pantas dijadikan kabupaten adalah tempat yang
terdapat sebuah kubangan serta tiga pohon Tanjung.
“Wadana, malam tadi saya mimpi. Dalam mimpi itu saya berada ditempat yang paling nyaman,
tempatnya ada didaerah bawah sana terdapat kubangan dan tiga pohon Tanjung. Untuk itu
sekarang juga kamu berangkat! Cari tempat tersebut! Jika sudah ketemu maka segera lapor
kepada saya”” kata Dalem Santri
“Siap Dalem, kalau begitu saya sekarang juga ijin pamit untuk mencari dimana tempatnya”
jawab wadana tersebut
“Supaya tidak sendirian, ajak saja prajurit berdua” Kata Dalem Santri.
Singkat cerita wadana pun pergi mencari tempat seperti apa yang diceritakan Dalem. Saat
itu keadaan pun masih hutan dengan pohon-pohon besar. Wadana dan dua prajurit itu pun
kesulitan mencari jalan dan menelusuri dimana tempat yang cocok dalam cerita Dalem.
Selanjutnya Wadana pun sampai ke satu tempat dimana hutan yang sangat sulit
ditempuh. Mereka mendadak membuat membuat jalan dan tak lama kemudian mereka pun jatuh
ke satu tempat yang terdapat kubangan, dimana tempat yang menjadi pemandian badak yang
datang dari daerah Cikumpay.
Disekitar kubangan itu pula terdapat tiga pohon Tanjung mirip dengan impian Dalem
santri. Wadana sangat senang sekali karena menemukan tempatnya, seterusnya mereka kembali
dan mealporkan hal ini. Sesudah itu Dalem Santri sembari ditemani wadana langsung
mengunjungi tempatnya.
Sesudah dibersihkan dan ditata rapi, tempat itu diberi nama Sindangkasih, Sindang artinya
“ereun hela” Kasih dari kata “Asih. Jika diartikan yaitu tempat peristirahatan yang disukai dan
dicintai.
Menurut cerita, dahulu terdapat seorang lelaki pengumbara yang bernama Purbasari.
Ilmunya dan wawasannya sangat luas sehingga dibutuhkan oleh Dalem Santri untuk mengurusi
dan memecahkan segala persoalan. Begitu juga ketika ibukota akan dipindahkan dari Wanayasa
ke Sindangkasih, Purbaari dimintai untuk mengurusi dan membereskannya.
Purbasari dijadikan wadana di Sindangkasih oleh Dalem Aria Suriawinata. Keadaan
Sindangkasih semakin ramai dan semakin banyak ditempati. Sesudah melihat keadaan itu,
Purbasari kembali pergi ke daerah selatan yang kini disebut Cikampek.
Jabatan Wadana di Sindangkasih pun diganti oleh R. Rangga Natayuda. Dan Kubangan
yang awalnya pemandian badak itu, oleh Wadana R. Rangga Natayuda dibersihkan dan ditata
rapih kembali dan dijadikan sebuah Situ. Begitu juga disekitar situ tersebut dibuat menjadi
sebuah halaman luas yang sekarang menjadi gedung Keresidenan.
Akhirnya Kubangan pemandian badak yang sudah ditata menjadi sebuah tempat yang
nyaman, kini berubah namanya yaitu Situ Buleud. Dan sekarang Situ Buleud menjadi tempat
pariwisata dan salahsatu ikon Kabupaten Purwakarta.

Anda mungkin juga menyukai