Anda di halaman 1dari 26

PENCEGAHAN KASUS PERTANAHAN

Kota Tangerang

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional,


Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan

Direktur Pencegahan dan Penanganan Konflik Pertanahan


Brigjend Pol. Daniel Adityajaya, S.H., S.I.K., M.Si.
DATA KASUS PERTANAHAN
Jumlah SKP 2015 – 2020

11.540 kasus
Sengketa
Jumlah Bidang Bersertipikat sd 2021 • Selesai 6.411 (55,5%)
37 % • Proses 5.129 (44,5%)

853 kasus
Konflik
±126 juta ± 57 % Telah Bersertipikat
2,7 % • Selesai 144 (16,88%)
bidang Jumlah bersertipikat 72 juta
• Proses 709 (83,12%)
tanah bidang
seluruh Jumlah belum bersertipikat 54 Sumber Data : Justisia
Indonesia juta bidang
19.140 kasus
Perkara
31.228 kasus sd 2020 Putus 3.269
Selesai 44,4%
60 % Menang 2.505 (damai
0,042 % dari
jumlah tanah dicabut,dismissal,NO,
bersertipikat gugatan ditolak, gugur)
Kalah 764 (gugatan
dikabulkan)
Proses 15.871
MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 2
BERDASARKAN TIPOLOGI KASUS

Sengketa Konflik Perkara


No Tipologi
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Batas/Letak Bidang Tanah 1571 13,61 67 7,85 416 2,21
Prosedur Penetapan Hak dan Pendaftaran
2 4134 35,82 221 25,91 5763 30,60
Tanah
3 Pelaksanaan Putusan Pengadilan 691 5,99 16 1,88 931 4,94
4 Masalah Tanah Ulayat 337 2,92 46 5,39 271 1,44
5 Pengadaan Tanah 59 0,51 14 1,64 391 2,08
6 Penguasaan dan Pemilikan 4381 37,97 466 54,63 8599 45,66
7 Ganti Rugi Tanah ex Partikelir 11 0,10 0 0,00 66 0,35
8 Tanah Obyek Landreform 25 0,22 11 1,29 37 0,20
9 LAIN-LAIN 331 2,87 12 1,41 2361 12,54
Jumlah 11.540 853 18.835

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 3


DATA KASUS BERDASARKAN SUBJEK KASUS
Sengketa Konflik Perkara
No Subjek Sengketa Konflik dan Perkara
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Antar Kelompok Masyarakat 186 1,61 29 3,40 882 5,04
2 Badan Hukum dengan Badan Hukum 137 1,19 44 5,16 95 0,54
3 Badan Hukum dengan Instansi Pemerintah 28 0,24 5 0,59 0 0,00
4 Badan Hukum dengan Kemlompok Masyrakat 92 0,80 84 9,85 0 0,00
Instansi Pemerintah dengan Instansi
5 17 0,15 0 0,00 0 0,00
Pemerintah
Instansi Pemerintah dengan Kemlompok
6 30 0,26 36 4,22 0 0,00
Masyarakat
Kelompok Masyarakat dengan Kemlompok
7 11 0,10 7 0,82 0 0,00
Masyarakat
8 Masyarakat dengan BUMN 7 0,06 1 0,12 0 0,00
9 Masyarakat dengan Pemerintah 68 0,59 14 1,64 0 0,00

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 4


Sengketa Konflik Perkara
No Subjek Sengketa Konflik dan Perkara Jumla
Jumlah % % Jumlah %
h
10 Masyarakat dengan Pemerintah/BUMN 262 2,27 130 15,24 2715 15,52
11 Perorangan dengan Badan Hukum 1351 11,71 279 32,71 1536 8,78
12 Perorangan dengan Instansi Pemerintah 316 2,74 16 1,88 0 0,00
13 Perorangan dengan Kelompok Masyarakat 106 0,92 24 2,81 0 0,00
14 Perorangan dengan Perorangan 6938 60,11 110 12,90 746 4,26
15 Lain-lain 1993 17,27 74 8,68 11518 65,85

