Anda di halaman 1dari 24

Posisi dan Keberadaan MEDAI Secara

Organisasi dan Profesi Apoteker di Indonesia

KELOMPOK 3:
ANINDITHA RACHMAH RAMADHIANI
DWI PUTRIE ANIE
JESSI OCTAVIA ARITONANG
MIRNA RISNA LOVINANDA LUBIS
RIZKY WIDYA PRATIWI
SYARIWIJAYA SUCI ELLYANI
PENDAHULUAN
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)
Ikatan Apoteker Indonesia adalah satu-satunya Organisasi
Profesi Apoteker di Indonesia yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia dan ditetapkan dengan
Keputusan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU 17.AH.01.07
Tahun 2013 tanggal 13 Pebruari 2013 tentang
Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan yang
menetapkan, memberikan pengesahan Akta Pendirian:
IKATAN APOTEKER INDONESIA disingkat IAI, NIP.
03.093.733.8-031.000
STRUKTUR ORGANISASI
IKATAN APOTEKER INDONESIA (IAI)
Struktur Organisasi IAI di Indonesia

DEWAN PELINDUNG
1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia
2. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
3. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

DEWAN PEMBINA
1. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan dan Alat Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
2. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Struktur Organisasi IAI di Indonesia
Masa Bakti 2014 - 2018

DEWAN KEHORMATAN IKATAN APOTEKER INDONESIA


1. Drs. H. Soekaryo, Apt
2. Drs. Darodjatun Sanusi, Apt., MBA
3. Drs. Marzuki Abdullah, Apt., MBA

DEWAN PENGAWAS IKATAN APOTEKER INDONESIA


Ketua : Prof. Dr. Elfi Sahlan Ben, Apt
Sekretaris : Drs. Masrizal Syarief, Apt

DEWAN PAKAR IKATAN APOTEKER INDONESIA


Ketua : Prof. DR. Umar Anggoro Jenie, M.Sc., Apt
Sekretaris : Prof. Dr. Siswandono, M.S.,Apt
Struktur Organisasi IAI di Indonesia

PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA


Ketua Umum : Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt
Wakil Ketua : Drs. Saleh Rustandi, Apt
Sekretaris Jenderal : Noffendri, S.Si., Apt:
Wakil Sekretaris Jenderal: Dra. Aluwi Nirwana Sani, M.Pharm., Apt
Dra. Mayagustina Andriani, M.Sc., Apt
Dra. R. Dettie Yulianti, Apt
Liliek Yusuf Indrajaya, Apt
Bendahara : Dra. Ellen Wijaya, Apt., MS., MM
Wakil Bendahara : Dra. Evie Yulin, Apt
Kombes Pol. Drs. Sutrisno Untoro, Apt
Struktur Organisasi IAI di Indonesia

BIDANG-BIDANG KEPENGURUSAN IKATAN


APOTEKER INDONESIA

Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Leadership Training


Ketua : Drs. Jamaludin Al J Efendi, Apt
Bidang Kerjasama dan Kemitraan
Ketua : Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si

Bidang Pelayanan dan Kesejahteraan Anggota


Ketua : Drs. Usep Hendarwien, Apt
Struktur Organisasi IAI di Indonesia

Bidang Legislasi dan Peraturan Perundang-Undangan


Kefarmasian
Ketua : Drs. Jamaluddin, Apt

Bidang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


Ketua : Drs. Prih Sarnianto, M.Sc., Apt
Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi
Ketua : Drs. Imam Faturrohman, MM., Apt

Bidang Lembaga Akreditasi Mandiri


Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM PT-Kes)
Ketua : Dr. Hilwan Yudha Teruna, Apt
Anggota : Prof. Dr. Karsono, Apt
Struktur Organisasi IAI di Indonesia
Bidang Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi ( LPUK)
Ketua : Dr. Budi Suprapti, Apt., M.Si
Anggota : Drs. Wiryanto, MS., Apt

Bidang Pendidikan, Penelitian dan Penerbitan


Ketua : Dr. Christina Avanti, Apt
Bidang Keamanan Sediaan Farmasi, Alkes dan Makanan
Ketua : Dewa Gede Bayu Rastika, S.Si., Apt
Bidang Aset Manajemen, Yayasan dan Perusahaan
Ketua : Dra. Ita Hutagalung, Apt
Bidang Fasilitasi Pendidikan Apoteker
Ketua : Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt
POSISI DAN KEBERADAAN MEDAI
SECARA ORGANISASI
PENGURUS MAJELIS ETIK DAN DISIPLIN APOTEKER
INDONESIA (MEDAI)
Ketua : Drs. Sofiarman Tarmizi, Apt., MM
Wakil Ketua : Drs. Djoharsyah MX., Apt
Sekretaris : Drs. Bambang Triwara, Sp.FRS., Apt
Anggota: Dra. Azizah Nuraini, M.M., Apt
Prof Dr. Djoko Wahyono, SU., DEA., Apt
Drs. Fauzi Kasim, M.Kes., Apt
MEDAI

