Anda di halaman 1dari 23

GAGAL

JANTUNG
KONGESTIF
KELOMPOK 4
1.Andika Rahman
2.Galuh Kirana
3.Hafiz Jailani
4.Heri Setiawan
6.Winda
7.Wahyu Anggono
SKENARIO PALIATIF PADA PASIEN
GAGAL JANTUNG KONGESIF
Definisi
Gagal jantung kongestif adalah suatu keadaan
patofisiologis dimana jantung tidak mampu
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan.
Epidemiologi

• Di Eropa (2005) prevalensi gagal jantung sebesar 2-2,5% pada semua umur,
dan pada usia diatas 80 tahun prevalensi gagal jantung >10%.
• Di London (2012) sekitar 1,3 per 1.000 penduduk pada semua umur mengalami gagal jantung
dan 7,4 per 1.000 penduduk pada usia 75 ke atas.
• Di Indonesia pada tahun 2013 jumlah kasus baru kunjungan rawat jalan sebanyak
38.438 orang dengan proporsi 9,88% dan kunjungan rawat inap sebanyak 18.585 orang
dengan proporsi 18,23% sedangkan Case Fatality Rate (CFR) 13.420
Faktor Resiko

• Umur • Penyakit Bawaan Jantung


• Jenis Kelamin • Penyakit Jantung Reumatik
• Penyakit Jantung Koroner • Kardiomiopati
• Hipertensi • Merokok dan Konsumsi Alkohol
• Penyakit Katup Jantung
Etiologi

• Abnormalitas otot jantung


Mekanisme kompensasi gagal jantung kongestif:

1. Mekanisme kompensasi sentral termasuk hubungan


Frank-Starlign dan hipertrofu ventrikel akibat peningkatan preload
atau overload.
2. Mekanisme kompensasi perifer mengakibatkan aktivitasi sistem renin-
angiotensin
Etiologi

• Gangguan mekanik: beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi


secara tunggal atau bersamaan yaitu:

1. Beban volume, misal: insufisiensi aorta mitral, left to right shunt,


dan transfusi berlebihan.
2. Beban tekanan, misal: Hipertensi. Stenotis aorta, koartasio aorta,
dan hipertrofi kardiomiopati.
3. Hambatan pengisian, misal: Constrictive pericarditis dan,
tamponade jantung.
Diagnosis
Kriteria Framingham untuk Gagal Jantung

Kriteria Mayor: Kriteria Minor:


• Dispnea noktunal paroksismal • Edema pergelangan kaki bilateral
• Distensi vena leher • Batuk pada malam hari
• Rales paru • Dyspnea on ordinary exertion
• Kardiomegali pada hasil rontgen • Hepatomegali
• Edema paru akut • Efusi pleura
• S3 gallop • Takikardi > 120x/menit
• Peningkatan tekanan vena pusat > 16cmH2O
pada atrium kanan Diagnosis gagal jantung kongestif ditegakan
• Hepatojugular reflux Jika terdapat minimal 1 kriteria mayor

Penurunan berat badan > 4,5kg dalam kurun waktu


5 hari sebagai respon pengobatan gagal jantung
Klasifikasi gagal jantung berdasarkan
kelainan struktural (AAC/AHA):
• Stage A
Memiliki risiko tinggi mengembangkan gagal jantung. Tidak ditemukan
kelainan struktural atau fungsional, tidak terdapat tanda/gejala.

• Stage B
Secara struktural terdapat kelainan jantung yang dihubungkan dengan
gagal jantung, tapi tanpa tanda/gejala gagal jantung.

• Stage C
Gagal jantung bergejala dengan kelainan struktural
Klasifikasi gagal jantung berdasarkan
gejala dan aktivitas fisik:
• Kelas I
Aktivitas fisik tidak terganggu, aktivitas yang dilakukan umum tidak
menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.

• Kelas II
Aktivitas fisik sedikit terbatasi, saat istirahat tidak ada keluhan,
tapi aktivitas fisik yang umum dilakukan mengakibatkan kelelahan,
palpitasi atau sesak nafas.

• Kelas III
Aktivitas fisik sangat terbatasi. Saat istirahat tidak ada keluhan,
tapi aktivitas ringan terasa lelah, palpitasi atau sesak nafas.
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Foto throaks
• EKG
• Kateterisasi jantung
Penatalaksanaan
Non Farmakologis:
• Angiotensin Converting Enzyme Inhibitons (ACEI) - Istirahat
- Oksigen 2-3 liter
• Angiotensin Receptor Blocker (ARB) - Diet jantung II
• Bloker/Penghambatan sekat (BB)
Farmakologis:
• Diuretik - IVFD D5 gtt x/m.
• Antagonis Aldosteron Mikro
- OBH syrup 3x1 sdlt
• Hydralizin & Isosorbide Dinitrat (ISDN) - Furosemid injeksi
• Digoxin 1x1 ampul
- Captoprill 2x6, 25mg
• Antikoagulan (Antagonis Vit-K) - Laxadin syr 3x1
Operasi

Operasi untuk memperbaiki penyempitan dan kebocoran katup,


hubungan antara bilik-bilik jantung yang abnormal atau
sumbatan arteri koroner.
Komplikasi
• Cachexia jantung
• Gangguan fungsi ginjal
• Aritmia
• Depresi
• Angina dan erangan jantung
• Kongesi paru
• Cardiac arrest
• Sudden death
Prognosis
Meskipun penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung telah sangat
berkembang, tetapi prognosisnya masih tetap jelek, dimana angka mortalitas
setahun bervariasi dari 5% pada pasien stabil dengan gejala ringan, sampai
30-50% pada pasien dengan gejala berat dan progresif. Prognosisnya
lebih buruk jika disertai dengan disfungsi ventrikel kiri berat.
Cara Pencegahan
Perawatan diri: Prosedur medis:
1. Latihan fisik • Terapi resinkronisasi jantung
2. Penghentian merokok
3. Penurunan berat badan Perangkat
• Defibrilator kardioverter yang ditanam
Obat:
4. Diuretik Bedah
5. Penghambatan beta • Operasi bypass pembuluh darah koroner
6. Penghambatan enzim konversi angiotensin
Skenario Kasus
• Sejak -+ 1 minggu SMRS Tn.X mengeluh sesak napas. Sesak muncul pertama kali saat Tn.X bekerja biasa.
Sebelumnya Tn.X tidak ada keluhan saat melakukan aktivitas yang sama. Sesak napas juga muncul saat
Tn.X berbaring sehingga harus menggunakan 2bantal saat tidur. Di malam hari, Tn.X sering terbangun
tiba-tiba karena sesak napas. Sesak tidak dipengaruhi cuaca debu dan emos. Mengi (-), Nyeri dada (+),
tidak berdahak, tidak berdarah, Mual (-), Muntah (-), Nyeri ulu hati (+), bengkak pergelangan kaki dan
V Jugularis (+), Demam (-), BAK biasa, BAB biasa. Tn.X tidak berobat.