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 5


DAMPAK KASUS PERTANAHAN
Terjadinya tindak
pidana akibat
berbenturan dengan
masyarakat dan tidak
Timbulnya persoalan
jarang terjadi
sosial akibat tanah
kekerasan di lapangan
yang tidak dikuasai
dan berdampak adanya
oleh para pihak yang
korban jiwa
Potensi kehilangan pada akhirnya
pemasukan kas diokupasi oleh
Negara yang masyarakat dan berdiri
bersumber dari pajak bangunan liar
Tanah menjadi tidak
produktif, pusat kegiatan
ekonomi tidak bisa
dibangun dan tidak
terciptanya lapangan
pekerjaan karena tanahnya
idle

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 6


PERMASALAHAN
Adanya implikasi
pidana
(penyalahgunaan
wewenang pasal
Terbatasnya 3 UU No.31 Tahun
kewenangan 1999 Jo. UU 20
institusi yang Tahun 2001,
bersinggungan Pasal 55
Belum adanya dengan KUHPidana,
mekanisme kewenangan Kejahatan
upaya intansi lain Jabatan Pasal
pencegahan 416, 417, 421
Belum efektifnya kasus KUHP)
koordinasi dan pertanahan
kerja sama antar dalam rangka
K/L dan pihak menekan angka
terkait dalam pertambahan
rangka kasus
penanganan pertanahan
penyelesaian
dan pencegahan
kasus
pertanahan

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 7


PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 16 TAHUN 2020 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN
TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Direktorat Jenderal Penanganan Konflik dan Direktorat Pencegahan dan Penanganan Konflik
Sengketa Pertanahan, mempunyai tugas Pertanahan, menyelenggarakan fungsi diantaranya :
menyelenggarakan perumusan kebijakan di bidang 1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang
penanganan dan pencegahan sengketa dan konflik pencegahan sengketa, konflik dan perkara pertanahan;
pertanahan, serta penanganan perkara pertanahan .
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- 2. pelaksanaan identifikasi dan pemetaan pencegahan
undangan. (PASAL 440) sengketa, konflik dan perkara pertanahan;
3. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan
Direktorat Penanganan Direktorat Penanganan instansi atau lembaga terkait dalam rangka
Sengketa Pertanahan, Perkara Pertanahan, pencegahan, serta penanganan dan penyelesaian
menyelenggarakan fungsi menyelenggarakan fungsi konflik kelompok masyarakat dan tanah ulayat, konflik
diantaranya pelaksanaan diantaranya pelaksanaan instansi pemerintah/ pemerintah daerah/BUMN/BUMD;
identifikasi, pengkajian dan identifikasi, pengkajian dan 4. pelaksanaaan koordinasi dan kerja sama dengan
pemetaan masalah dalam upaya pemetaan masalah dalam instansi atau lembaga terkait untuk pengumpulan data
mencari akar masalah sebagai upaya mencari akar informasi strategis dalam rangka pencegahan
bahan penyusunan kebijakan masalah sebagai bahan sengketa, konflik dan perkara pertanahan;
pencegahan sengketa penetapan penyusunan kebijakan 5. pelaksanaaan koordinasi dan kerja sama dengan
hak dan pendaftaran tanah, pencegahan perkara instansi atau lembaga terkait dalam upaya melakukan
sengketa batas tanah, sengketa pertanahan; langkah-langkah pencegahan sengketa, konflik dan
penguasaan dan pemilikan tanah; (PASAL 465) perkara pertanahan.
(PASAL 455) (PASAL 475)
MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 8
STRATEGI PENCEGAHAN TIMBULNYA KASUS PERTANAHAN

Pencegahan dilakukan agar kasus Sengketa, Konflik dan Perkara (SKP) tidak terulang
kembali dengan cara :

