JENIS ANALISIS
EKONOMI
EKONOMI
EKONOMI TEORI
TERAPAN/
DESKRIPTIF EKONOMI
APLIKASI
Ek Mikro : cabang dr ilmu ek. Yang
menelaah perilaku dari unit-unit ekonomi
individual (Samuelson & Nordhaus, 1995 :
5)
3. Pertumbuhan Ekonomi
Sesudah 1936 :
J.M. Keynes dengan buku The General Theory
of Employment, Interest, and Money
ILMU EKONOMI
Ekonomi Ekonomi
Deskriptif Teori Terapan
Ekonomi
Ekonomi Makro
Ekonomi Mikro
(Teori Pendapatan
(Teori Harga)
Nasional)
ASUMSI:
Semua faktor produksi yang tersedia
digunakan secara penuh
MEMPELAJARI:
• Perilaku konsumen dan produsen
• Interaksi pd pasar produk/faktor Prod
11
Ilmu Ekonomi mempelajari segala aktivitas
manusia dlm memanfaatkan sumberdaya yg
terbatas utk memenuhi kebutuhan manusia yg
tdk terbatas agar tercapai kemakmuran.
Berhubungan dengan:
masalah kelangkaan sumberdaya
masalah pilihan alternatif
Ekonomi Mikro
Ekonomi Makro
14
Kegiatan Ekonomi; 3 macam kegiatan pokok
ekonomi/ aktivitas ekonomi, (Boediono, 1982);
1. Konsumsi
2. Produksi
3. Pertukaran
Sumberdaya Ekonomi; Sumberdaya adalah input
(faktor-faktor) yang digunakan dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang atau jasa yang
diinginkan, terdiri:
1. Sumberdaya Alam, contoh: tanah, cadangan mineral
2. Sumberdaya Manusia, contoh: tenaga kerja dan
enterpreneurship
3. Sumberdaya Modal, contoh: peralatan phisik, mesin,
bangunan, komputer
Barang ekonomi:
Barang yang membutuhkan pengorbanan
jika ingin memperolehnya
Barang bebas:
Barang yang untuk memperolehnya tidak
memerlukan pengorbanan
Kebutuhan Ekonomi, sifatnya tidak
terbatas
Kelangkaan (Scarcity), ketersediaannya
terbatas
Pilihan (Alternatif)/ Opportunity cost,
penggunaan sumberdaya untuk tujuan
tertentu
Konsep Ekonomi, dibedakan antara
kebutuhan (need) dan Keinginan (want)
KITA SELALU MENGHADAPI TRADE OFF
BIAYA ADLH APA YG DIKORBANKAN UNTUK
MEMPEROLEH SESUATU OPPORTNITY
COST
ORANG RASIONAL BERPIKIR PADA SUATU
MARJIN
KITA BEREKASI TERHADAP INSENTIF
PERDAGANGAN DAPAT MENGUNTUNGKAN
SEMUA PIHAK – SPESIALISASI
PASAR SECARA UMUM ADALAH WAHANA
YANG BAIK UNTUK MENGORGANISASIKAN
KEGIATAN EKONOMI ~ INVISIBLE HAND
PEMERINTAH ADAKLANYA DAPAT MEMPERBAIKI
HASIL-HASIL MEKANISME PASAR – EFISIENSI,
PEMERATAAN (KRN ADA KEGAGALAN PASAR YG
DIAKIBATKAN DR EKSTERNALITAS, KUASA PASAR
STANDAR HIDUP DI SUATU NEGARA TERGANTUNG
PADA KEMAMPUANNYA MEMPRODUKSI BAANG
DAN JASA
HARGA-HARGA MENINGKAT JIKA PEMERINTAH
MENCETAK UANG TERLALU BANYAK
MASYARAKAT MENGHADAPI TRADEOFF JANKA
PENDEK ANTARA IFLASI DAN PENGANGGURAN
Jelaskan Pengertian Ilmu Ekonomi dan
perbedaan ekonomi mikro dan makro
(gambarkan dalam diagram bila bisa)
Jelaskan sejarah munculnya ilmu ekonomi
makro
Jelaskan mengenai barang ekonomi dan
kegiatan ekonomi
Jelaskan 4 faktor penggerak kegiatan
ekonomi
Jelaskan 10 prinsip dalam ekonomi
KEUNTUNGAN PERDAGANGAN
Dan BIAYA OPORTUNITAS
KEMUNGKINAN PRODUKSI
PETERNAK 1 8 40 5
Spesialisasi dan keuntungan perdagangan
Hasil Tanpa Hasil Dari Perdagangan Keuntunga
Perdgangan n
Perdagang
an
Peternak 20 pon 24 pon dgg, 3 pon dgg 21 pon dgg, 1 pon dgg,
daging, 2,5 2 pon ditukar dgn 3 pon 0,5 pon
pon kentang kentang 1 pon kentang kentang
kentang
BIAYA OPORTUNITAS
BOSTON 3 3
CHICAGO 2 1
33
1. Pendekatan nilai guna (Utiliti) kardinal
Yaitu kenikmatan konsumen dapat
dinyatakan secara kuantitatif
2. Pendekatan nilai guna (Utiliti) ordinal
Yaitu kenikmatan konsumen tidak dapat
dinyatakan secara kuantitatif/ sifatnya
kualitatif
1. Pendekatan Marginal Utility/Kardinal
Pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan
(atau utility) setiap konsumen dapat diukur secara kuantitatif.
39
Untuk kasus di mana konsumen menghadapi beberapa macam
barang yang dibeli, maka posisi equilibrium konsumen adalah:
MU X MU Y MU Z
........... 1
PX PY PZ
Syarat ini bisa dicapai dengan anggapan bahwa konsumen
mempunyai uang (atau penghasilan atau ‘budget’) yang cukup
untuk dibelanjakan bagi setiap barang sampai Marginal Utility
setiap barang sama dengan harga masing-masing barang. Bila
kita menganggap suatu kasus yang lebih realistis di mana
konsumen hanya mempunyai sejumlah uang yang tertentu yang
tidak cukup untuk membeli barang sampai pada tingkat MU = P
untuk setiap barang, maka dibuktikanbawa dengan uang yang
terbatas tersebut ia bisa mencapai kepuasan total yang paling
tinggi bila ia mengalokasikan pembelanjaannya sehingga
memenuhi syarat:
MU X MU Y MU Z
........... 1
PX PY PZ
40
2. Pendekatan Indifference Curve
a. Indifference Curve
Dengan cara kedua, yaitu mendasari penentuan tingkat
kepuasan menggunakan metode ordinal; tingkat kepuasan
diukur melalui order atau rangking tetapi tidak disebutkan
nilai gunanya secara pasti.
Misalnya kita ambil contoh dua komoditas yaitu buah jeruk
(X) dan apel (Y). Untuk mendapatkan X dan Y konsumen
dihadapkan pada kendala keterbatasan dana. Karena itu
konsumen dapat mengubah-ubah kombinasi X dan Y yang
dibeli sedemikian rupa sehingga jika salah satu diperbanyak
jumlahnya maka yang lain mestilah dikurangi agar kepuasan
yang diperoleh konsumen tetap sama. Fenomena ini
dinyatakan dengan kurva kepuasan sama atau indifference
curve.
41
Definisi indifference curve: adalah kurva yang
menghubungkan titik-titik kombinasi dari konsumsi
(atau pembelian) barang-barang yang menghasilkan
tingkat kepuasan yang sama.
Indifference curve memperlihatkan semua
kombinasi dari pilihan konsumen yang memberikan
tingkat kepuasan atau utility yang sama bagi
seseorang atau konsumen
42
X
B
50
Preferred
D
40
F
A
30
Not Preferred C
20
E IC
0 20 30 40 50
Y
43
Secara teoritis suatu indifference curve memenuhi
syarat-syarat berikut:
Konsisten (prinsip transitivity); Jika dikatakan
kombinasi A lebih disukai dari B dan B lebih disukai
dari C, maka A mestilah lebih disukai dari C. Dengan
dalil ini maka kurva indifferen tidak ada yang
berpotongan
44
Pakaian
C IC2
A
B IC1
0 Makanan
Gambar . Kurva Indiferens tidak
berpotongan
45
Banyak lebih disukai dari sedikit (more is
better) juga merupakan alasan rasional
sehingga kurva indiferen yang berada pada
sisi kanan lebih disukai
46
Pakaian
C
B
A
IC3
IC2
IC1
0 Makanan
ambar 9. Kurva Indiferens Menjauhi Titik Origin
47
Jika konsumen dapat menukar kombinasi komoditas X dan
Y untuk satu utilitas yang sama, maka dalam hal ini
sebenarnya konsumen menukar nilai kepuasan dari barang
X dan Y.
TU
Y MU X
X MRS
X TU MU Y
Y
48
Persamaan di atas dikenal sebagai Marginal Rate of
Substitution (MRS), yang sebenarnya
menunjukkan kemiringan dari kurva indiferens.
49
b. Budget Line
Untuk membangun konsep mengenai preferensi, pertama-tama
dibutuhkan mengembangkan konsep apa pilihan yang dibuat
oleh konsumen. Daerah yang feasible ditentukan oleh
pendapatan konsumen dan harga barang-barang yang di
konsumsi. Oleh sebab itu untuk mengkaji secara teoritis tentang
kemampuan konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa,
faktor-faktor utama berikut ini yang harus diketahui:
Px = harga produk X
Py = harga produk Y
M = pendapatan konsumen
PxX + PyY M
50
Daerah feasibel bagi konsumen dalam
mengkonsumsi suatu barang adalah sebagai berikut:
Jika diketahui masing-masing variabel:
Px = Rp. 500 per unit
Py = Rp. 250 per unit
M = Rp. 10.000.-
Berapa jumlah X dan Y dapat dibeli?
Titik A = M/Py = 10.000/250 = 40 unit
Titik B = M/Px= 10.000/500 = 20 unit
51
Pend. Marginal Utlity
Y Pend. Indifference Curve
a. Indifference Curve
A b. Budget Line
M/Py c. Keseimbangan
Feasibl
e
set
Daerah
anggaran
0 M/Px
X
dy/dx = - Px/Py
53
FAKTOR PRODUKSI
PENDAPATAN
(Y)
RUMAH TANGGA PERUSAHAAN
PENDAPATAN
(Y)
RUMAH TANGGA PERUSAHAAN
PENDAPATAN
(Y)
RUMAH TANGGA PERUSAHAAN
57
Model
Abstraksi dari persoalan-persoalan ekonomi
secara matematis yang menunjukkan
hubungan atau keterkaitan antar variabel
dalam ekonomi.
Asumsi
Pemisalan yang digunakan untuk menjelaskan
sifat-sifat kaitan diantara berbagai variabel
dalam teori ekonomi.
Unsur-unsur Penting dlm Teori Ekonomi
58
Hipotesis
Kesimpulan sementara yang menyatakan
keterkaitan antar variabel dalam
perekonomian.
Kemampuan Meramal
Validitas
dari suatu model ekonomi dalam
memprediksi dampak dari perubahan-
perubahan variabel dalam perekonomian.
Grafik
Gambaran visual yang memperlihatkan sifat,
perilaku, hukum atau bentuk hubungan
antara dua variabel atau lebih.
Contoh:
Output
input
59
Matematika
Aplikasi operasi matematika dalam merumuskan,
menurunkan atau menentukan besaran nilai atau fungsi
suatu variabel berdasarkan determinannya.
Operasi matematika yang banyak digunakan adalah
differensial
Contoh:
.
.
APP = 3X - 12X2
dAPP/dX = 3 – 24X
Y / Y Y X
p = = .
