Anda di halaman 1dari 26

INTEGRITAS Pelaksanaan

PENANGANAN Kasus
Pertanahan
Direktorat Jenderal Penanganan
Sengketa dan Konflik Pertanahan
Disampaikan
Pada Rapat Kerja Nasional
Jakarta, 22 Maret 2022

1
TUGAS DAN
FUNGSI RENSTRA DIREKTORAT JENDERAL VII

Direktorat Jenderal Penanganan


Sengketa dan Konflik Pertanahan

”Menyelenggarakan
perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di SASARAN
bidang penanganan dan MENURUNNYA KASUS PERTANAHAN
pencegahan sengketa dan
konflik pertanahan serta
penanganan perkara
pertanahan sesuai dengan
ketentuan peraturan SASARAN KEGIATAN
1. PERCEPATAN PELAYANAN
perundang-undangan” 2. PENCEGAHAN KASUS PERTANAHAN

2
Review dan Evaluasi Hasil Pelaksanaan
Penanganan Kasus Pertanahan

Kebijakan dan Strategi


OUTLINE PAPARAN Penanganan Kasus Pertanahan

Renaksi Penanganan Kasus


Pertanahan tahun 2022

3
1 Review dan Evaluasi Hasil Pelaksanaan
Penanganan Kasus Pertanahan

4
DATA
KASUS PERTANAHAN
SELURUH INDONESIA

Sebaran Kasus Pertanahan Tahun 2021 Penanganan Kasus berdasarkan DIPA Tahun 2021

Kejahatan Pertanahan: Sengketa: Kejahatan Pertanahan : Sengketa :


60 Kasus 4.211 Kasus 60 Kasus 926 Kasus

Total Total
8.111 Kasus 1.744 Kasus

Perkara : Konflik :
Perkara: Konflik: 36 Kasus
3.290 Kasus 722 Kasus
550 Kasus

Dari 8.111 kasus, penanganan sesuai


Dari 51 Juta bidang tanah yang terdaftar,
DIPA sebanyak 1.744 kasus atau 21.5%
tanah yang bermasalah sebanyak 0,015%

5
Sumber: Data Aplikasi Justisia
TIPOLOGI KASUS
PERTANAHAN
Penguasaan /Pemilikan tanah belum terdaftar
(bukti hak lama : Girik, ex Eigendom, Agraris Eigendom, keterangan
garapan/surat keterangan tanah /pancung alas /okupasi dll /TN /SHAT)

Penetapan Hak dan Pendaftaran


Tanah, peralihan /pembebanan hak
Penetapan Batas
/Letak Bidang
Tanah Landreform
/Redistribusi Tanah
Pelaksanaan
Putusan Pengadilan
1 2 3 4
RISIKO SKP 5 (semua Direktorat Jenderal adalah Pemilik Risiko)
6 7 8
Pengadaan
Ganti Rugi Tanah Tanah Tanah
ex Partikelir Ulayat

6
Bentuk Sengketa dan Akar Masalah
AKAR MASALAH

Pokok Masalah a. Persepsi bahwa SU bukan produk hukum, bukan


T tanda bukti hak. Lokasi yang diukur dengan lokasi
alas hak berbeda
b. Hasil pengukuran tidak dilakukan ploting pada peta
I Letak/
pendaftaran tanah atau tidak tersedia peta
pendaftaran tanah.
batas c. Asas kontradiktur tidak dipenuhi secara benar;
P 1
bidang
Tumpang Tindih seluruh/ sebagian d. Pengukuran dalam rangka pmberian hak pendaft
tanah pada wilayah baru tidak mempertimbangkan
bidang Tanah
memperhatikan hak yang telah terbit pada wilayah
O tanah
lama.
e. Pemetaan masih menggunakan koordinat lokal,
L kondisi fisik lapangan berubah menyulitkan untuk
dilaksanakan pengembalian batas. Pemegang hak
tidakmenguasai tanahnya.
O f. Sertipikat tanpa SU.
g. Pengembalian batas tanpa data GU hanya
mengikuti penunjukan pemohonan atas lokasi
G yang telah terbit sertipikat;
h. Pengukuran tidak kelapangan, tetapi gambar
I selesai.
AKAR MASALAH
Bentuk Sengketa dan Akar Masalah a. Akta PPAT dibuat tidak sesuai dengan ketentuan (Jual Beli tidak dilakukan di hadapan
PPAT,
b. AJB dengan surat kuasa telah dicabut/ surat kuasa palsu/ Objek Jual Beli tidak
Pokok Masalah dilakukan pengecekan sertipikat,
c. proses peralihan hak dilakukan oleh figur,
T d. peralihan/pembebanan hak dilakukan atas boedel bersama tanpa persetujuan pihak
suami/istri, ahli waris dll)
I e. Hak yang dialihkan adalah tanah waris yang belum terbagi
f. Persepsi alas hak yang berlaku di Indonesia (Girik, SKT, Keterangan Garapan),
Penetapan Penerbitan Hak/ Pen keharusan validasinya.
P 2 hak/
pendaftaran
daftaran hak/ Peralih
an Hak/ Pembebanan g. Surat Keputusan Pemberian Hak bersyarat atas bidang tanah yang dikuasai
Hak diajukan keberat masyarakat/pihak lain,
O tanah an /Gugatan; h. Risalah Panitia A/B yang menjadi dasar penerbitan hak tidak menggambarkan kondisi
senyatanya,
i. Konversi hak lama jadi HM yang tidak memperhatikan kondisi fisik di lapangan, telah
L menjadi perkampungan.
j. Pendaftaran tanah dilakukan atas nama nomine, dijual oleh nominee;
O k. Pemberian & Pendaftaran hak di atas HPL tetapi hak atas tanah di atas HPL tidak
dicatat dalam buku tanahnya, beralih tanpa sepengetahuan pe,beli dan pemegang
HPL;
G l. Aset Instansi pemerintah/BUMN/D belum bersertipikat dan tidak dikuasai serta
dipelihara dengan baik, tidak terinformasikan kepada BPN keberadaannya.
I m.sita, blokir, status quo, perkara, SK Pembatalan yang tidak dicatat pada buku tanah;
n. Buku Tanah, warkah hilang;
o. Pertimbangan Teknis dalam rangka ijin lokasi tidak memperhatikan pertimbangan
teknis yang diterbitkan sebelumnya.
p. Pendaftaran pertama kali, Buku Tanah belum ditandatangani, sertipikat sudah terbit
ditanda tangani diserahkan. Kepala kantor sudah pension/meninggal.
q. Surat pernyataan penguasaan fisik yang dijadikan dasar pendaftaran PTSL tidak sesuai
dg keadaan sebenarnya;
Akar Masalah
Bentuk Sengketa dan Akar Masalah
a. Pemilik tanah tidak menguasai bidang tanah, melainkan dikuasai
oleh masyarakat menjadi perkampungan;
Pokok Masalah b. Dugaan pemanfaatan tanah oleh perusahaan HGU melebihi luas
HGU/mengokupasi tanah rakyat;
T 3 Penguasaan c. Kepemilikan tanah didasarkan dengan alat bukti hak lama yang
Pemilikan letak bidang tanahnya belum pasti, sedangkan tanah yang
tanah ditunjuk sudah bersertipikat atas nama pihak lain
I a. Klaim kepemilikan oleh pihak lain
terhadap tanah yang telah terbit
d. Adanya beberapa kali penjualan satu bidang tanah yang sama atas
seluruh atau sebagian bidang tanah kepada pihak lain
P b.
sertipikat hak atas tanah
Klaim masyarakat atas lahan garapan
e,.Hak Tanah tidak diperbaharui/diperpanjang dimanfaatkan ex
pemegang hak.
c. Klaim/penguasaan masyarakat f. Persepsi alas hak pada masyarakat dan BPN.
O terhadap tanah hak yang akan g. Buku C Desa, tidak terpelihara , sementara Dirjen Pajak telah
berakhir menegaskan tidak lagi mengeluarkan Riwayat girik. Tidak tersedia
L d. Klaim ganti rugi/pengembalian tanah
hak yang akan berakhir dengan dasar
sarana kontrol validasi girik;
h.Pengadilan menerima Girik, surat keterangan Garapan (yang
sejenis) sebagai bukti alas hak, sekalipun terindikasi palsu;
O e.
ulayat
Klaim sebagai tanah ulayat/tanah j. Masyarakat masih memakai SK Redis lama/SK Pemerintah Ganti
adat Rugi Ranah Partikelir, sebagai bukti pemberian hak dan dapat
G f. Klaim beberapa pihak atas satu diwaris turun temurun;
k. Penerbitan ijin di bidang pertanahan oleh instansi yang berbeda
bidang tanah yang sama dengan
(Ijin Lokasi oleh Bupati, Ijin Usaha Pertambangan oleh Gubernur),
I beberapa alas hak dasar penguasaan
tanah yang berbeda
l. Perbedaan data status tanah di BPN dan KLHK
m. Tidak ada kejelasan status tanah yang telah diterbitkan sertipikat
dan ditinggalkan pemegang haknya.
n. Dinas Transmigrasi membatalkan nama peserta transmigrasi,
ketika sertipikat telah diterbitkan dan diserahkan
o. Dasar perolehan tanah instansi pemerintah tidak jelas, tidak
terdapat dokumen perolehan tanahnya.
Bentuk Sengketa dan Akar Masalah

T 4 Pelaksanaan Pokok Masalah Akar Masalah


Putusan
Pengadilan a. Terdapat dua/beberapa putusan pengadilan yang
I amarnya tidak sejalan/saling bertentangan pada kamar
yang sama maupun berbeda;
P Putusan Pengadilan tidak dapat ditindaklanjuti b. Subjek/objek perkara sudah berubah/beralih/tidak
aspek adm pertanahannya sesuai dengan data di BPN;
c. Objek eksekusi tidak jelas;
O d. Objek putusan merupakan asset BMN,
e. Lokasi eksekusi tidak sama dengan lokasi obyek perkara;

L
O
G
I
Bentuk Sengketa dan Akar Masalah Akar Masalah

a. Belum dilakukan pendaftaran dan pendataan tanah ulayat


Pokok Masalah b. Belum semua wilayah memiliki PERDA tanah ulayat
c. Ada pemahaman bahwa penerbitan hak atas tanah tidak
T 5 Tanah Ulayat menghapus hak ulayat
d. Hak ulayat yang telah dilepaskan oleh salah satu

I Reclaiming Tanah Ulayat


masyarakat hukum adat diakui/dklaim sebagai ulayat
masyarakat hukum adat yang lain
e. Masyarakat yang mengklaim tanah ulayat tidak memenuhi
P syarat sebagai masyarakat hukum adat yang mempunyai
tanah ulayat

O f. Tanah ulayat telah dilepaskan untuk kepentingan HGU


g. APL asal pelepasan kawasan hutan untuk HGU terdapat
masyarakat di dalamnya yang belum dipenuhi ganti rugi
L Pokok Masalah Akar Masalah
a. Masyarakat dan atau hakim masih ada yang
O Ganti Rugi
a. Tanah yang telah diterbitkan hak atas nama
pihak tertentu / dikuasai masyarakat dituntut berpendapat Surat Keputusan ganti rugi tanah pertikelir
ganti rugi berupa tanah/uang oleh bekas tahun 1960-an masih berlaku meskipun masyarakat yang
6 Tanah ex
G Partikelir
pemilik tanah eigendom yg terkena ketentuan
UU Nomor 1 Tahun 1958;
menerima Surat Keputusan ganti rugi tidak memenuhi
syarat sebagai penerima ganti rugi sebagaimana diktum
b. Tanah eigendom yang terkena ketentuan UU Surat Keputusannya
I Nomor 1 Tahun 1958 yang belum dilaksanakan
ganti rugi oleh pemerintah; b. Pemerintah belum mencabut Surat Keputusan ganti rugi
c. Terdapat putusan pengadilan yang mewajibkan tanah partikelir yang tidak terlaksana karena bekas
pemerintah untuk membayar tuntutan ganti rugi pemilik tanah partikelir tidak memenuhi syarat menerima
tanah bekas partikelir dengan nilai melebihi ganti rugi
ketentuan c. SK Tanah partikelir telah menjadi sengketa dipengadilan
dan dinyatakan penggugat sebagai yang berhak atas
tanah berdasarkan SK Tanah Partikelir
Akar Masalah
Bentuk Sengketa dan Akar Masalah
Pokok Masalah a. Surat Keputusan Redistribusi tidak sampai pada penerima
redistribusi tanah
T 7 Tanah Obyek
Landreform
b. Penerima redistribusi ex kelebihan maksimum/absente
mengalihkan tanahnya kepada pihak lain yang tidak memenuhi
a. Adanya perbedaan antara nama penerima redis syarat subjek LR;
I di dalam Surat Keputusan Redistribusi dengan
penggarap di lapangan
c. Nama penerima redist tidak dikenal di lapangan/penduduk
setempat;
P b. Tuntutan pengembalian tanah objek landreform
atas tanah kelebihan maksimum pihak yang
d. Redistribusi diajukan keberatan oleh pihak lain yang merasa
lebih berhak menerima tanah Redistribusi
mengaku ahli waris bekas pemilik tanah e. Lokasi tanah redis, berada di luar wilayah adm kantah yang
O yang melaksanakan redistribusi LR.

L
Akar Masalah
O Pokok Masalah

G a. Tanah a.n. Instansi Pem. Inst Pem kalah di pengadilan oleh masy.
Pengadaan
I 8 Tanah a. Pelaksanaan Pembayaran Ganti Kerugian
b. Pengadilan tetap menerima perkara kepemilikan, sekalipun telah
lampau 14 hari pengumuman daft nominative (subj,obj dan
benda di atasnya) vide Psl 94 PP No. 19 Tahun 2021.
c. Pengadilan memutus pembayaran ganti kerugian kepada
pemenang perkara namun tanpa surat pengantar dari BPN;
SEBARAN KASUS
BERDASARKAN TIPOLOGI

56,73%
Penguasaan/
Pemilikan Tanah 58,50%
Belum Terdaftar
Penguasaan/
13,00% Pemilikan Tanah
Belum Terdaftar
Tipologi Sengketa /Konflik Tertinggi 6,90%

Penetapan Tipologi Perkara Tertinggi


Batas/Letak Bidang
Penetapan Hak dan
Pendaftaran Tanah Pendaftaran
Peralihan Hak
Penetapan Hak dan
16,40% Pendaftaran Tanah

13,10%

1
Sumber: Data Aplikasi Justisia 3
SEBARAN
BERDASARKAN SUBJEK

74,30%
Orang
Perorangan 6,90%
1,85% Masyarakat Vs
Instansi Pemerintah

Subjek Sengketa /Konflik Tertinggi 13,10%

Badan Hukum Vs Subjek Perkara Tertinggi


Badan Hukum
Perorangan Vs
Badan Hukum Orang
Perorangan
Perorangan Vs
17,00% Badan Hukum

2,90%

1
Sumber: Data Aplikasi Justisia 4
TIPOLOGI KASUS KEJAHATAN PERTANAHA/MAFIA TANAH TAHUN 2021

(66,70%) (15,90%) (1,60%)


Pemalsuan dokumen Kejahatan (penggelapan dan Mencari legalitas dengan
penipuan: kopporasi /perorangan) rekayasa perkara di pengadilan

(11,00%)
Pendudukan ilegal tanpa hak
(3,20%)
Kolusi ddengan oknum aparat untuk
mendapatkan legalitas

(1,60%)
Jual beli tanah sengketa di hadapan notaris
dan tidak kuasai fisik, SKGR Lurah dan Camat

15
HASIL PENANGANAN KASUS TAHUN 2021

Direktorat Jenderal Melayani,


Penangananprofesional, Terpercaya
Sengketa dan Konflik Pertanahan 16
PENYELESAIAN 721 SENGKETA BERDASARKAN
KRITERIA

Belum dapat dipenuhi : 21


K1 Perdamaian : 140 K2
319 Pembatalan : 69 310 Surat Petunjuk : 111

(44 %) (42 %) Surat Rekomendasi : 134


Penolakan : 110
Usulan Pembatalan : 44

K3 122
(12 %) Bukan Kewenangan : 122

Sumber data Aplikasi Justisia

Direktorat Jenderal Melayani,


Penangananprofesional, Terpercaya
Sengketa dan Konflik Pertanahan 17
PENANGANAN BERACARA DI PENGADILAN
Perdata 764 Kasus
(82 %)
Menang 604 Kasus (79 %)
Putus
927 Kasus
Kalah 116 Kasus ( 15 %)

Jumlah Perkara Damai 44 Kasus ( 5,7 %)


ditangani
3.291 Kasus TUN 163 Kasus
( 17,5 %)
Menang 137 Kasus (84 %)

Belum Putus Kalah 26 Kasus ( 15,9 %)


2.364 Kasus

Direktorat Jenderal Melayani,


Penangananprofesional, Terpercaya
Sengketa dan Konflik Pertanahan 18
2 Kebijakan dan Strategi
Penanganan Kasus Pertanahan

19
STRATEGI 1. Tersedia database sengketa, Konlfik,
Perkara;
2. Penetapan TO Mudah;
Penerapan Sistem 3. Perencanaan anggaran lebih akurat;
Percepatan Informasi Sengketa 4. Monitoring Pelaksanaan Penanganan;
Penanganan Konflik Perkara 5. Evaluasi Penyelesaian lebih mudah;
6. Waktur Penyelesaian dapat terukur;
Kasus (JUSTISIA) 7. Hasil lebih akurat
Penguaatan
Kerjasama dengan Aparat Penegak Hukum
Kelembagaan (Polri, Kejaksaan Agung)
Penanganan DKP
Kebijakan Penguatan Mediator Tercapai Penyelesaian Sengketa Tuntas
Menurunkan
Diklat Mediator, Diklat Kolaborasi BPN, Polri,
Jumlah Penguatan SDM Kejaksaan Agung, Kom Yudisial
Kasus
1. Tersedia Database Sengketa, Konflik
Pertanahan
Penerapan Sistem Perkara
2. ATR/KBPN tentang Pencegahan
Pencegahan Informasi Pertanahan
3. Tersedia Data Akar Masalah SKP
Kasus Penguatan Peran 4. Tersedia Kajian Akar Masalah
Pertanahan 5. Rekomendasi Kebijkan
Pendukung Unit Kerja
6. Peningkatan Kwalitas Produk
Teknis 7. Jumlah SKP Berkurang
Direktorat Jenderal Melayani,
Penangananprofesional, Terpercaya
Sengketa dan Konflik Pertanahan 20
3 Renaksi Penanganan Kasus
Pertanahan tahun 2022

21
RENAKSI PENANGANAN SKP
• Memastikan Sistem Informasi Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan diterapkan untuk
manajemen Penanganan Kasus Pertanahan pada jajaran Direktorat Jenderal Penanganan
Sengketa dan Konflik Pertanahan di Pusat dan Daerah, perencanaan target yang akurat,
penanganan, monitoring dan evaluasi penyelesaian yang efisien efektif terukur;
• Validasi data/informasi pada aplikasi justisia oleh tim validasi, memastikan pusat dan wilayah
telah mengentri data seluruh kasus pertanahan denan benar;
• Evaluasi & Review Peraturan Menteri ATR/KBPN No. 21 Tahun 2021 yang dianggap menghambat
penyelesaian sengketa;
• Menyiapkan Peraturan Menteri Mediator dan Peraturan Menteri Tata Laksana Pencegahan Kasus
Pertanahan;
• Memastikan tersusunnya tahapan penanganan kasus pertanahan dengan jangka waktunya untuk
Kanwil BPN Provinsi untuk dapat dilaksanakan;
• Perpanjangan MoU Kementerian ATR BPN dengnan POLRI dan Kejaksaan Agung untuk
kelembagaan penyelesaian SKP yang kuat;
• Melaksanakan Diklat Kolaboratif untuk penyamaan persepsi penanganan kasus pertanahan,
menghindari penyelesaian yang saling bertentangan;
• Melaksanakan diklat tata laksana penanganan SKP dan PPN untuk SDM penanganan SKP
berkwalitas; Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa
dan Konflik Pertanahan
RENAKSI PENCEGAHAN

• Memastikan Sistem Informasi Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan diterapkan untuk
manajemen Penanganan Kasus Pertanahan pada jajaran Direktorat Jenderal Penanganan
Sengketa dan Konflik Pertanahan di Pusat dan Daerah, untuk penyusunan database akar masalah,
dan pengkajian akar masalah penyebab timbulnya kasus pertanahan dalam rangka peningkatan
kawalitas produk , mencegah kasus pertanahan muncul secara berulang;
• Penyusunan dan pengkajian akar masalah pertanahan;
• Penyusunan rekomendasi kebijakan pencegahan kasus pertanahan, meningkatkan kwalitas
produk pertanahan;
• Penyelesaian penyusunan Permen ATR/KBPN Pedoman Tata Kelola Pencegahan Kasus
Pertanahan;
• Operasi Sidik Sengketa Pertanahan – Penanganan Kejahatan Pertanahan 2022;
• Pencegahan dilakukan secara Preemtif, Preventif, Represif dan dilaksanakan oleh semua lini unit
kerja teknis selaku pemilik risiko.

Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa


dan Konflik Pertanahan
Intruksi/Permintaan/Permohonan

Direktorat Jenderal Melayani,


Penangananprofesional, Terpercaya
Sengketa dan Konflik Pertanahan 24
Instruksi/Permintaan/ Permohonan
• Kakanwil, Kabid V memastikan Sistem Informasi Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan diterapkan di Kanwil BPN
Provinsi dan Kantor PertanahPan dalam rangka perencanaan yang akurat, percepatan penanganan dan penyelesaian
serta pencegahan kasus pertanahan. Penyusunan dan pengkajian akar masalah pertanahan;
• Kakanwil Kabid V, memastikan seluruh kasus pertanahan, termasuk menyangkut K1, K2, K3, K4 PTSL di entry
kedalam APLIKASI JUSTISIA dengan lengkap disertai eviden.
• Kakanwil memastikan Kabid V telah menetapkan T.O sengketa konflik dan kasus kejahatan pertanahan yang akan
diselesaikan pada kwartal I TA berjalan;
• Tingkatkan hubungan baik dengan APH melalui giat bersama dalam penanganan kasus pertanahan tidak terbatas
pada TO kasus kejahatan pertanahan;
• Kakanwil agar memastikan Kabid V menyusun jangka waktu tiap tahapan penanganan kasus pertanahan untuk
Kanwil BPN Provinsi dan Kantor Pertanahan sesuai kemampuan beban kerja yang pantas untuk bisa dilaksanakan.
• Kakanwil memastikan Bidang V melakukan monitoring evaluasi penanganan kasus pertanahan yang menjadi Target
Operasi selesai sesuai tahapan atau lebih cepat.
• Kakanwil memastikan data pada aplikasi Justisia telah digunakan oleh bidang V untuk melakukan kajian akar
masalah, serta menyusun rekomendasi kebijakan dan menyampaikan kepada Ditjen VII.
• Kakanwil, Kabid V agar melaporkan kendala penanganan kasus pertanahan yang memerlukan dukungan regulasi.


Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa
dan Konflik Pertanahan
TERIMA KASIH

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG DIREKTORAT JENDERAL PENANGANAN


/BADAN PERTANAHAN NASIONAL SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN
26

Anda mungkin juga menyukai