• Sejak -+ 2 hari SMRS Tn.X mengeluh sesak napas bertambah berat. Sudah 5 hari Tn.X tidak melakukan
pekerjaan apapaun tapi sesak napas tetap ada meskipun Tn.x beristirahat. Tn.X tidak bisa tidur karena
ketika berbaring sesak napas bertambah. Di malam hari, Tn.X mengeluh Mual (+), Muntah (+), isi cairan
bewarna bening, frekuensi 2x dalam semalam. Sesak tidak dapat dipengaruhi cuaca debu dan emosi
Mengi (-), Nyeri dada (+),, Batuk (+), tidak berdahak, tidak berdarah, bengkak pergelangan kaki dan
V Jugularis (+), Demam (-), BAK biasa, BAB biasa.Lalu Tn.X memutuskan berobat ke RSH
SKOR KPS
100 = Normal, tidak ada keluhan, tidak ada tanda penyakit
90 = Mampu aktivitas normal, tanda-tanda minimal penyakit
80 = Aktivitas normal dengan sedikit kesukaran, beberapa tanda
penyakit
70 = Mampu menjalankan keperluan sendiri, tidak mampu
menjalankan pekerjaan
60 = Mampu menjalankan sebagian besar keperluan sendiri, selalu
memerlukan bantuan
50 = Memerlukan bantuan cukup banyak, juga pertolongan medis
40 = Tidak mampu merawat diri sendiri, tidak dapat bekerja lagi
30 = Sakit berat, indikasi perawatan di rumah sakit
20 = Sakit sangat berat
10 = Sekarat
0 = Meninggal SKOR KPS : 30
ECOG
skor ECOG (Eastern Cooperative O ncology Group) Zubroid di setarakan dengan Skor
Karnof sky:
0. Sepenuhnya aktif, dapat mengerjakan aktifitas sama seperti
sebelum sakit tanpa ada hambatan (Karnofsky 90-100)
1. Te r d a p a t h a m b a t a n p a d a a k t i f i t a s f i s i k b e r a t n a m u n m a s i h d a p a t b e r j a l a n d a n d a p a t m e n g e r j a k a n
pekerjaan ringan atau pekerjaan yang sifatnya tidak banyak berpindah tempat. contohnya, pekerjaan
rumah ringan, pekerjaan kantor (Karnofsky 70-80)
2. D a p a t b e r j a l a n d a n d a p a t m e n g u r u s d i r i s e n d i r i n a m u n t i d a k d a p a t m e n g e r j a k a n a k t i f i t a s l a i n n y a . J a m
bangunnya lebih dari 50% ( Karnofsky 50-60)
3. H a n y a d a p a t m e n g u r u s d i r i n y a s e c a r a t e r b a t a s , d i r i n y a t e r b a t a s p a d a t e m p a t t i d u r d a n k u r s i l e b i h d a r i
50% dari waktu bangunnya ( Karnofsky 30-40)
4 . Ti d a k d a p a t b e r a k t i f i t a s . Ti d a k d a p a t m e n g u r u s d i r i n y a s e n d i r i .
Secara penuh terbatas pada tempat tidur ( Karnofsky 10-20)
5. Mati (Karnofsky 0) SKOR ECOG 4 ( Karnofsky 10-20)
EFAT
0 1 2 3 Skor
Berfungsi Disfungsi Disfungsi Sedang Disfungsi
Minimal Parah

Komunikasi Dapat berkomunikasi Membutuhkan kaca mata, alat Berkomunikasi secara efektif Tidak bisa berkomunikasi. 2
dengan segala aspek bantu dengar atau perangkat <50%
komunikasi komunikasi

Status Mental Dapat menyebutkan dan Tidak dapat menyembuhkan dan Tidak dapat menyebutkan dan Tidak dapat menyebutkan dan 2
mengingat objek berulang mengingat 2/6 objek mengikuti mengingat 3-4/6 objek. mengingat 5-6/6 objek atau tidak
secara lengkap perintah sederhana Merespons secara tidak konsisten merespons perintah.
atau gelisah, gugup, dan cemas.

Nyeri Tidak merasakan sakit. Rasa Rasa sakit membatasi beberapa Rasa sakit timbul setiap saat. Tidak dapat melakukan aktivitas apapun 3
sakit tidak berdampak aktivitas . karena sakit.
 MINGGU PERTAMA :

DS :
-Pasien Mengeluh Sesak Nafas
-Pasien Mengeluh Nyeri Ulu Hati
-Pasien Mengeluh Nyeri Dada

DO :
-Pasien Terlihat Bengkak Dipergelangan Kaki Dan V Jugularis

MINGGU KEDUA :

DS :
-Pasien Mengeluh Mual
-Pasien Mengeluh Nyeri Dada (Batuk Tidak Berdahak Dan Batuk Tidak Berdarah)

DO :
-Pasien Terlihat Bengkak Dipergelangan Kaki Dan V Jugularis
KPS : 30 (Sakit Berat,indikasi Perawatan Dirumah Sakit)

ECOG : 4 (Tidak Dapat Beraktifitas, Tidak Dapat Mengurus Dirinya Secara Penuh Terbatas Pada Tempat Tidur (Karnofsky 10-20)

EFAT :2

PENJELASAN :

KPS :

30 : (Karena Pasien Sudah Mengeluh Sesak, Nyeri Ulu Hati Serta Nyeri Dada) Di Indikasikan Ke Rumah Sakit Karena Kaki Pasien Mengalami
Pembengkaan Padapergelangan Kaki V Jugularis)

ECOG :

4 : (Karena Pasien Tingkat Kesadaran Menurun Dikarenakan Mual, Nyeri Dada Dan Batuk)

EFAT :

2 : (Komunikasi 50% Karena Pasien Mengalami Nyeri Dada Dan Sesak)

2 : ( Pasien Kurang Merespon Karena Penyakit Yang Dialami)

3 : ( Pasien Tidak Bisa Melakukan Aktifitas Apapun Karena Penyakit Yang Dialami (Sesak)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai