Anda di halaman 1dari 32

Unit Proses

Pertemuan 3
Model reaktor ideal umum (standar)
Dalam matakuliah ini dibatasi pembahasan pada:
• REAKTOR BATCH
• REAKTOR PLUGFLOW (GRADIEN KONSENTRASI SEPANJANG LINTASAN ALIRAN)
• REAKTOR ALIRAN TERCAMPUR SEMPURNA (CSTR – CONTINUOS (FLOW) STIRRED TANK REACTOR)
• REAKTOR PLUGFLOW DENGAN RESIRKULASI
• REAKTOR CSTR DISUSUN SERI
• REAKTOR CSTR DENGAN RETENSI DAN RESIRKULASI
• KOMBINASI CSTR DAN PLUGFLOW SERI ATAU PARALLEL

2
Review Pertemuan 2
Reaktor batch
Prinsip reaktor batch adalah  limbah dimasukkan ke dalam sebuah
reaktor, dan kemudian ditahan selama waktu tertentu sebelum sebagian
atau seluruhnya dikeluarkan kembali dari reaktor.
Q
Reaktor batch dalam laboratorium juga digunakan sebagai dasar untuk
perancangan reaktor plugflow (lihat materi selanjutnya).
C
Contoh aplikasi reaktor batch:
 Sequencing Batch Reactor untuk pengolahan berbagai jenis limbah cair.
 Pengomposan.
 Penanganan lahan terkontaminasi (bioremediasi).

4
Reaktor batch
• Akumulasi = Masuk – Keluar + Produksi Netto
• Jika A adalah salah satu parameter limbah cair yang kita tinjau.
• Kita susun neraca massanya:
+ (8.1) Q
• Catatan :
• Untuk penyisihan A, ingat bahwa nilai r menjadi negatif, karena yang terjadi bukan
produksi tetapi konversi.
C
• Indeks i menyatakan yang memasuki reaktor
• Indeks e menyatakan yang keluar reaktor
• Q = fluks aliran atau debit (m3/detik)
• C = konsentrasi (kg/m3)
• Jika konsentrasi dalam reaktor tidak homogen, ra mesti di dalam komponen integral
• Satuan r bergantung kepada orde reaksi
• Dalam reaktor batch, input dan output adalah 0 (setelah waktu pengisian
dan sebelum waktu pembuangan), dan bila volume selama saat tersebut
adalah konstan, maka persamaan 8.1 menjadi:
= (8.2)

5
Reaktor batch
• REAKTOR BATCH ORDE 0
• Kita susun neraca massanya:
+ (8.1)
= (8.2) Q
= (karena orde 0) (8.3)
• Integralkan persamaan 8.2 sehingga diperoleh: C
= t (8.4)
• Kalau t atau adalah waktu retensi parameter limbah di dalam reaktor,
maka:
= (8.5)
= (8.6)
• Catatan:
• untuk orde 0, satuan r adalah kgm-3s-1
• Indeks angka 0 menyatakan orde
• Indeks huruf i menyatakan saat masuk
• Indeks huruf t menyatakan saat waktu t
• Indeks huruf e menyatakan saat keluar reaktor
6
Reaktor batch
• REAKTOR BATCH ORDE 1
• Kita susun neraca massanya:
+ (8.1)
Q
= (8.2)
= (karena orde 1) (8.7) C
• Integralkan persamaan 8.7 :
=dt (8.8)
ln=t(8.9)
= (8.10)
=1 (8.11)
• Catatan:
• untuk orde 1, satuan r adalah s-1
• Indeks angka 1 menyatakan orde
• Indeks huruf i menyatakan saat masuk
• Indeks huruf t menyatakan saat waktu t
7
REAKTOR PLUGFLOW
Q Q+ dQ
rdV
C C + dC

• Ciri reaktor plugflow:


• Gradien konsentrasi sepanjang aliran
• Diasumsikan tidak ada atau minimal pencampuran aksial
• Aplikasi model plugflow:
• Packed-bed reactors
• Sejumlah tipe sistem lumpur aktif
• Kita susun neraca massanya:
QC + r dV = (Q + dQ) (C + dC) (8.12)
Jika tidak ada perubahan Q atau dQ = 0
QC + r dV = (Q + 0) (C + dC)
QC + r dV = QC + QdC
QdC = r dV (8.13)
Untuk mengintegralkan persamaan 8.13, perlu diketahui terlebih dahulu model orde
reaksinya.
8
REAKTOR PLUGFLOW
Q Q+ dQ
rdV
C C + dC

• REAKTOR PLUGFLOW ORDE 0:


QC + rdV= (Q + 0) (C + dC)
QC + r dV= QC + QdC
QdC = r dV (8.13)
= (8.14)
= = (8.15)
= (8.16)
Catatan:
Persamaan efisiensi konversi sama pada plugflow dan batch (tidak
melihat orde reaksi)
Dengan demikian, untuk mendesain reaktor plugflow,dalam
eksperimen di laboratorium, pemodelan reaktor batch dapat
dipakai.
9
REAKTOR PLUGFLOW
Q Q+ dQ
rdV
C C + dC

• REAKTOR PLUGFLOW ORDE 1:


QC + rdV= (Q + 0) (C + dC)
QC + r dV= QC + QdC
QdC = r dV (8.13)
= (8.17)
= (8.18)
= (8.19)
= (8.20)
= 1 (8.21)
Catatan:
Persamaan efisiensi konversi sama pada plugflow dan batch (tidak melihat orde reaksi)
Dengan demikian, untuk mendesain reaktor plugflow,dalam eksperimen di laboratorium,
pemodelan reaktor batch dapat dipakai. 10
Reaktor cstr
• Asumsi yang dipakai dalam model reaktor CSTR:
• Konsentrasi homogen di seluruh bagian reaktor (tercampur sempurna)
• Konsentrasi keluar = konsentrasi di dalam reaktor

rV

• Kita susun neraca massanya:


+ (8.22)
• Laju reaksi r sama di seluruh bagian reaktor. Jika diasumsikan volume
konstan dan dalam keadaan steady state di mana dan =, maka:
+ (8.23)

11
Reaktor CSTR
• REAKTOR CSTR ORDE 0

rV

• Kita susun neraca massanya:


+ (8.22)
+ (8.23)
Untuk orde 0
(8.24)
= = (8.25)
= (8.26)
Catatan:
- Untuk orde 0, efisiensi konversi sama untuk reaktor batch, plugflow maupun CSTR,
untuk waktu tinggal yang sama
12
Reaktor cstr
• REAKTOR CSTR ORDE 1

rV

• Kita susun neraca massanya:


+ (8.22)
+ (8.23)
Untuk orde 1
(8.27)
= = (8.28)

13
REAKTOR PLUGFLOW DENGAN
RECYCLING
• R = Qresirkulasi/Qinfluen

CiR (1+R)Qi
Qi Ci Ce
(1+R)Q
Ce Qi

Ce RQ

• Untuk orde 1, disusun neraca massanya di posisi pencampuran antara arus


masuk dengan arus resirkulasi:

(8.29)

(8.30)

14
REAKTOR PLUGFLOW DENGAN
RECYCLING
Waktu tinggal untuk seketika atau satu lintasan (single passage):
= (8.31)

Waktu tinggal kumulatif


(8.32)

Substitusi persamaan 8.30 ke persamaan 8.20untuk orde 1 menghasilkan:

(8.33)

Catatan:
Untuk limit R mendekati 0  PFR
Untuk limit R mendekati tak terhingga  CSTR

15
REAKTOR CSTR DENGAN RETENSI
DAN RESIRKULASI
CG (1+R)Qi
Qi Ci Ce
(1+R)Q
Ce Qi

Cresirkulasi RQ
disusun neraca massanya di posisi pencampuran antara arus masuk dengan arus
resirkulasi:

16
REAKTOR CSTR DISUSUN
SERI
• Reaktor CSTR disusun seri dengan N reaktor dengan volume masing –
masing reaktor adalah V/N dapat dimodelkan sebagai berikut:

Q i Ci 𝑉𝑉 Qi C1 𝑉 Qi C2 𝑉 Qi C 3 Qi CN-1 𝑉 Qi C N
𝑉
𝑁 𝑁 𝑁 𝑁
𝑁𝑁

• Neraca massa untuk reaktor pertama adalah sebagai berikut:

• Neraca massa untuk reaktor kedua adalah sebagai berikut:

17
REAKTOR CSTR DISUSUN
SERI
• Neraca massa untuk reaktor ketiga adalah sebagai berikut:

• Neraca massa untuk reaktor ke-N adalah sebagai berikut:

18
REAKTOR CSTR DISUSUN SERI
• Neraca massa untuk reaktor ke-N tak terhinggasebagai berikut:

• Catatan:
e

• Dengan demikian, untuk N mendekati tak terhingga, CSTR yang disusun seri
akan semakin mengikuti sifat reaktor plug flow.

19
REAKTOR CSTR DISUSUN SERI

Gambar. Hubungan Jumlah Reaktor CSTR dan Efisiensi Penyisihan Polutan


Sumber: Dr.Ir.H.Bruning, 2008. Fundamentals of Environmental Technology, Sub-department of Environmental Technology, Wageningen
Universiteit.

Semakin banyak reaktor (N), CSTR yang disusun seri akan semakin
mengikuti sifat reaktor plug flow.
20
Ringkasan Pemodelan CSTR dan PFR
Tipe Reaktor Orde 0 Orde 1
Reaktor batch
Reaktor plug flow
Reaktor tercampur ideal
(CSTR)
Reaktor plugflow dengan
recycling
CSTR disusun seri

Catatan:
Indeks huruf i menyatakan saat masuk
Indeks huruf e menyatakan saat keluar
Indeks huruf t menyatakan saat waktu t
θ = waktu tinggal = Volume total/Q
21
N = jumlah reaktor
Ringkasan Pemodelan CSTR dan PFR

• Model efisiensi reaktor batch dan PRF relatif sama desain reaktor
PFR dapat didekati dengan melakukan eksperimen secara batch.
• Untuk orde nol (0):
• efisiensi CSTR & PFR relatif sama
• efisiensi tergantung kepada konsentrasi awal
• Efisiensi CSTR PFR; untuk orde nol relatif sama, sedangkan untuk orde
1 < PFR dan untuk CSTR disusun seri, semakin banyak reaktor semakin
tinggi efisiensi dan mendekati efisiensi PRF
• Untuk reaktor plug flow dengan resirkulasi, efisiensi < PFR tanpa
resirkulasi
22
kr
PEMODELAN LAJU REAKSI
A B
LAJU REAKSI PENYISIHAN A
Catatan:
Untuk orde 2, bisa jugadinyatakan sebagai

INTEGRAL LAJU REAKSI PENYISIHAN A


 

Catatan:
Untuk orde 2, jikadinyatakan sebagai , dan ≠ integrasinyamenjadi:
=

PLOT PERSAMAAN LINIER ANTARA A


TERHADAP WAKTU

SATUAN k

Jumlah dinyatakan dalam mol atau massa


Contohnya, untuk n = 0 satuannya mol/volume/waktu atau massa/volume/waktu

23
Latihan Soal
1. Penyisihan limbah A di sebuah instalasi lumpur aktif dimodelkan pada Gambar Soal 8. Debit
resirkulasi sebesar 0,5Q dan konsentrasi limbah yang diresirkulasikan sebesar 80 kali konsentrasi
limbah pada effluen (Ce). Jika volume volume reaktor CSTR1 dan CSTR2 pada Gambar Soal 8 di
bawah masing – masing adalah 20 m3 dan volume reaktor CSTR3 dan CSTR4 masing – masing adalah
40 m3 dan Q adalah 0,0 2 m3/s, berapakah perbandingan antara limbah keluar dengan limbah masuk
𝐶𝑒𝑓𝑙𝑢𝑒𝑛
atau 𝐶𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
bila konstanta laju reaksi k adalah 0,005/s (orde 1)?

Gambar soal 8
1. Dalam susunan reaktor CSTR dalam Gambar Soal No 1 terjadi konversi dari senyawa A menjadi B
dengan konstanta laju reaksi k = 0,3 s-1 (orde 1). Untuk meningkatkan kinerja, sebuah separator
dipasang setelah reaktor CSTR2. Di dalam separator dianggap tidak terjadi konversi dari senyawa A
menjadi B.

Gambar Soal No 3

 Debit limbah yang datang dari pabrik = Q = 8 m3s-1


 Debit limbah yang diresirkulasikan sebesar 1,6 m3s-1 atau 20% debit limbah masuk.
 Volume CSTR1 = 8 m3 dan Volume CSTR2 = 8 m3
 Konsentrasi komponen A influen (yang datang dari pabrik) adalah 100 gm-3
 Konsentrasi komponen A pada limbah yang diresirkulasikan oleh separator adalah 50 kali
konsentrasi komponen A pada efluen
Berapa konsentrasi komponen A pada efluen!
1. Anggaplah sebuah kanal banjir di suatu daerah pada keadaan normal adalah sebuah reaktor plug
flow. Di sebuah titik di hulu kanal (anggap titik X), sebuah pabrik mengeluarkan sebuah senyawa
limbah A dengan konsentrasi 2000 mg/L. Jika konstanta reaksi penguraian senyawa limbah A adalah
1,2/hari (orde 1), debit kanal 2000 m3/hari dan luas penampang kanal adalah 10 m2:
a) Pada jarak berapakah dari titik X ke hilir konsentrasi senyawa limbah tersebut di bawah 50 mg/L
b) Pada jarak berapakah dari titik X ke hilir konsentrasi senyawa limbah tersebut di bawah 1 mg/L.
1. Dalam reaktor CSTR dalam Gambar Soal No 4 terjadi konversi dari senyawa A menjadi
B dengan konstanta laju reaksi k = 0,5 s-1 (orde 1). Untuk meningkatkan kinerja reaktor,
sebuah separator dipasang setelah reaktor. Di dalam separator dianggap tidak terjadi
konversi dari senyawa A menjadi B.

Q 1,5Q 1,5Q Q
CSTR separator
Cmasuk Ckeluar

0,5Q; Cresirkulasi = 10 Ckeluar

Gambar Soal No 4

Debit limbah yang datang dari pabrik = Q = 100 m3s-1


Debit limbah yang diresirkulasikan = Qresirkulasi= 50 m3s-1
Volume CSTR = 150 m3
Konsentrasi komponen A influen (yang datang dari pabrik) adalah 200 gm-3
Konsentrasi komponen A pada limbah yang diresirkulasikan oleh separator adalah 10 kali
konsentrasi komponen A pada efluen
Berapa konsentrasi komponen A pada efluen!

2. Penyisihan limbah A di sebuah instalasi lumpur aktif dimodelkan pada Gambar soal 5.
Jika volume masing masing reaktor CSTR pada gambar 2 di bawah adalah 50 m3 dan Q
adalah 5 m3/s, berapakah efisiensi penyisihan limbah A bila konstanta laju reaksi adalah
0,5/s?
Catatan: Debit resirkulasi sebesar 0,5Q dan konsentrasi limbah yang diresirkulasikan
sebesar 40 kali konsentrasi limbah pada effluen (Ce).

Gambar Soal No 5
3. Penyisihan limbah A di sebuah instalasi lumpur aktif dimodelkan pada Gambar soal 6. Jika
volume masing masing reaktor CSTR pada gambar 2 di bawah adalah 100 m3 dan Q adalah
0,2 m3/s (atau debit yang memasuki reaktor sebesar 0,75Q atau 0,15 m3/s), berapakah
efisiensi penyisihan limbah A bila konstanta laju reaksi adalah 0,01/s?
Catatan: Debit resirkulasi sebesar 0,25Q dan konsentrasi limbah yang diresirkulasikan sebesar
10 kali konsentrasi limbah pada effluen (Ce).

Gambar Soal 6
4. Sebuah unit pengolahan untuk menyisihkan limbah B disusun seperti gambar Soal 7 berikut.
Berapakah konsentrasi limbah B yang meninggalkan Plug Flow Reactor bila konstanta laju
reaksi adalah 0,01 s-1 dan konsentrasi awal yang memasuki CSTR adalah 600 gm-3?

Gambar Soal 7

Anda mungkin juga menyukai