Anda di halaman 1dari 22

Sejarah perkembangan

surveilens kesehatan masyarakat

05/16/23 STUD_02 1
Pokok-pokok sejarah perkembangan
surveilens kesehatan masyarakat

 Sejarah surveilens sebelum dan selama abad


pertengahan
 Hipocrates

 Bubonic plague (awal tahun 1300an)

 Evolusi konsep terkini surveilens kesehatan masyarakat

 Sejarah surveilens pada abad ke 17 dan ke 18


 Peristiwa yang memungkinkan suatu skala besar yang
mengorganisasi surveilens
 Akar-akar analisis data surveilens

 Perkembangan konsep surveilens kesehatan masyarakat

05/16/23 STUD_02 2
Pokok-pokok sejarah perkembangan
surveilens kesehatan masyarakat
(lanjutan)

 Sejarah surveilens pada abad ke 19


 Peristiwa mengenai data surveilens

 Peristiwa dalam aktivitas surveilens kesehatan


masyarakat
 Peristiwa dalam pelaporan

 Perkembangan surveilens dalam abad ke 20


 Peristiwa dalam pelaporan

 Peristiwa dalam diseminasi statistik

 Otoritas yang mewajibkan pelaporan penyakit

05/16/23 STUD_02 3
I. Sejarah surveilens sebelum dan selama
abad pertengahan

A. Pikiran Hipocrates meletakkan dasar untuk


surveilens
1. Pengamatan, pencatatan, dan pengumpulan
fakta
2. Analisis data
3. Mempertimbangkan aksi yang sesuai

05/16/23 STUD_02 4
B. Bubonic plague (Wabah pes)
1. Aksi kesehatan masyarakat yang pertama kali yang
merupakan hasil dari surveilens

2. Otoritas kesmas Venesia memeriksa kapal-kapal


yang berlabuh untuk mencegah penderita penyakit
serupa pes turun dari kapal

05/16/23 STUD_02 5
C. Evolusi konsep terkini surveilens kesehatan masyarakat
1. Disusun dari aktivitas kesehatan masyarakat untuk
memberantas dan mencegah penyakit dalam komunitas

2. Pada akhir abad pertengahan, pemerintah Eropa Barat


mengambil tanggung jawab terhadap proteksi kesehatan
dan perawatan kesehatan populasi di kota-kotanya

3. Adanya sistem pemantauan penyakit, walaupun belum


solid, membawa pada terbentuknya regulasi untuk
mencegah polusi di jalanan dan persediaan air, konstruksi
area pemakaman, penanganan makanan, dan penyediaan
beberapa jenis pelayanan kesehatan

05/16/23 STUD_02 6
II. Sejarah surveilens dalam abad ke 17 dan ke 18

A. Beberapa peristiwa yang terhadi pada abad ke 17, yang


memungkinkan dikembangkannya sistem surveilens skala
besar dan terorganisir

1. Sistem pelayanan kesehatan yang terorganisir di dalam


pemerintahan yang stabil (pertama terjadi sekitar masa
kekaisaran Romawi)

2. Sistem klasifikasi penyakit diikembangkan dan digunakan.


Sistem awal dikembangkan oleh Sydenham (tahun 1685)
berdasarkan pasien yang dijumpai di tempat prakteknya

3. Dikembangkannya metode pengukuran yang adekuat

05/16/23 STUD_02 7
Sejarah surveilens dalam abad ke 17 dan ke 18 (lanjutan I)

B. Akar-akar analisis surveilens data


1. Von Leibnitz (1680an)
a. Menginisiasi pendirian dewan kesehatan
b. Penerapan analisis numerik dalam statistik mortalitas
untuk perencanaan kesehatan

2. John Graunt (akhir abad ke 17)


a. menerbitkan buku “Natural and Political Observations
Made Upon Bills of Mortality”
b. Memformulasikan hukum dasara dari pencatatan natalitas
dan mortalitas
c. mengembangkan beberapa prinsip dasar surveilens
kesehatan masyarakat (penghitungan kematian akibat
penyakit spesifik, angka kematian, konsep pola penyakit)

05/16/23 STUD_02 8
Sejarah surveilens dalam abad ke 17 dan ke 18
(lanjutan II)

C. Perkembangan konsep surveilens kesehatan masyarakat abad


ke 18
1. Achenwall (1740-50an)
a. Memperkenalkan istilah statistik
b. Memperkenalkan pengumpulan statistik vital

2. Perkembangan di Amerika Serikat (abad ke 18)


a. Difokuskan pada penyakit infeksius
b. Rhode Island mewajibkan pelaporan kasus penyakit
menular (1741)
c. Pulau Rhode memperluas peraturan pelaporan, meliputi
pelaporan penyakit cacar, demam kuning dan kolera
(1743)

05/16/23 STUD_02 9
Sejarah surveilens dalam abad ke 17 dan ke 18
(lanjutan)

3. Johan Peter Frank (1766)


a. Mengadvokasi suatu bentuk yang komprehensif
dari surveilens kesehatan masyarakat
b. Mengembangkan sistem kedokteran polisi di
Jerman
c. Sistem mencakup kesehatan sekolah, pencegahan
cedera, kesehatan ibu dan anak, air untuk umum,
dan pembuangan kotoran
d. Merupakan sistem dalam pemerintahan yang
berfungsi melindungi kesehatan penduduk

05/16/23 STUD_02 10
III. Sejarah surveilens abad ke 19

A. Peristiwa dalam perkembangan konsep aktivitas surveilens


kesehatan masyarakat
1. William Farr (1807-1883)
a. Salah satu pendiri konsep surveilens modern
b. Merupakan Inspektur pada Departemen Statistik dan
Registrasi Umum di Inggris dan Skotlandia
c. Memulai pengumpulan statistik vital, penyusunan dan
evaluasi data tsb
d. Melaporkan data kepada dinas kesehatan dan publik
e. Menyediakan data statistik vital kepada John Snow untuk
penelitiannya tentang kolera

2. Thurnam (1845)
1. Menerbitkan laporan statistik kesehatan mental (London)

05/16/23 STUD_02 11
Sejarah surveilens abad ke 19
(lanjutan I)

3. Semmelweis (1833 – 1840)


a. Mengumpulkan data surveilens rumah sakit untuk
menentukan demam nifas; melembagakan upaya
pengendaliannya (dengan cuci tangan); mempertahankan
surveilens untuk membuktikan keefektifan upaya
pengendalian (Wina, Austria)

4. Lemuel Shattuck
a. Komisi sanitarian Massachusset menerbitkan publikasi
landmark (1850) yang berkaitan dengan kematian,
mortalitas bayi dan ibu, dan penyakit menular.

b. Merekomendasikan:
1) Sensus desenial (10 tahunan)
2) Standardisasi nomenklatur penyebab penyakit dan
kematian
3) Pengumpulan data kesehatan menurut umur, jenis
kelamin, pekerjaan, tingkat sosioekonomik, dan
wilayah.
05/16/23 STUD_02 12
Sejarah surveilens abad ke 19
(lanjutan II, Lemuel Shattuck)

c. Menerapkan konsep untuk aktivitas program imunisasi,


kesehatan sekolah, pengendalian merokok, dan
penyalahgunaan alkohol

d. Mengenalkan konsep pengajaran kedokteran pencegahan

C. Peristiwa-peristiwa dalam pelaporan


1. Pemantauan penyakit secara nasional
a. Di Amerika mulai 1850
b. Statistik mortalitas berdasarkan pada registrasi kematian
dan sensus desenial (dasawarsa) oleh Federal

2. Pelaporan sistematik penyakit di Amerika dimulai tahun


1874
a. Dewan Negara bagian Massachusset melembagakan
suatu rencana suka rela untuk pelaporan mingguan oleh
dokter pada penyakit yang banyak kejadiannya
b. Menggunakan format laporan kartu pos standar

05/16/23 STUD_02 13
Sejarah surveilens abad ke 19
(Lanjutan III)

3. Pengumpulan data morbiditas


a. Kongres mengizinkan Public Health Service mulai 1878
b. Data digunakan dalam upaya karantina terhadap penyakit
menular (kolera, cacar, pes, demam kuning)

4. Pelaporan wajib penyakit infeksius


a. Italia - 1881
b. Inggris - 1890
c. Michigan - 1893, jurisdiksi pertama di USA yang
mewajibkan pelaporan penyakit infeksius
d. USA - 1893, peraturan mewajibkan pengumpulan
informasi setiap minggu dari negara bagian dan otoritas
kota di seluruh AS

05/16/23 STUD_02 14
I. Perkembangan surveilens pada abad ke 20
di Amerika Serikat

A. Peristiwa dalam pelaporan


1. Mewajibkan pelaporan penyakit menular secara selektif
(1901)
a. Mewajibkan pelaporan kepada otoritas lokal
b. Misalnya penyakit kolera, cacar, tuberkulosis

2. Petugas otoritas Kesmas (Public Health Service) melakukan


kerja sama dengan ahli epidemiologi untuk membuat
laporan PHS (1914)

3. Semua negara bagian berperan serta dalam pelaporan


morbiditas nasional (1925)
a. Setelah terjadinya epidemik poliomielitis (1916)
b. Pandemik influenza (1918 – 1919)

05/16/23 STUD_02 15
Perkembangan surveilens pada abad ke 20
di Amerika Serikat
(lanjutan I)

4. National Health Survey pertama di USA (1935)

5. National Office of Vital Statistics memegang tanggung


jawab untuk pelaporan morbiditas
a. Studi PHS 1948
b. Membawa kepada revisi prosedur pelaporan morbiditas

05/16/23 STUD_02 16
Perkembangan surveilens pada abad ke 20
di Amerika Serikat
(lanjutan II)

B. Peristiwa dalam diseminasi statistik


1. National Office of Vital Statistics mulai menerbitkan statistik
mingguan yang telah ada dalam Public Health Reports (1949)

2. Menambahkan data mortalitas ke dalam publikasi (1952) dan


menamakannya Morbidity and Mortality Weekly Report
(MMWR)

3. Fungsi ini dipindahkan ke Communicable Disease Center (kini,


Central for Disease Control and Prevention) (1961)

4. Konsep MMWR dikembangkan lebih lanjut Alexander


Langmuir

05/16/23 STUD_02 17
Perkembangan surveilens pada abad ke 20
di Amerika Serikat
(lanjutan III)

5. Melanjutkan evolusi MMWR dan surveilens kesehatan


masyarakat diarahkan oleh peristiwa-peristiwa
a. Poliomielitis – setelah insiden Cutter
b. Influenza
c. Salmonella - setelah epidemik 1961-1962
d. Cedera

05/16/23 STUD_02 18
Perkembangan surveilens pada abad ke 20
di Amerika Serikat
(lanjutan IV)

C. Otoritas mewajibkan pelaporan penyakit (notification of


diseases)
1. Dirumuskan dalam legislasi

2. Area lain dimana ada variasi antar negara bagian


a. Kondisi dan penyakit apa yang harus dilaporkan
b. Jadwal waktu untuk pelaporan
c. Lembaga apa saja yang menerima laporan
d. Petigas yang berkewajiban melapor
e. Kondisi yang mewajibkan dilakukanna pelaporan
f. Jumlah informasi yang dilaporkan

05/16/23 STUD_02 19
Perkembangan surveilens pada abad ke 20
di Amerika Serikat
(lanjutan IV)

3. Dewan negara bagian dan Ahli epidemiologi teritorial


(CSTE = Council of State and Territorial
Epidemiologist)
a. Disahkan pada tahun 1951 oleh badan ASTHO
(Association of State and Territorial Health
Officials)
b. Pertemuan rutin setiap tahun
c. CSTE bekerja sama dengan CDC,
merekomendasikan perubahan dalam laporan
morbiditas dan surveilens, termasuk penyakit
yang harus dilaporkan ke CDC dan diterbitkan
dalam MMWR atau publikasi CDC lainnya
d. Mengembangkan prosedur laporan

05/16/23 STUD_02 20
Perkembangan surveilens pada abad ke 20
di Amerika Serikat
(lanjutan V)

D. Peranan CDC (centers for Diseases Control and Prevention)


1. Mendukung negara bagian
a. Mengumpulkan, mengolah, analisis, dan melaporkan data
b. Menyiapkan dan menditribusikan laporan komprehensif
secara teratur
c. Menyiapkan dan menditribusikan laporan khusus sesuai
data yang tersedia
d. Menyediakan pelayanan komputer
e. Memberi pelatihan dalam segala aspek surveilens
kesehatan masyarakat

2. Menganjurkan perubahan untuk dipertimbangkan dalam


aktivitas surveilens kesehatan masyarakat

3. Melaporkan ke WHO sesuai kewajiban dan keperluan


05/16/23 STUD_02 21
Sejarah Surveilans di Indonesia
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang Karantina
Laut dan Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara
 1968: Indonesia mulai melaksanakan kegiatan Surveilans
berdasarkan Diskusi Teknis World Health Assembly.
Kemungkinan merespon tingginya angka DBD di
Indonesia pada saat itu
 1969: Seminar dan Lokakarya yang merekomendasikan
perlu dilakukannya Surveilans di tingkat provinsi,
kabupaten dan sampai ke tingkat kecamatan (puskesmas)

05/16/23 STUD_02 22

Anda mungkin juga menyukai