1.Melakukan pemetaan potensi kasus berdasarkan tipologi kasus dan dilakukan kajian
ilmiah/akademis maupun kajian praktis terhadap penyebab terjadinya kasus/akar
masalah serta strategi penyelesaiannya maupun pencegahan kasus baru;
2.Pencegahan terlebih daulu diprioritaskan pada SKP dengan trend tertinggi ;
3.Menguatkan kerja sama dan koordinasi dengan Instansi Pemerintah, K/L, perguruan
tinggi, APH, stakeholder terkait dan masyarakat dalam bentuk membangun kesadaran
bersama dan penyusunan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan pecegahan kasus
pertanahan;
4.Optimalisasi penggunaan sistem informasi elektronik sengketa, konflik dan pertanahan
(SKP), dan Justisia untuk perencanaan, analisis kebijakan, penanganan serta pencegahan
kasus pertanahan;
MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 9
KEGIATAN PENCEGAHAN KASUS PERTANAHAN

Klasifikasi
Pemetaan dan
Potensi Identifikasi Mencari Pemetaan Masalah dan
Kasus Kasus 2015- Tren Akar Masalah Kasus
Pertanahan 2020 Kasus Pertanahan
Pengkajian
Akar Masalah

Berkurangnya
Kasus
Pertanahan
Evaluasi Oleh
Rekomendasi
Ditjen Teknis Sosialisasi Kebijakan
Pencegahan Kasus Pencegahan
Regulasi Itjen
Sengketa Konflik dan
Kebijakan Ditjen PSKP Internal & Eksternal Perkara Pertanahan
MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 10
PEMETAAN KASUS PERTANAHAN

Output

1. Tabel Data Kasus Pertanahan tahun Sumber : Panduan Pelaksanaan


2015-2020 Kegiatan Pencegahan dan
Penanganan Kasus Pertanahan
2. Trend Kasus Pertanahan tahun Di Daerah 2021
2015-2020 berdasarkan Tipologi
dan Subyek Kasus

3. Resume Pemetaan Potensi Kasus


Pertanahan Tahun 2015-2020

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 11


PENCEGAHAN, PENANGANAN, PENYELESAIAN SENGKETA KONFLIK
PERTANAHAN
Pola Obyek

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Pre-emtif (Eksternal)
Stakeholder lain (Masyarakat, K/L)

Pencegahan SKP
Ditjen Ditjen
1 4

Ditjen
DITJEN Preventif (Internal) 2
Ditjen Ditjen
5 7
VII
Ditjen Ditjen
3 6

Eksternal (secara tidak langsung)


Penanganan dan
Represi
Penyelesaian SKP
Internal (BPN)

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 12


- Jejaring Kerja ATR/BPN (DITJEN VII)
Pergurua Sekretariat Direktorat Inspektorat Kepolisian
n Tinggi Jenderal Jenderal Jenderal

Pusdatin & Kejaksaan


LP2B

DPR
PPSDM KSP
Kementeria Ombudsma
n ATR/BPN n
Direktorat Jenderal
Penanganan Sengketa
dan Konflik Kementeria
PPSK
Pertanahan n Lembaga
Kementeria
n ATR/BPN Terkait

Pemerintah
Kantor Daerah
Pertanahan

BUMN/
Kantor CSO
Masyarakat Media BUMD
Wilayah

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA


- MoU dan PKS yang Telah Dilaksanakan -

1 Nota Kesepahaman antara 3 Nota Kesepahaman antara 5 Nota Kesepahaman (MoU)


Kementerian Agraria dan Kementerian Agraria dan Tata antara Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Ruang/Badan Pertanahan Tata Ruang/ Badan Pertanahan
Pertanahan Nasional Nasional dengan Universitas Nasional Republik Indonesia
dengan Kepolisian Negara Indonesia Nomor 17/SKB/I/2018 dengan Universitas Indonesia
Republik Indonesia Nomor dan Nomor 1/NKB/R/UI/2018 Nomor 17/SKB/I/2018 dan
3/SKB/III/2017 dan Nomor tanggal 8 Januari 2018 tentang Nomor 1/NKB/R/UI/2018 tentang
B/26/III/2017 tanggal 17 Pendidikan, Penelitian, Pendidikan, Penelitian,
Maret 2017 tentang Pengabdian Kepada Masyarakat Pengabdian Kepada Masyarakat,
Kerjasama di Bidang Serta Peningkatan dan serta Peningkatan dan
Agraria/Pertanahan dan Pengembangan Kapasitas Pengembangan Kapasitas
Tata Ruang Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia.