X / X X Y
60
Statistika
Pengujian keterkaitan atau pengaruh antar
variabel ekonomi.
Prediksi nilai suatu variabel dari perilaku
variabel atau variabel-variabel lain yang
relevan.
Peramalan nilai suatu variabel berdasarkan
data pada masa lampau.
61
- Stabilitas perekonomian: pendapatan,
kesempatan kerja, harga.
- Neraca pembayaran LN yang seimbang
- Distribusi pendapatan yang merata (terkait
dengan keadilan sosial)
Hubungan antar variabel Makro
1. Hub. sebab akibat (kausalitas)
Mis: C = f (Y)
Konsumsi merupakan fungsi dari
pendapatan
Y = variabel bebas
C = variabel terikat
C = a + bY
a = konstanta = konsumsi minimal yang dikeluarkan
meskipun tidak memiliki penghasilan.
b = Marginal Propensity to Consume (MPC)
yakni perbandingan antara pertambahan C dengan
pertambahan Y (Δ C/∆ Y )
0<b<1
2.Hubungan fungsional
Berubahnya variabel yang satu otomatis merubah
variabel yang lain.
Y=C+S
Y = C + I maka S = I
- Jika Y dan C tetap, maka S akan bertambah
sebesar pertambahan Y
- Jika I sedangkan C tetap, maka Y yang
diakibatkan meningkatnya S
15
B
13
11,5
S
O Y
10 12 15 20 25
S
Garis OBD – scale line : garis yang menunjuk-
kan bahwa titik tsb besarnya Y = C
Titik B – break even point : titik yg
menunjukkan besarnya C =Y
FC – garis fungsi konsumsi :garis yg menunjuk-
kan besarnya konsumsi pada berbagai tingkat Y
Daerah FBO : daerah dissaving (utang)
Daerah DBC: daerah saving
SS – garis fungsi saving : garis yang menunjuk-
kan besarnya S pada berbagai tingkat Y
Tertutup : perek. yg tdk mengenal hub
ekon dg negara lain
Sederhana: tdk ada transaksi ekonomi
yang melibatkan pemerintah
Bentuk umum Fungsi Konsumsi:
C=a+cY
(1)
a = nilai konstan, yakni besarnya C pd Y
sebesar
Nol
c = Marginal Propensity to Consume (MPC), yakni:
perbandingan antara besarnya ∆ C dengan
besarnya ∆ Y
c = MPC = ∆ C / ∆ Y (2)
Angka MPC umumnya < 1, tetapi > 0,5. Yang pasti
positif
MPC <1: penggunaan ΔY tdk seluruhnya utk C
MPC > 0,5 : penggunaan ΔY sebagian besar
digunakan utk C
C = 0,75 Y + 30
30 S = 0,25 Y - 30
O Y
120
- 30
Marginal Propensity to Save (MPS)
MPS : perbandingan antara besarnya Δ S
dengan besarnya Δ Y
s = MPS = Δ S / Δ Y (7)
Ciri : untuk fungsi S yang berbentuk garis lurus,
besarnya nilai s pada semua tingkat Y adalah
sama
Average Propensity to Save (APS)
APS : perbandingan antara besarnya S dengan
besarnya Y
APSn = Sn / Yn (8)
Hubungan antara MPC dengan MPS dan APC dengan APS
a. MPC dengan MPS
MPC + MPS = 1 (9)
atau MPC = 1 – MPS
MPS = 1 - MPC
Pembuktian: Y = C + S
ΔY= ΔC+ ΔS
Bila ruas kiri dan kanan masing2 dibagi dg
Δ Y, maka : Δ Y / Δ Y = Δ C + Δ S
ΔY
1= ΔC/ ΔY +ΔS/ΔY
atau 1 = MPC + MPS
b. APC dengan APS
APC + APS = 1 (10)
atau APC = 1 – APS
APS = 1 - APC
Pembuktian: Y = C + S , maka Yn = Cn + Sn
Bila ruas kiri dan kanan masing2 dibagi dg Yn,
maka : Yn/ Yn = Cn + Sn
Yn
1 = Cn / Yn + Sn / Yn
1 = APCn + APSn
Contoh: Diketahui C = 0,75 Y + Rp. 20 T
Hitung : Fungsi S, APC, APS, MPC dan
MPS untuk berbagai tingkat Y
Tk.Y C S APC APS MPC MPS
0 20 -20 - - - -
20 35 -15 1,75 -0,75 0,75 0,25
40 50 -10 1,25 -0,25 0.75 0,25
60 65 - 5 1,1/12 -1/12 0,75 0,25
80 80 - 1 0 0,75 0,25
Y
475 650 750
Titik keseimbangan E tercapai ketika
pendapatan = 650. Jadi Y = C + I = 650.
