Perencanaan
2 Standardisasi Industri 7 Pembinaan
Tujuan Standardisasi
Kriteria LPK
Kriteria khusus :
LPK (Lembaga Penilaian Kesesuaian) Kriteria umum :
a. memiliki perizinan berusaha atau
penetapan tupoksi oleh PemPus atau
LSPro Laboratorium Uji Lembaga Inspeksi Pemda;
memiliki sendiri Telah terakreditasi telah terakreditasi b. terakreditasi oleh KAN untuk lingkup
a. Laboratorium Uji berdasarkan SNI berdasarkan SNI ISO/IEC yang sesuai; dan
atau ISO/IEC 17025 17020 c. berdomisili atau berkedudukan di wilayah
b. Lembaga Inspeksi hukum negara Republik Indonesia.
LPK yang berdomisili atau berkedudukan di luar wilayah negara hukum Republik Indonesia dapat diakui sepanjang
terdapat perjanjian saling pengakuan antarnegara di bidang regulasi teknis sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Kewajiban LPK
2. PENDAFTARAN 3. EVALUASI
1. PENGUMUMAN 4. EVALUASI KOMPETENSI 5. PENETAPAN
ADMINISTRASI
Pasal 16-29
Standardisasi Industri
6 PENILAIAN KESESUAIAN
Pengujian (oleh Laboratorium uji) Inspeksi (oleh Lembaga Inspeksi) Sertifikasi (oleh LSPro)
kegiatan untuk menetapkan 1 (satu) atau lebih kegiatan pemeriksaan dan/atau verifikasi terhadap Kegiatan mensertifikasi Perusahaan
karakteristik bahan atau proses berdasarkan jasa, proses, dan/atau instalasi serta penentuan Industri atau produsen luar negeri
SNI dan/atau ST kesesuaian terhadap persyaratan tertentu yang yang telah memenuhi terhadap
didasarkan pada SNI, ST, dan/atau PTC. penerapan SNI
laporan hasil uji atau sertifikat pengujian laporan hasil inspeksi atau sertifikat inspeksi. sertifikat SNI/sertifikat kesesuaian.
Sertifikat SNI
Dalam hal terdapat kerja sa ma merek
diberikan kepada Perusahaan Industri atau dan/atau maklun, dapat diberikan sertifikat
produsen di luar negeri yang: SNI atau sertifikat kesesuaian apabila:
a. telah memenuhi pemberlakuan SNI a. merek yang digunakan merupakan merek
secara wajib; dan milik pemberi kerja sama atau pemberi
b. menggunakan merek milik sendiri. maklun;
b. pemberi kerja sama atau pemberi maklun
harus berdomisili di Indonesia atau
dalam hal ti dak berdomisili di Indonesia,
Sertifikat Kesesuaian pemberi kerja sama atau pemberi maklun
harus memiliki perwakilan resmi atau
diberikan kepada Perusahaan Industri atau pemegang lisensi di wilayah Negara
produsen di luar negeri yang: Kesatuan Republik Indonesia; dan
a. telah memenuhi pemberlakuan ST c. Perusahaan Industri atau produsen di luar
dan/atau PTC secara wajib; dan negeri sudah memiliki sertifikat SNI atau
b. menggunakan merek milik sendiri. sertifikat kesesuaian untuk mereknya
sendiri
Perusahaan industri, Perwakilan Resmi dan/atau Pemohon memberikan klarifikasi bila ditemukan ketidaksesuaian antara isian
pemegang lisensi di wilayah NKRI dari produsen di formulir dengan dokumen pendukung; dan/atau ketidaklayakan antara
luar negeri, atau pemilik merek dalam hal terdapat permintaan jangka waktu dan/atau jumlah barang yang diajukan dengan dokumen
kerjasama merek (maklun)
Mengisi formulir isian
pendukung paling lambat 3 hari kerja
Menggugah dokumen pendukung Tim menyampaikan laporan hasil evaluasi kepada Kepala Badan paling lambat 5
- Pabrik di dalam negeri (bukti kapasitas hari kerja
produksi, tingkat utilisasi, rencana Kepala Badan menolak permohonan persetujuan penggunaan tanda SNI bila
produksi, dan realisasi produksi) pemohon:
- Pabrik berlokasi di luar negeri (bukti - tidak memeberikan klarifikasi samapai dengan batas waktu
kapasitas produksi, rencana importasi dan - tidak dapat melakukan perbaikan perbaikan atas ketidaksesuaian
realisasi importasi)
Penolakan permohonan disampaikan melalui SIINas
Setiap barang dan/atau jasa Industri yang kondisi fisiknya tidak dapat
dibubuhkan tanda SNI, wajib dibuktikan dengan sertifikat SNI; atau
tidak dapat dibubuhkan Tanda Kesesuaian, wajib dibuktikan dengan
sertifikat kesesuaian
Tahapan Surveilen
Sertifikat produk penggunaan Tanda SNI yang telah diterbitkan sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, berlaku sebagai
1 sertifikat SNI dan surat persetujuan penggunaan Tanda SNI.
LPK yang telah ditunjuk oleh Menteri sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, dievaluasi dalam jangka waktu paling
2 lambat 12 (dua belas) bulan terhitung sejak Peraturan Menteri ini berlaku.
Proses penilaian kesesuaian yang dilakukan sebelum Peraturan Menteri ini berlaku dan masih berjalan, dilakukan
3 sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara
wajib.
Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib yang telah diberlakukan sebelum
4 Peraturan Menteri ini berlaku, tetap berlaku sampai dengan dilakukan penyesuaian berdasarkan Peraturan Menteri ini.
Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib yang telah diberlakukan sebelum
5 Peraturan Menteri ini berlaku, wajib dilakukan penyesuaian paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini
berlaku.