Nota Kesepahaman antara Nota Kesepahaman antara


Kementerian Agraria dan Tata Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Ruang/Badan Pertanahan
Nasional dan Kejaksaan Republik Nasional dan Universitas Gajah
Indonesia Nomor 1/SKB- Mada Nomor PR.03.01/830.1-
HK.03.01/I/2020 dan Nomor 11 100/V/2020 dan Nomor
Tahun 2020 tanggal 21 Januari 2146/UNI.P/DIT-KAUI/HK/2020
2020 tentang Koordinasi dan Kerja tanggal 29 Mei 2020 tentang
Sama Pelaksanaan Tugas dan Peningkatan dan Pengembangan
Fungsi Dalam Rangka Penegakan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Hukum dan Pemulihan Aset di Sumber Daya Manusia di Bidang
2 Bidang Agraria/Pertanahan dan 4 Agraria/Pertanahan dan Tata
Tata Ruang Ruang

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA


KERJASAMA PENYUSUNAN KEBIJAKAN PENCEGAHAN KASUS PERTANAHAN

Kegiatan Pencegahan agar kasus Sengketa, Konflik dan


Ditjend VII telah menyelenggarakan kerja sama
Perkara (SKP) tidak terulang kembali, diantaranya dengan
dengan Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
cara menguatkan kerja sama dan koordinasi dengan Instansi Maksud dari Kerjasama ini adalah untuk
Pemerintah, K/L, perguruan tinggi, stakeholder terkait dan mendukung percepatan penyelesaian kasus-
masyarakat dalam bentuk membangun kesadaran bersama kasus pertanahan dan pencegahan timbulnya
dalam rangka mencegah timbulnya SKP pertanahan kasus-kasus baru.

Kerjasama
1. Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Agraria dan 2. Perjanjian Kerja Sama Antara Direktorat Jenderal
Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan
dengan Universitas Indonesia Nomor 17/SKB/I/2018 dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nomor 1/NKB/R/UI/2018 tentang Pendidikan, Penelitian, Nasional dan Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Pengabdian Kepada Masyarakat, serta Peningkatan dan tentang Penyusunan Kebiijakan dalam Rangka Pencegahan
Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia. dan Percepatan Penyelesaian Kasus Pertanahan Nomor
02/SKB-HK.03.01/II/2021 dan Nomor
Output dari Kegiatan Kerjasama ini adalah berupa : 36/UN2.F5.D/HKP.05.02/2021.
1. Kajian akar masalah dan penyebab kasus pertanahan;
2. Rekomendasi Penyelesaian Kasus Pertanahan;
3. Rapermen Pencegahan Kasus Pertanahan;
4. Peningkatan kemampuan SDM Ditjen VII dalam penyelesaian kasus pertanahan

