Kapita Selekta Sengketa, Konflik Dan Perkara Pertanahan: Sofyan Hadi, Syam, SH, M.K
Kapita Selekta Sengketa, Konflik Dan Perkara Pertanahan: Sofyan Hadi, Syam, SH, M.K
Pertanahan
• Semangat UUPA terkikis kepentingan kapital dan komersial, dan kepentingan rakyat
terabaikan.
• Penataan pertanahan tdk dilaksanakan misal :
* Program landreform dilanggar ;
* Program pendaftaran tanah belum terlaksana di seluruh wilayah RI.
* RUTR sering diabaikan;
• Penyelesaian kasus pertanahan melalui pengadilan selalu tidak memuaskan para
pihak.
Kasus Pertanahan yang selanjutnya disebut Kasus adalah sengketa, konflik, atau perkara tanah yang
disampaikan kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional, Kantor Pertanahan sesuai kewenangannya untuk mendapatkan penanganan
dan penyelesaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Sumber : Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 21 Tahun 2020 tentang Penanganan dan
Penyelesaian Kasus Pertanahan
III. SEBARAN
A. Sebaran Sengketa Konflik Tanah Di Indonesia Tahun 2022
6
B. SEBARAN PERKARA BERDASARKAN TIPOLOGI
TAHUN 2017 - 2022
JUMLAH
NO TIPOLOGI
PERKARA
%
Jumlah Perkara
1 Penguasaan dan Pemilikan 6.363 31,29%
(Blank) 1.243
2 Prosedur Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah 4.009 19,71%
Sengeta Penetapan Tanah… 2
3 Pendaftaran Peralihan Hak 3.524 17,33%
Prosedur Penetapan… 33
4 Pelaksanaan Putusan Pengadilan 1.095 5,38%
Tanah Obyek Landreform 42
5 Prosedur Penetapan Hak 1.080 5,31%
Ganti Rugi Tanah ex Partikelir 61
6 Tanah Adat 1.059 5,21%
Prosedur Letak Batas dan Luas 102
7 Batas/Letak Bidang Tanah 625 3,07%
Tanah Ulayat 279
8 Pengadaan Tanah 540 2,66%
Prosedur Pendaftaran Hak 280
9 Prosedur Pendaftaran Hak 280 1,38%
Pengadaan Tanah 540
10 Tanah Ulayat 279 1,37%
Batas/Letak Bidang Tanah 625
11 Prosedur Letak Batas dan Luas 102 0,50%
Tanah Adat 1.059
12 Ganti Rugi Tanah Ex Partikelir 61 0,30%
Prosedur Penetapan Hak 1.080
13 Tanah Obyek Landreform 42 0,21% Pelaksanaan Putusan Pengadilan 1.095
14 Prosedur Penetapan Batas/Letak Bidang 33 0,16% Pendaftaran Peralihan Hak 3.524
15 Sengketa Penetapan Tanah Terlantar 2 0,01% Prosedur Penetapan Hak dan… 4.009
16 Blank 1.243 6,11% Penguasaan dan Pemilikan 6.363
TOTAL 20.337 - 1.0002.0003.0004.0005.0006.0007.000
Tahun LUAS Perkebunan
2015 -
2016 31.450.500
2017 121.129.064
2018 9.571.900
2019 109.106.600
2020 63.057.270
2021 24.134.500
2022 -
Total 358.449.834
Perkara Tanah
(lembaga peradilan)
HUKUM BOSS
PASAL 1
BOSS TIDAK PERNAH SALAH
PASAL 2
APABILA BOSS SALAH PERHATIKAN PASAL 1
KEWAJIBAN PEMERINTAH
PASAL 1
PEMERINTAH HARUS MENYELESAIKAN
MASALAH
PASAL 2
JIKA ADA MASALAH LIHAT PASAL 1
IV. TATA CARA PENANGANAN DAN PENYELESAIAN
KASUS PERTANAHAN BERDASARKAN PERATURAN
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
21 TAHUN 2020
A. Klasifikasi Kasus (Pasal 5 )
1. Berat
Kasus yang melibatkan banyak pihak,
mempunyai dimensi hukum yang kompleks,
dan/atau berpotensi menimbulkan gejolak sosial,
ekonomi, politik dan keamanan
2. Sedang
Kasus antarpihak yang dimensi hukum dan/atau
administrasinya cukup jelas yang jika ditetapkan
penyelesaiannya melalui pendekatan hukum dan
administrasi tidak menimbulkan gejolak sosial,
ekonomi, politik dan keamanan
3. Ringan
Kasus Pengaduan atau permohonan petunjuk yang
sifatnya teknis administratif dan penyelesaiannya
cukup dengan surat petunjuk Penyelesaian kepada
pengadu atau pemohon
B. Tahapan Penanganan Kasus (Pasal 6 Ayat (1))
01 02 03
Output :
1. Kertas Kerja;
Output : Output : 2. Berita Acara Penelitian;
Telaahan Staf Notula 3. Laporan Hasil
Penelitian
Lanjutan Tahapan Penanganan …
04 05 06 07
Pasal 6 Ayat (2) : Pasal 6 Ayat (3) : Dalam hal Sengketa Pasal 6 Ayat (4) : Dokumen hasil
Penanganan Sengketa dan dan Konflik klasifikasi Kasus Sedang Penanganan Sengketa dan Konflik
Konflik dilakukan dengan atau Kasus Ringan penanganannya sebagaimana dimaksud pada ayat
tahapan Penanganan dapat dilakukan tanpa melalui (1) yang masih dalam proses
secara berurutan semua tahapan bersifat rahasia
PASAL 13
Dalam hal ekspos hasil Penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)
menyimpulkan masih diperlukan data, bahan keterangan dan/atau rapat koordinasi dengan
instansi atau lembaga terkait untuk mengambil keputusan atau diperlukan langkah Mediasi
untuk Penyelesaian Kasus maka dapat dilakukan:
a. pengkajian kembali;
b. Penelitian kembali dengan pengembangan rencana dan sasaran Penelitian;
c. pengujian/Penelitian/pemeriksaan oleh Tim Eksaminasi untuk mendapatkan
rekomendasi Penyelesaian Kasus;
d. rapat koordinasi dengan mengundang instansi atau lembaga terkait; atau
e. Mediasi.
Rekomendasi hasil Gelar akhir dituangkan dalam bentuk:
a. Risalah pengolahan data yang ditandatangani oleh pengolah
sampai dengan Dirjen VII apabila kewenangan Penyelesaian
Kasus ada pada Menteri, pengolah sampai dengan Kepala
Bidang V apabila kewenangan Penyelesaian Kasus ada pada
Kepala Kantor Wilayah dan pengolah sampai dengan Kepala
Seksi V apabila kewenangan Penyelesaian Kasus ada pada
Kepala Kantor Pertanahan; dan/atau
b. Surat rekomendasi Penyelesaian Kasus kepada Kantor
Wilayah atau Kantor Pertanahan jika Gelar akhir
a. SK Pembatalan Hak
KI b. Surat Penolakan Permohonan
c. Perdamaian (BA Perdamaian)
2. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional melakukan pembatalan hak atas
tanah karena :
a. cacat administrasi dan/atau cacat yuridis terhadap Produk Hukum yang
diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan; atau
b. melaksanakan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yang
membatalkan Produk Hukum yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Wilayah atau Kepala
Kantor Pertanahan
C. Pembatalan
Produk Hu kum
Karena Cacat
Administrasi
dan/atau Cacat
Yuridis
Penyebab Pembatalan Produk Hukum karena cacat administrasi
dan/atau cacat yuridis
Pasal 35
a. kesalahan dalam proses/prosedur penerbitan hak atas tanah, pendaftaran hak dan proses pemeliharaan data
pendaftaran tanah;
b. kesalahan dalam proses/prosedur pengukuran;
c. kesalahan dalam proses/prosedur penerbitan sertipikat pengganti;
d. kesalahan dalam proses/prosedur penerbitan sertipikat Hak Tanggungan;
e. kesalahan penerapan peraturan perundang-undangan;
f. kesalahan subjek hak;
g. kesalahan objek hak;
h. kesalahan jenis hak;
i. tumpang tindih hak atas tanah;
j. tumpang tindih dengan kawasan hutan;
k. kesalahan penetapan konsolidasi tanah;
l. kesalahan penegasan tanah objek landreform;
m. kesalahan dalam proses pemberian izin peralihan hak;
n. kesalahan dalam proses penerbitan surat keputusan Pembatalan;
o. terdapat putusan pengadilan pidana berkekuatan hukum tetap yang membuktikan adanya tindak pidana pemalsuan,
penipuan, penggelapan dan/atau perbuatan pidana lainnya;
p. terdapat dokumen atau data yang digunakan dalam proses penerbitan sertipikat bukan produk instansi tersebut
berdasarkan surat keterangan dari instansi yang bersangkutan;
q. terdapat putusan pengadilan yang dalam pertimbangan hukumnya terbukti terdapat fakta adanya cacat dalam
penerbitan produk hukum Kementerian dan/atau adanya cacat dalam perbuatan hukum dalam peralihan hak tetapi
dalam amar putusannya tidak dinyatakan secara tegas.
Syarat Usulan Pembatalan Produk Hukum karena cacat
administrasi dan/atau cacat yuridis
Pasal 36
a. surat permohonan atau surat pengaduan;
b. fotokopi identitas pemohon yang dilegalisir dan kuasanya jika
dikuasakan;
c. asli surat kuasa jika dikuasakan;
d. fotokopi bukti-bukti pemilikan/penguasaan atas tanah pemohon yang
dilegalisir;
e. dokumen data fisik dan data yuridis yang diusulkan Pembatalan;
f. dokumen hasil Penanganan; dan
g. Fotokopi dokumen pendukung lainnya yang dilegalisir menunjukkan atau
membuktikan adanya cacat administrasi dan/atau cacat yuridis.
D. Pembatalan Produk
Hukum Sebagai
Tindak Lanjut
Pelaksanaan
Putusan
Pengadilan
Setiap putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap wajib
Pasal 37 ayat (1) dilaksanakan
Pasal 38 (2) : Isi amar putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap jika menyatakan
batal / tidak sah / tidak mempunyai kekuatan hukum / tidak mempunyai kekuatan mengikat / tidak
mempunyai kekuatan pembuktian meliputi :
1. penetapan hak atas tanah;
2. pendaftaran hak tanah pertama kali;
3. pemeliharaan data pendaftaran tanah;
4. sertipikat pengganti hak atas tanah;
5. sertipikat Hak Tanggungan;
6. keputusan Pembatalan;
7. keputusan penetapan tanah terlantar;
8. sertipikat hak milik atas satuan rumah susun;
9. penetapan konsolidasi tanah;
10. penegasan tanah objek landreform;
11. penetapan kesediaan pemberian ganti rugi bekas tanah partikelir;
12. keputusan pemberian izin lokasi yang meliputi lintas provinsi;
13. Penetapan Pejabat Tata Usaha Negara di Lingkungan Kementerian di bidang
pertanahan yang bersifat konkret, individual dan final
Ha l-Hal yang Menunda Pembatalan
Pasal 37 Ayat (2) : Pelaksanaan pembatalan yang tidak dapat dilaksanakan maka
diberitahukan kepada pemohon dan pengadilan disertai dengan alasan dan
pertimbangannya. Pelaksanaan pembatalan dapat dikecualikan terhadap :
1. objek putusan terdapat putusan lain sekamar yang bertentangan
2. amar putusan menyatakan gugatan tidak dapat diterima;
3. objek putusan sedang diletakkan sita;
4. letak bidang tanah objek Perkara tidak jelas dan tidak ada eksekusi;
5. letak, luas dan batas bidang tanah objek Perkara yang disebut dalam amar putusan
dan/atau pertimbangan hukum berbeda dengan letak, luas dan batas bidang tanah
yang dieksekusi;
6. tanah objek Perkara telah berubah menjadi tanah Negara atau haknya telah
hapus;
7. putusan sama sekali tidak berhubungan dengan objek yang dimohon
Pembatalan;
8. alasan lain yang sah
Syarat Pembatalan Produk H ukum
Pasal 40 :
• Mencabut Ketentuan Pasal 45 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, dengan demikian Kepala
Kantor Pertanahan dapat melakukan peralihan hak atas tanah meskipun sertipikat hak atas tanah yang
akan dialihkan menjadi obyek perkara di pengadilan dengan syarat-syarat tertentu.
(Vide Pasal 103 huruf c)
QUOTE : MASALAH
ORANG KONYOL SERING
MEMBUAT MASALAH ORANG KERDIL
MEMPERBESAR MASALAH ORANG BIASA
MEMBICARAKAN MASALAH ORANG BESAR MENGATASI
MASALAH
JADI ………….
TAK ADA MASALAH DENGAN
MASALAH MASALAHNYA ADALAH
BAGAIMANA KITA MENYIKAPI KARENA HAKIKATNYA,
MASALAH HIDUP ITU ADALAH
RANGKAIAN MASALAH
DEMI MASALAH DAN KITA HARUS
TEMUKAN JAWABANNYA
MAKA BERDAMAILAH
DENGAN MASALAH
TERIMA KASIH