Y = C + I disebut Pendapatan Keseimbangan
Bila Prod.Nas menjadi 750, maka besarnya
permintaan adalah 710 sehingga ada kelebihan
60 (Cp > Ce). Pengusaha akan mengurangi
produksi sehingga kembali sama dengan
permintaan yakni 650.
Bila produk nasional 475, maka besarnya
permintaan 515 (Cp < Ce) sehingga kekurangan
60. Hal ini mendorong perusahaan memperluas
produksi sampai terjadi titik keseimbangan.
Menghitung tingkat pendapatan Ekuilibrium
1. Saving Invesment Approach (SIA)
S = I : Keseimbangan
Y–C=I
Y – (a+cY) = I
Y – a – cY = I
Y – cY = a + I
Y ( 1 – c) = a + I
Y=a+I
1–c
Y= 1 (a + I)
1-c
2. Consumption Invesment Approach (CIA)
Y=C+I }
C = a + cY }
Y = a + cY + I
Y – cY = a + I
Y (1 – c) = a + I
Y=a+I
1–c
Y = 1 (a + I)
1-c
Diket:
a. Fungsi C per tahun : C = 0,75 Y + Rp.25 T
b. Besarnya I per tahun: I = Rp. 60 T
Hitung : - Besarnya Y ekuilibrium
- Besarnya C ekuilibrium
- Besarnya S ekuilibrium
Jawab: a. Besarnya Y eq.
Y= 1 (a + I)
1–c
= 1 (25 + 60)
1 – 0.75
= 1 (85)
0,25
= 4 X Rp. 85
= Rp. 340 T
b. Besarnya C Eq.
C = 0,75 Y + 25
= 0,75 (340) + 25
= Rp. 280 T
c. Besarnya Saving Eq.
S=Y–C
= 340 – 280
= Rp. 60 T
Tingkat keseimbangan Y dapat berubah
bilamana salah satu faktor ( I atau S)
karena sesuatu hal berubah, sehingga I
tidak sama dengan S. Perubahan itu akan
berlangsung sampai mencapai titik
keseimbangan baru
Keseimbangan baru dapat lebih besar atau
lebih kecil dari sebelumnya, tergantung
perubahan I atau S.
Bila I atau S maka Y
Sebaliknya bila I dan S maka Y
Keseimbangan pendapatan nasional tidak selalu
menguntungkan
Faktor I lebih sering mengalami kegoncangan.
Hal itu disebabkan karena I banyak dipengaruhi
oleh faktor2 : Pengharapan, dugaan, serta
ramalan terhadap perek. Masa mendatang.
Sedangkan faktor S lebih bersifat konstan.
Hubungan antara Δ I dan Δ Y yang
diakibatkan oleh perubahan I tersebut,
dijelaskan dengan konsep Multiplier (angka
pengganda)
Multiplier adalah bilangan yang harus dikalikan
dengan perubahan I agar dapat mengetahui
besarnya perubahan Y yang disebabkan oleh
perubahan I tersebut; atau
Multiplier : angka pelipat yang menunjukkan
berapa besarnya Δ Y sebagai akibat dari Δ I
Δ I. k = Δ Y atau
k= ΔY/ΔI (11)
C1+ I1
C,I
C+I
B
O
Y Y1
Pendapatan Nasional yang seimbang terletak
pada Y, dengan rencana konsumsi dan investasi
sebesar C + I
Dengan penambahan investasi yang terus
menerus, ternyata C + I naik menjadi C1 + I1
sebanyak jarak AB. Pendapatan juga naik dari Y
ke Y1 yang besarnya berlipat kali AB
Rumus : k = Δ Y
ΔI
Contoh: Diketahui Fungsi C = 0,75 Y + R.20 T
Pada periode I, besarnya I pertahun 40 T
Pada periode II, besar I per thn 80 T
Dengan Multiplier, hitunglah besarnya Y Eq.
pada periode ke 2
Jawab : k = 1 = 1 =4
1–c 1 – 0,75
Perubahan I = I2 – I1 = 80 -40 = 40
Y eq pada periode I :
Y1 = 1 (a + I)
1–c
= 1 (20 + 40)
1 – 0,75
= 4 (60) = 240
Y eq pada periode II
Y2 = Y1 + Δ I
= Y1 + k. Δ I Ingat : k = Δ Y / Δ I
= 240 + 4 (40)
= 400
Proses bekerjanya multiplier
Peningkatan I dapat terjadi dalam 2 kemungkinan:
1. Terjadi dalam 1 kali saja, kemudian kembali
pada investasi sebelumnya
2. Terjadi terus menerus dalam jumlah yang sama
Proses Perubahan Y (dalam C = 0,75 Y + 20)
Dengan satu kali perubahan
Periode C I Y
1 200 40 240
2 200 40 240
3 200 80 280
4 230 40 270
5 222,5 40 262,5
6 216,9 40 256,9
~ 200 40 240
(titik keseimbangan semula)
Dengan perubahan I secara terus menerus
Periode C I Y
1 200 40 240
2 200 50 250
3 207,5 60 267,5
4 220,6 70 290,6
5 237,9 80 317,9
6 258,4 90 348,4
7 281,3 100 381,3
8 285,9 100 385,9
~ 100 ?
(titik keseimbangan baru)
Perubahan jumlah C dan jumlah S
Besarnya C dan S ditentukan Y
Karena itu bila Y berubah, maka C dan S juga
berubah
Perubahan C
C1 = C0 + ΔC
Δ C = MPC. ΔY Ingat : MPC = ΔC/ΔY
Jadi C1 = C0 + MPC. ΔY (13)
Perubahan S
S1 = S0 + ΔS
ΔS = ΔS .ΔY =MPS. ΔY -Ingat MPS =ΔS/ΔY
ΔY
Jadi S1 = S0 + MPS. ΔY
Karena MPS + MPC = 1 maka rumus tsb
dapat ditulis menjadi
S1 = S0 + (1 – MPC) ΔY
Contoh.
Diketahui:
1. Fungsi konsumsi: C = 0,75Y + Rp.20 T
2. Pada tahun 1970 besarnya I per tahun Rp. 40 T
3. Pada tahun 1971, besarnya I per tahun Rp.60 T
Soal: Dengan menggunakan Multiplier, hitunglah:
a. Y equlibrium yang baru
b. C equilibrium yang baru
c. S equilibrium yang baru
Jawaban
Besarnya Multiplier Investasi
k = 1 = 1 = 4
1 – c 1 – 0,75
ΔI = I1 - I0 = 60 – 40 = 20
a. Besarnya Y eq pada tahun 1970 (periode 0)
Y0 = 1 (a + I)Ingat Rumus (10)
(1 – c)
= 1 (20 + 40)
1 – 0,75
= 4 (60) = 240
Besarnya Y eq pada tahun 1971 (periode 1)
Y1 = Y0 + k1 . ΔI Ingat : Y1 = Y0 + ΔY
ΔY = k. ΔI
= 240 + 4 (20)
= 240 + 80 = 320
b. Konsumsi eq 1970
C0 = 0,75Y + 20
= 0,75 (240) + 20
= 180 + 20
= 200
Konsumsi eq 1971
C1 = C0 + MPC. ΔY Ingat rumus (13)
= 200 + 0,75 (320 – 240)
= 200 + 0,75 (80)
= 260
c. S eq 1970
S0 = (1 – c) Y – a Ingat Rumus (6)
= (1 – 0,75) 240 – 20
= 40
S eq tahun 1971
S1 = S0 + MPS. ΔY Ingat Rumus (14)
= 40 + (1 – 0,75) (320 – 240)
= 40 + 0,25 (80)
= 60
Psychological Law of Consumption menyebutkan
bahwa bila Y bertambah maka C juga
bertambah.Dengan bertambahnya pengeluaran
konsumsi maka para pengusaha akan memperluas
produksinya. Untuk itu diperlukan barang-barang
modal atau investasi baru.
Jelas bahwa perluasan investasi terjadi karena
ada pertambahan pendapatan dan pertambahan
konsumsi lebih dulu. Proses inilah yang disebut
Proses Akselerasi, yakni terjadinya investasi baru
karena adanya pertambahan konsumsi.
Investasi yang terjadi karena proses akselerasi
ini disebut dengan Investasi Dorongan (induced
invesment). Sedangkan I yang ditentukan oleh
faktor lain yang mempengaruhi harapan
pengusaha disebut Investasi Otonom
(autonomous invesment).
Besarnya pertambahan I sebagai akibat dari
pertambahan C tergantung pada koefisien
accelerator, yakni perbandingan antara
pertambahan I dengan pertambahan C
Acc = ΔI /ΔC (15)
Proses bekerjanya Akselerator
Soal :
Selama 5 periode, besarnya investasi otonom
berturut-turut adalah sama besarnya,
yakni 100. Bilamana besarnya MPC adalah
0,50 dan koefisien akselerator 2,
tentukan besarnya kenaikan Y dalam
kelima periode tersebut.
Jawab : I maka Y
Y maka C sesuai dengan MPC nya
C menyebabkan I yang tidak langsung
(induced I) yang besarnya tergantung
pada Acc.
Period I otonom C I dorongan Kenaikan Y
1 100 - - 1 100
2 100 50 100
2
3
250
3 100 125 150 375
4 100 187,5 125 412,5
5 100 206,25 37,5 343,75
Keterangan :
1. Y menyebabkan C sebesar 100 X MPC = 50
2. C menyebabkan I dorongan sebesar ΔC X Acc = 50 X 2 = 100
3. I otonom, kenaikan C dan I dorongan menyebabkan kenaikan Y
sebesar 250
Dst.
Komponen APBN terdiri dari :
Penerimaan :
- Pajak
- Bukan pajak (hasil SDA, Laba BUMN,
lainnya)
Pengeluaran :
- Pengeluaran Konsumsi Pem.(Government
Expenditure = Government Purchase)
- Pengeluaran pemerintah (Government
Transfer)
Pajak (tax) : uang atau daya beli yang diserahkan oleh
masy. kepada pem di mana terhadap penyerahan uang
atau dayabeli tersebut pemerintah tidak memberikan
balas jasa yang langsung
Pajak digunakan untuk membiayai Pengel.Pem.
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G): semua
pengeluaran pemerintah di mana pemerintah secara
langsung menerima balas jasanya. Mis: gaji PNS,
pembelian barang dan jasa
Transfer Pemerintah (Tr) : pengeluaran pemerintah di
mana pemerintah tidak menerima balas jasa langsung.
Mis sumbangan untuk bencana alam dan
penganggur,uang pensiun, beasiswa, subsidi BBM,dll.
Konsumsi masyarakat ditentukan oleh tinggi
rendahnya Y yang siap dibelanjakan (disposable
income/takehome income).
Pendapatan Nasional Rp. …….
Transfer Pemerintah Rp. …….(+)
Rp. …….
Pajak Rp. …….(-)
Pendapatan disposabel Rp. …….
Yd = Y + T r - Tx
Dalam perek tiga sektor, fungsi
C = a + cY diganti dengan C = a + cYd
Karena Yd = Y + Tr - Tx maka
C = a + c (Y + Tr – Tx) atau
C = a + cY + c Tr – c Tx
Sedangkan fungsi S menjadi:
S = Yd – C
= Yd – (a + c Yd )
= Yd – a – c Y d
S = (1 – c) Yd – a
atau S = (1 – c) (Y + Tr – Tx ) - a
Tugas.
Diketahui C = 0,75 Yd + 20 M
Tr = Rp.40 M
Tx = Rp.20 M
Carilah : 1. Fungsi C sebelum Tr dan Tx
2. Fungsi C sesudah Tr tetapi sebelum Tx
3. Fungsi C sesudah Tx tetapi sebelum Tr
4. Fungsi C sesudah Tr dan sesudah Tx
5. Fungsi S sesudah Tr dan sesudah Tx
Jawaban
1. C sebelum Tr dan sebelum Tx
C = 0,75 Yd + 20
= 0,75 (Y + Tr – Tx) + 20
= 0,75 (Y + 0 – 0) + 20
= 0,75 Y + 20
2. C sesudah Tr dan sebelum Tx
= 0,75 ( Y + 40 – 0) + 20
= 0,75 Y + 30 – 0 + 20
= 0,75 Y + 50
3. C sesudah Tx tetapi sebelum Tr
C = 0,75 (Y + 0 – 20) + 20
= 0,75 Y + 0 – 15 + 20
= 0,75 Y + 5
4. C sesudah Tr dan sesudah Tx
C = 0,75 (Y + 40 – 20) + 20
5. S sesudah Tr dan sesudah Tx
S = (1 - c) (Y + Tr - Tx ) – a
= (1 – 0,75) ( Y + 40 -20 ) -20
= 0,25 Y - 15
Pendapatan Nasional Ekulibrium
Y=C+I+G
C = a + c Yd
Yd = Y + Tr – Tx
Y=C+I+G
= a + c Yd + I + G
= a + c (Y + Tr – Tx) + I + G
= a + cY + c Tr – c Tx + I + G
Y-cY = a + cTr – cTx + I + G
(1 – c) Y = a + cTr – cTx + I + G
Y = a + c Tr – c Tx + I + G
1-c
Y=C+I+X-M
Y=C+S
C + S = C + I + X – M atau S + M = I + X
Jadi syarat Keseimbangan Perekonomian
Terbuka bukan lagi S = I
S = S0 + s Y S0 = besarnya S pd Y sebesar 0
s = MPS = Δ S/ ΔY
M = M0 + m Y M0 = besarnya M pd Y sebesar 0
m=ΔM/ ΔY
S0 + s Y + M0 + m Y = I + X
a Y + m Y = I + X – S0 – M0
Y (s + m) = I + X – S0 – M0
Y = I + X – S0 – M 0
s+m
Tugas.
Contoh: Diketahui S = - 40 + 0,3 Y
M = 20 + 0,2 Y
Pengeluaran I = 280
Pengeluaran X = 100
Hitunglah : Y eq, S eq, M eq, C eq, dan kondisi
neraca perdagangan
Jawaban :
(a) Pendapatan nasional ekuilibrium
I + X – S0 - M0
Y=
s+m
= 280 + 100 + 40 – 20 = 800
0,3 + 0,2
(b) S eq = -40 + 0,3 Y = -40 + 0,3 X 800
= -40 + 240 = 200
(c) M eq = 20 + 0,2 Y = 20 + 0,2 X 800
= 20 + 160 = 600
(d) C eq
Y=C+I+X–M
800 = C + 280 + 100 - 180
C = 800 – 200 = 600
atau
C=Y–S
= 800 – 200 = 600