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 15


SOSIALISASI PENCEGAHAN KASUS PERTANAHAN
INTERNAL :
1. Pejabat Tinggi Madya, Pejabat Tinggi Pratama, Pejabat MATERI :
Administrator, Pejabat Pengawas dan Pejabat Fungsional Umum di
 PENCEGAHAN KASUS PERTANAHAN
Lingkungan Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik
Pertanahan ; MELIPUTI PENGKAJIAN AKAR MASALAH DAN
2. Pejabat Tinggi Pratama pada Direktorat Jenderal di Lingkungan RENCANA PENCEGAHAN (INTERNAL DAN
Kementerian ATR/BPN, Staf Khusus, Kepala Pusat Pengembangan EKSTERNAL)
PESERTA dan Standarisasi Kebijakan, Plt. Kepala Biro Hukum;
 PEMBAHASAN DRAFT RAPERMEN
KEGIATAN 3. Para Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi seluruh Indonesia secara PENCEGAHAN KASUS PERTANAHAN
INI  PENYUSUNAN RENAKSI DAN
daring; dan
BERJUMLAH 4. Para Kepala Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kantor PENANDATANGAN BERITA ACARA RENCANA
AKSI PENCEGAHAN KASUS PERTANAHAN
126 YANG Wilayah Badan Pertanahan Nasional seluruh Indonesia.
TERDIRI EKSTERNAL:
DARI :  Pejabat Tinggi Pratama pada Kementerian Dalam Negeri RI,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI,
Kementerian BUMN RI, Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat
KPK, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim POLRI, Ketua Umum HASIL KELUARAN :
Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), Ketua IPPAT BERITA ACARA RENCANA AKSI PENCEGAHAN KASUS
Pusat dan Ketua Tim Peneliti Kontrak Swakelola Universitas PERTANAHAN (DITANDATANGANI OELH SELURUH
Indonesia. PESERTA RAPAT)

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 16


TINDAK LANJUT SOSIALISASI PENCEGAHAN KASUS

DITJEN VII Kanwil Kantah


Sosialisasi Pencegahan kasus Sosialisasi Pencegahan kasus
BA Rencana Aksi pertanahan oleh Kanwil terdiri dari pertanahan oleh Kantah terdiri dari
Tingkat Pusat Internal BPN maupun Eksternal Internal BPN maupun Eksternal
(pihak terkait Pemda, (pihak terkait Pemda,
Kejaksaan/TNI/Polri/, PPAT, Tokoh Kejaksaan/TNI/Polri/, PPAT, Tokoh
Masy., LSM, Akademisi, dll) Masy., LSM, Akademisi, dll)
Penyusunan rekomendasi
pencegahan sengketa, konflik dan
perkara pertanahan tingkat Pusat Output : Output :
BA Renaksi Pencegahan BA Renaksi Pencegahan

Penyusunan rekomendasi pencegahan Penyusunan rekomendasi pencegahan


SKP pertanahan oleh Kanwil kepada SKP pertanahan oleh Kantah kepada
Output : Surat Rekomendasi pihak2 yang berkontribusi terhadap pihak2 yang berkontribusi terhadap
pencegahan kasus pertanahan timbulnya kasus pertanahan timbulnya kasus pertanahan
Output: Surat Rekomendasi Output: Surat Rekomendasi

Evaluasi pencegahan SKP pertanahan


Output : Laporan evaluasi pencegahan SKP pertanahan yang disampaikan secara berjenjang kepada Ditjen VII, Itjen, Ditjen Teknis

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 17


TIPOLOGI DAN AKAR MASALAH

1. Tidak ada sarana control keabsahan girik. Buku C Desa, tidak terpelihara , sementara Dirjen
Pajak telah menegaskan tidak lagi mengeluarkan Riwayat girik;
2. Pengadilan menerima Girik sebagai bukti hak;
3. Masyarakat, APH, Hakim menerima surat keterangan Garapan (yang sejenis) sebagai bukti
alas hak;
4. Masyarakat masih menerima SK Redis yang lama, sebagai bukti pemberian hak dan dapat
1 diwaris turun temurun;
5. Penerbitan ijin di bidang pertanahan diterbitkan oleh instansi yang berbeda beda (Ijin Lokasi
Penguasaan oleh Bupati, IUP oleh Gubernur),
Pemilikan Tanah 6. Rencana Tata Ruang dan Planologi tidak sinkron;
7. Perbedaan data status tanah di BPN dan LHK
8. Kemendes : Transmigrasi yang telah terbit HPL tidak dimanfaatkan (dikuasasi masyarakat
diperjual belikan) terbit HGU;
9. Tidak ada kejelasan status tanah yang telah diterbitkan sertipikat dan ditinggalkan pemegang
haknya.
10. Dinas Transmigrasi membatalkan nama peserta trans, Ketika sertipikat telah diterbitkan dan
diserahkan.
11. Dasar perolehan tanah instansi pemerintah tidak jelas, tidak terdapat dokumen perolehan
tanahnya.