1. a.Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia Pusat

b.Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia Daerah


POSISI DAN KEBERADAAN MEDAI
SECARA ORGANISASI
Dari segi Organisasi, Majelis Etik dan Disiplin Apoteker
Indonesia (MEDAI) merupakan bagian dari struktur
kepengurusan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).

Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia yang disingkat


MEDAI, adalah organ organisasi profesi Ikatan Apoteker
Indonesia yang bertugas membina, mengawasi dan menilai
pelaksanaan Kode Etik Apoteker Indonesia oleh Anggota
maupun oleh Pengurus, dan menjaga, meningkatkan dan
menegakkan disiplin apoteker Indonesia
Tugas Pokok Majelis Etik dan Disiplin
Apoteker Indonesia (MEDAI)
a. membina, mengawasi dan menilai pelaksanaan Kode Etik
Apoteker Indonesia oleh Anggota biasa maupun oleh anggota
yang menjadi Pengurus serta menjaga, meningkatkan dan
menegakkan disiplin apoteker Indonesia.
b. membuat putusan terkait permasalahan Etik dan Disiplin
Apoteker oleh Anggota untuk ditindaklanjuti oleh Ketua
Ikatan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga
c. memberikan pendapat dan/atau mediasi konflik
pelaksanaan peraturan-peraturan Organisasi terkait profesi
berdasarkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
Kode Etik Apoteker Indonesia.
Majelis Etik dan Disiplin Apoteker
Indonesia (MEDAI) DARI SEGI PROFESI
MEDAI mengatur pedoman-pedoman disiplin apoteker dalam
berprofesi kepada masyarakat, teman sejawat serta profesi
kesehatan lain.

Pedoman disiplin apoteker indonesia ini merupakan


pedoman bagi Majelis Etik dan Disiplin Apoteker
Indonesia (MEDAI) dalam menetapkan ada/atau tidak
adanya pelanggaran disiplin oleh para praktisi dibidang
farmasi, serta menjadi rambu-rambu yang tidak boleh
dilanggar oleh para praktisi tersebut agar dapat
menjalankan praktik kefarmasian secara profesional.
Disiplin Apoteker merupakan
tampilan kesanggupan Apoteker
untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan sesuai dengan
yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau
peraturan praktik yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar dapat
dijatuhi hukuman disiplin.
Dengan ditegakkannya disiplin kefarmasian diharapkan pasien akan
terlindungi dari pelayanan kefarmasian yang kurang bermutu; dan
meningkatnya mutu pelayanan apoteker; serta terpeliharanya martabat dan
kehormatan profesi kefarmasian.
Pelanggaran disiplin adalah pelanggaran terhadap aturan-aturan dan/atau
ketentuan penerapan keilmuan, yang pada hakikatnya dapat dikelompokkan
dalam tiga hal, yaitu:
- Melaksanakan praktik Apoteker dengan tidak kompeten.
- Melakukan Praktek kefarmasian tidak dengan standar praktek
Profesi/standar kompetensi yang benar, sehingga berpotensi
menimbulkan/mengakibatkan kerusakan, kerugian pasien atau masyarakat.
Tugas dan tanggung jawab profesional pada pasien tidak dilaksanakan dengan
baik.
- Berperilaku tercela yang merusak martabat dan kehormatan Apoteker.
Pelanggaran disiplin berupa setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Apoteker
yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan
disiplin Apoteker.
 
 
Sanksi disiplin yang dapat dikenakan oleh MEDAI
berdasarkan Peraturan per-Undang-Undang an yang
berlaku adalah:
Pemberian peringatan tertulis;
Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat
Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat izin Praktik
Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker; dan/atau
Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
institusi pendidikan apoteker.
Majelis Etik dan Disiplin Apoteker
Indonesia (MEDAI)
Kewajiban Apoteker Terhadap Teman Sejawat
1. Setiap Apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan
2. Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan
saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan
Kode Etik
3. Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan
untuk meningkatkan kerja sama yang baik sesama Apoteker
didalam memelihara keluhuran martabat jabatan
kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai
didalam menunaikan tugasnya
Majelis Etik dan Disiplin Apoteker
Indonesia (MEDAI)
Kewajiban Apoteker Terhadap Profesi Kesehatan Lain

1. Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan


untuk membangun dan meningkatkan hubungan profesi,
saling mempercayai, menghargai dan menghormati sejawat
petugas kesehatan lainnya
2. Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan
atau perbuatan yang dapat mengakibatkan
berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat kepada
sejawat petugas kesehatan lainnya
CONTOH KASUS PELANGGARAN ETIKA
PROFESI APOTEKER
Kasus:
 Apoteker M bekerja sebagai salah
 satu staf pengajar di salah satu PT Farmasi di propinsi Y. Saat ini Apoteker
M juga tercatat masih sebagai APA di salah satu apotek di propinsi yang
berbeda. Alasan yang diungkapkan oleh Apoteker M belum melepas apotek
tersebut karena ingin membantu PSA yang belum sanggup membayar penuh
2 Apoteker jika stand by semua karena kondisi apotek yang omzetnya masih
rendah. Selama ini pekerjaan kefarmasian di apotek tersebut dilakukan oleh
apoteker pendamping dan AA
Permasalahan:
 1.Apoteker M bekerja sebagai staf pengajar di Perguruan Tinggi Farmasi di
propinsi Y
2.Apoteker tsb juga bekerja sebagai APA di Apotek berbeda propinsi dengan
tempat mengajarnya
Peraturan yang berkenaan dengan kasus:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009
 tentang
Pekerjaan Kefarmasian
 
Pasal 18
 SIPA dan SIKA hanya diberikan 1 tempat fasilitas kefarmasian.
 Bagaimana jika sebagai staf pengajar?
 
Pasal 20
 Dalam menjalankan Pekerjaan Kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian, Apoteker dapat dibantu oleh Apoteker Pendamping dan/ atau
Tenaga Teknis Kefarmasian.
Pasal 21
1). Dalam menjalankan praktek kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian.
(2). Penyerahan dan Pelayanan Obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan
oleh Apoteker 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No 922/Menkes/Per/X/1993
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotik 
 
Pasal 19
 (1). Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugasnya pada jam
buka apotek, Apoteker Pengelola Apotek harus menunjuk apoteker pendamping. (2).
Apabila Apoteker Pengelola Apotek dan Apoteker Pendamping karena hal2 tertentu
 berhalangan melakukan tugasnya, APA menunjuk Apoteker Pengganti. (3).
Penunjukan dimaksud (1) dan (2) harus kepada Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota
dengan tembusan kepada Kepala Kesehatan Propinsi setempat dengan menggunakan
contoh Formulir Model APT-9 (4). Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti
wajib memenuhi persyaratan dimaksud dalam Pasal 5. (5). Apabila Apoteker Pengelola
Apotek berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 tahun secara terus menerus,
Surat Ijin Apotek atas nama Apoteker bersangkutan dicabut.
Apoteker Pengganti
 adalah Apoteker yang menggantikan Apoteker Pengelola Apotek selama APA tsb tidak
berada ditempat lebih dari 3 bulan secara terus menerus, telah memiliki Surat Ijin
Kerja dan tidak bertindak sebagai APA di Apotek lain.
Apoteker Pendamping
 adalah Apoteker yang bekerja di Apotik di samping Apoteker Pengelola Apotik dan /
atau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka Apotik.
Keputusan Kongres Nasional XVIII / 2009 IKATAN SARJANA FARMASI
INDONESIA Nomor 006/Kongres XVIII/ISFI/2009
 
tentang
 
Kode Etik Apoteker Indonesia
 
Pasal 3
 Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi
Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada
prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
Kesimpulan:
 Pada Kasus ini, Apoteker M melanggar peraturan Kode
Etik sebagai Apoteker, bilamana APA berhalangan hadir
di Apotek selama 3 bulan secara terus menerus, maka
APA harus segera mencarikan Apoteker Pengganti
dengan syarat memiliki SIPA dan tidak sedang bekerja
sebagai APA di apotek lain. APA M melanggar peraturan
KepMenKes, karena dalam hal ini kemungkinan Apoteker
Pendamping bekerja di Apotek di setiap waktu selama
APA tidak berada ditempat dalam waktu yang tidak
menentu juga, sedangkan menurut undang-undang Aping
hanya bekerja pada waktu-waktu tertentu saja.

Anda mungkin juga menyukai