Bedah Digestif
Bedah Digestif
CRITICAL ILL
BEDAH DIGESTIF
DEWASA&ANAK
Kelompok 7 Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika 3B
Anggota Kelompok:
1. Ayu Zahara
2. Hanny Tri Anysha Pinem
3. Putri Ayu Lestari
01 Pengertian
Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif
dengan cara membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui
sayatan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka, di mana pada masa setelah
operasi terjadi suatu fase metabolisme baik anabolisme maupun katabolisme (Susetyowati,
dkk. 2010).
Bedah digestif atau bedah perut dan saluran cerna adalah cabang keilmuan bedah
atau bedah umum yang lebih spesifik menangani masalah, komplikasi atau problematika
penyakit pada perut/dinding perut, organ cerna dan saluran cerna. Perkembangan keilmuan
ini dihadirkan bagi pasien atau masyarakat yang emerlukan informasi, konsultasi dan
pelayanan kesehatan tindakan operasi khusus pada perut serta saluran cerna secara
paripura, dilakukan dengan keilmuan dan teknik operasi yang terkini, dengan kualitas
terbaik menekan risiko serendah mungkin dengan mengutamakan keselamatan pasien
(Yuda Handaya, Adeodatus. 2017),
01 Lanjutan
saluran cerna adalah suatu organ berbentuk pipa atau rongga dari mulut sampai ke anus dengan
traktur anatomi dan fisiologi yang mirip. Saluran cerna mempunyai tiga fungsi penting, yaitu
transportasi, pencernaan, dan penyerpan makanan. Organ rongga perut yang mendukung proses
pencernaan, yaitu hati, pankreas, dan kantong empedu (Yuda Handaya. Adeodatus. 2017).
Terdapat banyak kasus operasi digestif yang berlaku di dunia termasuk Indonesia. Tindakan
operatif merupakan satu intervensi medis yang memerlukan keterampilan yang khusus untuk
menangani kasus-kasus tertentu seperti penyakit saluran cema. Umumnya, penyakit gastrointestinal
(GI) seringkali dapat dikaitkan dengan perubahan faktor lingkungan yang disebabkan oleh
industrialisasi, perubahan pola makan, perbaikan sanitasi, dan peningkatan penggunaan antibiotik.
Antara penyakit GI yang sering terjadi termasuk kanker kolorektal. penyakit refluks gastroesofagus,
kolitis ulserativa (UC), penyakit usus inflamasi (IBD), dan penyakit Crohn (CD).
Ruang Lingkup bedah anak
Pembagian kategori gawat darurat bidang bedah anak berdasar umur,
sesuai Depkes RI (2009) dan World Health Organization (WHO) adalah sebagai
berikut:
– neonatus (0–1 bulan),
– batita dan balita (young child) (1–5 tahun),
– anak-anak (5–11 tahun), dan
– remaja/adolescent (12–18 tahun).
Ruang lingkup berdasar sistem organ, terutama yang berhubungan
dengan bidang bedah anak penulis membaginya sebagai berikut:
1. sistem pencernaan/gastroenterologi dan hepatobilier;
2. sistem urogenital/saluran kencing dan alat kelamin; dan
3. kelainan di dinding abdomen
Kasus kegawatdaruratan abdomen pada bayi dan anak dikenali dari
adanya tanda-tanda akut abdomen. Gejala klinis yang paling banyak dijumpai
pada akut abdomen adalah nyeri perut. Nyeri perut ini seringkali disertai
keluhan penyerta berupa muntah, distensi perut, dan gangguan buang air
besar, dan flatus. Kondisi akut abdomen pada pasien bayi dan anak-anak ini
merupakan manifestasi dari beberapa kondisi patologis intraabdomen, yang
banyak dijumpai antara lain
1. inflamasi organ intraabdomen dengan atau tanpa disertai gejala
peritonitis;
2. obstruksi;
3. perforasi/ruptur organ berongga.
Nyeri perut pada pasien bedah
Secara klinis, nyeri perut dibagi menjadi tiga kategori, yaitu nyeri
visceral (splanchnic), parietal (somatic), dan reffered (nyeri alih). Nyeri visceral
biasanya terasa tumpul, sulit dilokalisasi, dan terasa di garis tengah. Kondisi
patologis yang menimbulkan nyeri visceral ini terdapat pada kondisi organ
intraabdomen yang mengalami edema, dilatasi, atau iskemia. Nyeri visceral
dapat dijumpai pada kasus appendicitis awal, gastroenteritis, konstipasi,
trauma abdomen, dan lainnya
Nyeri parietal biasanya terasa tajam, intens, terlokalisir dan dapat
diperberat dengan batuk atau pergerakan. Nyeri ini bersumber dari adanya
iskemik jaringan, inflamasi atau peregangan dari peritoneum parietal yang
ditransmisikan serat aferen ke dorsal root ganglia pada sisi level dermatom yang
sama. Kondisi ini dapat terjadi pada kerusakan/inflamasi organ lebih lanjut
dan strangulasi contohnya appendisitis akut, volvulus, dan hernia inkarserata
Nyeri perut pada pasien bedah
Nyeri alih/referred pain mempunyai karakteristik seperti nyeri parietal
tetapi terasa di daerah lain yang mempunyai dermatom persarafan yang
sama dengan organ yang mengalami cedera/inflamasi.
Nyeri yang khas untuk kelainan bedah yang lain adalah nyeri kolik. Nyeri
kolik disebabkan oleh regangan dari organ berongga, biasanya disebabkan
oleh adanya obstruksi sehingga organ berongga akan dilatasi dan adanya
gerak mendorong dari organ tersebut untuk melepaskan obstruksi. Nyeri
ini mempunyai ciri khas yang hilang timbul sesuai gerak peristalsis organ.
Rasanya tajam dan intens selama gelombang persitalsis muncul. Contoh dari
nyeri kolikter dapat pada kasus intususepsi, batu ureter, dan batu kandung
empedu
DIAGNOSA
Pada Esofagus, duodenum, Gaster Pada lever, Pankreas, dan Saluran Empedu
• Kanker esofagus • Abses hati
• Gerd • Kanker hati
• Kanker lambung • Kista hati
• Gastrointestinal Stroma Tumors (gists) • Kista pankreas
• Ampula Tumor • Batu pankreas
• Akalasia • Pankreatitis
Pada usus Halus dan Usus Besar • Batu empedu
• Fisura Perianal • Batu saluran empedu
• Appendisitis • cholangiocarcinoma
• Fistula Enterokutan (FEK)
• Kanker Usus Besar
Preskrepsi Gizi
2. Polimerik/standar
Polimerik/standar Dibagi menjadi: komplit & inkomplit
• Polimerik komplit makana
• Dan pengganti (meal replacement)
• Polimerik inkomplit makanan tambahan (suplemen) •
• Dibuat dr intact protein, carbohydrates, long chain triglycerides, vitamins and
minerals, fiber. Membtuhkan proses cerna sblm diabsorpsi.
Lanjutan…
Contoh: Jevity 1 Cal, Osmolite 1.2 Cal, Promote with Fiber, Nutren Replete,
Nutren Replete with fiber
Osmolite Promote
Jevity 1 Cal 1.2 Cal with Fiber
Nutren
Nutren
Replete with
Replete
fiber
Lanjutan…
3. Padat Kalori
Kandungan kalori >> produk standar,> 1.5 kcal /cc → vitamin, mineral, protein,
carbohydrates, LCT, serat.
Contoh: ensure, nutren
ensure nutren
Lanjutan…
Contoh : peptamen
5.Spesifik/PenyakitTertentu 6. Modular/Incomplete
Spesifik/penyakit tertentu merupakan • Zat gizi kurang lengkap (Incomplete)
Zat gizi lengkapdibuat untuk pasien dengan • Dibuat untuk memenuhi kebutuhan
penyakit diabetes, gagal ginjal, gangguan terhadap zat gizi tertentu
hati, gangguan pernafasan, penyembuhan • Tidak dibuat untuk memenuhi 100%
luka. Mengandung zat aktif / zat gzi khusus kebutuhan gizi, tetapi dapat
spt glutamine, arginine, nucleotides or menambah asupan kalori/protein/
essential fatty acids. lemak.
Contoh: Diabetisource AC, Glucerna, Nepro • Bisa digunakan tunggal/ dicampur
with Carb Steady, produk lain.
Contoh: Duocal, Polycose, Benecalorie,
Promod, Beneprotein, MCT oil, Microlipid,
Juven
Diabetiso
Glucerna Nepro with
urce AC
Carb Steady
Benecalorie Duocal
2. Gizi Parenteral
Jalur Pemberian diet secara parenteral diberikan melalui pembuluh vena perifer
(Nuryati, 2013). Makanan parenteral biasanya mengandung dekstrosa 10% hingga sekitar
25% dari total kebutuhan, sumber protein pada formula parenteral terdapat dalam bentuk
campuran asam amino esensial dan non esensial yang konsentrasinya berkisar dari 5%
hingga 15% dari total kebutuhan, dan mengandung lemak 30% dari total kebutuhan (Putu,
Ni Ayu Devy Ningrum dkk. 2018). Ada sedikit bukti bahwa nutrisi parenteral lebih efektif
daripada enteral, namun lebih mahal dan dikaitkan dengan resiko lebih tinggi komplikasi
serius, khususnya infeksi (Afiqah, Nur Binti Abdi.2017).
Isi parenteral standart terdiri dari:
• Sodium: 25 meq
• Potassium: 40.6 meq
• Calcium : 5 meq
• Magnesium: 8 meq
• Acetate: 33.5 meq
• Gluconate: 5 meq
• Chloride: 40.6 meq
Estimasi Kebutuhan Energi dan Protein
intervensi nutrisi hanya bisa efektif jika kebutuhan energi secara akurat diperhitungka
kemudian dicapai. Pendekatan standar adalah dengan memperkirakan kebutuhan energi dari
basal energi expenditure, menggunakan regression equations dan faktor stres dan aktivitas
(lihat rumus di bawah). Kebutuhan energi berkisar antara 85-150 kJ/kg. Kebutuhan protein
biasanya diset antara 7-8% kebutuhan energi, meskipun pasien yangsakit parah atau injury
mungkin membutuhkan 15- 20% energi mereka dalam bentuk protein
+ faktor stres
Basal energi expenditure (menurut Harris-Benedict Equations) :
Laki-laki (kalori/24 jam) = 13.8(W) + 5 (H) – 6.8(A) + 66,5
Perempuan (kalori/24 jam) = 9,6(W) + 1.8(H) – 4,7(A) + 65,5
A = age (tahun)
W = weight (kg)
H = height (m)
Keterangan :
BB : Berat badan dalam kg
TB : Tinggi badan dalam cmU : Umur dalam tahun
Faktor Aktifitas Fisik (AF)
Laki-laki Perempuan
Sangat ringan : 1,30 Sangat ringan : 1,30
Ringan : 1,65 Ringan : 1,55
Sedang : 1,76 Sedang : 1,70
Berat : 2,10 Berat : 2,00
Sedangkan berdasarkan patologis dari karakteristik pasien, berikut merupakan faktor stress yang
dapat digunakan untuk perhitungan kebutuhan energi :
1. Puasa sedang : 0,85 – 1
2. Pasca bedah tanpa komplikasi 1,00 – 1,05
3. Kanker : 1,10 – 1,45
4. Infeksi berat/trauma : 1,30 – 1,55
5. Luka bakar : 1,50 – 1,70
Setelah proses kebutuhan kalori dan pemberian makanan pasien pasca bedah
sudah ditentukan dan di berikan kepada pasien. Maka hal yang perlu dilakukan
dalam hal ini adalah monitoring dan evaluasi. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan
antara lain :
1. Toleransi bentuk dan asupan makanan
2. Cairan lambung yang keluar terkait dengan intake yang akan di masukkan
3. Keseimbangan cairan elektrolit
4. Keseimbangan nitrogen (UUN)
5. Hasil laboratorium terkait dengan operas pascabedah
6. Kondisi klinis, mual/muntah, diare, ada tidaknya dehidrasi atau retensi cairan
7. Antropometri pasien (berat badan atau lingkar lengan atas)
8. Feses dan stool pasien
Jenis & Kasus Bedah Digestif
1.Rekonstruksi Saluran Cerna Pasca Reseksi Esophagus
Nutrisi enteral pasca bedah mulai diberikan 2 hari pasca bedah, secara
bertahap mulai 5 kcal/kg/hari sampai 30 kcal/kg/ hari disamping
pemberian parenteral. Sehingga kebutuhan nutrisi tercapai seperti
dilaporkan oleh K Aoki, K Ikeda et all, K Otsuda, K 6.7 Ikeda et all.
Kasus kanker esophagus lain dilaporkan oleh M.Lörken, M. Jansen, V.
Schumpelickm, seorang laki-laki 71 th pasca laringektomi 16 tahun
sebelumnya karena kanker laring, dilakukan reseksi dan transposisi
lambung dengan hasil baik termasuk restorasi 'esophageal speech'
kembali maksimal.
2.Rekonstruksi Saluran Cerna Pasca Gastrektomi
Total
Terapi bedah pengangkatan lambung merupakan tindakan kuratif pada
setiap keganasan di lambung. Sejak 1881 dikenal beberapa tehnik
operasi, oleh Wolfler dan rekannya, Theodor Billroth di Vienna. Mereka
berhasil melakukan pylorectomies pada kanker lambung prepylorus.
Kemudian dilanjutkan rekonstruksi gastroduodenostomi yang dikenal
sampai sekarang sebagai Billroth I, Tahun 1882 von Rydigier
melakukan operasi yang lebih luas dari operasi pylorus yang dikerjakan
Billroth dan dikenal sebagai subtotal gastrektomi, tindakan ini
dikerjakan pertama untuk ulkus dilambung.
● Nutrisi yang diberikan :
● Buku gawat darurat medis dan Bedah rumah sakit universitas airlangga
● Buku ajar criticall ill 2020
● Leung, KCA., and Sigalet, LD. 2003. Acute Abdominal Pain in Children. American
Family Physician, vol. 67, no. 11, pp. 2321–7
● Ademuyiwa, OA., Bode, OC., Adesanya, AO., et al. 2012. Non-trauma related
paediatric abdominal surgical emergencies in Lagos, Nigeria: epidemiology
and indicators of survival. Niger Med J, vol. 53, pp. 76–9
● Yuda Handaya, Adeodatus, 2017. Deteksi Dini & Atasi 31 Penyakit Bedah Saluran Cerna
(Digestif).Yogyakarta: Rapha Publishing
● Anggraeni, A.C. 2012. Nutrtional Care Process. Yogyakarta : Graha Ilmu.
● Fahmida, U dan Dillon, D. 2007. Handbook Nutritional Assessment. Jakarta : SEAMEO
TROPMED RCCN.
● Supariasa, IDN, dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penebit EGC Kedokteran.