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 18


TIPOLOGI DAN AKAR MASALAH

2 1. Persepsi bahwa SU bukan produk hukum, tanda bukti hak;


Sengketa Letak, 2. Infra struktur (peta pendaftaran) sebagai sarana control tidak
Batas dan Luas tersedia
3. Petugas ukur tidak kelapangan dan atau;
4. Delimitasi kontradiktur tidak dilakukan

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 19


TIPOLOGI DAN AKAR MASALAH

3
1. Panitia A/B/C tidak teliti, tidak menggambarkan kondisi yang
Penetapan Hak dan sebenarnya;
Pendaftaran Tanah 2. SK Pemberian Hak diberikan dengan bersyarat
3. Keliru penerapan UU

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 20


TIPOLOGI DAN AKAR MASALAH

1. Jual beli tidak dilakukan di hadapan PPAT;


4
2. Surat Kuasa Jual palsu;
Pendaftaran Peralihan 3. Para pihak tidak di informasikan adanya sengketa/perkara;
Tanah 4. Penjual/pembeli/Notaris hanya merupakan figure;
5. Ada perkara, sita tidak dicatat dalam buku tanah

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 21


TIPOLOGI DAN AKAR MASALAH

1. Tidak adanya sarana control dipengadilan untuk mencegah


5
tumpang tindih putusan;
Pelaksanaan Putusan 2. Semua badan peradilan dapat menangani perkara pertanahan;
Pengadilan 3. Lokasi eksekusi tidak sama dengan lokasi obyek perkara;
4. Obyek putusan/eksekusi adalah tanah yang diklaim sebagai tanah
Instansi pemerintah/tercatat dalam SIMAK BMN0

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 22


TIPOLOGI DAN AKAR MASALAH

1. Tanah Adat/Ulayat tidak terpetakan/tidak terdaftar;


6
2. Belum dibuat perda menyangkut ulayat;
Sengketa Tanah Adat 3. Klaim ulyat di dasarkan pada pemilikan perorangan
dan Ulayat 4. Tanah ulayat telah dilepaskan untuk kepentingan HGU
5. Beberapa kelompok mengklaim tanah yang sama atas dasar
ulayatnya

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 23


TIPOLOGI DAN AKAR MASALAH

7 1. SK Kesediaan Pemerintah Untuk Ganti Rugi Tanah Bekas Partikelir yang


telah lewat waktu tidak dicabut;
Sengketa Batas
2. SK Tanah partikelir telah menjadi sengketa dipoengadilan dan dinyatakan
Tanah Partikelir
penggugat sebagai yang berhak atas tanah berdasarkan SK Tanah
Partikelir

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 24


TIPOLOGI DAN AKAR MASALAH

1. SK Penegasan TOL yang belum dilaksanakan dilaksanakan dengan


memindahkan tempat ke lokasi lain (Kawasan hutan);
2. Penerima Redistribusi fiktif;
8
3. Penerima Redis, tidak menerima SK Redis, melainkan dipergang oleh
Sengketa Tanah Kades dan bekas pemilik sertipkat;
Obyek Landreform 4. Pemilik tanah kelebihan yang diambil pemerintan belum dibayar ganti
rugi, tetapi tanah telah di redistribusi.
5. Tanah redistribusi di alihkan kepada bekas pihak lain yang tidak
memenuhi syarat sebagai penerima redis.
6. Redistribusi diajukan keberatan oleh pihak lain yang merasa lebih berhak
menerima tanah Redistribusi

MELAYANI, PROFESIONAL, TERPERCAYA 25


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai